Anda di halaman 1dari 22

OBSERVASI WAWANCARA

PEDOMAN WAWANCARA DAMPAK ANAK YANG MENGALAMI GANGGUAN

LEARNING DISORDER

Disusun Oleh :

Ivani Valentina Susilo Santoso

20.E3.0087

MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2021
A. PEDOMAN WAWANCARA
1. TOPIK
Topik observasi ini adalah Learning Disorder
2. TUJUAN
Tujuan dari wawancara ini adalah interviewer ingin melihat dampak yang terjadi pada
anak yang memiliki gangguan learning disorder.
3. TEORI
Learning Disorder adalah Gangguan belajar spesifik merupakan gangguan internal

yang menunjukan bahwa ketidakmampuan belajar berasal dari anak tersebut sehingga

terjadi hambatan kemampuan perseptual, yang meliputi persepsi visual, auditoris,

maupun taktil kinestesis.(Wijaya, 2020). Dalam penelitian yang dilakukan (Raharjo et

al., 2011) mengemukakan tentang learning disorder yaitu gangguan kesulitan belajar

atau kekurangan yang tidak nampak secara lahiriah. Learning Disorder atau kekacauan

belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya

respons yang bertentangan,pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi

dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya

respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih

rendah dari potensi yang dimilikinya (Nurmelly, 2012). Sehingga learning disorder

adalah gangguan belajar spesifik yang menunjukan ketidakmampuan dalam belajar

pada anak.

Kriteria Diagnosis Learning Disorder menurut DSM V adalah sebagai berikut :

A. Kesulitan belajar dan menggunakan ketrampilan akademik, ditunjukan dengan

munculnya paling sedikit satu dari gejala berikut ysng telah bertahan selama

setidaknya 6 bulan:

 Pembacaan kata yang tidak akurat atau lambat dan susah payah.
 Kesulitan memahamii arti dari apa yang dibaca.

 Kesulitan dengan ejaan.

 Kesulitan dengan menulis.

 Kesulitan menguasai pemahaman tentang angka atau perhitungan angka

 Kesulitan dengan penalaran matematika.

B. Kemampuan akademik tersebut sangat jauh dibawah ekspetasi untuk anak

seusianya, dan menyebabkan gangguan signifikan pada performa akademik atau

pekerjaan atau aktivitas sehari-hari.

C. Kesulitan belajar dimulai saat usia sekolah namun mungkin belum terlalu terlihat

sampai tuntutan akademik disekolah melampaui batasan kemampuan anak tersebut

(tes dengan batasan waktu, membaca, menulis laporan yang panjang dan kompleks

dalam batasan waktu yang ketat, beban akademik yang berat dan banyak).

D. Kesulitan belajar ini bukan karena ketidakmampuan intelektual, kurang tajamnya

penglihatan atau pendengaran, gangguan mental atau neurologis lainya, hambatan

psikososial kurangnya penguasaan bahasa dalam instruksi akademis atau

pengajaran pendidikan yang tidak memadai.

Bali & Masulah (2019) mengemukakan ada beberapa dampak dari learning dissorder

yaitu:

 Emosi yang tidak menentu

Ketidakstabilan emosi yang ditandai sering terjadinya perubahan yang

menyolok dalam suasana hati seperti : mudah tersinggung, pemarah, pemurung

 Rasa percaya diri kurang

 Memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan


 Menghambat ketrampilan sosial (berkomunikasi, sharing,bekerjasama dan
berpatisipasi di masyarakat)

Menurut (Abdullah,2016) anak berkesulitan belajar menghadapi “kegagalan”


dalam proses belajar. Kegagalan yang terus menerus pada satu matapelajaran
apalagi hampir semua matapelajaran akan menyebabkan anak merasa malu,
kecewa, frustasi, rendah diri, hilang percaya diri, irrasional, dan konsep diri negatif.
Kondisi psikologis tersebut akan lebih memperberat persoalan yang dihadapinya,
lebih-lebih bila proses belajar mengajar dan bimbingan belajar tidak diberikan
sebagaimana yang dibutuhkan oleh anak. Kegagalan dalam belajar, resikonya
adalah tinggal kelas. Biasanya anak-anak berkesulitan belajar mengalami hambatan
dalam proses penyesuaian diri (maladjustment). Andaikan dalam proses belajar
masih belum terjadi perubahan, permasalahan-permasalahan tersebut akan semakin
berat.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dampak dari anak yang mengalami Learning
Disorder adalah : Emosi tidak menentu, Rasa percaya diri kurang, memutuskan
untuk tidak melanjutkan pendidikan, dan dampat menghambat ketrampilan
sosialnya.

