Anda di halaman 1dari 8

WORSHEET PRAKTIKUM PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

DASAR (KI406)

TITRASI PERMANGANOMETRI

Nama: Fannisa Hafidhia Suryana

NIM: 2007769

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN

ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2021

| 1
WORKSHEETS PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR (KI 226)
SEMESTER GANJIL 2021-2022

JUDUL PERCOBAAN : Titrasi Permanganometri


TUJUAN PERCOBAAN • Menentukan normalitas KMnO4 yang distandarisasi dengan
Na2C2O4
• Menentukan kadar suatu cuplikan dengan cara titrasi
permanganometri
HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN : Jumat, 29 Oktober 2021

A. KAJIAN TEORI

Permanganometri merupakan salah satu metode titrasi yang menggunakan prinsip


reaaksi reduksi dan oksidasi (Putra, 2016). Permanganometri merupakan suatu metode yang
sering digunakan karena permanganometri memiliki kelebihan antara lain permanganometri
merupakan oksidator kuat, tidak memerlukan indikator, mudah diperoleh dan terjangkau
(Khopkar, 2003). Adapun kekurangan dari metode ini adalah larutan ini tidak stabil dalam
penyimpanan, jadi harus sering dilakukan pembakuan (Mursyidi dan Rohman, 2006).

Prinsip metode titrasi permanganometri yaitu, zat organik dapat dioksidasi dengan
KMnO4 dalam suasana asam dengan pemanasan. Sisa KMnO4 direduksi dengan asam oksalat
berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali dengan KMnO4 (Apriyanti & Apriyani,
2019).

Permanganometri ini menggunakan larutan KMnO4 sebagai titran. KMnO4


merupakan oksidator kuat yang berwarna ungu. Pada suasana asam, zat ini akan mengalami
reduksi menjadi ion Mn2+ yang tidak berwarna.

MnO4-(aq) + 8H+(aq) + 5e- → Mn2+(aq) + 4H2O(l)

Pada pH netral atau larutan alkali, hasil reaksi merupakan MnO2 yang berupa padatan
berwarna coklat.

MnO4-(aq) + 4H+(aq) + 3e- → MnO2(s) + 2H2O(l)

| 2
Sedangkan pada larutan basa yang sangat kuat seperti 2M NaOH akan terbentuk ion
manganat yang berwarana hijau.

MnO4-(aq) + e- → MnO42-(aq)

(Harris, 2010)

Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan


pereaksi ini, namun beberapa pereaksi membutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah
katalis untuk mempercepat reaksi (Sari, 2018).

B. ALAT-ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN (isi sesuai prosedur yang akan digunakan)

Alat
• Neraca analitik • Pemanas hot plate
• Gelas kimia 250 mL • Buret coklat
• Labu ukur 250 mL • Statif dan klem
• Botol semprot • Corong kaca
• Pipet volume 5 mL & 10 mL • Batang pengaduk
• Labu Erlenmeyer
• Gelas ukur 10 mL
Bahan
• Padatan natrium oksalat
• Larutan H2SO4 1 M
• Larutan KMnO4
• Larutan
• Aquades
C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Membuat Larutan Baku Natrium Oksalat
Timbang ± 1,7 gram natrium oksalat p.a (lakukan secara kuantitatif, kemudian
larutkan dan tuangkan ke dalam labu takar 250 mL serta encerkan sampai tanda batas.
Homogenkan

2. Menentukan Konsentrasi Larutan KMnO4 dengan Larutan Baku Natrium Oksalat


Pipet 10 mL larutan natrium oksalat dan masukkan ke dalam labu Erlenmeyer
kemudian tambahkan 5 mL H2SO4 1 M. Panaskan larutan sampai suhu 70oC, dalam
| 3
keadaan panas titrasi larutan ini dengan larutan KMnO4 sampai muncul warna merah
muda yang merata dan permanen.
3. Penetapan Kadar Besi (II)
Pipet 10 mL larutan cuplikan yang mengandung ion Fe2+, kemudian tambahkan 5 mL
H2SO4 1 N. Titrasi larutan ini dengan larutan KMnO4 yang telah distandarisasi sampai
muncul warna merah muda yang merata dan permanen.
D. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Diberikan data sekunder praktikum sebagai berikut
1. Standarisasi Larutan KMnO4
Data penimbangan Na2C2O4 = 1,7020 g

