Anda di halaman 1dari 56

INTEGRAL

 Mahasiswa dapat menentukan hubungan antara fungsi


turunan dengan fungsi asalnya serta dapat
membuktikan sifat hubungan tersebut.
CAPAIAN  Mahasiswa dapat menentukan hubungan antara fungsi
PEMBELAJAR anti diferensial dan antiturunan untuk membahas
Integral tak tentu serta membuktikan sifat sifat
AN integral tak tentu.
 Mahasiswa dapat membuktikan rumus teknis integral
suatu fungsi dikaitkan dengan turunan suatu fungsi.
DEFINISI
KONSEP ANTI
TURUNAN Misalkan fungsi 𝑓 terdefinisi pada selang terbuka 𝐼.
ATAU FUNGSI Fungsi 𝐹 yang memenuhi
PRIMITIF 𝐹’(𝑥) = 𝑓(𝑥) pada 𝐼 dinamakan anti turunan atau fungsi
primitif dari 𝑓 pada 𝐼.
Contoh.
Fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑠𝑖𝑛 2𝑥 mempunyai banyak fungsi primitif
yang memenuhi
1
𝐹’(𝑥) = 𝑓(𝑥), yaitu : 𝐹1 𝑥 = − cos 2𝑥
2
2
𝐹2 𝑥 = 𝑠𝑖𝑛 𝑥
𝐹3 𝑥 = −𝑐𝑜𝑠2 𝑥
Perhatikan bahwa karena
1
𝐹′1 𝑥 = − − sin 2𝑥 2 = sin 2𝑥 = 𝑓(𝑥)

2
𝐹 2 𝑥 = 2 sin 𝑥 cos 𝑥 = sin 2𝑥 = 𝑓 𝑥
𝐹′ 3 𝑥 = −2 cos 𝑥 − sin 𝑥 = sin 2𝑥 = 𝑓(𝑥)
Maka 𝐹1 , 𝐹2 , dan 𝐹3 semuanya adalah anti turunan atau
fungsi primitif dari 𝑓 pada ℝ.
Hubungan di antara ketiga fungsi primitif dari 𝑓 ini
adalah :
1 2 1 2
1
− cos 2𝑥 = 𝑠𝑖𝑛 𝑥 − = −𝑐𝑜𝑠 𝑥 +
2 2 2
Berarti fungsi primitif yang satu sama dengan fungsi
primitif lainnya ditambah dengan suatu konstanta.
Kesimpulan: primitif suatu fungsi tidak tunggal, yang
satu sama dengan yang lain ditambah suatu kontanta
real.
DEFINISI.
Anti diferensial adalah bentuk paling umum dari fungsi
primitif atau anti turunan.
KONSEP ANTI
Jika 𝐹’(𝑥) = 𝑓(𝑥) pada selang terbuka 𝐼, maka anti
DIFERENSIAL diferensial dari fungsi f pada 𝐼 adalah 𝑌 = 𝐹(𝑥) + 𝐶 , 𝐶
konstanta
DEFINISI
Misalkan fungsi 𝑓 terdefinisi pada selang terbuka 𝐼 dan
fungsi 𝐹 adalah suatu anti turunan dari 𝑓 pada 𝐼.
KONSEP Proses menentukan anti diferensial dari fungsi 𝑓
dinamakan integral tak tentu dari 𝑓 pada 𝐼, ditulis
INTEGRAL dengan lambang
TAK TENTU 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 𝐹 𝑥 + 𝐶,

𝐶 = konstanta sebarang dan dibaca integral tak tentu


dari 𝑓 dengan peubah 𝑥.
Contoh.
Jika 𝐹(𝑥) = 𝑥2 , maka 𝑑𝐹 𝑥 = 2𝑥 𝑑𝑥.
Dari sini diperoleh
𝑑𝐹(𝑥) = 2𝑥 𝑑𝑥 = 𝑥2 + 𝐶 = 𝐹 𝑥 + 𝐶

