Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Maha Penciptakan, Alam Semesta dan
isinya. Shalawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad Saw, keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para pengikutnya yang
setia hingga akhir zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Inggris
yang membahas tentang Produk yang ada di Bank Syariah, Penulis menyusun
makalah ini secara sistematis dan sesuai dengan kaidah ilmiah,dengan maksud
agar bisa dijadikan referensi tambahan bagi pembaca semoga dengan makalah ini
kita dapat memahami apa saja produk yang ada di Bank Syariah.
Dalam penulisan makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan yang
perlu diperbaiki. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, penulis mohon maaf
dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para pembaca, karena
masih dalam tahap pembelajaran. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
ii
Daftar isi
iii
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dengan semakin berkembangnya perekonomian suatu Negara,
semakin meningkat pula permintaan atau kebutuhan pendanaan dalam
kehidupan baik keperluan individu maupun kelompok, namun dana dari
pemerintah yang berupa APBN sangat terbatas untuk memenuhi
kebutuhan pendanaan tersebut, karena itu pihak pemerintah menggandeng
pihak swasta untuk ikut serta berperan dalam membiayai sector tersebut
guna membagun potensi ekonomi yang lebih baik.
1
B.Rumusan masalah
1.Apa yang dimaksud dengan produk bank syari’ah.?
2.Apa saja konsep produk bank syariah
3.Apa saja produk-produk bank syariah.?
C.Tujuan Pembahasan
1.Mengetahui tentang definisi produk bank syariah
2.Mengetahui konsep produk bank syariah
3.Mengetahui produk-produk serta akad bank syariah
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
2. Jual beli (murabahah, istisna’, salam, dan ijarah).
3. Jasa (rahn, wakalah, kafalah, hawalah, qard)
produk penyaluran dana dibagi menjadi tiga, yaitu prinsip jual beli, prinsip sewa,
dan prinsip bagi hasil.
Prinsip jual beli dibagi lagi menjadi dua yaitu ba’i al murabahah, ba’i
assalam, dan ba’i al istishna. Ba’i al murabahah adalah jual beli dan harga awal
ditambah keuntungan yang disepakati antara nasabah dan bank. Ba’i assalam yaitu
nasabah berperan sebagai pembeli dan pemesan memberikan uangnya di tempat
akan sesuai dengan harga barang yang telah disebutkan sebelumnya.
Sementara ba’i al istishna adalah bagian dari ba’i assalam, tapi untuk bidang
manufaktur.
Prinsip sewa atau ijarah yaitu kesepakatan pemindahan kegunaan atas
barang ataupun jasa tanpa diikuti pemindahan kepemilikan pada barang yang
disewakan.Terakhir, yaitu prinsip bagi hasil. Adapun prinsip bagi hasil ini dua
macam, musyarakah dan mudharabah. Musyarakah yaitu dua pihak atau lebih
yang bekerja sama untuk meningkatkan aset yang ada. Seluruh pihak yang terlibat
memadukan sumber daya yang dimiliki baik yang berwujud ataupun tidak
berwujud. Sementara musharabah yaitu kerja sama dua orang atau lebih dengan
pemilik modal mempercayakan modalnya dikelola dengan perjanjian pembagian
keuntungan.
Konsep jasa yang diberikan bank kepada nasabah
Produk jasa yang diberikan bank kepada nasabah. (Foto: Freepik)Produk ini
terbagi menjadi delapan, yaitu wakalah, kafalah, qardh, sharf, ijarah, rahn,
hiwalah, dan akad al-wadiah.
Wakalah yaitu akad pemberi wewenang dari lembaga atau orang kepada pihak
lain untuk mewakilinya melaksakan keperluan dengan batas wewenang dan waktu
tertentu. Kafalah berarti jaminan yang diberikan penanggung kepada pihak ketiga
untuk memenuhi kewajiban pihak yang ditanggung.
Sementara qardh berarti pemberian harta kepada orang lain yang bisa dimintakan
kembali. Lalu, sharf merupakan layanan jasa jual beli valuta asing.
Rahn berarti menahan harta milik peminjam untuk jaminan atas pinjaman yang
diterimanya atau disebut juga jaminan hutang gadai. Ada syarat tertentu yang
perlu dipenuhi agar masuk dalam klasifikasi gadai. Selanjutnya ialah ijarah yang
diperuntukan pada produk pembiayaan berlandaskan syariah. Inilah jenis
perjanjian yang biasanya dipakai untuk KPR bank syariah.
Hiwalah atau transaksi mengalihkan utang piutang dilakukan untuk membantu
supllier mendapatkan modal dalam bentuk uang tunai agar usahanya bisa terus
4
berjalan. Terakhir, akad al-wadiah yaitu prinsip dasar layanan administrasi
dokumen, landasan syariah produk tabungan, termasuk giro.
Deposito Syariah
5
60 : 40 untuk nasabah dan bank. Makin besar untung yang bank dapat,
makin besar untung yang diperoleh oleh nasabah, demikian pula jika
keuntungan yang diperoleh bank sedikit maka nasabah akan mendapat
keuntungan yang sedikit pula dengan kata lain, keuntungan muncul
bersama risiko.
Giro Syariah
6
mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak
lain.
Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan
piutang.
Bersifat titipan.
Titipan bisa diambil kapan saja (on call).
Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian
(athaya) yang bersifat sukarela dari pihak bank.
Dalam prakteknya sebagian besar bank syariah menggunakan akad
wadiah pada produk giro. Sebab kebutuhan nasabah membuka giro adalah
untuk kelancaran dan kemudahan dalam bertransaksi, bukan untuk
mencari keuntungan. Sedang akad mudharabah bisanya digunakan untuk
akad investasi untuk mencari keuntungan.
7
tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Leasing terdapat dua
kategori yaitu:
BAB 3
PENUTUP
A..Kesimpulan
8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://pa-
sintang.go.id/index.php%3Fsintang%3Ddetail%26berita%3D3008-
mengenal-produk-produk-bank-
syariah&ved=2ahUKEwjV9amjttDzAhWw7XMBHaEHCNkQFnoECBw
QBQ&usg=AOvVaw2kWDx_20kU51-ffeAvVT5W
https://review.bukalapak.com/finance/yuk-kenalan-dengan-produk-
perbankan-syariah-80707
http://pta-jambi.go.id