Anda di halaman 1dari 13

KLASIFIKASI PENCEMARAN LINGKUNGAN

( Pencemaran Air Permukaan )


(Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Ilmu Lingkungan)

Dosen Pengampu :
Dr. Ir. M. Idris, MP

Disusun oleh:
Kel. 3 /BIOLOGI-1

Nuriyah Azami Hutagalung 0704182078


Siti Nur Halimah 0704182080
Pinkhan Aliffia Sekar Andini 0704182081
Nurul Mawaddah Nasution 0704182082
Nur Khadijah 0704182088

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami kelompok 3 ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
menganugerahi kami dengan nikmat kesehatan dan kesempatan, sehingga mendukung
terselesainya makalah ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Makalah yang berjudul “Pencemaran Air Permukaan” ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Lingkungan. Adapun dalam penyusunan makalah ini, kami
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui makalah ini kami hendak
menyampaikan terimakasih yang tulus kepada Dr.Ir.M.Idris, MP Selaku pendidik mata
kuliah Ilmu Lingkungan yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Kami
juga berterimakasih kepada rekan-rekan yang berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari sebagai manusia dengan pengetahuan yang terbatas dan tidak lepas
dari kesalahan, maka makalah ini mungkin masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang instruktif agar makalah ini dapat menjadi lebih
baik dan bermanfaat ke depannya.

Medan, 28 November 2021

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3

BABI: PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang ...................................................................................................... 4

I. 2. Rumusan Masalah................................................................................................. 5

I. 3. Batasan Masalah....................................................................................................5

I. 4. Tujuan ................................................................................................................... 5

I. 5. Manfaat................................................................................................................. 5

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

II. 1 Pengertian Air Permukaan .................................................................................... 6

II. 2 Jenis Bahan Pencemaran Air Permukaan .............................................................. 7

II. 3 Sumber Pencemaran Air Permukaan..................................................................... 8

II. 4 Dampak Pencemaran Air Permukaan.....................................................................9

BAB III: PEMBAHASAN

III.1 Pembahasan………………………………………………………………….…11

BAB IV: PENUTUP

IV. 1 Kesimpulan..........................................................................................................12

IV. 2 Saran....................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Makhluk hidup di
muka bumi ini tak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan kebutuhan utama
bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada
air. Namun demikian, air dapat menjadi malapetaka bilamana tidak tersedia dalam kondisi
yang benar, baik kualitas maupun kuantitasnya. Air yang relatif bersih sangat didambakan
oleh manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk
kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya. pencemaran
air adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air oleh
kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
air tidak dapat berfungsi sesuai peruntukkannya.
Air di Indonesia sangat melimpah sehingga lebih dari 50% kawasan Indonesia terdiri
dari air, hal ini karena Indonesia merupakan negara kepulauan. Air juga merupakan
komponen penting untuk menunjang kehidupan makhluk hidup. Melimpahnya air di
Indonesia kebanyakan tidak dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Indonesia.
Sebaliknya, masyarakat kebanyakan menyalahgunakan kelebihan ini dengan mencemarinya.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan ditempat penampungan air antara lain:
danau, sungai, lautan, dan air tanah akibat aktivitas manusia. Dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat memerlukan air bersih untuk minum, memasak, mencuci, dan keperluan lain. Air
tersebut mempunyai standar 3B (tidak berwarna,berbau,dan beracun). Dalam kehidupan
sekarang, adakalanya masyarakat melihat air yang berwarna keruh dan berbau serta
bercampur dengan benda-benda sampah antara lain: kaleng, plastik, dan sampah organik.
Pemandangan seperti itu dapat dijumpai pada aliran sungai, rawa, danau, dan kolam. Air
yang demikian biasa disebut air kotor atau disebut pula air yang terpolusi. Bagi masyarakat
pedesaan, sungai adalah sumber air sehari-hari. Sumber-sumber yang mengakibatkan air
tersebut tercemar berasal dari mana-mana. Contohnya limbah-limbah industri yang dibuang
dan dialirkan ke sungai. Semua akhirnya bermura di sungai dan pencemaran air ini dapat
merugikan manusia apabila mengkonsumsi air ini.