Lambang 2𝑥 𝑑𝑥 = 𝑥2 + 𝐶 menyatakan integral tak


tentu dari fungsi 𝑓 𝑥 = 2𝑥 dan hasilnya adalah fungsi
𝐹 𝑥 = 𝑥2 + 𝐶, 𝐶 = konstanta real.
1. [ 𝑓 𝑥 + 𝑔(𝑥)]𝑑𝑥 = 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 + 𝑔 𝑥 𝑑𝑥
2. 𝑐𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑐 𝑓 𝑥 𝑑𝑥, 𝑐 = konstanta
RUMUS
DASAR Kedua rumus ini dapat ditulis dalam bentuk
INTEGRAL 𝑎𝑓 𝑥 + 𝑏𝑔 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑎 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 + 𝑏 𝑔 𝑥 𝑑𝑥
TAK TENTU
𝑎, 𝑏 konstanta dan dapat diperluas untuk sejumlah
berhingga fungsi.
Misalkan fungsi 𝑦 = 𝑔 𝑥 mempunyai turunan pada 𝐷𝑔
dan 𝑅𝑔 ⊆ 𝐼, 𝐼 suatu selang.
Jika 𝑦 = 𝑓 𝑥 terdefinisi pada 𝐼 sehingga 𝐹′ 𝑥 = 𝑓 𝑥 ,
maka dengan penggantian 𝑢 = 𝑔 𝑥 ,
RUMUS 𝑓 𝑔 𝑥 𝑔′ 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑓 𝑢 𝑑𝑢 = 𝐹 𝑢 + 𝐶 = 𝐹 𝑔 𝑥 + 𝐶
INTEGRAL
DENGAN
PENGGANTIAN
Jika 𝑢 dan 𝑣 adalah fungsi yang mempunyai turunan
pada selang terbuka 𝐼, maka
RUMUS
INTEGRAL
𝑢 𝑑𝑣 = 𝑢𝑣 − 𝑣 𝑑𝑢
PARSIAL
Rumus integral tak tentu fungsi aljabar :

1. 𝑑𝑥 = 𝑥 + 𝐶
RUMUS 1
TEKNIS 2. 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑥2 + 𝐶.
2
𝑥𝑛+1
3. 𝑥𝑛 𝑑𝑥 = + 𝐶, 𝑛 bilangan rasional, 𝑛 ≠ −1
𝑛+1
Rumus integral tak tentu yang melibatkan fungsi
trigonometri

1. sin 𝑥 𝑑𝑥 = −𝑐𝑜𝑠 𝑥 + 𝐶
2. cos 𝑥 𝑑𝑥 = sin 𝑥 + 𝐶
3. sec2 𝑥 𝑑𝑥 = tan 𝑥 + 𝐶
4. csc2 𝑥 𝑑𝑥 = − cot 𝑥 + 𝐶
5. sec 𝑥 tan 𝑥 𝑑𝑥 = sec 𝑥 + 𝐶
6. csc 𝑥 cot 𝑥 𝑑𝑥 = − csc 𝑥 + 𝐶
Rumus integral tak tentu yang melibatkan invers
fungsi trigonometri:

𝑑𝑥
1. = sin−1 𝑥 + 𝐶 = − cos−1 𝑥 + 𝐶
1−𝑥2
𝑑𝑥 −1
2. = 𝑡𝑎𝑛 𝑥 + 𝐶 = − cot−1 +𝐶
1+𝑥2
𝑑𝑥
3. = sec−1 𝑥 + 𝐶 = − csc−1 𝑥 + 𝐶
𝑥 𝑥2 −1
𝑑𝑢 𝑢 𝑢
4. = sin−1 + 𝐶 = − cos−1 + 𝐶, 𝑎 > 0
𝑎2 −𝑢2 𝑎 𝑎
𝑑𝑢 1 −1 𝑢 1 −1 𝑢
5. = tan +𝐶= − cot + 𝐶, 𝑎 > 0
𝑎2 +𝑢2 𝑎 𝑎 𝑎 𝑎
𝑑𝑢 1 −1 𝑢 1 𝑢
6. = sec + 𝐶 = − csc−1 + 𝐶, 𝑎 > 0
𝑢 𝑢2 −𝑎2 a 𝑎 𝑎 𝑎
CONTOH
SOAL 1. Hitunglah 1 − 𝑥 𝑑𝑥
INTEGRAL
TAK TENTU
Jawab
Dengan menggunakan rumus diferensial
𝑑 1 − 𝑥 = −𝑑𝑥
Dan rumus integral fungsi aljabar diperoleh
2
1 − 𝑥 𝑑𝑥 = 1−𝑥 𝑑𝑥
1
− 1−𝑥 2+1
= +𝐶
1
+1
2

