Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan uraian asuhan yang telah dilakukan pada Ny. E usia 29 tahun
G3P2A0 usia kehamilan 10+1 minggu, penulis tertarik untuk membahas beberapa
hal:
A. Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kami lakukan dengan
menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth). Metode USG
merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas masalah dengan
metode teknik scoring 1-5 dan dengan mempertimbangkan tiga komponen
dalam metode USG.
1. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan
waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat
yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan
isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau
masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam
keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah lain
adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang
berdiri sendiri.
3. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin
memburuk kalau dibiarkan.
Dalam menentukan prioritas masalah dengan metode USG ini,
penulis melakukan diskusi penentuan prioritas masalah di Puskesmas
Matesih. Dimana dengan memberikan skornya terhadap tiap masalah yang
ada.

USG
NO. PRIORITAS MASALAH RANKING
U S G

1. Mual Pada Ibu Hamil 5 5 4 I

2. Paparan Asap Rokok 3 3 3 II

Ket: 3 = Sedang
5 = Sangat Besar 2 = Kecil
4 = Besar 1 = Sangat Kecil
B. Analisis Penyebab Masalah
1. Mual pada Ibu
Hamil
Berdasarkan hasil anamnesa, ibu mengeluh bahwa sejak 2 hari yang
lalu mengalami mual dan berkurang nafsu makan. Hal ini dapat
menggangu proses kehamilan dan membuat ketidaknyamanan pada ibu
hamil. Menurut Dr. Marjorie Greenfield, sekitar 70 persen perempuan
mengalami mual di awal kehamilannya, dan sekitar 50 persen mengalami
muntah.
Penyebab terjadinya mual pada ibu hamil :

Perubahan Adaptasi
hormonal psikologis

Mual dalam
kehamilan

Perubahan Faktor
saluran cerna neurologis

Mual (nause) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang


wajar dan sering didapatkan pada kehamilan trimester 1. Mual muntah
biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan
malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi setelah 6 minggu dari
hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10
minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60%
terjadi pada multigravida.
Penanganan ibu emesis gravidarum antara lain:
a. Makan sedikit tapi sering
b. Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu merangsang seperti
terlalu pedas atau terlalu asam
c. Makan biskuit terlebih dahulu setelah bangun tidur dan hindari gosok
gigi setelah makan
d. Bangun dari tidur secara perlahan dan hindari melakukan secara tiba-
tiba
e. Penekanan titik P6 membantu meningkatkan keseimbangan yang ada
dalam tubuh. Penekanan titik P6 dapat memicu pelepasan beberapa
senyawa kimia di otak seperti melepaskan hormone endorphin. Hal ini
dapat membantu meringankan gejala mual pada ibu hamil.
f. Menganjurkan ibu meminum air rebusan jahe karena zat kimia yang
terdapat dalam jahe dapat mempengaruhi syaraf, lambung dan usus
untuk mengurangi mual serta jahe mengandung gingerol yang mampu
memblok serotonin, yaitu senyawa yang menyebabkan perut
berkontraksi, sehingga menimbulkan mual.
Menganjurkan ibu meminum air rebusan jahe untuk mengurangi mual
muntah dikarenkana zat kimia yang terdapat dalam jahe dapat
mempengaruhi syaraf, lambung dan usus untuk mengurangi mual serta
jahe mengandung gingerol yang mampu memblok serotonin, yaitu
senyawa yang menyebabkan perut berkontraksi, sehingga menimbulkan
mual.
Berdasarkan jurnal dengan judul “Pengaruh Permen Jahe Terhadap
Penurunan Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester 1 Di Wilayah
Puskesmas Kaliwungu Kabupaten Kendal 2016” oleh Maghfiroh dan
Lestari Puji Astuti menunjukan bahwa 38 responden yang terbagi menjadi
dua kelompok yaitu 19responden untuk kelompok perlakuan dan 19
responden untuk kelompok kontrol, di dapatkan hasil bahwa pada
kelompok perlakuan yang di lakukan kepada 19 responden setelah di
berikan permen jahe selama 6 hari dengan dosis 3 kali sehari di dapatkan
hasil bahwa sebanyak 15 responden (78,59%) tidak mengalami mual
muntah, dan hanya 21,11% masih mengalami, sedangkan pada kelompok
kontrol yang tidak memperoleh tambahan permen jahe hanya 8 responden
saja yang mengalami perbaikan (42,11%), dan sisanya 57,9% masih
mengalami mual muntah.
2. Paparan Asap
Rokok pada Ibu Hamil
Berdasarkan hasil anamnesis ibu, ditemukan pernyataan bahwa
dilingkungan ibu terdapat perokok aktif yaitu dari tetangga ibu yang
apabila ibu lewat atau diluar pasti ada yang merokok. Hal ini merupakan
suatu hal hal berbahaya bagi kehamilan ibu yang jarang disadari oleh ibu
sendiri, keluarga, dan masyarakat/tetangga.
Sebab akibat dari paparan asap rokok :

