Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RESUME

"Pembuatan Produk Steril"

Dosen Pengampu : apt. Tuhfatul Ulya. M. Farm

Disusun Oleh :

Nama : MUNJI

Nim : 91A20041

Prodi : Farmasi 3

Matkul : Teknologi Sediaan Steril

PROGRAM STUDI D3 FARMASI

POLITEKNIK MEDICA FARMA HUSADA MATARAM

2020/2021
 Produk Steril adalah bentuk sediaan obat dalam bentuk terbagi-bagi yang BEBAS DARI
MIKROORGANISMEHIDUP.
 Termasuk Sediaan Steril : preparat (sediaan) parentral (obat suntik), preparat untuk
mata, dan preparat irigasi (misalnya: Infus)
 Oleh karena Penggunaan obat jenis ini tidak melalui “garis pertahanan tubuh” manusia,
yaitu membran kulit dan mukosa, maka sediaan ini HARUS BEBAS dari kontaminasi
mikroba dan dari bahan-bahan toksis lainnya.
 Sesuai dgn CPOB, Produk steril dibuat dengan PERSYARATAN KHUSUS Tujuan agar
Memperkecil resiko pencemaran mikroba, partikulat, dan pirogen.
 Pembuatan produk steril harus sepenuhnya mengikuti metode pembuatan dan
prosedur yg ditetapkan secara ketat karena risiko yang ditimbulkan dari obat jenis juga
sangat besar. Seperti misalnya Sepsis, yaitu Inflamasi yang disebabkan karena preparat
steril yang tidak memenuhi syarat.
 Proses pembuata produk steril, dibagi menjadi 2 kategori yaitu :
1. Produk di sterilkan dalam wadah akhir (Sterilisasi Akhir post sterilization). Proses ini
digunakan untuk bahan- bahan yang tahan dengan pemanasan, karena dalam proses
ini digunakan pemanasan dengan suhu 120⁰ C selama 15 menit.
2. Produk di proses secara Aseptis, pada sebagian atau semua tahap
(AsepticProcessing). Proses ini digunakan untuk bahan-bahan yang tidak tahan
dengan pemanasan, sehingga proses produksinya dilakukan dengan cara Aseptis.
 Tipe-tipe kontaminan yang dapat menyebabkan kontaminasi yaitu :
1. Partikel viable (hidup)
Contohnya seperti bakteri, jamur, spora, dsb.
2. Partikel non-viable (tidak hidup)
Partikel partikel debu, serat, atau material lainnya “tersuspensi” diudara, dapat
menyebabkan terjadinya kontaminasi produk.
 Semakin banyak partikel yang ada di udara, maka semakin rentan terjadinya
kontaminasi produk. Salah satu kontaminan sangat ditakuti di industri farmasi adalah
ENDOTOXIN (zat pirogenik atau pemicu terjadinya demam) misalnya lipopolisakarida
yang terdapat pada dinding sel bakteri, reaksi dari ENDOTO dari demam hingga
terjadinya kematian. Mengapa ditakutkan, karena ENDOTOXIN ini sangat sukar untuk
dihilangkan, zat ini tidak bisa dihilangkan dengan metode sterilisasi biasa, bisa
dihilangkan dengan sterilisasi panas kering menggunakan pemanasan pada suhu 180⁰C
selama 3 jam atau bisa dengan suhu ekstrim yaitu 350⁰C selama 1 jam.
 Jenis kontaminan lain yang menjadi tantangan dalam proses pembuatan produk steril
adalah Virus.
 Sumber- sumber kontaminasi yaitu:
 Mesin dan Peralatan
Meskipun terlihat sangat halus, permukaan mesin/peralatan dapat menjadi
“gudang” bakteri. Yang perlu diperhatikan adalah Permukaan Kritis yaitu Permukaan
yang bersentuhan langsung atau berakibat langsung terhadap sterilitas produk,
wadah atau penutupnya. Permukaan kritis ini harus senantiasa dijaga sterilitasnya,
sebelum dan selama proses produksiberlangsung.
 Manusia/personel
Terdapat lebih dari 200 jenis spesies bakteri yang berbeda yang ditemukan yang
berhubungan dgn manusia. Bakteri-bakteri tersebut ditemukan di usus halus, mata,
hidung, mulut, rambut dan kulit. Kulit manusia dapat mengandung 1000 microba/
mm².
 Udara/ Lingkungan
Udara merupakan sumber kontaminan utama dalam proses pembuatan obat,
sehingga didalam CPOB diatur adanya syarat ruangan. Kualitas produk Sangat
dipengaruhi oleh kualitas udara yang ada.
 Persyaratan CPOB : 2018 Pembuatan Produk Steril
 Bangunan dan Desain Bangunan untuk produk steril
- Area bersih untuk pembuatan produk steril digolongkan berdasarkan karakteristik
lingkungan yang dipersyaratkan.
- Tiap kegiatan pembuatan membutuhkan tingkat kebersihan ruangan yang sesuai
dalam keadaan operasional untuk meminimalkan risiko kontaminasi oleh partikulat
dan/atau mikroba pada produk dan/atau bahan yang ditangani
- Kondisi “operasional” (dilakukan proses produksi) dan “non-operasional” (tidak
dilakukan proses produksi) hendaklah ditetapkan untuk tiap ruang bersih.
- CPOB menetapkan klasifikasi ruangan.
1) "As-Built" Condition yaitu ruangan produksi yang baru di bangun tidak ada
mesin, tidak ada orangnya, atau ruangan koson. Dimana ruangn ini belom
dilakukan proses produksi.
2) "At-Rest" Condition yaitu kondisi ruangan dimana tidak ada operasi, jadi hanya
ada ruangan dan mesin.
3) "In-Operation" yaitu ada ruangan, ada mesin, dan ada personel yang melakukan
proses produksi.