Tabel Titrasi Penentuan Konsentrasi KMnO4

Titrasi ke 1 2 3 4
Volume awal (mL) 0,00 21,00 0,00 20,00
Volume akhir 20,80 40,20 19,25 39,25
(mL)
Keterangan Ungu Merah Merah Merah
warna sangat sangat sangat
muda muda muda

• Persamaan reaksi yang terjadi? (setarakan dengan cara ½ reaksi ion-ion yang terlibat)
• Mengacu pada persamaan reaksi, tentukan konsentrasi KMnO4
Persamaan reaksi :
MnO4-(aq) + 8H+(aq) + 5e- → Mn2+(aq)+ 4H2O(l) x2
(COO)22-(Aq) → 2CO2(g) + 2e- x5
------------------------------------------------------------ +
2MnO4-(aq) + 16H+(aq) + 10e- → 2Mn2+(aq)+ 8H2O(l)
5(COO)22-(Aq) → 10CO2(g) + 10e-
------------------------------------------------------------- +
2MnO4-(aq) + 5(COO)22-(Aq) + 16H+(aq) → 2Mn2+(aq) + 10CO2(g) + 8H2O(l)
Perhitungan konsentrasi KMnO4
20,80+(40,20 −21,00)+19,25+(39,25−20,00)
Volume KMnO4 = 4

= 19,625 mL
Massa Na2C2O4 = 1,7020 g

| 4
Menghitung larutan standar primer natrium oksalat
𝑔 Na2C2O4 x 1000
N = 𝐵𝐸 . 𝑣 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 (𝑚𝐿)
Mr natrium oksalat 134 g/mol
BE = = = 67
2 2
1,7020 𝑔 𝑥 1000
= 134 g/mol
. 250 𝑚𝐿
2

N = 0,102 N
Konsentrasi KMnO4
𝑁 𝑛𝑎𝑡𝑟𝑖𝑢𝑚 𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡 .𝑣 𝑛𝑎𝑡𝑟𝑖𝑢𝑚 𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡
N KMnO4 = 𝑣 𝐾𝑀𝑛𝑂4
0,102 𝑁 𝑥 10 𝑚𝐿
= 19,625 𝑚𝐿

N KMnO4 = 0,05 N
2. Penentuan Kandungan Besi (II) dalam sampel

Tabel Titrasi Penentuan Kandungan Besi (II) dalam sampel

Titrasi ke 1 2 3
Volume awal 0,00 0,00 0,00
Volume akhir 26,20 26,15 26,20
Keterangan Merah Merah Merah
warna sangat sangat sangat
muda muda muda

• Persamaan reaksi yang terjadi? (setarakan dengan cara ½ reaksi ion-ion yang terlibat)
MnO4-(aq) + 8H+(aq) + 5e- → Mn2+(aq)+ 4H2O(l) x 1
Fe2+ → Fe3+ + e- x5
----------------------------------------------------------- +
MnO4-(aq) + 8H+(aq) + 5e- → Mn2+(aq)+ 4H2O(l)
5Fe2+ → 5Fe3+ + 5e-
------------------------------------------------------------ +
MnO4-(aq) + 5Fe2+ + 8H+(aq) → Mn2+(aq) + 5Fe3+ + 4H2O(l)
• Mengacu pada persamaan reaksi, tentukan konsentrasi besi dalam sampel
26,20+26,15+26,20
v KMnO4 = = 26,18 𝑚𝐿
4
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑚𝑔)
Cppm = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝐿)
N KMnO4 x Mr Fe x v KMnO4
Massa Fe = 1000

