Anda di halaman 1dari 13

PAPER

SHARIAH BANKING PRODUCTS

Dea Tafari (2051040261)


Gita Dewi Anjeli (2051040062)
Putri Rismayana (2051040134)
Danang Aji Astama (2051040360)
Daral Muhammad Zaidan (2051040001)
M.Andi Galib Rukmana (2051040399)

ENGLISH ECONOMIC STUDY PROGRAM


FACULTY OF ISLAMIC ECONOMICS AND BUSINESS
STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF RADEN INTAN LAMPUNG
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Maha Penciptakan, Alam Semesta dan
isinya. Shalawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad Saw, keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para pengikutnya yang
setia hingga akhir zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Inggris
yang membahas tentang Produk yang ada di Bank Syariah, Penulis menyusun
makalah ini secara sistematis dan sesuai dengan kaidah ilmiah,dengan maksud
agar bisa dijadikan referensi tambahan bagi pembaca semoga dengan makalah ini
kita dapat memahami apa saja produk yang ada di Bank Syariah.
Dalam penulisan makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan yang
perlu diperbaiki. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, penulis mohon maaf
dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para pembaca, karena
masih dalam tahap pembelajaran. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

ii
Daftar isi

iii
iv
BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dengan semakin berkembangnya perekonomian suatu Negara,
semakin meningkat pula permintaan atau kebutuhan pendanaan dalam
kehidupan baik keperluan individu maupun kelompok, namun dana dari
pemerintah yang berupa APBN sangat terbatas untuk memenuhi
kebutuhan pendanaan tersebut, karena itu pihak pemerintah menggandeng
pihak swasta untuk ikut serta berperan dalam membiayai sector tersebut
guna membagun potensi ekonomi yang lebih baik.

Pihak yang di maksudkan adalan pihak bank yang memiliki fungsi


tersebut.dan kita sebagai umat muslim guna untuk memenuhi kebutuhan
pendanaan dan menyimpan dana tentu saja kita akan memilih suatu
lembaga yang segala kegiatannya tidak dilarang dalam islam, dan yang
paling cocok adalah bank syariah.

Dalam rangka melayani masyarakat, terutama masyarakat muslim,


bank syariah menyediakan berbagai macam produk perbankan. Produk
perbankan tersebut sudah barang tentu islami termasuk dalam memberikan
pelayanan kepada nasabahnya. Produk perbankan syariah dapat dibagi
menjadi tiga bagian yaitu: (1) Produk Penyaluran Dana, (11) Produk
Penghimpunan Dana, dan (III) Produk yang berkaitan dengan jasa yang
diberikan perbunkan kepada nasabahnya.

1
B.Rumusan masalah
1.Apa yang dimaksud dengan produk bank syari’ah.?
2.Apa saja konsep produk bank syariah
3.Apa saja produk-produk bank syariah.?

C.Tujuan Pembahasan
1.Mengetahui tentang definisi produk bank syariah
2.Mengetahui konsep produk bank syariah
3.Mengetahui produk-produk serta akad bank syariah

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A.Pengertian bank syariah


Menurut UU Nomor 21 tahun 2008, bank syariah adalah bank yang
menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip hukum
Islam yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) seperti prinsip
keadilan dan keseimbangan.
 (‘adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah), universalisme (alamiyah), serta
tidak mengandung gharar, maysir, riba, zalim, dan objek yang haram. Jumlah
populasi penduduk muslim yang besar di Indonesia membuat bank syariah
berkembang pesat. Namun sayangnya, hanya sedikit yang mengetahui produk-
produk perbankan syariah. Itulah sebabnya masyarakat perlu mengetahui lebih
detail tentang produk perbankan syariah, termasuk juga KPR bank syariah. 

B.Konsep produk bank syariah


secara garis besar, produk perbankan syariah dibagi tiga, yaitu produk
penghimpun dana, produk jasa yang diberikan bank ke nasabah, dan produk
penyaluran dana.
 Konsep penghimpun dana
1. Wadiah (giro).
2. Mudarabah (tabungan dan deposito).
Produk penghimpun dana ini dibagi menjadi dua, yaitu prinsip wadiah dan
prinsip mudharabah. Prinsip wadiah mirip dengan penerapan pada rekening giro
atau dikenal dengan wadiah yang dhamanah. Sementara wadiah amanah, harta
titipan dilarang dimanfaatkan oleh yang dititipi.
Untuk prinsip mudharabah, penyimpan berperan sebagai pemilik modal dan bank
sebagai pengelola. Dana yang disimpan di bank bisa digunakan oleh bank untuk
melakukan pembiayaan. Jika bank memanfaatkannya dengan tujuan pembiayaan
mudharabah maka bank bertanggung jawab bila terjadi kerugian.
 Konsep penyaluran dana
1. Bagi Hasil (mudarabah dan musarakah).