Aliran O2 terhambat BBLR


Paparan
Asap Rokok
DJJ cepat

Karbon monoksida dalam asap rokok dapat menghambat aliran


oksigen dan asupan nutrisi kepada bayi di dalam kandungan. Keterbatasan
oksigen dan paparan nikotin juga bisa memperlambat napas bayi. Selain
itu, dapat membuat jantung bayi berdenyut lebih cepat dan sangat
membahayan ibu serta janin.
Pada ibu hamil yang mendapatkan paparan rokok ditemukan berat
badan lahir lebih rendah dibandingkan dengan berat badan bayi yang tidak
terpapar asap rokok selama dikandungan. Perokok aktif akan melahirkan
bayi yang yang lebih rendah dibandingkan dengan perokok pasif. Hal ini
diduga akibat sistem pernapasan janin yang masih bergabung dalam sistem
pernapasan ibu. Sehingga zat yang terhirup oleh ibu juga akan terhirup
oleh janin dalam kandungan melalui plasenta. Keterbatasan dari penelitian
ini adalah masih belum dipaparkan dengan jelas klasifikasi dari paparan
asap rokok pada ibu hamil, misaalnya lama ibu berada dalam lingkungan
perokok atau pun berapa banyak konsumsi rokok orang-orang terdekat ibu.
Ibu hamil yang terpapar dengan asap rokok sangat beresiko
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Penelitian ini telah
dilakukan oleh Huang dkk (2017) dalam jurnalnya yang berjudul “The
Effects of Maternal Smoking Exposure During Pregnancy On Postnatal
Outcomes : A Cross Sectional Study” Dalam penelitian ini sebayak 278
wanita hamil trimester I menjawab interview berdasarkan sebuah quisioner
terkait paparan rokok selama kehamilan yang telah divalidasi oleh enam
ahli.
Sebanyak 7.2 % subjek merupakan perokok aktif, 40.6 %
merupakan perokok pasif, dan sisanya adalah wanita yang bebas dari asap
rokok. Pada ibu hamil yang mendapatkan paparan rokok ditemukan berat
badan lahir lebih rendah dibandingkan dengan berat badan bayi yang tidak
terpapar asap rokok selama dikandungan. Perokok aktif akan melahirkan
bayi yang yang lebih rendah dibandingkan dengan perokok pasif. Hal ini
diduga akibat sistem pernapasan janin yang masih bergabung dalam sistem
pernapasan ibu. Sehingga zat yang terhirup oleh ibu juga akan terhirup
oleh janin dalam kandungan melalui plasenta. Keterbatasan dari penelitian
ini adalah masih belum dipaparkan dengan jelas klasifikasi dari paparan
asap rokok pada ibu hamil, misaalnya lama ibu berada dalam lingkungan
perokok atau pun berapa banyak konsumsi rokok orang-orang terdekat ibu.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    Nuryn Uridha
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen7 halaman
    Bab Iv
    Nuryn Uridha
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    Nuryn Uridha
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen6 halaman
    Bab Iv
    Nuryn Uridha
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen8 halaman
    Bab Iii
    Nuryn Uridha
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    Nuryn Uridha
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen7 halaman
    Bab Iii
    Nuryn Uridha
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen5 halaman
    Bab Iv
    Nuryn Uridha
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    Nuryn Uridha
    Belum ada peringkat
  • Pathway Sifilis Kongenital
    Pathway Sifilis Kongenital
    Dokumen3 halaman
    Pathway Sifilis Kongenital
    Nuryn Uridha
    Belum ada peringkat
  • Tugas Clinical Pathway
    Tugas Clinical Pathway
    Dokumen4 halaman
    Tugas Clinical Pathway
    Nuryn Uridha
    Belum ada peringkat