Anda di halaman 1dari 1

Summarry APCAT ke 6

APCAT tahun ini berada di tahun ke 6. Kegiatan ini dihadiri oleh banyak sekali partisipan,
kurang lebih ada 500 partisipant lebih yang menghadiri acara ini. Parsipan yang hadir juga tidak
hanya dari Indonesia, tapi partisipant dari negara-negara lain pun turut hadir acara tersebut.
Disana membicara terkait Vaksinasi untuk Hepatitis B perlu ditingkatkan agar mengurangi
tingkat penularan. Khususnya penularan dari ibu hamil kepada janin dalam kandungan.
Vaksinasi covid pun harus ikut ditingkatkan. Pasien yang terkonfirmasi positif banyak yang
berstatus sebagai perokok aktif. Hasil menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki pendapatan
rendah mempunyai pengeluaran paling banyak untuk membeli rokok. Ada beberapa penyakit
yang berkaitan dengan rokok, salah satunya adalah jantung. Maka dari itu, untuk mengurangi
konsumsi rokok ahrus dibuatkan aturan yang mengatur tembakau ataupun rokok itu sendiri.
Banyak negara-negara yang sudah membuat aturan dan menerapkan terkait Kawasan Tanpa
Asap Rokok (KTR). KTR yang berlaku diantaranya ada sekolah, kawasan pusat perbelanjaan,
rumah sakit, area publik seperti taman, terminal, stasiun. Dari negara-negara tersebut sudah
berhasil konsisten terhadap penerapan aturan KTR tersebut. Selain membuat aturan mengenai
KTR, walikota dari negara-negara lain pun telah melarang iklan ataupun sponsorship terkait
bahan yang tidak sehat seperti tembakau, minuman berperisa, alkohol. Klungkung, Bali
merupakan salah satu yang berhasil menerapkan aturan terkait iklan rokok. Menurut walikota
Klungkung, mengatakan bahwa hasil survei menunjukkan 80% berhasil konsisten dalam
menerapkan aturan tersebut. Selain Vaksinasi, screening PTM juga harus ditingkatkan dengan
cara menyediakan layanan screening PTM dan layanan konseling untuk menghentikan perilaku
merokok. Layan konseling pun harus diselenggarakan bukan hanya di Fasyankes saja melainkan
keliling (jemput bola). Saat ini sedang terjadi Pandemi Covid 19 di semua negara, sudah 3
gelombang covid itu terjadi. Bahkan menurut Bapak Tjandra, Pandemi Covid 19 bisa mencapai 4
gelombang.

Anda mungkin juga menyukai