2
=− 1−𝑥 1−𝑥+𝐶
3
2. Hitunglah 𝑥 1 − 𝑥 𝑑𝑥 dengan cara

a) Penggantian 𝑢 = 1 − 𝑥
b) Menuliskan 𝑥 = 1 − (1 − 𝑥) dan menggunakan soal 1
Jawab
a) Dengan penggantian 𝑢 = 1 − 𝑥 diperoleh 𝑑𝑢 = −𝑑𝑥,
𝑑𝑥 = −𝑑𝑢 dan 𝑥 = 1 − 𝑢.
Jadi 𝑥 1 − 𝑥 𝑑𝑥 = 1−𝑢 𝑢 −𝑑𝑢
1
12
= 𝑢 𝑢 𝑑𝑢 − 𝑢 𝑑𝑢 = 𝑢 𝑑𝑢
1 2 21 2 1
− 𝑢2
𝑑𝑢 = 𝑢 2 − 𝑢2 𝑑𝑢 + 𝐶
5 3
2 2
2
= 1−𝑥 1−𝑥− 1−𝑥 1−𝑥+𝐶
5 3
b) Dengan menuliskan besaran 𝑥 di luar akar sebagai 𝑥 = 1 − (1 − 𝑥)
diperoleh
𝑥 1 − 𝑥 𝑑𝑥 = 1− 1−𝑥 1 − 𝑥 𝑑𝑥

= 1 − 𝑥 𝑑𝑥 − 1−𝑥 1 − 𝑥 𝑑𝑥
1
2 12
= 1−𝑥 𝑑 1−𝑥 − 1−𝑥 𝑑 1−𝑥
1 1
2 1 2 2
= − 1−𝑥 2 + 1−𝑥 2 +𝐶
3 5
2 2 2
= 1 −𝑥 1−𝑥− 1−𝑥 1−𝑥+𝐶
3 3
𝑥 𝑑𝑥
3. Hitunglah
𝑥+1
Jawab
Dengan penggantian 𝑡 = 𝑥 + 1 diperoleh 𝑑𝑡 = 𝑑𝑥 dan
𝑥 = 𝑡 − 1.
Jadi
𝑥 𝑑𝑥
𝑥+1
𝑡−1 𝑑𝑡 2
= 𝑑𝑡 = 𝑡 𝑑𝑡 − = 𝑡 𝑡−2 𝑡+𝐶
𝑡 𝑡 3
2
= 𝑥+1 𝑥+1−2 𝑥+1+𝐶
3
4. Hitunglah 𝑠𝑖𝑛3 x 𝑑𝑥 dengan rumus
(a) integral parsial
(b) integral dengan penggantian
Jawab :
(a) Tulislah 𝑠𝑖𝑛3 x 𝑑𝑥 = 𝑠𝑖𝑛2 x𝑠𝑖𝑛 𝑥 𝑑𝑥
Misalkan 𝑢 = 𝑠𝑖𝑛2 𝑥 dan 𝑑𝑣 = sin 𝑥 𝑑𝑥,
maka 𝑑𝑢 = 2 𝑠𝑖𝑛 𝑥. 𝑐𝑜𝑠 𝑥 𝑑𝑥 dan 𝑣 = − 𝑐𝑜𝑠 𝑥
jadi, 𝑠𝑖𝑛3 x 𝑑𝑥 = − cos 𝑥 𝑠𝑖𝑛2 𝑥 + 2 𝑐𝑜𝑠2 𝑥 sin 𝑥 𝑑𝑥
= − cos 𝑥 𝑠𝑖𝑛2 𝑥 + 2 (1 − 𝑠𝑖𝑛2 𝑥) sin 𝑥 𝑑𝑥
3
= − cos 𝑥 𝑠𝑖𝑛2 𝑥 + 2 sin 𝑥 𝑑𝑥 − 2 𝑠𝑖𝑛 𝑥 𝑑𝑥
3
Pindahkan −2 𝑠𝑖𝑛 𝑥 𝑑𝑥 ke ruas kiri dan selesaikan, diperoleh
3 𝑠𝑖𝑛3 x 𝑑𝑥 = − cos 𝑥 𝑠𝑖𝑛2 𝑥 − 2 cos 𝑥 + 𝑐𝑥

