Anda di halaman 1dari 49

Bangunan dan Fasilitas di Laundry

Rumah Sakit
AMMAR WIDITAPUTRA
Tujuan
• Peserta dapat memahami prinsip
pembuatan bangunan laundry dan fasilitas
pendukung di laundry rumah sakit
Standar Bangunan dan Fasilitas
• Pedoman Manajemen Linen di Rumah Sakit, 
Kemenkes 2004
• Health Building Note 25, Laundry, 2004
• Laundryconsulting.com akses 2014
• The Healthcare Laundry Accreditation Council 
Accreditation Standards for Processing 
Reusable Textiles  for Use in Healthcare 
Facilities 2011 Edition
• ANSI/AAMI ST65
Prinsip
• Bangunan dan Fasilitas di laundry rumah
sakit mendukung pemrosesan linen yang
baik
– Melindungi staf dari kecelakaan kerja
– Mencegah resiko infeksi/ kontaminasi pada
pasien

• Meningkatkan Pelayanan Rumah


Sakit
Laundry Rumah Sakit :
• Tempat pencucian linen yang dilengkapi
dengan sarana penunjangnya berupa
mesin cuci, alat dan disinfektan, mesin
uap (steam boiler), pengering, meja dan
mesin setrika

• (Sumber : Kemenkes 1204/MENKES/SK/X/2004)


Persyaratan Linen RS
Indonesia:
 Kepmenkes RI No. 1204/MENKES/SK/IX/2004
 Pengelolaan tempat pencucian linen (laundry)
Standar kuman bagi linen bersih setelah keluar dari
proses tidak mengandung 6 x 103 spora spesies
Bacillus per inci persegi

Eropa, NF EN 14065 NORM jumlah maksimal 12


CFU/25 cm2

Amerika, Total Aerobic Microbial Count


maksimal 20 CFU/10 cm2
Pemilihan Lokasi
• Laundry harus mendekati boiler untuk
meminimalkan hilangnya energi panas

• Laundry harus memiliki kemudahan akses


jalan untuk suplai deterjen dan arus linen

• Laundry berada di area yang tidak


mengganggu pelayanan perawatan (suara,
debu, serat kain)
Pemilihan Lokasi
• Laundry harus memiliki akses air bersih
yang memadai dengan tekanan yang
cukup

• Laundry harus memiliki akses sumber


daya listrik yang cukup

• Posisi yang berdekatan dengan CSSD akan


memberikan nilai tambah
Prinsip
• Pemisahan area kotor dengan area bersih di Laundry

• Membutuhkan penghalang fisik maupun sistem aliran udara


bertekanan

• Menghasilkan arus searah “Forward Movement”

• Pencegahan Infeksi Nosokomial

DIRTY SIDE

BARRIER WALL

CLEAN SIDE
Clean side

Dirty
side Air lock

The barrier concept brings the only logical solution to the physical separation
of clean and dirty linen in the laundry room
Barrier Concept
1. A functional barrier wall – pemisahan
visual

2. Solid structure wall – memastikan


tekanan udara negatif, udara mengalir
dari area bersih ke area kotor

3. Pas through washer – washer dua pintu


Pengaturan Lingkungan
PERSYARATAN KOMPONEN 
BANGUNAN RUANG LAUNDRY
A. Lantai
1. Lantai harus kuat, kedap air, permukan rata, 
tidak berpori, tidak licin, warna terang dan
mudah dibersihkan.
2. Lantai yang selalu kontak dengan air harus
mempunyai kemiringan yang cukup ke arah
saluran pembuangan air limbah.
3. Pertemuan lantai dengan dinding harus
berbentuk konus/lengkung (hospital plint) agar 
mudah dibersihkan.
15
PERSYARATAN KOMPONEN 
BANGUNAN RUANG LAUNDRY
B. Dinding
1. Permukaan dinding harus kuat, rata, tidak 
berpori, berwarna terang  
2. Menggunakan cat yang tidak luntur dan tahan 
terhadap suhu dan kelembaban yang ekstrim.
3. Mudah dibersihkan
4. Serta menggunakan cat yang tidak mengandung 
logam berat.

