Anda di halaman 1dari 2

BIJAK DALAM MENYEBARKAN INFORMASI

DEMI KESELAMATAN BERSAMA

Perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi semakin memudahkan akses


informasi melalui internet. Hal tersebut tentu saja menimbulkan beberapa dampak, baik
dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif dari hal tersebut yaitu memudahkan
dalam memperoleh informasi di sekitar bahkan informasi global. Sedangkan salah satu
dampak negatifnya adalah memungkinkan penyebaran informasi-informasi palsu yang dapat
merugikan banyak pihak, terutama pada masa pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini.

Kasus Covid-19 di Indonesia pertama kali diumumkan pada tanggal 2 Maret 2020 dan
penyebaran virusnya masih terjadi sampai saat ini. Berbagai upaya telah dilakukan untuk
menghentikan penyebarannya, mulai dari menerapkan 5M (memakai masker, mencuci
tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas) sampai dengan upaya
vaksinasi gratis. Namun, upaya-upaya tersebut belum bisa menghentikan penyebaran kasus
Covid-19.

Di antara penyebab gagalnya berbagai upaya yang dilakukan adalah terlalu banyak
informasi yang menyebar mengenai Covid-19 yang menyebabkan masyarakat bingung untuk
memilah antara kebenaran dengan informasi yang hanya kepalsuan belaka. Sebagai contoh,
pada awal tahun 2020, tersebar video yang menujukkan orang-orang yang terinfeksi Covid-
19 menggonggong, mereka berperilaku seperti anjing. Hal ini dapat dipastikan merupakan
sebuah kebohongan karena Covid-19 tidak menyerang otak melainkan menyerang sistem
pernapasan. Di lain waktu, seseorang juga merekam video yang menunjukkan bahwa pada
kemasan Dettol tertulis keterangan ‘dapat membunuh virus corona’. Orang tersebut juga
meyakinkan masyarakat dengan memperlihatkan bahwa botol tersebut diproduksi pada tahun
2019. Ia kemudian menyimpulkan bahwa Inggris selaku yang memproduksi Dettol tersebut
sudah mengetahui jika virus Corona akan tersebar di tahun 2020. Namun, faktanya virus
Corona ditemukan pada tahun 1930 dan Covid-19 merupakan salah satu dari jenis virus
Corona.

Masyarakat yang kebingungan dan termakan informasi palsu serta mendapatkan


keanehan-keanehan terkait pandemi ini pada akhirnya hanya menganggap Covid-19 sebagai
rekayasa dan menolak untuk melaksanakan upaya-upaya yang telah ditetapkan oleh
pemerintah sehingga pandemi ini tidak akan menemui ujungnya. Seperti halnya vaksin,
banyak yang mempertanyakan mengapa sebagian orang yang telah melakukan vaksinasi
masih bisa terkena penyakit. Hal yang perlu dipahami adalah mereka yang telah melakukan
vaksinasi tidak 100 % terlindungi dari suatu penyakit. Namun, vaksin dapat meminimalisir
gejala yang timbul agar tidak separah mereka yang tidak mendapat vaksin. Masyarakat yang
tidak mengerti hal tersebut, akhirnya tidak melakukan vaksinasi karena mengira vaksin tidak
akan berdampak apapun bagi tubuh.

Itulah beberapa dampak yang disebabkan karena tidak hati-hati dalam menyerap
informasi. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan ke depannya, sangat penting untuk
mengedukasi masyarakat agar lebih hati-hati dalam menerima dan menyebarkan berita yang
diperoleh dari media dengan sumber yang tidak jelas sebelum memeriksa kebenarannya.
Cukup mengambil informasi dari orang-orang yang memang berkualifikasi dalam
permasalahan tersebut. Dengan demikian, berbagai hal yang tidak diinginkan bisa
terminimalisir dan pandemi Covid-19 dapat segera berakhir.

Anda mungkin juga menyukai