karena itu,
1 2
𝑠𝑖𝑛3 x 𝑑𝑥 = − cos 𝑥 𝑠𝑖𝑛2 𝑥 − cos 𝑥 + 𝑐
3 3
(b) Tulislah 𝑠𝑖𝑛3 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑠𝑖𝑛2 𝑥 sin 𝑥 𝑑𝑥. Gantilah 𝑠𝑖𝑛2 𝑥 dengan 1 − 𝑐𝑜𝑠2 𝑥
dan sin 𝑑𝑥 dengan −𝑑(cos 𝑥), diperoleh
𝑠𝑖𝑛3 x 𝑑𝑥 = 𝑠𝑖𝑛2 𝑥 sin 𝑥 𝑑𝑥 = − (1 − cos2 𝑥 )𝑑(cos 𝑥)

1
= − 𝑑(cos 𝑥) + 𝑐𝑜𝑠2 𝑥 𝑑(cos 𝑥) = − cos 𝑥 + cos3 𝑥 + 𝑐
3

Jawaban (a) dan (b) tepat sama karena dengan mengganti 𝑠𝑖𝑛2 𝑥 oleh
1 − 𝑐𝑜𝑠2 𝑥 diperoleh.
1 2 2 1 2
2
− cos 𝑥 𝑠𝑖𝑛 𝑥 − cos 𝑥 + 𝑐 = − cos 𝑥 (1 − 𝑐𝑜𝑠 𝑥) − cos 𝑥 + 𝑐
3 3 3 3
1
= − cos 𝑥 + cos3 𝑥 + 𝑐
3
5. Hitunglah 𝑠𝑖𝑛4 x 𝑑𝑥
Dengan menggunakan rumus trigonometri
1 1 1 1
𝑠𝑖𝑛2 𝑥 = − cos 2𝑥 dan 𝑐𝑜𝑠2 𝑥 = + cos 2𝑥,
2 2 2 2
Diperoleh
2
2 1 1
𝑠𝑖𝑛4 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑠𝑖𝑛2 𝑥 𝑑𝑥 = ( − cos 2𝑥 ) 𝑑𝑥
2 2
1 1 1
= [ − cos 2𝑥 + 𝑐𝑜𝑠2 2𝑥] 𝑑𝑥
4 2 4
1 1 1 1 1
= [ − cos 2𝑥 + ( + cos 4𝑥)] 𝑑𝑥
4 2 4 2 2
3 1 1
= 𝑥 − sin 2𝑥 + sin 4𝑥 + 𝑐
8 4 32
6. Hitunglah sin 𝑥 dx !
Jawab :
𝑑𝑥
Misalkan 𝑡 = 𝑥𝑑𝑥, maka = , sehingga 𝑑𝑥 = 2𝑡 𝑑𝑡.
2 𝑥

Dengan penggantian ini,


sin 𝑥 𝑑𝑥 = sin 𝑡 2𝑡 𝑑𝑡 = 2 𝑡 sin 𝑡 𝑑𝑡

Kemudian gunakan metode integral parsial untuk menghitung ruas


yang paling kanan. Untuk itu, misalkan
𝑢 = 𝑡 dan 𝑑𝑣 = sin 𝑡 𝑑𝑡 maka 𝑑𝑢 = 𝑑𝑡 dan 𝑣 = −𝑐𝑜𝑠 𝑡
Jadi sin 𝑥 𝑑𝑥 = 2(−𝑡 cos 𝑡 + cos 𝑡 𝑑𝑡)
= −2(𝑡 cos 𝑡 + sin 𝑡) + 𝐶
= −2 𝑥 cos 𝑥 − sin 𝑥 + 𝐶
sin 𝑥 𝑑𝑥
7. Hitunglah
1−cos 𝑥
Jawab

sin 𝑥 𝑑𝑥 𝑑(1 − cos 𝑥)