- Untuk proses produksi Steril dibedakan ada 4 kelas ruangan, yaitu :

1) Ruang Kelas A : Jumlah partikel dalam kondisi NON-OPERASIONAL yang


diperbolehkan untuk ukuran partikel lebih dari 0,5μm adalah maksimumnya
3.520 partikel, sedangkan untuk partikel dengan ukuran lebih dari 5μm adalah
maksimum 20 partikel. Sedangkan dalam kondisi OPERASIONAL yang
diperbolehkan untuk ukuran partikel lebih dari 0,5μm adalah maksimumnya
3.520 partikel, sedangkan untuk partikel dengan ukuran lebih dari 5μm adalah
maksimum 20 partikel.
2) Ruang Kelas B : Jumlah partikel dalam kondisi NON-OPERASIONAL yang
diperbolehkan untuk ukuran partikel lebih dari 0,5μm adalah maksimumnya
3.520 partikel, sedangkan untuk partikel dengan ukuran lebih dari 5μm adalah
maksimum 29 partikel. Sedangkan dalam kondisi OPERASIONAL yang
diperbolehkan untuk ukuran partikel lebih dari 0,5μm adalah maksimumnya
352.000 partikel, sedangkan untuk partikel dengan ukuran lebih dari 5μm adalah
maksimum 2.900 partikel. Tempat operator melakukan kegiatan
3) Ruang Kelas C : Produksi Non-Aseptis. Jumlah partikel dalam kondisi NON-
OPERASIONAL yang diperbolehkan untuk ukuran partikel lebih dari 0,5μm adalah
maksimumnya 352.000 partikel, sedangkan untuk partikel dengan ukuran lebih
dari 5μm adalah maksimum 2.900 partikel. Sedangkan dalam kondisi
OPERASIONAL yang diperbolehkan untuk ukuran partikel lebih dari 0,5μm adalah
maksimumnya 3.520.000 partikel, sedangkan untuk partikel dengan ukuran lebih
dari 5μm adalah maksimum 29.000 partikel.
4) Ruang Kelas D : Untuk proses persiapan. Jumlah partikel dalam kondisi NON-
OPERASIONAL yang diperbolehkan untuk ukuran partikel lebih dari 0,5μm adalah
maksimumnya 3.520.000 partikel, sedangkan untuk partikel dengan ukuran lebih
dari 5μm adalah maksimum 29.000 partikel. Sedangkan dalam kondisi
OPERASIONAL yang diperbolehkan untuk ukuran partikel Tidak Ditetapkan.