4. INTERVIEWEE
a. Subjek
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
b. Significant Other
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin : Perempuan
Hubungan dg Subjek : Ibu Kandung
5. STRUKTUR WAWANCARA
Struktur wawancara yang digunakan interviewer adalah semi terstruktur tujuannya agar
masih sesuai dengan struktur yang sudah dibuat akan tetapi bisa improv dan lebih
fleksibel.

6. ITEM PERTANYAAN
a. Orang tua
Data yang diungkap Pertanyaan
Saat anak emosi, reaksi apa saja yang muncul ketika anak
emosi?
Apakah keadaan mood anak sering berubah?
Emosi tidak menetu Saat anak kesulitan belajar emosi apa yang muncul saat
itu?
Apakah kesulitan belajar pada anak ini mempengaruhi
emosinya?
Bagaimana cara anak mengekpresikan perasaaanya ketika
sedang mengalami kesulitan belajar?
Apakah menunjukan perasaan seperti rasa iri dan
cemburu? Jika iya saat situasi seperti apa?
Apakah anak mudah tersinggung atau pemarah? Jika iya
pada saat situasi seperti apa?
Apakah anak berani berpendapat ketika ingin
berpendapat?
Rasa Percaya Diri Apakah anak suka menyuarakan apa yang anak rasakan?
Kurang Jika anak tidak menyuarakan apa yang ibu lakukan unutk
mengetahui apa perasaaan anak?
Apakah anak mengalami minder saat teman diusianya
sudah mampu membaca dan menulis?
Apakah anak pernah berpendapat tidak ingin melanjutkan
sekolah? Jika iya apa yang ibu lakukan untuk meyakinkan
Memutuskan itdak anak bahwa anak bisa
melanjutkan Saat berangkat sekolah apakah anak sering beralasan
pendidikan untuk tidak berangkat?
Kesulitan apa yang dirasakan anak saat disekolah?
Bagaimana guru disekolah membantu anak yang
mengalami kesulitan belajar?
Apakah anak sering mengikuti kegiatan sosial ? jika iya
apa saja yang diikut anak
Menghambat Apakah anak mengalami kesulitan berkomunikasi dengan
ketrampilan sosial? oranglain? Jika iya seperti apa contohnya?
Apakah anak diajak untuk melakukan perkerjaan rumah
untuk melatih kerjasama? Bagaimana saat anak diminta
untuk membantu?

b. Guru Les
Data yang diungkap Pertanyaan
Bagaimana reaksi anak saat mengalami kesulitan?
Apakah anak sering meminta bantuan atas kesulitan
yang dialaminya?
Emosi tidak menentu Apakah anak pernah marah ketika sudah diajarkan
akan tetapi masih tidak bisa?
Apa yang dilakukan guru untuk meredakan emosi
anak?
Bagaimana reaksi anak ketika teman-temannya sudah
bisa membaca dan menulis?
Rasa percaya diri Apakah anak berani mengunkapkan apa yang diingi
kurang anak?
Bagaimana anak mengungkapkan apa perasaannya?
Apakah anak suka murung ketika tidak bisa
melakukan
Memutuskan tidak Apakah anak bersemangat ketika belajar?
melanjutkan Apakah anak mengungkapkan kesulitan yang dia
pendidikan rasakan?
Menghambat Bagaiamana anak berkomunikasi dengan teman
ketrampilan sosial sebayanya?
Apakah anak suka berinteraksi dengan teman sebaya?
Apakah anak mampu melakukan kerjasama?

