Anda di halaman 1dari 33

PERTEMUAN 5

ANALISA
RASIO KEUANGAN
Bahan Kajian

Rasio Likuiditas
Rasio Aktivitas
Rasio Leverange
Rasio Profitabilitas
Rasio Nilai Pasar
Rasio Likuiditas

 Rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio


modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Caranya
adalah dengan membandingkan komponen yang ada di
neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total passiva lancar
(utang jangka pendek). Penilaian dapat dilakukan untuk
beberapa periode sehingga terlihat perkembangan likuiditas
perusahaan dari waktu ke waktu. (Kasmir, 2017)
 Rasio likuiditas (liquidity ratio) adalah kemampuan suatu
perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara
tepat waktu. Contoh membayar listrik, air PDAM, gaji
karyawan, gaji teknisi, gaji lembur, tagihan telepon, dll.
Karena rasio likuiditas sering disebut dengan short term
liquidity.
Rasio Likuiditas

Jenis-jenis rasio likuiditas adalah sebagai berikut:

 Rasio Lancar (Current Ratio)


Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo
pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa
banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka
pendek atau utang yang segera jatuh tempo

Rumus rasio lancar atau current ratio sebagai berikut:


Rasio Likuiditas

 Rasio Kas (Cash Ratio)


Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang
kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat
ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau setara dengan kas seperti
rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat).
Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi
perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya.

Rumus rasio kas atau cash ratio sebagai berikut:


Rasio Likuiditas

 Rasio Cepat (Quick Ratio)


Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancar atau acid test ratio
merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka
pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan
(inventory). Artinya mengabaikan nilai persediaan, dengan cara dikurangi
dari total aktiva lancar. Hal ini dilakukan karena persediaan dianggap
memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila
perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya
dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya

Rumus rasio cepat atau quick ratio sebagai berikut:


Rasio Likuiditas

 Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover)


Berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan
yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan.
Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas
untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan
penjualan. Untuk mencari modal kerja, kurangi aktiva lancar terhadap
utang lancar. Modal kerja dalam pengertian ini dikatakan sebagai modal
kerja bersih yang dimiliki perusahaan. Sementara itu, modal kerja kotor
atau modal kerja saja merupakan jumlah dari aktiva lancar.

Rumus rasio perputaran kas atau cash turnover sebagai berikut:


Rasio Aktivitas

 Rasio aktivitas (activity ratio) merupakan rasio yang digunakan


untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan
aktiva yang dimilikinya. Atau dapat pula dikatakan rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektivitas)
pemanfaatan sumber daya perusahaan (Kasmir, 2017).
 Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan sejauh
mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang
dimilikinya guna menunjang aktivitas perusahaan (Fahmi,
2017).
 Rasio aktivitas atau rasio manajemen aset (asset management
ratio) adalah suatu ukuran untuk melihat seberapa efektif suatu
perusahaan dalam mengelola aset, tentu saja dalam meraih
manfaat ekonomis (Brigham & Houston, 2016)
Rasio Aktivitas

Jenis-jenis rasio aktivitas adalah sebagai berikut:

 Perputaran Piutang (Receivable Turnover)


Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama
penagihan piutang selama satu periode atau berap kali dana yang
ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin tinggi
rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang
semakin rendah (dibandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan
tentunya kondisi ini bagi perusahaan semakin baik.

Rumus perputaran piutang atau receivable turnover sebagai berikut:


Rasio Aktivitas

 Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)


Merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan
modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Artinya seberapa
banyak modal kerja berputar selama suatu periode atau dalam suatu
periode. Untuk mengukur rasio ini, membandingkan antara penjualan
dengan modal kerja atau rata-rata modal kerja.

Rumus perputaran modal kerja atau working capital turnover sebagai


berikut:
Rasio Aktivitas

 Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets Turnover)


Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang
ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Atau dengan
kata lain, untuk mengukur apakah perusahaan sudah menggunakan
kapasitas aktiva tetap sepenuhnya atau belum. Untuk mencari rasio ini,
caranya adalah membandingkan antara penjualan bersih dengan total
aktiva tetap dalam suatu periode.

Rumus perputaran aset tetap atau fixed assets turnover sebagai berikut:
Rasio Aktivitas

 Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover)


Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua
aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan
yang diperoleh dari tiap rupiah aktivae.