- Rekomendasi Sistem Tata Udara Untuk Kelas Ruangan yaitu:

1) Ruang Kelas A : kelas kebersihan dibawah Aliran udara Laminar (LAF) dengan
suhu 16-25⁰C. Kelembaban relatif/ Nisbi 45-55%. Digunakan untuk pengolahan
dan pengisian produk Aseptis seperti salep mata, bubuk dan suspensi steril.
2) Ruang Kelas B : Ruang Steril, dengan suhu 16-25⁰C. Kelembaban relatif/ Nisbi 45-
55%. Lingkungan latar belakang zona Kelas A untuk pengolahan dan pengisian
Aseptis.
3) Ruang Kelas C : Ruang Steril, dengan suhu 16-25⁰C. Kelembaban relatif/ Nisbi 45-
55%. Pembuatan larutan bila ada resiko pengisian produk Non- Aseptis.
4) Ruang Kelas D : Ruang Bersih, tidak perlu menggunakan baju steril, karena
ruangan ini digunakan untuk proses persiapan. Dengan suhu 20-27⁰C.
Kelembaban relatif/ Nisbi 40-60%. Pembuatan obat steril dengan sterilisasi akhir.

- Pada pembuatan produk steril dibedakan 4 Kelas kebersihan yaitu :

1) Ruang Kelas A :
o Zona untuk kegiatan yang berisiko tinggi, misal zona pengisian, wadah tutup
karet, ampul dan vial terbuka, penyambungan secara aseptis. Umumnya
kondisi ini dicapai dengan memasang unit aliran udara laminar (laminar air
flow) di tempat kerja.
o Sistem udara laminar hendaklahmengalirkan udara dengan kecepatan
merata berkisar 0,36 –0,54 m/detik (nilai acuan) pada posisi kerja dalam
ruang bersih terbuka.
o Keadaan laminar yang selalu terjaga hendaklah dibuktikan dan divalidasi.
Dilakukan proses pemantauanaliran kecepatan udara.
o Aliran udara searah berkecepatan lebih rendah dapat digunakan pada
isolator tertutup dan kotak bersarung tangan (RABS = Restiction Acess Barrier
System).
2) Ruang Kelas B :
Untuk pembuatan dan pengisian secara aseptis, Kelas ini adalah lingkungan latar
belakang zona Kelas A.
3) Ruang Kelas C dan D :
Area bersih untuk melakukan tahap proses pembuatan yang mengandung risiko
lebih rendah.
 Persyaratan Ruangan dan Bangunan mengikuti alur yaitu :
- Alur Proses : Kelengkapan sarana penunjang, sesuai kebutuhan.
- Alur Material : Mengikuti proses Produksi, tidak boleh terjadi persimpangan
dengan alur personalia, karena personalia salah satu sebagai sumber kontaminan.
- Alur Personalia : Tidak boleh melalui ruang proses, tidak boleh terjadi
persimpangan dengan alur materia ( Jalur untuk manusia harus berbeda dengan
jalur untuk barang), Koridor tamu.
 Prinsip Desain
Semua bangunan dan fasilitas hendaklah, sedapat mungkin, didesain untuk
mencegah personil, yang melakukan pengawasan atau pengendalian, masuk bila
tidak diperlukan. Area kelas A /B hendaklah didesain sehingga semua kegiatan dapat
diamati dari luar.
 Kontruksi Bangunan
Standar konstruksi bangunan untuk suatu Ruang bersih (Cleanroom) lebih tinggi dari
bangunan lain. Bahan konstruksi yang digunakan berbeda dengan yang digunakan
untuk ruang lain, antara lain:
- Ruang bersih dibangun dengan struktur kedap udara (tidak boleh tembus udara).
- Permukaan ruang (bagian dalam) harus licin, mudah dibersihkandan disanitasi.
- Di dalam ruang bersih (Cleanroom), semua permukaan bangunan yang terpapar ke
lingkungan hendaklah :
o Tahan/kedap air, tidak retak/berpori (tidak boleh menggunakan bangunan dari
batu bata)harus menggunakan bahan sendwich spanel.
o Tidak melepas serat dan mengakumulasi partikel, debu, mikroba.
o Tidak terdapat celah-celah yang sulit dibersihkan, peralatan yang tidak
diperlukan, seperti lemari, perabot berlaci, rak, window ledges( memerlukan
bentuk jendela yang khusus).
o Hindarkan pintu dorong.
o Plafon semu (false ceiling) dilapis rapat (sealed)
 Kontruksi Bangunan Tentang Ketentuan Sistem PIPA.
o Sedapat mungkin pipa dan saluran udara ductwork dipasang di luar atau di kotak
pembungkus jika ada di dalam ruangan.
o Instalasi pipa dan saluran ‘duct’ yang tepat, tidak berlekuk atau berlubang, ujung
pipa tertutup rapat (sealed).
o Tahan terhadap korosi dan zat kimia lain.
o Tahan terhadap stres fisik (suhu, tekanan). Karenan tekanan dalam pipa sangat
besar agar bisa kita sirkulasi dalam suhu minimal 70⁰C dalam waktu 24 jam
sehingga dibutuhkan pipa tahan terhadap suhu dan tekanan yang tinggi.
o Hindarkan penggunaan bahan sambungan yang tidak sesuai (pas), sambungan
berulir.
o Isi pipa tidak tergenang (‘completely drainable’).
o Label identitas isi pipanya apa dan bagaimana arah alirannya.
 Klasifikasi Ruang Bersih Dan Sarana Udara Bersih
o Dinyatakan terkualifikasi setelah didapat hasil yang stabil dan memenuhi
persyaratan selama 5 hari berturut turut pada kondidi non operasional. Sebelum
melakukan proses produksi perlu dilakukan kualifikasi dan klasifikasi ruangan
dengan cara diukur berbagai macam jumlah partikel nya, arah aliran udaranya,
dsb. Harus memenuhi persyaratan berturut-turut selama 5 hari, jika tidak harus
mengulang dari awal prosesnya.
o Untuk tujuan klasifikasi hendaklah dipakai alat penghitung partikel portabel
dengan selang pendek untuk pengambilan sampel, karena akan terjadi
presipitasi yang tinggi dari partikel >5μm.
o Apabila menggunakan sistem pengambilan sampel dari jarak jauh yang
menggunakan selang yang panjang. Pada sistem aliran udara unidirectional
hendaklah digunakan sample heads isokinetis.