7. ANALISIS VERBATIM
a. Interviewee 1 : Orangtua
Inisial :H
Model Wawancara : Pesan teks pada applikasi chat
No Indikator Pertanyaan Jawaban Analisis
1. Selamat pagi bu, Selamat pagi, iya
saya Ivani nama saya H..
Valentina Susilo saya orangtu G
Santoso mahasiswi
Magister Profesi
Psikologi
Universitas Katolik
Soegijapranata
Semarang, saya
ingin melakukan
wawancara dengan
Ibu, boleh ibu
perkenalan diri bu?
2. Baik bu, ibu tau Awalnya aku
anak ibu mengalam sadar sendiri
LD sejak kapan ya dengan semua
bu dan bisa sadar simtom yang ada,
bahwa anaknya LD kebetulan pas aku
darimana ? kalo juga ikut web
boleh tau jenis seminar disklesia
Ldnya yang apa ya dengan dokter
bu? Tian dan dokter
Probo pendiri
sekolah diskesia,
anakku disklesia.
3. Emosi Ketika G lagi Diam& nangis.
emosi, reaksi apa Dulu kelas 3 SD
yang muncul ya dibilang anak
bu? bodoh, baca
plengak plengok
dia ajari meneng
wae ga tanggap.
Penjelasan G
tulisannya hilan,
hilang kalau
gurunya mbentak
tulisannya hilang
semua. Jadi keas
3 semester 2 dia
aku pindah ke
sekolah swasta
yang gurunya ga
mudah ngejudge
anak dan aku
kasih tau kondisi
anakku, hasil IQ
tak kasih semua,
jangan dibentak
dipendeliki aja
tulisane kata dia
ga kebaca kaya
benang ruwet..
pusing.. ya
akhirnya Cuma
nangis di sekolah.
Kalo pas pulang
dijemput mbahe
nangis nyari aku..
nek dah tak peluk
nanti cerita ga
suka sama
gurunya.
4. Keinginan Wah berarti emang Pernah, gamau G pernah ada
untuk tidak gabisa dibentak ya sekolah.. tapi keinginan untuk
melanjutkan bu? Nah kalau tetap berangkat tidak sekolah
pendidikan dijudge gurunya takut sama dikarenakan
gitu dia mogok gurunya, kan perilaku guru yang
belajar ga bu? toxic banget tidak
akhirnya aku menyenangkan
mati matian
bangun cerita
dirinya, kalau
dibentak dan
dikata-katain
harus bilang
kebunda
5. Cara meyakinkan Ya saat dia mau Ibu meyakinkan
anak untuk tetap tidur kita bicara anak saat sebelum
berangkat sekolah dari hati ke hati.. tidur
gimana bu? G meyakinkan
sering membuat bahwa dia itu
alasan untuk tidak hebat, cerdas dan
berangkat sekolah gurunya belom
ga si bu kenal kakak aja.
Ya dia bilang ga
suka sama
gurunya
kebetulan
walikelas dan
guru kelas, kalau
pelajaran
olahraga seni
suka dia karena
gurunya baik.
6. Emosi Ketika G dijudge Dari guru kelas Bentuk
gurunya seperti ini awalnya, kalo kemurungan G
apakah membuat G sekarang dia adalah dnegan
mnjadi anak yang sudah menyadari tidak ingin
mudah tersinggung kalau dia gak sekolah, G
atau pemurung nyaman baca menjadi Insecure
bun? Dan sering bersuaran karena dengan
gak sih bu G terasa kaya ga isa kemampuan,
mendapatkan judge ngebut bacanya menjadi pendiam,
seperti itu? dan sering sekali dan menjadi ragu-
jika mengerjakan ragu.
soal pilihan
ganda itu salah
satu soal dan
letak soalnya ajeg
dipojok kiri
bawah salah
karena terlewat,
ga diisi kalo
ditanya kok
belum diisi,
anaknya jawab
kalau ga
kelihatan eg bun
disitu ada soal.
Kalau dikejar
waktu bacanya
jadi gagap dan
banyak kelewat.
Iya G murung
gamau sekolah
dan jadi pendiam
dikelas ada
gurunya.
Insecure dengan
kemampuannya
jadi peragu dikit
dikit tanya bener?
salah ga?
7. Saat mengalami Ndak, dikelas 1
kesulitan apakah dan 2 dia nyaman
guru berperan nyaman aja
membantu anak nilainya ju,
bu? akhiga bagus, pas
kelas 3 langsung
drop nilainya ga
kuat 5, akhirnya
aku pindah baru
langsung naik
drastis 9,10 lagi
karna gurunya
care dan mau
menerima
penjelasan saya
tentang gangguan
anaku, so
allhamdulilah
banget anknya
suka sama
gurunya.
8. Percaya diri G apakah anak Dulu gak beran,
kurang yang suka aku terapi dan
berpendapat ga sih sugesi dia.
bun? Latihan harus
Menyampaikan apa berani
yang dia inginkan allhamdulilah
sekarang dah
berani kalo
dengan orangtua
allhamdulilah
sekarang dia