Rumus total aset atau total assets turnover sebagai berikut:


Rasio Leverage

 Rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan


dibiayai dengan utang. Penggunaan utang yang terlalu tinggi
akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan
masuk dalam kategori extreme leverage (utang ekstrim) yaitu
perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit
untuk melepaskan beban utang tersebut (Fahmi, 2017)
 Rasio leverage merupakan rasio yang mengukur sejauh mana
perusahaan menggunakan pendanaan melalui utang (financial
leverage) sehingga kita mampu melihat kemampuan perusahaan
dalam mengoptimalkan hutang (Brigham & Houston, 2016)
 Leverage adalah Rasio solvabilitas atau leverage ratio
merupakan rasio yang digunakan dalam mengukur sejauh mana
aktifitas perusahaan dibiayai dengan utang (Kasmir, 2017)
Rasio Leverage
Macam-macam leverage sebagai berikut:
 Leverage Operasi (Operating Leverage)
Leverage operasi adalah pengaruh biaya tetap operasional terhadap
kemampuan perusahaan untuk menutup biaya tersebut. Dengan kata lain,
pengaruh perubahan volume penjualan (Q) terhadap laba sebelum bunga
dan pajak (EBIT). Besar kecilnya leverage operasi dihitung dengan DOL
(Degree of Operating Leverage)

 Leverage Keuangan (Financial Leverage)


Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban
tetap dengan beranggapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan
yang lebih besar dari pada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan
keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham). Besar kecilnya leverage
finansial dihitung dengan DFL (Degree of financial leverage). DFL
menunjukkan seberapa jauh perubahan EPS karena perubahan tertentu
dari EBIT. Makin besar DFL-nya, maka makin besar risiko finansial
perusahaan tersebut. Dan perusahaan yang memiliki DFL yang tinggi
adalah perusahaan yang mempunyai utang dalam proporsi yang lebih
besar.
Rasio Leverage

 Leverage Gabungan (Combination Leverage)

Leverage gabungan merupakan pengaruh perubahan penjualan


terhadap perubahan laba setelah pajak untuk mengukur secara
langsung efek perubahan penjualan terhadap perubahan laba rugi
pemegang saham dengan Degree of Combine Leverage (DCL)
yang didefinisikan sebagai persentase perubahan pendapatan per
lembar saham sebagai akibat persentase perubahan dalam unit
yang terjual.

Combination leverage terjadi jika perusahaan memiliki baik


operating leverage maupun financial leverage dalam usahanya
untuk meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham biasa.
Rasio Leverage

Pengukuran rasio leverage adalah sebagai berikut:

 Debt Ratio (Rasio Hutang)


Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar
perusahaan mengandalkan hutang untuk membiayai asetnya. Debt Ratio
atau Rasio Hutang ini dihitung dengan membagikan total hutang (total
liabilities) dengan total aset yang dimilikinya. Debt Ratio ini sering juga
disebut dengan Rasio Hutang Terhadap Total Aset (Total Debt to Total
Assets Ratio).

Rumus rasio hutang atau debt ratio sebagai berikut:


Rasio Leverage

 Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang Terhadap Ekuitas)

Merupakan rasio keuangan yang menunjukan proporsi relatif antara


Ekuitas dan Hutang yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan.
Debt to Equity Ratio (DER) atau Rasio Hutang Terhadap Ekuitas ini
dihitung dengan cara mengambil total kewajiban hutang (Liabilities) dan
membaginya dengan Ekuitas (Equity).

Rumus rasio hutang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio sebagai
berikut:
Rasio Leverage

 Times Interest Earned Ratio

Merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam


membayar atau menutupi beban bunga di masa depan. Times Interest
Earned Ratio ini juga sering disebut juga Interest Coverage Ratio. Cara
menghitungnya adalah dengan membagi laba sebelum pajak dan bunga
dengan Biaya Bunga.

Rumus rasio times interest earned ratio sebagai berikut:


Rasio Profitabilitas

 Rasio profitabilitas merupakan rasio untukmenilai kemampuan


perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen
suatuperusahaan (Kamir, 2016)
 Rasio ini mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan
yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang
diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun
investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik
menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan
perusahaan (Fahmi, 2017)
 Dapat dikatakan rasio profitabilitas ini merupakan rasio yang
digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan dalam penjualan, aset, dan modal
saham
Rasio Profitabilitas

Jenis-jenis rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:

 Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)


Adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah
perusahaan membayar harga pokok penjualan. Semakin tinggi margin
laba kotor, maka semakin baik dan secara relative semakin rendah harga
pokok barang yang dijual.

Rumus margin laba kotor atau gross profit margin sebagai berikut:
Rasio Profitabilitas
 Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)
Adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan
pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan ajak atau laba bersih yang dihasilkan
dari setiap rupiah penjualan. Margin laba operasi mengukur laba yang dihasilkan
murni dari operasi perusahaan tanpa melihat beban keuangan (bunga) dan beban
dari pemerintah (pajak).
.
Rumus margin laba operasi atau operating profit margin sebagai berikut:

 Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)


Adalah ukuran persentase dari setiap dari setiap hasil penjualan sesudah dikurangi
semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak.
.
Rumus margin laba bersih atau net profit margin sebagai berikut:
Rasio Profitabilitas

 Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investment / ROI)


Adalah ukuran keseluruhan keefektifan manajemen dalam menghasillkan
laba dengan aktiva yang tersedia disebut juga hasil atas investasi (HAI).
Semakin tinggi pengembalian yang dihasilkan semakin baik. ROI
merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang
digunakan dalam perusahaan. Juga merupakan suatu ukuran tentang
efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.

Rumus pengembalian investasi atau return on investment sebagai berikut:


Rasio Profitabilitas

 Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity / ROE)


Adalah ukuran pengembalian yang pengembalian yang diperoleh pemilik
(baik pemegang saham preferen dan saham biasa) atas investasi di
perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah
pajak dengan modal sendiri. Rasio ini juga menunjukkan efisiensi
penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. artinya
posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.

Rumus pengembalian ekuitas atau return on equity sebagai berikut:


Rasio Nilai Pasar

 Rasio nilai pasar menggambarkan kondisi yang terjadi di pasar.


Rasio ini juga sering dipakai untuk melihat bagaimana kondisi
perolehan keuntungan yang potensial dari suatu perusahaan, jika
keputusan menempatkan dana di perusahaan tersebut terutama
untuk masa yang akan datang (Fahmi, 2017)
 Rasio nilai pasar adalah suatu rasio yang menghubungkan harga
suatu saham terhadap pendapatan suatu perusahaan dengan nilai
buku perusahaan (Brigham & Houston, 2016)
 Dapat dikatakan rasio nilai pasar mengukur harga pasar relatif
terhadap nilai buku berdasarkan pada sudut pandang investor
yang biasanya digunakan investor untuk mengukur tingkat
ketertarikan terhadap harga saham tertentu. Karena rasio ini
menunjukan perbandingan harga saham dipasar dengan nilai buku
saham tersebut yang di gambarkan di Neraca. Jadi semakin tinggi
rasio yang didapat, maka semakin tinggi pula minat investor untuk
membeli saham tersebut.
Rasio Nilai Pasar

Beberapa macam rasio nilai pasar yaitu:

 Rasio Pendapatan Per Lembar Saham (Earning Per Share/EPS)


Merupakan rasio yang menunjukan beberapa besar
keuntungan/laba yang diperoleh investor atau pemegang saham
per lembar sahamnya. Yaitu dengan membandingkan antara laba
bersih setelah pajak pada satu tahun buku dengan jumlah saham
yang diterbitkan.

Rumus pendapatan per lembar saham atau earning per share


sebagai berikut:
Rasio Nilai Pasar

 Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio/PER)


Rasio yang menggambarkan rasio atau perbandingan antara
harga per saham terhadap earning (keuntungan) perusahaan.
Perusahaan yang diharapkan akan tumbuh dan memiliki prospek
baik mempunyai PER yang tinggi, sebaliknya perusahaan yang
diharapkan mempunyai pertumbuhan rendah dan akan memiliki
PER yang rendah.

Rumus harga laba atau price earning ratio sebagai berikut:


Rasio Nilai Pasar

 Rasio Per Nilai Buku (Price to Book Value/PBV)


Rasio yang menggambarkan harga per nilai buku merupakan
hubungan antara harga pasar saham dengan nilai buku saham.
Semakin tinggi nilai Price Book Value (PBV), semakin tinggi pula
harga pasar dari saham tersebut. Dan semakin tinggi tinggi rasio
ini berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut.
Perusahaan yang kinerjanya baik biasanya nilai rsio PBV-nya
diatas satu, hal ini menunjukan bahwa nilai pasar saham lebih
tinggi dari nilai bukunya.

Rumus harga laba atau price earning ratio sebagai berikut:


Rasio Nilai Pasar

 Rasio Pembayaran Deviden (Dividend Payout Ratio/DPR)


Rasio yang menggambarkan earning (pendapatan) yang
dibayarkan sebagai dividen yang dibagikan kepada pemegang
saham dari laba bersih per saham. Bagian lain yang yang tidak
dibagikan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan.

Rumus pembayaran deviden atau dividend payout ratio sebagai


berikut:
Rasio Nilai Pasar

 Rasio Imbal Hasil Deviden (Dividend Yield Ratio/DYR)


menunjukkan dividen per lembar dibandingkan dengan harga
pasar saham per lembar. Biasanya perusahaan yang mempunyai
prospek pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai dividend yield
yang rendah, karena dividen sebagian besar akan diinvestasikan
kembali, dan juga karena harga dividen yang tinggi (PER yang
tinggi) yang mengakibatkan dividend yield akan menjadi kecil.
Sebaliknya, peerusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan
yang rendah akan memberikan dividen yang tinggi dan dengan
demikian mempunyai dividend yield yang tinggi pula

Rumus imbal hasil deviden atau dividend yield ratio sebagai


berikut:
Contoh Perhitungan Analisa Rasio Keuangan

NERACA
PT BAHAGIA SELALU
Per 31 Desember 2019
( dalam ribuan rupiah )

Aktiva Lancar Hutang lancar


Kas 200.000 Hutang dagang 300.000
Efek/Bank 200.000 Hutang wesel 100.000
Piutang 1 60.000 Hutang Pajak 160.000
Persediaan 840.000
Jumlah Aktiva Lancar 1.400.000 Jumlah Hutang Lancar 560.000

Aktiva Tetap Hutang jk. Panjang


Mesin 700.000 Obligasi 600.000
Akum. Penyusutan 100.000
600.000 Modal sendiri
Bangunan 1.000.000 Modal saham 1.200.000
Akum. Penyusutan 200.000 Agio saham 200.000
800.000 1.400.000
Tanah 100.000 Laba ditahan 440.000
Intangibles 100.000
Jumlah Aktiva Tetap 1.600.000 Juml. Modal sendiri 1.840.000

Jumlah Aktiva 3.000.000 Jumlah pasiva 3.000.000


Contoh Perhitungan Analisa Rasio Keuangan

LAPORAN LABA RUGI


PT BAHAGIA SELALU
Per 31 Desember 2019
( dalam ribuan rupiah )

Penjualan 4.000.000
Harga pokok penjualan 3.000.000
Laba kotor 1.000.000

Biaya-biaya 570.000
Keuntungan sebelum bunga & pajak 430.000

Biaya Bunga obligasi ( 5 % x Rp 600.000 ) (30.000)


Keuntungan sebelum pajak 400.000

Pajak penghasilan 160.000


Keuntungan bersih setelah pajak 240.000
Contoh Perhitungan Analisa Rasio Keuangan

Rasio Likuiditas Rasio Aktivitas


 Current Ratio  Receivable Turnover
Aktiva Lancar Penjualan Kredit
-------------------- -----------------------
Hutang Lancar Piutang

1.400.000 4.000.000
------------- = 2,5 = 250% -------------- = 25
560.000 160.000

• Cash Ratio  Total Assets Turnover

Kas + Efek/Bank Penjualan


------------------------------------- ------------------
Kewajiban/ Hutang Lancar Jumlah Aktiva

400.000 4.000.000
------------- = 0,71 = 71% --------------- = 1,33
560.000 3.000.000

Dst (sesuai dengan rumus) Dst (sesuai dengan rumus)


Latihan Soal
1. Jelaskan mengapa untuk melihat kinerja keuangan
dipergunakan pendekatan analisis rasio keuangan!
2. Apakah data-data pada laporan keuangan suatu
perusahaan telah dapat dijadikan acuan untuk
melihat kinerja suatu perusahaan, ketika itu dipakai
sebagai data untuk menghitung rasio keuangan?
Jelaskan!
3. Berikan solusi untuk mengatasi kondisi terjadinya
illiquid dan insolvable!

Anda mungkin juga menyukai