= = 2 1 − cos 𝑥 + 𝐶
1 − cos 𝑥 1 − cos 𝑥
DEFINISI.
JUMLAH Jumlah berhingga n bilangan real 𝑎1 + 𝑎2 + ⋯ + 𝑎𝑛
BERHINGGA Dapat ditulis dengan lambang Σ, yang didefinisikan
n BILANGAN sebagai
𝑛
REAL 𝑎𝑖 = 𝑎1 + 𝑎2 + ⋯ + 𝑎𝑖 + ⋯ + 𝑎𝑛
𝑖=1
TEOREMA.
Jika 𝑎1 , 𝑎2 , … , 𝑎𝑛 ; 𝑏1 , 𝑏2 , … , 𝑏𝑛 ∈ ℝ, maka
𝑛 𝑛 𝑛
1. 𝑖=1 ( 𝑎 𝑖 + 𝑏 𝑖 ) = 𝑖=1 𝑖𝑎 + 𝑖=1 𝑏𝑖
𝑛 𝑛
2. 𝑖=1 𝑐𝑎 𝑖 = 𝑐 𝑖=1 𝑎𝑖 , 𝑐 konstanta real
𝑛 2 1
3. 𝑖=1 𝑖 = 6 𝑛 𝑛 + 1 2𝑛 + 1
𝑛 3 1 2 2
4. 𝑖=1 𝑖 = 𝑛 (𝑛 + 1)
4
Integral tentu didefinisikan sebagai limit jumlah Riemann,
yang konstruksinya didasarkan pada konsep luas daerah di
INTEGRAL bidang datar. Daerah ini dibatasi oleh grafik fungsi kontinu f
pada selang [a,b], 𝑓 𝑥 ≥ 0 pada [a,b], garis x = a, garis x = b
TENTU dan sumbu X.
Misalkan fungsi 𝑓 terdefinisi pada selang tertutup [𝑎, 𝑏].
1. Buatlah partisi ∆ untuk selang [𝑎, 𝑏] dengan titik
pembagian
𝑎 = 𝑥0 < 𝑥1 < 𝑥2 < ⋯ < 𝑥𝑖−1 < 𝑥𝑖 < ⋯ < 𝑥𝑛 = 𝑏

Selang bagian ke-𝑖 dari partisi ini adalah [𝑥𝑖−1 , 𝑥𝑖 ]


dan panjang selangnya adalah
∆𝑥1 = 𝑥𝑖 − 𝑥𝑖−1 , 𝑖 = 1,2, … , 𝑛

Panjang partisi ∆ adalah


∆ = 𝑚𝑎𝑘𝑠 ∆𝑥𝑖, 1 ≤ 𝑖 ≤ 𝑛
2. Pilihlah 𝑐𝑖 ∈ 𝑥𝑖−1 , 𝑥𝑖 , 𝑖 = 1,2, … , 𝑛.
3. Definisikan bentuk jumlah
𝑛
𝑖=1 𝑓 𝑐𝑖 ∆𝑥𝑖
yang dinamakan jumlah Riemann dari 𝑓 pada [𝑎, 𝑏].
DEFINISI
Integral tentu dari fungsi 𝑓 pada selang tertutup
[𝑎, 𝑏] ditulis dengan lambang
𝑏
𝑓 𝑥 𝑑𝑥
𝑎
Dan didefinisikan sebagai
𝑏 𝑛

𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = lim 𝑓 𝑐𝑖 ∆ 𝑥𝑖
𝑎 ∆ →0
𝑖=1
Bilamana limit ini ada.
Contoh.
4
Tentukan 1
𝑥 − 3 𝑑𝑥 dengan limit jumlah Riemann !
Pada kasus ini 𝑓 𝑥 = 𝑥 − 3, 1 ≤ 𝑥 ≤ 4

Buatlah partisi untuk selang [1,4] yang membagi selang itu menjadi
n bagian yang sama panjang, sehingga panjang setiap selang
bagiannya ialah
4−1 3
∆𝑥𝑖 = = , 𝑖 = 1,2, … , 𝑛
𝑛 𝑛
Dengan titik pembagian
3 3 3
𝑥0 = 1, 𝑥1 = 1 + , … , 𝑥𝑖 = 1 + 𝑖 , … , 𝑥𝑛 = 1 + 𝑛 = 4
𝑛 𝑛 𝑛

3𝑖
Pilihlah 𝑐𝑖 = 𝑥𝑖 = 1 + ,∈
𝑥𝑖−1 , 𝑥𝑖 , 𝑚𝑎𝑘𝑎
𝑛
3 3𝑖 3𝑖
𝑓(𝑐𝑖 ) = 𝑓 1 + 𝑖. =1+ −3= −2
𝑛 𝑛 𝑛

Menurut definisi integral tentu sebagai limit jumlah Riemann,


4 𝑛 𝑛 𝑛
3𝑖 3 9 6
𝑥 − 3 𝑑𝑥 = lim − 2 . = lim [ 2 𝑖− 1 ]
1 ∆ →0 𝑛 𝑛 𝑛→+∞ 𝑛 𝑛
𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1