16
PERSYARATAN KOMPONEN 
BANGUNAN RUANG LAUNDRY
C. Atap
1. Atap harus kuat, tidak bocor, dan tidak menjadi 
tempat perindukan serangga, tikus, dan binatang 
pengganggu lainnya.
2. Atap yang lebih tinggi dari 10 meter harus 
dilengkapi penangkal petir.

17
PERSYARATAN KOMPONEN 
BANGUNAN RUANG LAUNDRY
D. Langit‐langit 
1. Langit‐langit harus kuat, tidak berpori, berwarna 
terang dan mudah dibersihkan 
2. Langit‐langit tingginya minimal 2,7 meter dari 
lantai.
3. Kerangka langit‐langit harus kuat dan bila terbuat 
dari kayu harus anti rayap.

18
PERSYARATAN KOMPONEN 
BANGUNAN RUANG LAUNDRY
E. Balkon, beranda dan talang. Harus sedemikian
sehingga tidak terjadi genangan air yang dapat
menjadi tempat perindukan nyamuk. 
F. Pintu harus kuat, cukup tinggi, cukup lebar, dan
dapat mencegah masuknya serangga, tikus dan
binatang pengganggu lainnya.
G. Jendela harus memiliki bukaan yang cukup, dan
dapat mencegah masuknya serangga, tikus dan
binatang pengganggu lainnya.
PROGRAM RUANG PADA RUANG LAUNDRY YANG
HARUS TERSEDIA HARUS SESUAI KEGUNAANNYA
1. R. linen kotor, R. linen bersih, R. linen higienis, R. linen steril,
2. Ruangan untuk perlengkapan kebersihan,
3. Ruangan perlengkapan cuci,
4. Ruangan kereta linen kotor, (ditambah ruang mobil linen kotor untuk
pihak ketiga)
5. Ruangan kereta linen bersih,
6. Ruangan kereta linen higienis, (ditambah ruang mobil linen higienis
untuk pihak ketiga)
7. Ruangan kereta linen steril (di ruang bedah, ICU, ruang isolasi di rumah
sakit),
8. Kamar mandi,
9. Ruangan peniris atau pengering untuk alat-alat termasuk linen
10. Ruangan Penyimpanan Stok Linen Bersih, Linen Higienis, dan Linen
Steril (khusus di ruang bedah, ICU, ruang isolasi di rumah sakit)
20
DAMPAK PENANGANAN LINEN
• Pengelolaan linen yang tidak baik akan
menimbulkan :
– Penumpukan linen kotor
– Linen kotor akan mengotori linen bersih
– Akan menebarkan mikroba ke seluruh bagian
rumah sakit.
– Menimbulkan masalah K3 dan infeksi akibat
pelayanan kesehatan (HAIS)

21
Ruang Penerimaan Linen
• Menerima linen kotor / infeksius dari ruangan

• Sarana
– Meja penerimaan linen. Linen infeksius kuning/merah,
linen kotor hitam/putih
– Timbangan
– Ruang/bak disinfeksi

• Pencahayaan 100-200 lux


• Area infeksius :
– Penggunaan APD
– Ventilasi tekanan negatif
Ruang Pemilahan Linen
• Memilah linen kotor dari
ruangan

• Sarana
– Meja panjang untuk
pensortiran

• Pencahayaan yang baik


200-500 lux
• Ventilasi tekanan negatif
Jenis – Jenis Pemilahan:
1. PEMISAHAN berdasarkan warna dan derajat kotoran
White : Light soiled Color : Light soiled
Medium soiled Medium soiled
Heavy soiled Heavy soiled

2. PEMISAHAN berdasarkan jenis kain / daerah


Mechanical overall
Kitchen uniform
Bed sheet
Towel
Hospital wash
Ruang Pencucian Linen
• Pencucian linen infeksius / kotor

• Menggunakan mesin cuci untuk rumah sakit


• Menggunakan panas (uap)

• Perhatikan:
– Sumber air
– Sumber listrik
– Sumber uap
– Pengeluaran air kotor
Washer
Washer