4
I.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Air Permukaan?


2. Apa Sajakah Jenis Bahan Pencemaran Air Permukaan?
3. Apa Sajakah Sumber Pencemaran Air Permukaan?
4. Apa Sajakah Dampak Pencemaran Air Permukaan?
5. Bagaimanakah Cara Penanggulangan Pencemaran Air Permukaan?

I.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Air Permukaan
2. Untuk Mengetahui Jenis Bahan Pencemaran Air Permukaan
3. Untuk Mengetahui Sumber Pencemaran Air Permukaan
4. Untuk Mengetahui Dampak Pencemaran Air Permukaan
5. Untuk Mengetahui Cara Penanggulangan Pencemaran Air Permukaan

I.4 Batasan Masalah


1. Makalah ini membahas terkait tentang kegiatan Pencemaran Air Permukaan yang dapat
merusak lingkungan serta bagaimana strategi untuk penanganan Pencemaran.

I.5 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
Pencemaran Air Permukaan yang terus terjadi, serta diharapkan juga sebagai sarana
pengetahuan terhadap bagaimana dampak yang akan terjadi akibat Pencemaran Air
Permukaan.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

II. 1 Pengertian Air Permukaan

Air permukaan adalah air yang berada di permukaan tanah. Air permukaan merupakan
salah satu sumber yang dapat dipakai atau digunakan untuk bahan baku air bersih, terutama
untuk air minum. Dibandingkan dengan sumber lain, air permukaan merupakan sumber air
yang mudah tercemar. Keadaan ini terutama berlaku bagi tempat-tempat yang dekat dengan
tempat tinggal penduduk. Hampir semua buangan dan sisa kegiatan manusia dilimpahkan
kepada air atau dicuci dengan air, dan pada waktu dibuang akan dibuang ke badan air
permukaan. Air permukaan banyak digunakan untuk berbagai kepentingan, antara lain yaitu
untuk diminum, kebutuhan rumah tangga, irigasi, pembangkit listrik, industri, serta
mendukung semua bentuk kehidupan dan mempengaruhi kesehatan, gaya hidup, dan
kesejahteraan ekonomi manusia Air permukaan dibedakan menjadi dua (2) utama, yaitu :

a. Perairan Tergenang (Lentik)

Contoh dari perairan tergenang adalah kolam, waduk, rawa dan danau. Perairan tergenang
(lentik) khususnya danau, biasanya memiliki arus sangat lambat sekitar 0,001-0,01 m/detik
atau tidak ada arus sama sekali.

- Air danau atau rawa adalah air yang mengumpul pada cekungan permukaan tanah.
Permukaan air danau biasanya berwarna hijau kebiruan, yang disebabkan oleh banyaknya
lumut yang tumbuh di permukaan maupun dasar danau. Selain lumut, warna air danau juga
dipengaruhi oleh bahan organik (kayu, daun, dan bahan organik lainnya) yang membusuk
akibat proses dekomposisi oleh mikroorganisme di dalam air

b. Perairan Mengalir (Lotik)

Sungai adalah contoh perairan mengalir dengan arus yang searah dan relatif kencang.
- Air sungai merupakan air yang bersumber dari mata air dan air hujan yang mengalir pada
permukaan tanah yang memiliki elevasi lebih tinggi dari sungai. Kulitas air sungai
dipengaruhi oleh lingkungan di sekitar aliran sungai. Secara umum, kualitas air di bagian
hulu lebih tinggi daripada bagian hilir, hal ini terjadi akibat limbah indust, rumah tangga dan

6
segala kegiatan manusia yang dibuang langsung ke sungai tanpa melalui proses pengolahan
terlebih dahulu.
II. 2 Jenis Bahan Pencemaran Air Permukaan

Environmental Protection Agency (EPA) America Serikat membagi bahan pencemar


air permukaan ke dalam enam kategori berikut :
a. Limbah Organik (biodegradable) sebagian besar terdiri dari kotoran manusia dan hewan.
Ketika limbah biodegradable memasuki pasokan air, limbah menyediakan sumber energi
(karbon organik) untuk bakteri. Hal ini mengakibatkan terjadinya dekomposisi biologis yang
dapat menyebabkan terkurasnya oksigen terlarut di sungai, yang akan berdampak pada
kehidupan air. Selain itu, kekurangan oksigen juga dapat menimbulkan bau dan rasa yang
tidak enak pada air.