terbuka dengan
saya.
9. Berarti dia sering Iya, saya selalu Dahulu anak
menyampaikan apa memposisikan kurang percaya
yang dia rasakan ada kalanya jadi diri, akan tetapi
gitu ya bu? Kalau sahabat mereka ibu melakukan
bicara depan umum sampai sekarang, terapi supaya
gimana bun? dari dulu dia anak anaknya mau
yang kurang PD berbicara didepan
kalo terpaksa ya umum dan
mau kalo disuruh menyampaikan
milih ya milih ga pendapat.
usah, pernah
diminta lomba ke
kecamatn dia
ngedumel buat
apa sih lomba?
Orang kok diadu
domba
10. Kemampuan Kalau Dia ga suka Anak kurang suka
sosial bersosialisasi keramaian, kalau dengan kegiatan
apakaha ada disuruh ya mau diluar rumah dan
kendala bun? tapi kalau ga ada bicara seperlunya
perlu dia antenng
dirumah dia suka
gambar grafiti,
animasi, gambar
komik sekarang
edit video
b. Interviewee 2 : Guru Les
Inisial :F
Model Wawancara : Voicenotes & Pesan teks pada applikasi chat
No Indikator Pertanyaan Jawaban Analisis
Selamat pagi bu, saya Iya bu, saya F
Ivani Valentina Susilo profesinya guru
Santoso mahasiswi
Magister Profesi
Psikologi Universitas
Katolik
Soegijapranata
Semarang, saya ingin
melakukan
wawancara dengan
Ibu, boleh ibu
perkenalan diri bu?
2. Kalo boleh tau, ibu Saya megang G
mengajar G udah sejak dari kelas 4-6 bu
kapan bu?
3. Sekarang G kelas Naik kelas 2 tapi
brapa ya bu? sudah ga sama
saya dia bu.
4. Waktu dulu ngjara G Lebih kritis
anaknya gimana bu? maLah bu 😁 .
Bisa mengikuti Untuk daya ingat
dengan baik? pada suatu
bacaan itu
tinggi.. Cuman
Lebih sukanya
membaca
dengan diam . .
kaLau misaL
keganggu ya
rada gasuka
gitu.. Nek
bersuara dia rada
Lambat maLah .
dan meskipun
mmbaca sambiL
diam dalam hati
juga Lama juga
sih.. Tapi materi
keserap kaLo
kak ghanny
5. Wah hebat ya bu Lebih ke kendala
berarti, nah ada ya bu kalau
kesulitan atau kendala saya.. jadi G itu
ga bu saat mengajar tipe yang susah
G? Maaf bu, mau tnya dikasih soal dari
apakah ibu tau saya.. Lebih suka
Ghanny disklesia bu? mengerjakan
yang pasti2 aja
dari LKS.. jadi
kalau tak kasih
soal ya kadang
gamau.. kalau
saya paksa baru
mau, terkadang
maLah memang
bener2 gak mau
Langsung
nunjuk "ini Lo
mbak ngerjain
ini ae" gitu . . dan
Lebih suka
jawaban
LKSnya di garis
bukan ditulis..
jadi ya memang
harus dipaksa
untuk menuLis
jawabannya..
terus kalau misal
capek . minta
tidur dulu
sebentar baru
bisa belajar
Lagi.. jadinya
kan waktunya
keganggu juga .
kalau orange ga
dipaksa nulis
jawabane ya
gamau nulis bu..
jadi dulu
memang Lebih
seringnya rada
dipaksa buat
nulis jawaban .
Sering ngeluh
capek juga kalau
nulis.Kalau
misal
mengerjakan
MTK , kalau
saya kan
meskipun di rom
1 atau 2 itu tak
kasih arahan
buat nuLis
rumusnya biar
paham oh ini dari
sini dari sini.. oh
ini Langkahnya
gini gini gini..
tapi kalo g gak
mau nulis
rumus..
Langsung aja
gitu dikerjain. .
katanya yang
penting jawaban
bener . dan
kelamaan kaLo
nuLis rumus dan
bikin capek .
6. Emosi wah kalau mengalami ya kaya anak2
kendala seperti itu pada umumnya
biasanya emosi yang sih sebenernya.
muncul seperti apa ya cuman ya gitu
bu ? pokoke susah
kaLau disuruh
nuLis panjang2 .
jawaban LKS
juga kaLau dia
terpaksa tasuruh
nuLis jawaban
yang digaris
bawahi juga
nuLisnya
disingkat, gamau
nulis lengkap
7. Tapi dia termasuk Cuma kaLau pas
anak yg mudah gamau ngerjain
pemarah atau engga atau merasa
ya bu? Apa cuma kalo capek aja bu..
dia merasa gamau kaLau pas sama
ngerjain/merasa capek saya . bukan
kerjain aja yang sedikit2
marah dikit2
marah . .
8. G termasuk anak yang kaLau
mudah tersinggungnya
tersinggung/pemurung sih paLing ya
ga ya bu? soalnya aku gitu umumnya
dapet certia dari anak2 sih bu..
Bunda waktu G cuman kaLau
disekolah G dijudge tersinggung
gurunya.. yang sampe
marah2 bener2
marah itu
enggak..