 Pemantauan Ruangan Bersih dan Sarana Udara Bersih


o Harus dipantau secara rutin pada saat kegiatan berlangsung.
o Penentuan lokasi pengambilan sampel berdasarkan studi analisis risiko yang
dilakukan secara formal dan dari data yang diperoleh selama penentuan
klasifikasi ruangan dan/atau sarana udara bersih.
o Untuk zona Kelas A, pemantauan partikel hendaklah dilakukan selama proses
kritis berlangsung, termasuk perakitan alat, kecuali bila dijustifikasi bahwa
kontaminasi yang terjadi dalam proses dapat merusak alat penghitung partikel
atau menimbulkan bahaya, misal organisme hidup dan bahan berbahaya
radiologis.
o Frekuensi pengambilan sampel dan ukuran sampel dalam pemantauan zona
Kelas A hendaklah ditetapkan sedemikian rupa sehingga mudah diintervensi.
o Kejadian yang bersifat sementara dan kegagalan sistem apa pun dapat terdeteksi
dan memicu alarm bila batas waspada terlampaui.
o Jumlah rendah dari partikel yang berukuran > 5,0 μm di lokasi di titik pengisian
pada saat proses pengisian berlangsung tidak selalu dapat tercapai. Hal ini dapat
diterima karena ada sebaran partikel atau tetesan produk itu sendiri.
o Sistem pemantauan partikel udara dapat terdiri dari beberapa alat penghitung
partikel yang independen; suatu jaringan dari serangkaian titik pengambilan
sampel yang dihubungkan dengan manifold pada satu penghitung partikel; atau
kombinasi dari kedua sistem tersebut. Sistem yang dipilih hendaklah disesuaikan
dengan ukuran partikel.
o Pada zona Kelas A dan B, pemantauan jumlah partikel ukuran > 5,0 μm menjadi
penting karena merupakan sarana untuk deteksi dini kegagalan.
o Di mana berlangsung kegiatan aseptis, hendaklah sering dilakukan pemantauan
misal dengan cawan papar, pengambilan sampel udara secara volumetris, dan
pengambilan sampel permukaan (dengan menggunakan cara usapdan cawan
kontak).
o Pengambilan sampel selama kegiatan berlangsung tidak boleh memengaruhi
perlindungan zona. Hasil pemantauan hendaklah menjadi bahan pertimbangan
ketika melakukan pengkajian catatan bets dalam rangka pelulusan produk jadi.
o Permukaan tempat kerja danpersonel hendaklah dipantau setelah suatu
kegiatan kritis selesai dilakukan.
o Pemantauan tambahan secara mikrobiologis juga dibutuhkan di luar kegiatan
produksi misal setelah validasi sistem, pembersihan dan sanitasi.
 Airflow Test
o Digunakan untuk mengukur Kecepatan dan keseragaman aliran udara dan
tingkat/jumlah pasokan udara.
o Pengukuran distribusi kecepatan aliran udara ini