9 1 6 1 1
= lim [ 2 . 𝑛 𝑛 + 1 − . 𝑛] = 4 − 6 = −1
𝑛→+∞ 𝑛 2 𝑛 2 2
RUMUS- DEFINISI
𝑏
RUMUS 1. Jika 𝑓(𝑎) terdefinisi, maka 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 0
INTEGRAL 2. Jika 𝑎 > 𝑏 dan 𝑎
𝑏
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 terdefinisi, maka
TENTU 𝑎
𝑏
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = − 𝑎
𝑏
𝑓 𝑥 𝑑𝑥
TEOREMA.
1. Jika fungsi 𝑓 kontinu pada [𝑎, 𝑏], maka 𝑓 terintegralkan secara
Riemann pada 𝑎, 𝑏 .
𝑏 𝑛
2. 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = lim 𝑖=1 𝑓 𝑐𝑖 ∆ 𝑥𝑖 = 𝐹(𝑏) − 𝐹(𝑎)
∆ →0
𝑏 𝑛
3. 𝑎
𝑘 𝑑𝑥 = lim 𝑖=1 𝑘 ∆ 𝑥𝑖 = 𝑘(𝑏 − 𝑎)
∆ →0

4. Jika fungsi 𝑓 dan 𝑔 terintegralkan pada 𝑎, 𝑏 , maka fungsi 𝑓 + 𝑔


dan 𝑐𝑓, c konstanta juga terintegralkan pada [𝑎, 𝑏] dan
𝑏 𝑏 𝑏
a) 𝑎
𝑓 𝑥 +𝑔 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 + 𝑎
𝑔 𝑥 𝑑𝑥
𝑏 𝑏
b) 𝑎
𝑐 𝑓 𝑥 𝑑𝑥
= 𝑐 𝑎 𝑓 𝑥 𝑑𝑥
Akibatnya, fungsi 𝑓 − 𝑔 juga terintegralkan pada [𝑎, 𝑏] dan
berlaku
𝑏 𝑏 𝑏
𝑓 𝑥 − 𝑔 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 − 𝑔 𝑥 𝑑𝑥
𝑎 𝑎 𝑎
5. Jika D adalah suatu daerah tertutup di bidang yang
dibatasi oleh grafik fungsi kontinu 𝑓 pada [𝑎, 𝑏], garis
𝑥 = 𝑎 , garis 𝑥 = 𝑏 dan sumbu 𝑋, maka luas D adalah
𝑏
𝐿= 𝑓 𝑥 𝑑𝑥
𝑎
6. Jika fungsi f terintegralkan pada 𝑎, 𝑏 𝑑𝑎𝑛 𝑐 ∈ 𝑎, 𝑏 , maka
fungsi 𝑓 terintegralkan pada [𝑎, 𝑐] dan pada [𝑐, 𝑏] dan berlaku
𝑏 𝑐 𝑏
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 + 𝑓 𝑥 𝑑𝑥
𝑎 𝑎 𝑐
Rumus ini dapat diperumum sebagai berikut.
7. Jika fungsi f terintegralkan pada selang tertentu I yang
memuat titik a,b dan c maka
𝑏 𝑐 𝑏
𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 + 𝑐
𝑓 𝑥 𝑑𝑥
8. Jika fungsi f terintegralkan pada [a,b] dan f(x) ≥ 0 pada [a,b],
maka
𝑏
𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 ≥ 0
Dengan menggunakan rumus ini secara langsung diperoleh rumus
berikut
9. Jika fungsi f dan g terintegralkan pada [a,b] dan f (x) ≤ g (x)
pada [a,b], maka
𝑏 𝑏
𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 ≤ 𝑎
𝑔 𝑥 𝑑𝑥
10. Jika fungsi f kontinu pada [ a,b ], m = m i n f(x) dan M = m a k s
f(x), maka
𝑏
m(b-a)≤ 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 ≤ M ( b - a )
CONTOH
SOAL 2 3
1. Hitunglah 𝑥 𝑑𝑥 dengan limit jumlah Riemann.
INTEGRAL −1