SemisaL contoh
baru fokus
beLajar terus ada
temennya yang
rada ngece gitu
(tapi bercandaan
ya) . La itu dia
terus Lari ngejar
orangnya tapi
bukan yang
marah . ngejar
terus kaya baLes
bercanda gitu
bukan dibuat
marah.. atau
kaLau enggak
dibaLas sama
omongan gitu .

Terus misaL
kaLau diingetin
ya jawabannya
"La ndekne
ngece og mbak.."
gitu doang si..
bukan yang
Langsung marah
harus mbaLes
dengan marah itu
enggak .
9. Kurang Apakah anak pernah kaLau itu saya Anak suka
percaya diri merasa tidak percaya kurang paham belajar sendiri
diri karena berbeda bu.. soaLe dan terpisah
kemampuan dengan seLama beLajar dengan
teman lainnya nggih kak g ga temannya
pernah komentar
tentang yang
Lain misaL yang
Lain pada
Lancar2 gitu
enggak.. cuma
dia kaLo beLajar
emang
menyendiri . ya
rada ada jarak
gitu sama
temene..

8. KESIMPULAN
G adalah anak pertama dari tiga bersaudara, berjenis kelamin laki-laki dengan usia 13
Tahun 6 Bulan, sekarang memasuki kelas 2 SMP (Sekolah Menengan Pertama). G
mengalami disklesia dan ibunya menyadari anaknya Diskelsia pada kelas 3 SD
(Sekolah Dasar), ibu menyadari dengan simtom-simtom yang ada pada anak lalu ibu
mengikut Webinar mengenai disklesia. Pada kelas 1-2 SD anak tidak mengalami
gangguan spesifik dan nilainya bagus-bagus saja, akan tetapi anak sulit membaca
bersuara. Ketika G dijudge oleh gurunya G mengaku merasa bahwa tulisnanya hilang
dan tidak terbaca seperti benang ruwet pusing. Ketika anak di judge reaksi yang muncul
pada anak anak adalah menangis, diam, murung, kemudian G menjadi insecure dengan
kemampuannya serta menjadi anak yang mudah ragu dibuktikan dengan anak suka
bertanya benar atau salah yang G lakukan, selain itu G juga pernah memutuskan untuk
tidak sekolah karena perilaku guru yang tidak menyenangkan tersebut, akan tetapi G
lebih memilih tetap berangkat sekolah dikarenakan G takut dengan gurunya. G merasa
kurang percaya diri ketika tampil didepan umum, akan tetapi orangtua selalu
meyakinkan anaknya bahwa G bisa, G menghindari kegiatan-kegiatan diluar rumah
dan lebih suka dengan kegiatan didalam rumah, saat les G lebih suka belajar jauh dari
teman temannya.
Kesimpulannya adalah dampak dari Learning Disorder yang dirasakan G adalah
keinigan untuk tidak sekolah, kurang percaya diri. Akan tetapi dampak tersebut bisa
ditanggulangi oleh ibu karena ibu memposisikan dirinya sebagai sahabat bagi anaknya,
ibu juga rajin memberi terapi-terapi agar kepercayaan diri anak muncul.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, D. (2016). Bimbingan Belajar bagi Siswa Berkesulitan Membaca. 1, 19–26.

Bali, M. M. E. I., & Masulah, I. (2019). Hypnoteachingg: Solusi Siswa Learning Disorder. At-
Turats, 13(1), 89. https://doi.org/10.24260/at-turats.v13i1.1188

Nurmelly. (2012). Membimbing Kesulitan Belajar Siswa. c.

Raharjo, T., Kawuryan, F., & Ahyani, latifah nur. (2011). Identifikasi Learning Diability pada
Anak Sekolah Dasar.

Wijaya, E. (2020). Identification and Intervention of Specific Learning Disorder in Children.


Damianus Journal Of Medicine, 19(1), 70–79.

Anda mungkin juga menyukai