| 5
g
0,05 N x 56 x 26,18mL
mol
Massa Fe = = 0,07 g
1000

Massa Fe = 0,07 g x 1000 mg = 70 mg


70 𝑚𝑔
Cppm = = 7000 ppm
0,01 𝐿

D. DISKUSI DAN PEMBAHASAN


Pada praktikum ini dilakukan titrasi permanganometri untuk menentukan normalitas
dari KMnO4 yang distandarisasi dengan Na2C2O4 dan kadar dari besi (III) dalam suatu
cuplikan dengan titrasi permanganometri.
Hal pertama yang dilakukan yaitu membuat larutan standar primer natrium oksalat dan
menstandarisasi laruan KMnO4. Untuk membuat larutan standar natrium oksalat perlu
ditimbang terlebih dahulu padatan natrium oksalat sebanyak kurang lebih 1,7 gram.
Kemudian padatan dilarutkan ke dalam gelas kimia dan diencerkan di dalam labu ukur 250
mL dan diperoleh normalisasi dari pengenceran natrium oksalat sebesar 0,102 N. Jangan lupa
untuk menutup labu ukur agar larutan tidak terjadi kontaminasi. Setelah menstandarisasi
larutan natrium oksalat, larutan KMnO4 distandarisasi dengan larutan natrium oksalat.
Larutan KMnO4 dituangkan ke dalam buret cuklat. Penggunaan buret coklat sebagai media
untuk pentitran yaitu disebabkan larutan KMnO4 memiliki sifat mudah teroksidasi oleh sinar
matahari, sehingga jika larutan KMnO4 terjadi kontak dengan sinar matahari dengan media
yang tidak berwarna coklat akan cepat terdekomposisi dan standarisasi larutan menjadi tidak
maksimal. Lalu, untuk mempersiapkan larutan yang akan dititrasi yaitu dengan memipet
larutan natrium oksalat yang sudah diencerkan dalam labu ukur sebanyak 10 mL ke dalam
Erlenmeyer, kemudian ditambahkan 5 mL dengan larutan H2SO4. Penambahan larutan asam
H2SO4 adalah agar larutan natrium oksalat memiliki suasana asam sehingga pengamatan titik
akhir titrasi lebih mudah dilakukan bila dalam keadaan asam dan asam sulfat tersebut tidak
menghasilkan produk yang mengganggu titran (Kurniawati & Alfanah, 2019). Setelah
ditambahkan larutan H2SO4, larutan dipanaskan dengan pemanas listrik atau hot plate sampai
70oC. Pemanasan larutan bertujuan untuk mempercepat reaksi antara natrium oksalat dan
larutan KMnO4 karena reaksi kedua larutan tersebut lambat dalam suhu ruang. Setelah
dipanaskan, larutan yang akan dititrasi kemudian dititrasi dengan pentitran KMnO4.
Standarisasi KMnO4 menggunakan natrium oksalat ini tidak menggunakan indikator eksternal
untuk menentukan titik akhir reaksinya. Hal ini disebabkan KMnO4 sendiri selain bertindak
sebagai titran, ia juga bertindak sebagai indikator (auto indicator). Titik akhir titrasi
ditunjukkan dengan perubahan warna dari bening menjadi merah muda sekali tidak kembali

| 6
tak berwarna. Warna merah muda timbul akibat kelebihan ion permanganat. Satu tetes
kelebihan ion permanganat akan menimbulkan warna merah muda yang cukup jelas terlihat.
Dari pengulangan titrasi yang dilakukan untuk penentuan konsentrasi KMnO4, dilakukan 3
kali titrasi dan diperoleh volume rata-rata sebesar 19,625 mL. Pengulangan titrasi harus
dilakukan agar memperoleh volume konstan (< 0,005) untuk hasil yang maksimal pada
perhitungan konsentrasi KMnO4. Diperoleh konsentrasi dari KMn
Langkah kedua setelah menstandarisasi larutan KMnO4 adalah penetapan kadar besi
dengan mentitrasi larutan sampel yang mengandung besi (II) 10 mL dengan pentitran larutan
KMnO4. Titik akhir titrasi pada titrasi larutan besi (II) dengan larutan KMnO4 akan terlihat
jika larutan berwarna merah muda dan tidak kembali lagi menjadi tak berwarna. diperoleh
volume rata-rata hasil pengulangan titrasi sebanyak 3 kali yaitu 26,18 mL, dan dari
pengulangan titrasi tersebut diperoleh massa dari besi (II) dalam sampel sebesar 70 mg dan
konsentrasi zat besi (II) dalam satuan ppm yang dipipet sebanyak 10 mL adalah 7000 ppm.
E. KESIMPULAN
Normalitas yang dari KMnO4 yang distandarisasi dengan larutan natrium oksalat (N natrium
oksalat = 0,102 N) dihasilkan sebesar 0,102 N. Kadar besi (II) dalam sampel dari titrasi
dengan kalium permanganat dihasilkan sebesar 7000 ppm.
G. REFERENSI