3
2. Jual beli (murabahah, istisna’, salam, dan ijarah).
3. Jasa (rahn, wakalah, kafalah, hawalah, qard)
produk penyaluran dana dibagi menjadi tiga, yaitu prinsip jual beli, prinsip sewa,
dan prinsip bagi hasil.
Prinsip jual beli dibagi lagi menjadi dua yaitu ba’i al murabahah, ba’i
assalam, dan ba’i al istishna. Ba’i al murabahah adalah jual beli dan harga awal
ditambah keuntungan yang disepakati antara nasabah dan bank. Ba’i assalam yaitu
nasabah berperan sebagai pembeli dan pemesan memberikan uangnya di tempat
akan sesuai dengan harga barang yang telah disebutkan sebelumnya.
Sementara ba’i al istishna adalah bagian dari ba’i assalam, tapi untuk bidang
manufaktur.
Prinsip sewa atau ijarah yaitu kesepakatan pemindahan kegunaan atas
barang ataupun jasa tanpa diikuti pemindahan kepemilikan pada barang yang
disewakan.Terakhir, yaitu prinsip bagi hasil. Adapun prinsip bagi hasil ini dua
macam, musyarakah dan mudharabah. Musyarakah yaitu dua pihak atau lebih
yang bekerja sama untuk meningkatkan aset yang ada. Seluruh pihak yang terlibat
memadukan sumber daya yang dimiliki baik yang berwujud ataupun tidak
berwujud. Sementara musharabah yaitu kerja sama dua orang atau lebih dengan
pemilik modal mempercayakan modalnya dikelola dengan perjanjian pembagian
keuntungan.
 Konsep jasa yang diberikan bank kepada nasabah
Produk jasa yang diberikan bank kepada nasabah. (Foto: Freepik)Produk ini
terbagi menjadi delapan, yaitu wakalah, kafalah, qardh, sharf, ijarah, rahn,
hiwalah, dan akad al-wadiah.
Wakalah yaitu akad pemberi wewenang dari lembaga atau orang kepada pihak
lain untuk mewakilinya melaksakan keperluan dengan batas wewenang dan waktu
tertentu. Kafalah berarti jaminan yang diberikan penanggung kepada pihak ketiga
untuk memenuhi kewajiban pihak yang ditanggung.
Sementara qardh berarti pemberian harta kepada orang lain yang bisa dimintakan
kembali. Lalu, sharf merupakan layanan jasa jual beli valuta asing.
Rahn berarti menahan harta milik peminjam untuk jaminan atas pinjaman yang
diterimanya atau disebut juga jaminan hutang gadai. Ada syarat tertentu yang
perlu dipenuhi agar masuk dalam klasifikasi gadai. Selanjutnya ialah ijarah yang
diperuntukan pada produk pembiayaan berlandaskan syariah. Inilah jenis
perjanjian yang biasanya dipakai untuk KPR bank syariah. 
Hiwalah atau transaksi mengalihkan utang piutang dilakukan untuk membantu
supllier mendapatkan modal dalam bentuk uang tunai agar usahanya bisa terus

4
berjalan. Terakhir, akad al-wadiah yaitu prinsip dasar layanan administrasi
dokumen, landasan syariah produk tabungan, termasuk giro.

C.Produk-produk bank syariah


Mengenal Produk- Produk Bank Syariah, Pelopor Bank Syariah di
Indonesia sendiri adalah BMI (Bank Muamalat Indonesia) yang mulai beroperasi
pada tanggal 1 Mei 1992. Namun, kini bank syariah sudah berkembang pesat dan
semakin banyak bank yang menawarkan produk syariah terlebih lagi setelah
disahkannya Undang-undang Perbankan Syariah Nomor 21 Tahun 2008 oleh DPR
RI. Hal ini tentu tidak hanya dilihat dari aspek kepastian hukum dan eksistensi
perbankan syariah secara legal formal, tetapi juga akan menambah geliat industri
perbankan syariah secara umum. Secara definisi, ekonomi syariah berarti suatu
perekonomian yang berbasis pada prinsip-prinsip syariah Islam.
Berikut adalah produk serta jasa perbankan syariah yang dapat dinikmati dan
dimanfaatkan oleh masyarakat umum diantaranya adalah :
 Tabungan Syariah

Tabungan adalah simpanan yang penarikannya melalui beberapa


ketentuan yang sudah dijelaskan oleh pihak bank pada nasabah. Sarana
penarikannya bisa menggunakan buku tabungan, ATM, slip penarikan dan
juga melalui metode canggih lain misalnya internet banking. Ciri khas
tabungan syariah adalah menerapkan akad wadi’ah, yang artinya tabungan
yang kita simpan tidak mendapatkan keuntungan karena Cuma dititip,
tidak ada bunga yang diterima oleh nasabah akan tetapi bank memberikan
hadiah atau bonus kepada nasabah.

 Deposito Syariah

Deposito banyak dipilih oleh masyarakat untuk berinvestasi, selain


mudah, keuntungan yang didapatkan juga lebih tinggi dari tabungan biasa.
Depositoadalahproduk simpanan di bank yang penyetorannya maupun
penarikannya hanya bisa dilakukan pada waktu tertentu saja karena bank
membutuhkan waktu untuk melakukan investasi. Bisnis atau investasi
yang dijalankan oleh bank tersebut harus masuk kategori halal menurut
hukum islam. Tenor atau jangka waktu yang ditawarkan sama dengan
deposito konvensional, antara 1 hingga 24 bulan.