HARD MOUNT / SOFT MOUNT


OPEN POCKET / SLIP POCKET
Linen Infeksius
• Gunakan mesin cuci khusus
• Jangan campur linen kotor dengan linen
infeksius

• Pre wash berulang


Pentingnya Air Panas
Proses Suhu (oC) Waktu
Washer Disinfector 65‐70 10 menit
73‐78 3 menit
80‐85 1 menit
90‐95 12 detik *
Laundry 65 10 menit
71 3 menit

* Meskipun hanya dibutuhkan 1 detik, namun pemanatauan suhu yang didapatkan dalam
praktek selama 12 detik
Pengeluaran Linen
• Linen bersih dikeluarkan
dari washer
• Kualitas pembersihan
sama antara linen
infeksius dan linen kotor

• Dimasukkan dalam
kereta dorong
Spring Laundry Cart
Ruang Pengeringan Linen
• Gunakan mesin pengering yang mempunyai
ukuran lebih besar dibandingkan mesin cuci.

• Gunakan mesin pengering dengan sistem


otomatis, hindari penggunaan manual

• Pilih mesin pengering dengan silinder yang


dapat berputar balik
Ruang Pengeringan Linen
• Gunakan mesin pengering dengan kapasitas
Btu terbesar.

• Diperlukan 2000 Btu untuk menguapkan 1


pon air. Jika perlu menguapkan 50 pon air
maka membutuhkan 100.000 Btu.

• Gunakan mesin pengering dengan sistem


pengaman anti kebakaran
Pass Thru Dryer
• Untuk memaksimalkan peraturan barrier
system
Ruang Penyetrikaan Linen
• Menggunakan mesin
flatwork ironer
• Menghilangkan kerutan
pada linen
• Melakukan press
sekaligus mengeringkan

• Perhatikan sirkulasi
udara, pencegahan
dehidrasi pada staff
Flatwork Ironer
• Sumber panas:
– Uap
– Oli, dipanaskan diantara roller
– Gas
– Elektrik, operasional mahal

• Dikombinasi dengan automatic folder untuk


mempercepat proses
Ruang Penyimpanan Linen
• Lemari/ rak penyimpanan linen
• Meja administrasi

• Ruang tertutup
• Bebas dari debu

• Suhu 22-27oC
• RH 45-75%
• 200-500 Lux
Ruang Distribusi Linen
• Meja penyerahan linen

• Awas resiko kontaminasi


dari lingkungan
• Bebas dari debu

• Suhu 22-27oC
• RH 45-75%
• 200-500 Lux
Prasarana
• Listrik
– Listrik Penerangan
– Listrik Tenaga

• Air
– Tekanan 2 Kg/cm2
– Hardness 0-90 ppm
– Iron 0-0,1 ppm

• Uap
– Tekanan 5 Kg/cm2
– Dryness 70%
Water
• Incoming water shall be tested for
hardness, alkalinity (active and total),
iron content, and pH.
• Testing shall occur on a regular basis, at a
minimum monthly or more often during
periods of abnormal water conditions (e.g.,
when water quality advisories are issued by
the municipal water utility).
• The provider's wash formula may require
adjustment based on these factors.
(ANSI/AAMI ST65:2008; Std. 6.4.2.4)
Water quality
• The provider should determine whether
pretreatment of the water to be used for
processing is needed, the appropriate type of
pretreatment, compatibility between pretreatment
and chemicals to be used in processing, and local
wastewater disposal guidelines. (ANSI/AAMI
ST65:2008 Std. 10.3.2.2)
• The provider should consider softening their water
when the hardness is 2 grains/gallon (34.2 parts
per million [ppm]) or higher. (ANSI/AAMI
ST65:2008 Std. 10.4.3.3)
Safety in Laundry
• Water fountain
apabila terpercik
bahan kimia

• APAR pada
kondisi
kebakaran
Kesimpulan
• Bangunan dan sarana laundry di rumah
sakit merupakan faktor penting
• Kondisi bangunan dan sarana laundry
masih banyak yang di bawah standar
• Dibutuhkan upaya untuk perbaikan
berkelanjutan untuk mencegah kecelakaan
kerja, meningkatkan keselamatan pasien
dan meningkatkan mutu rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai