Anda di halaman 1dari 4

SURAT PERJANJIAN

PEMBELIAN SOLAR UNTUK MESIN GENSET


ANTARA
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
DAN
PT. PUTRA UTAMA SENTOSA.

NOMOR : ……………………………..
NOMOR : ……………………………..

Pada hari Senin tanggal Dua Puluh Enam Bulan April Tahun Dua Ribu
Delapan Belas, yang bertanda tangan diwawah ini :

1. xxxxxxxxxxxxxxxxxx : xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
2. SURONO : Manajer PT. Putra Utama Sentosa Jl. Raya
Soekarno Hatta Km 12 Weleri Kendal,
dalam hal ini selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA.

Berdasarkan :
1. Undang- undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

Kedua belah pihak telah sepakat untuk mengikatkan diri dan mengadakan
perjanjian kerjasama pembelian listrik untuk mesin Genset di xxxxxxxxxx
dengan ketentuan dan syarat- syarat sebagai berikut:
BAB I
KAPAN DAN JUMLAH KEBUTUHAN
Pasal 1
(1) PIHAK PERTAMA dengan ini meminta kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK
KEDUA setuju untuk menyediakan semua kebutuhan Solar untuk
keperluan xxxxxxxxxxxxxxxxxx.
(2) PIHAK KEDUA menyediakan bahan bakar solar pada saat aliran PLN mati
karena perbaikan dan Genset yang dimiliki RS rusak dan atau dalam
perbaikan.
(2). Penyediaan dimaksud dengan cara memasang genset untuk dialirkan
kedalam semua instalasi listrik xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

BAB II
WAKTU PELAKSANAAN
Pasal 2
(1) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA bersepakat kerjasama penyediaan
kebutuhan listrik untuk keperluan pelayanan di xxxxxxxxxxxxxx untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 26 April 2018 sampai
dengan 26 April 2018.

BAB III
BIAYA
Pasal 3
PIHAK PERTAMA membayar biaya sewa pembelian solar, dengan nilai sesuai
harga solar perliter.

BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 6
(1). PIHAK PERTAMA berkewajiban menyediakan lokasi yang dapat digunakan
untuk menempatkan genset.
(2). PIHAK PERTAMA berkewajiban atas pembayaran biaya sewa yang
dibutuhkan RSU Baitul Hikmah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3.
(3). PIHAK KEDUA berkewajiban menyediakan sejumlah KWH yang cukup
untuk mencukupi listrik sesuai kebutuhan rumah sakit.
(4). PIHAK KEDUA berkewajiban menyediakan listrik sebagaimana tersebut
pada pasal 1 ayat (2) saat siang maupun malam hari sesuai kebutuhan.
(5). PIHAK KEDUA wajib memelihara keamanan, ketertiban, menjaga
kebersihan lingkungan pada saat pekerjaan berlangsung.

Pasal 7
(1). PIHAK PERTAMA berhak mendapatkan solar sesuai kebutuhan pelayanan
pasien pada saat dibutuhkan.
(2). PIHAK PERTAMA berhak menolak genset yang tidak sesuai kualitas yang
diinginkan.
(3). PIHAK KEDUA berhak menerima pembayaran atas pembelian solar yang
sudah dilaksanakan.

BAB VI
PENGAHIRAN DAN PERPANJANGAN KERJASAMA
Pasal 8
(1) Pada saat berakhirnya perjanjian ini, maka kedua belah pihak dapat
memperpanjang kembali kerjasama dimaksud dalam pasal 1 ayat (1).
(2) Apabila akan memperpanjang kerjasama ini maka PIHAK PERTAMA
memberitahukan kembali rencana perpanjangan dimaksud sekurang-
kurangnya 3 (tiga) bulan sebelum perjanjian ini berakhir.

(3) Apabila PIHAK PERTAMA bermaksud mengakhiri perjanjian ini kuang dar
waktu yang disepakati, maka PIHAK PERTAMA wajib memberitahukan
secara tertulis kepada PIHAK KEDUA sekurang-kurangnya dalam waktu 6
(enam) bulan sebelum berakhirnya perjanjian ini.

BAB VII
S A N KS I
Pasal 9
Apabila kedua beah pihak melanggar ketentuan-ketentuan yang telah
disepakati dalam perjanjian ini maka kedua belah pihak akan dikenai sanksi
atau tindakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VIII
KEADAAN FORCE MAJEURE
Pasal 10
(1) Masig-masing pihak dibebaskan dari tanggungjawab atas keterlambatan
atau kegagalan dalam memenuhi kewajiban yang tercantum dalam
Perjanjian ini yang disebabkan atau diakibatkan oleh kejadian dan
keadaan diluar kekuasaan masing-masing pihak yang apat digolongkan
force majeure.
(2) Peristiwa yang dapat digolongkan force majeure sebagai berikut:
a. Adanya bencana alam seperti gempa bumi, angin topan, banjir, wabah
penyakit;
b. Adanya perang, peledakan sabotase, revolusi, pemberontakan, huru
hara;
c. Adanya tindakan pemerintah dalam bidang ekonomi dan moneter
yang secara nyata berpengaruh terhadap pelaksanaan Perjanjian
dimaksud.
(3) Apabila terjadi force majeure maka PIHAK KEDUA harus melaporkan
kepada PIHAK PERTAMA paling lambat 14 (empat belas) hari setelah
terjadinya force majeure.

BAB IX
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 11
(1) Setiap perselisihan yang timbul dari Perjanjian ini atau perbedaan
pendapat antara kedua belah pihak mengenai hak-hak dan kewajiban-
kewajiban kedua belah pihak menurut perjanjian ini, akan diselesaikan
secara musyawarah untuk mufakat;
(2) Apabila tidak dapat dicapai kata sepakat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) maka kedua belah pihak akan membentuk Panitia Arbitase;
(3) Panitia Arbitase sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dibentuk sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku;
(4) Apabila Panitia Arbitase sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dapat
menyelesaikan perselisihan antara kedua belah pihak, maka kedua belah
pihak sepakat untuk menyelesaikan melalui Pengadilan Negeri ditempat
kedudukan dimana disepakati perjanjian ini.

BAB X
KETETUAN LAIN-LAIN
Pasal 12

Dengan kesepakatan kedua belah pihak, bilamana dianggap perlu maka


terhadap perjanjian ini dapat diadakan tambahan dan/atau perubahan-
perubahan yang akan merupakan addendum/amandemen dari Perjanjian ini.

Demikian Surat Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dengan materai
secukupnya untuk dipedomani kedua belah pihak.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

SURONO xx xxxxxxxxxxxxxxx
Manajer Direktur

Anda mungkin juga menyukai