b. Tanaman nutrisi, seperti phospat dan nitrat, yang masuk ke dalam air pembuangan melalui
limbah, dan ternak dan limpasan pupuk. Phospat dan nitrat juga di temukan dalam limbah
industri. Meskipun merupakan bahan kimia yang alami terdapat di air, 80% nitrat dan 75%
phospat di dalam air merupakan kontribusi kegiatan manusia. Nitroggen dan phospat
merupakan tanaman nutrisi yang mendorong pertumbuhan alga, sehingga jika terdapat secara
berlebihan dalam air, dapat mengakibatkan terjadinya euterofikasi.

c. Panas dapat menjadi sumber polusi di air. Dengan meningkatnya temperatur air, jumlah
oksigen terlarut akan menurun. Polusi termal dapat terjadi secara alami, misalnya pada
sumber air panas dank arena kegiatan manusia, misalnya melalui pembuangan air yang telah
digunakan untuk mendinginkan pembangkit listrik atau peralatan industri lainnya. Panas yang
oksigen terlarut akan menurun. Polusi termal dapat terjadi secara alami, misalnya pada
sumber air panas dan karena kegiatan manusia, misalnya melalui pembuangan air yang telah
digunakan untuk mendinginkan pembangkit listrik atau peralatan industri lainnya.Panas yang
tinggi dapat menghabiskan oksigen terlarut dalam air sehingga dapat mempengaruhi
kehidupan air. Selain itu suhu air yang tinggi juga akan berdampak buruk pada
penggunaannya sebagai pendingin di industri.

d. Bahan buangan padat atau Sedimen adalah salah satu sumber yang paling umum dari
polusi air. Sedimen terdiri dari mineral atau bahan padat organik yang dicuci atau ditiup dari
tanah ke sumber-sumber air. Sulit untuk mengidentifikasi polusi sendimen, karena berasal

7
dari sumber non-titik, seperti konstruksi, operasi pertanian dan peternakan, penebangan,
banjir, dan limpasan kota. Sedimen ini apabila dibuang ke sungai dapat mengakibatkan
terjadinya pelarutan oleh air, pengendapan di dasar air dan pembentukan koloidal yang
melayang di dalam air.

e. Bahan kimia berbahaya dan beracun yang merupakan bahan – bahan yang tidak digunakan
atau dibuang dengan benar yang berasal dari kegiatan manusia. Misalnya titik sumber polusi
kimia meliputi limbah industri dan tumpahan minyak. Selain itu pembersih rumah tangga,
pewarna, cat dan pelarut juga beracun, dan dapat menumpuk ketika dibuang ke pipa saluran
pembuangan. Hal ini dapat memberikan dampak negatif pada manusia serta satwa dan
tanaman.

f. Mikroorganisme: Berbagai kuman penyebab penyakit pada makhluk hidup seperti bakteri,
virus, protozoa, dan parasit sering mencemari air. Kuman yang masuk ke dalam air tersebut
berasal dari buangan limbah rumah tangga maupun buangan dari industri peternakan, rumah
sakit, tanah pertanian, dan lain sebagainya. Pencemaran dari kuman penyakit ini merupakan
penyebab utama terjadinya penyakit pada orang yang terinfeksi. Penyakit yang disebabkan
oleh pencemaran air ini disebut water-borne disease dan sering ditemukan pada penyakit
tifus, kolera, dan disentri.

g. Polutan radioaktif berasal dari pembuangan air limbah dari pabrik-pabrik, rumah sakit dan
tambang uranium. Selain itu radioaktif juga dihasilkan dari isotop alami, seperti radon.
Polutan radioaktif bisa berbahaya, dan dibutuhkan bertahun-tahun sampai zat radioaktif tidak
lagi dianggap berbahaya.