TENTU
Jawab.
Tulislah 𝑓 𝑥 = 𝑥3 , −1 ≤ 𝑥 ≤ 2 .
Buatlah partisi untuk selang −1,2 yang membagi selang tersebut
menjadi n selang bagian yang sama. Panjang setiap selang
bagiannya
2 − (−1) 3
∆𝑥𝑖 = =
𝑛 𝑛
dan titik pembagiannya adalah :
3 3 3 3
𝑥0 = -1, 𝑥1 = -1 + , 𝑥2 = -1+2 , …,𝑥1 = -1+𝑖. , … , 𝑥𝑛 = -1 + 𝑛. = 2
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
3𝑖
Pilihlah 𝑐𝑖 = 𝑥𝑖 = -1 + ∈ 𝑥𝑖−1 , 𝑥1 . 𝐽𝑎𝑑𝑖 𝑓 𝑐𝑖 =
𝑛
3𝑖 3 27 3 27 2 9
−1 + = 3𝑖 - 2𝑖 + 𝑖 −1
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
Perhatikan gambar di bawah ini :
Dengan menggunakan limit jumlah Riemann, integral
tentu dari fungsi f pada −1,2 adalah :
2 3 𝑛 27 3 27 2 9 3
𝑥 𝑑𝑥 = lim 𝑖=1 𝑛3 𝑖 − 𝑖 + 𝑖−1 .
−1 ∆ →0 𝑛2 𝑛 𝑛
81 𝑛 3 81 𝑛 2 27 𝑛 3 𝑛
= lim 4 𝑖=1 𝑖 − 𝑖=1 𝑖 + 2 𝑖=1 𝑖 − 𝑖=1 1
𝑛→+∞ 𝑛 𝑛3 𝑛 𝑛

81 1 2 2 81 1
= lim 4 4𝑛 𝑛+1 − 𝑛 𝑛 + 1 2𝑛 + 1 +
𝑛→+∞ 𝑛 𝑛3 6
3 2
2. Hitunglah 1
(𝑥 −2𝑥) 𝑑𝑥
Jawab

3
1 3 3
(𝑥 2 −2𝑥) 𝑑𝑥 = 𝑥 − 𝑥2
1 3 1
1 3 1
= 3 − 32 − 13 − 12
3 3
27 1
= −9 − −1
3 3
2
=
3
3. Hitunglah luas daerah tertutup D yang dibatasi oleh
grafik 𝑓 𝑥 = 4𝑥 − 𝑥2 ,garis x = 1 dan sumbu X
Jawab
Grafik fungsi f memotong sumbu x di (0,0) dan (4,0). Pada soal ini,
selang pengintegralannya adalah (1,4). Perhatikan gambar dibawah
ini
𝑏 4
𝐷= 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 1
4𝑥 − 𝑥 2 𝑑𝑥
1 4
 = 2𝑥 2 − 𝑥 3
3 1
1 1
 = 2. 42 − .43 − 2. 12 − . 13
3 3
1 1
 = 2.16 − . 64 − 2 −
3 3
63
 = 30 −
3
 =9
Untuk soal 1 sampai dengan 5, diberikan daerah D beserta batasnya. Pada
setiap soal; hitunglah luas daerah D dengan menggunakan proses limit.
1. D dibatasi oleh garis 𝑓 𝑥 = 𝑥, garis 𝑥 = 3, sumbu X dan sumbu Y.
2. D dibatasi oleh grafik fungsi 𝑓 𝑥 = 4 − 𝑥2 dan sumbu X.
3. D dibatasi oleh grafik fungsi 𝑓 𝑥 = 𝑥3 , grafik 𝑥 = 1, garis 𝑥 = 2 dan
sumbu X.
4. D dibatasi oleh grafik fungsi 𝑓 𝑥 = 2 − 𝑥 dan sumbu X.
5. D dibatasi oleh parabol 𝑓 𝑥 = 𝑥2 dan garis 𝑦 = 𝑥 + 2
Untuk soal 6 sampai 10, hitunglah setiap integral tentu yang diberikan dengan
LATIHAN menggunakan limit jumlah Riemann.
2 2
6. −1
𝑥 𝑑𝑥
2
7. −1
𝑥 𝑑𝑥
3 2
8. 1
𝑥 − 4 𝑑𝑥
3 2
9. −1
𝑥 − 4𝑥 𝑑𝑥
2 3
10. 0
𝑥 − 3𝑥 𝑑𝑥

Anda mungkin juga menyukai