Apriyanti, A., & Apriyani, E. M. (2019). Analisis Kadar Zat Organik pada Air Sumur Warga
Sekitar TPA dengan Metode Titrasi Permanganometri. ALKIMIA : Jurnal Ilmu Kimia
Dan Terapan, 2(2), 10–14. https://doi.org/10.19109/alkimia.v2i2.2988
Harris, Daniel C. 2010. Quantitative Chemical Analysis Eighth edition. New York : WH.
Freeman and Company.
Khopkar, SM. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia
Kurniawati, P., & Alfanah, H. (2019). Perbandingan Metode Penentuan Kadar Permanganat
dalam Air Kran Secara Titrimetri dan Spektrofotometri UV-Vis. IJCA (Indonesian
Journal of Chemical Analysis), 2(2), 60–65. https://doi.org/10.20885/ijca.vol2.iss2.art3
Mursyidi, A., dan Rohman, Abdul, 2006. Pengantar Kimia Farmasi Analisis Volumetri dan
Gravimetri. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Putra, F. A. (2016). Comparative Analysis Method of Permanganometry and Serimetry To
Determination Concentration of Iron (Ii).
Putra, F. A., & Sugiarso, R. D. (2016). Perbandingan Metode Analisis Permanganometri dan
Serimetri dalam Penentuan Kadar Besi(II). Jurnal Sains Dan Seni ITS, 5(1), 10–13.
| 7
Sari, Yunita Ratna. 2018. Pengujian Zat Organik, Bromat dan Total Padatan Terlarut pada
Contoh Air di Balai Besar Industri Agro Bogor, Jawa Barat. Laporan Praktik Kerja
Lapangan. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam
Indonesia Yogyakarta.
LAMPIRAN
Tugas Pralab
1. Sebutkan 3 contoh penggunaan titrasi permanganometri pada penetapan zat lain dan
tuliskan reaksinya!
Jawab:
a. Penentuan kalsium dengan metode permanganometri
Standarisasi
2MnO4- + 8H+→ 2Mn2+ + 4H2O
Reaksi pada sampel: 5Ca2+ + MnO4- + 8H+ → Mn2+ + 5Ca2+ + 4H2O
b. Penentuan kadar nitrit menggunakan larutan baku kalium permanganat
5NO2- + 2MnO4- + 6H+ → 2Mn2+ + 3H2O + 5NO3-
c. Penentuan kadar fosfit menggunakan larutan kalium permanganate
PO43- + 2MnO4- + 24H+ → 2Mn2+ + 12H2O
2. Mengapa saat pembuatan larutan KMnO4 harus dipanaskan sampai mendidih?
Jawab: Karena untuk mempercepat reaksi antara MnO4- dengan zat pengotor organik
yang terdapat dalam pelarut (Putra & Sugiarso, 2016).
3. Mengapa larutan KMnO4 tidak disaring menggunakan kertas saring?
Jawab: Kertas saring merupakan zat organik sedangkan KMnO4 tidak stabil jika
berinteraksi dengan zat organik (Putra & Sugiarso, 2016).
4. Mengapa larutan KMnO4 disimpan pada botol coklat ?
Jawab: Agar larutan KMnO4 tidak cepat teroksidasi dengan matahari yang dapat
mengakibatkan dekomposisi pada larutan KMnO4.
5. Mengapa proses titrasi standarisasi KMnO4 dengan Na2C2O4 pada percobaan dalam
keadaan panas?
Jawab: Untuk mempercepat reaksi antara KMnO4 dengan asam oksalat karena pada
suhu kamar reaksi antara keduanya cenderung lambat sehingga akan sulit untuk
menentukan titik akhir reaksi.
6. Bagaimana reaksi yang terjadi pada percobaan penentuan kadar Fe(II) tersebut?
Jawab: 5Fe3+ + Mn2+ + 4H2O → 2Fe2+ + MnO- + 8H+

| 8

Anda mungkin juga menyukai