II. 3 Sumber Pencemaran Air Permukaan

a. Pertanian

Limbah pertanian berasal dari kegiatan pertanian dan perkebunan. Penggunaan pupuk dan
pestisida secara berlebihan dapat mengakibatkan pencemaran pada tanah dan air di sekitarnya
yang akan terus terbawa hingga badan air. Pupuk yang berlebihan dan memasuki wilayah
perairan dapat menyuburkan tumbuhan air dan ganggang, akibatnya permukaan air akan
tertutup dari sinar matahari, sehingga membuat fitoplankton dalam air mati. Selanjutnya sisa

8
bahan organik dari tumbuhan yang menutupi akan menghabiskan oksigen terlarut dalam air
yang akan mematikan ikan-ikan.

b. Industri
Kegiatan industri tentunya menghasilkan limbah yang berpotensi merusak lingkungan,
khususnya air permukaan. Limbah industri yang bisa menyebabkan pencemaran air dan tanah
berasal dari pabrik, manufaktur, industri kecil dan industry perumahan yang merupakan
limbah cair, padatan dan lumpur sisa pengolahan pabrik.

c. Peternakan/Perikanan
Penanganan yang tidak tepat terhadap kotoran dan sisa makanan ternak dapat berpotensi
sebagai sumber pencemaran. Karakteristik terhadap pencemaran air yang diakibatkan oleh
kegiatan peternakan antara lain:
- Komposisi dan jumlah kotoran ternak bervariasi tergantung pada tipe, jumlah dan
metode pemberian makan dan penyiramannya.
- Tingkat pencemaran sangat bervariasi tergantung pada lokasi lahan yang digunakan
untuk peternakan, sistem dan skala operasi serta tingkat teknik pengembangbiakan.

d. Domestik
Limbah domestik yang dihasilkan dari rumah tangga mengandung lebih dari 90% cairan,
yang tersusun oleh unsur-unsur organik tersuspensi maupun terlarut seperti protein,
karbohidrat dan lemak, juga unsur-unsur anorganik seperti garam dan metal, serta
mikroorganisme .
Sumber tidak tetap juga bisa berasal darihujan dan salju cair mengalir melewati lahan dan
menghanyutkan pencemar pencemar diatasnya seperti pestisida dan pupuk dan
mengendapkannya dalam danau, telaga, rawa, perairan pantai dan air bawah tanah serta kota-
kota dan pemukiman yang juga menjadi penyumbang pencemar

II. 4 Dampak Pencemaran Air Permukaan

Pencemaran air permukaan dapat menyebabkan berkurangnya keanekaragaman atau


punahnya populasi organisme perairan seperti benthos, perifiton, dan plankton. Dengan
menurunnya atau punahnya organisme tersebut maka sistem ekologi perairan dapat
terganggu. Sistem ekologi perairan (ekosistem) mempunyai kemampuan untuk memurnikan
kembali lingkungan yang telah tercemar sejauh beban pencemaran masih berada dalam batas

9
daya dukung lingkungan yang bersangkutan. Apabila beban pencemaran melebihi daya
dukung lingkungannya maka kemampuan itu tidak dapat dipergunakan lagi. Pencemaran air
selain mengakibatkan dampak buruk pada lingkungan dan menurunkan keaneka ragaman
serta mengganggu estetika juga berdampak negatif bagi kesehatan makhluk hidup, karena di
dalam air yang tercemar selain mengandung mikroorganisme patogen, juga mengandung
banyak komponen beracun. Penggunaan air yang tidak memenuhi persyaratan (tercemar)
dapat menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan. Ganguan kesehatan tersebut dapat berupa
penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Beberapa penyakit bawaan air yang sering
ditemukan di Indonesia adalah :
a.Cholera, merupakan penyakit usus halus yang akut dan berat. Penyakit ini disebabkan oleh
Vibrio cholera. Gejala utama dari penyakit ini adalah muntaber, dehidrasi dan kolaps,
sedangkan gejala khasnya adalah tinja yang menyerupai air cucian beras.

b.Tipus Abdomalis, merupakan penyakit yang menyerang usus halus. Penyebab penyakit ini
adalah Salmonella typhi. Gejala utamanya adalah panas yang terus menerus dengan taraf
kesadaran yang semakin menurun.

c.Hepatittis A,merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis A. gejala utamanya
adalah demam akut, dengan perasaan mual dan muntah, hati membengkak dan mata menjadi
kuning.

d. Dysentrie, disebabkan oleh Entamoeba hystolitica. Gejala utamanya adalah tinja yang
bercampur darah dan lendir. Selain itu, adapula penyakit yang diakibatkan karena keracunan
bahan kimia melalui air seperti keracunan cadmium, keracunan merkuri, dan keracunan
kobalt.