Deposito syariah menggunakan akad mudharabah artinya tabungan


dengan sistem bagi hasil (nisbah) antara nasabah dan bank. Keuntungan
deposito dengan akad mudharabah ini biasanya memakai perbandingan

5
60 : 40 untuk nasabah dan bank. Makin besar untung yang bank dapat,
makin besar untung yang diperoleh oleh nasabah, demikian pula jika
keuntungan yang diperoleh bank sedikit maka nasabah akan mendapat
keuntungan yang sedikit pula dengan kata lain, keuntungan muncul
bersama risiko.

 Gadai Syariah (Rahn)

Akad gadai syariah yang dipraktikkan pada PT. Pegadaian adalah


meminjamkan uang kepada nasabah dengan jaminan harta yang bernilai
dan dapat dijual. Uang yang dipinjamkan adalah murni tanpa bunga.
Namun nasabah (rahin) wajib menyerahkan barang jaminan (marhum)
untuk kepentingan sebagai alat pembayaran utang manakala pemberi gadai
tidak dapat membayar utang saat jatuh tempo yang telah disepakati.

Dalam praktiknya, barang jaminan akan dijual untuk menutupi


utang manakala pemberi gadai telah dikonfirmasi. Jika barang gadai telah
dijual sesuai dengan harga pasaran maka penerima gadai hanya mengambil
sesuai dengan nilai hutangnya dan lebihnya dikembalikan kepada
penggadai.

 Giro Syariah

Salah satu produk perbankan syariah yang termasuk ke dalam


konsep wadiah (titipan) adalah giro. Secara umum yang dimaksud dengan
giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah bayar lainnya atau
dengan pemindahbukuan. Adapun yang dimaksud dengan giro syariah
adalah giro yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam
hal ini, Dewan Syariah Nasional telah mengeluarkan fatwa yang
menyatakan bahwa giro yang dibenarkan syariah adalah giro berdasarkan
prinsip wadiah dan mudharabah.

Akad mudharabah pada giro syariah adalah akad kerjasama antara


nasabah sebagai penyimpan dana (shahibul maal) sedang bank syariah
sebagai pihak yang mengelola dana (mudharib). Ketentuan Giro Syariah
menggunakan akad mudharabah adalah sebagai berikut:

Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau


pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola
dana.Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan
berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan

6
mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak
lain.
Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan
piutang.

Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan


dituangkan dalam akad pembukaan rekening.Bank sebagai mudharib
menutup biaya operasional giro dengan menggunakan nisbah keuntungan
yang menjadi haknya.
Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa
persetujuan yang bersangkutan.

Sedangkan, Giro Syariah dengan akad wadiah adalah akad titipan


dana dari nasabah kepada bank syariah, dimana bank syariah dapat
mengelola dana tersebut tanpa harus memberikan imbalan kepada nasabah
jika mendapat keuntungan. Giro syariah dengan akad wadiah mengikuti
ketentuan sebagai berikut :

Bersifat titipan.
Titipan bisa diambil kapan saja (on call).
Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian
(athaya) yang bersifat sukarela dari pihak bank.
Dalam prakteknya sebagian besar bank syariah menggunakan akad
wadiah pada produk giro. Sebab kebutuhan nasabah membuka giro adalah
untuk kelancaran dan kemudahan dalam bertransaksi, bukan untuk
mencari keuntungan. Sedang akad mudharabah bisanya digunakan untuk
akad investasi untuk mencari keuntungan.

 Pembiayaan Syariah (Ijarah)

Leasing sudah sangat familiar dalam kehidupan kita sehari-hari


karena sudah banyak masyarakat yang menggunakan jasa layanan
tersebut, contohnya dalam pembelian mobil, motor atau benda berharga
lainnya. Sewa guna usaha (leasing) pada awalnya di kenal di Amerika
Serikat, yaitu berasal dari kata lease yang berarti menyewa. Sedangkan
dalam ekonomi Islam istilah yang berkaitan dengan leasing adalah Ijarah
(al ijarah) yang berasal dari kata al ajru yang berarti al iwadhu (ganti).
Berdasar SK Menteri Keuangan No.1169/KMK.01/1991 tanggal 21
November 1991, sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan
menggunakan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak
opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu

7
tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Leasing terdapat dua
kategori yaitu:

BAB 3
PENUTUP

A..Kesimpulan

8
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://pa-
sintang.go.id/index.php%3Fsintang%3Ddetail%26berita%3D3008-
mengenal-produk-produk-bank-
syariah&ved=2ahUKEwjV9amjttDzAhWw7XMBHaEHCNkQFnoECBw
QBQ&usg=AOvVaw2kWDx_20kU51-ffeAvVT5W
 https://review.bukalapak.com/finance/yuk-kenalan-dengan-produk-
perbankan-syariah-80707
 http://pta-jambi.go.id

Anda mungkin juga menyukai