o diperlukan dalam ruang aliran udara searah(UDAF/LAF), dan jumlah pasokan


udara untuk Non-LAF.
o Laju/kecepatan aliran udara pasokan (volume udara yang disuplai ke instalasi
bersih per unit waktu) juga dapat digunakan untuk menentukan Air Change.
o Laju/kecepatan aliran udara diukur di hilir filter akhir atau di saluran pasokan
udara; kedua metode ini mengandalkan pengukuran kecepatan udara yang
melewati area yang diketahui.
 Ruang Ganti Pakaian
o Sistem tata udara disesuaikan dengan kelas kebersihan
o Dialiri udara tersaring secara efektif.
o Didesain sebagai airlock :
– Sistem interlock untuk pintu masuk/keluar.
– Sistem peringatan/alarm: Visual atau audio.
o Rekomendasi: ruang terpisah untuk jalur masuk dan jalur keluar ruang bersih
o Tersedia fasilitas pembersihan dan sanitasi tangan.
 Personil
o Hanya personil dalam jumlah terbatas yang diperlukan boleh berada di area
bersih; hal ini penting khususnya pada proses aseptik. Inspeksi dan pengawasan
dilaksanakan sedapat mungkin dari luar area bersih.
o Personil yang bekerja di area bersih dan steril dipilih secara seksama untuk
memastikan bahwa mereka dapat diandalkan untuk bekerja dengan penuh
disiplin dan tidak mengidap suatu penyakit atau dalam kondisi kesehatan yang
dapat menimbulkan bahaya pencemaran mikrobiologis terhadap produk.
o Standar higiene perorangan dan kebersihan yang tinggi adalah esensial. Personil
yang terlibat dalam pembuatan produk steril diinstruksikan untuk melaporkan
semua kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan penyebaran cemaran.
o Pakaian rumah dan pakaian kerja regular tidak boleh dibawa masuk ke dalam
kamar ganti pakaian yang berhubungan dengan ruang ber-Kelas B dan C. Untuk
tiap personil yang bekerja di Kelas A/B, pakaian kerja steril (disterilkan atau
disanitasi dengan memadai) harus disediakan untuk tiap sesi kerja.
o Sarung tangan secara rutin didisinfeksi selama Bekerja. Masker dan Sarung
tangan hendaklah diganti paling sedikit pada tiap sesi kerja.
o Personil yang memasuki area bersih atau area steril harus mengganti dan
mengenakan pakaian khusus yang juga mencakup penutup kepala dan kaki.
Pakaian ini tidak boleh melepaskan serat atau bahan partikulat dan hendaklah
mampu menahan partikel yang dilepaskan oleh tubuh.
 Fasilitas
o Material yang tidak diperbolehkan di ruang Cleanroom atau ruang steril misalnya
Karton, Kayu, Kertas yang tidak digunakan, ini tidak boleh masuk di ruangan
Kelas A, Kelas B, dan Kelas C.
 Cleaning
o Proses Pembersihan tidak boleh menggunakan sapu. Pembersihan menggunakan
Vacum all accesible surfaces yang bisa dijangkau. Yang tidak bisa dijangkau
dibersihkan menggunakan Lap yang bebas serat (diatas kanebo).
o Dinding dan langit-langit atap dibersihkan menggunakan Lap yang bebas dari
serat juga.

Anda mungkin juga menyukai