10
BAB III
PEMBAHASAN

III. 1 Penanggulangan Pencemaran Air Permukaan


1. Bioremidiasi Air
Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme yang telah dipilih untuk
ditumbuhkan pada polutan tertentu sebagai upaya untuk menurunkan kadar polutan tersebut.
Pada saat proses bioremediasi berlangsung, enzim-enzim yang diproduksi oleh
mikroorganisme memodifikasi struktur polutan beracun menjadi tidak kompleks sehingga
menjadi metabolit yang tidak beracun dan berbahaya. Pengolahan air tercemar secara biologi
pada prinsipnya adalah meniru proses alami self purification di sungai dalam mendegradasi
polutan melalui peranan mikroorganisma. Peranan mikroorganisma pada proses self
purification ini pada prinsipnya ada dua yaitu: pertumbuhan mikroorganisma menempel dan
tersuspensi.
a. Pertumbuhan mikroorganisme menempel
Mikroorganisme ini keberadaannya menempel pada suatu permukaan misalnya pada
batuan ataupun tanaman air. Selanjutnya diaplikasikan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAl). Selama pengolahan aerobik air limbah domestik, genus bakteri yang sering ditemukan
berupa Gram-negatif berbentuk batang heterotrofik organisme, termasuk Zooglea,
Pseudomonas, Chromobacter, Achromobacter, Alcaligenes dan Flavobacterium. Filamentous
bakteri seperti genera Beggiatoa, Thiotrix dan Sphaerotilus juga ditemukan dalam biofilm,
sebagaimana organisme seperti Nitrosomonas dan nitrifikasi Nitrobacter.
b. Pertumbuhan mikroorganisma yang tersuspesi
Mikroorganisme ini keberadaannya dalam bentuk suspensi di dalam air yang tercemar.
Berbeda dengan mikroorganisma yang menempel, sistem pertumbuhan mikroorganisma yang
tersuspensi terdiri dari agregat mikroorganisma yang pada umumnya tumbuh sebagai flocs
dalam kontak dengan air limbah pada waktu pengolahan. Agregat atau flocs, yang terdiri dari
berbagai spesies mikroba, berperan dalam penurunan polutan. Umumnya spesies mikroba ini
terdiri dari bakteri, protozoa dan metazoa.

11
BAB IV
PENUTUP

IV. 1 Kesimpulan
Pencemaran lingkungan merupakan berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh
kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air atau udara menjadi kurang atau tidak
dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Zat yang mengakibatkan pencemaran
disebut juga polutan.

Pada pencemaran air terjadi bila beberapa bahan atau kondisi yang dapat
menyebabkan penurunan kualitas badan air sehingga tidak memenuhi baku mutu atau tidak
dapat digunakan untuk keperluan tertentu (sesuai peruntukannya, misalnya sebagai bahan
baku air minum, keperluan perikanan, industri, dan lain-lain). Jenis-jenis pencemaran air oleh
mikroorganisme, bahan anorganik nutrisi tanaman, bahan kimia anorganik, bahan kimia
organik. Sumber pencemaran air yaitu dari pertanian, peternakan, perikanan, industri dan
berbagai aktivitas perkotaan.

IV. 2 Saran

Maka dari itu perlu adanya kesadaran masyarakat terkait pembuangan limbah
sembarangan yang nantinya akan menyebabkan pencemaran lingkungan, serta perlu adanya
edukasi tentang bahaya dari zat zat kimia pada air jika masuk kedalam tubuh, dan juga
menerapkan peraturan yang bisa untuk di patuhi masyarakat terkait pembuangan limbah atau
zat zat berbahaya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Kristianto, P. 2002. Ekologi Industri. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Kusnoputranto, Haryanto. 2000. Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Fakultas Kesehatan
Masyarakat UI
Marsun, Rio Sunarya. 1978. Ilmu Pengetahuan Alam Kimia Lingkungan I. Bandung: Proyek
Balai Pendidikan Guru Tertulis Jawa Barat.
Priadi, Bambang. 2012. Teknik Bioremediasi sebagai Alternatif dalam Upaya Pengendalian
Pencemaran Air. Jurnal Ilmu Lingkungan, 10 (1) : 38-48.
Sunu, Pramudya. 2001. Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan ISO 14001. Jakarta :
PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Wardhana, Wisnu. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan.Yogyakarta : Penerbit Andi.

13

Anda mungkin juga menyukai