Anda di halaman 1dari 6

DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK

ATAU YANG BERISIKO GIZI BURUK

No. Dokumen : SOP/490/GIN I/VIII/2020

No. Revisi : 00

SOP Tanggal terbit : 23 September 2020

Halaman : 1/4

UPTD Puskesmas
Gianyar I
Dr. Ida Ayu Ratna Trisna
NIP.19791018 201001 2 001
1. Pengertian Deteksi dini kasus gizi buruk secara aktif dan pasif serta melakukan rujukan kasus
yang dilakukan anggota masyarakat yang terlatih di setiap waktu dan setiap
kesempatan atau kader yang didampingi petugas kesehatan

2. Tujuan Untuk mengidentifikasi balita dengan hambatan pertumbuhan atau berisiko hambatan
pertumbuhan sehingga secepatnya mendapatkan penanganan

3. Kebijakan 1. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.


2. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Upaya Perbaikan Gizi
Masyarakat.
3. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
4. Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 2015 tentang Aparatur Sipil Negara.
5. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi Yang Menitikberatkan pada Penyelamatan 1000 HPK (Hari
Pertama Kehidupan).
6. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 Tentang Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi.
7. Permenkes Nomor 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans
Kesehatan.
8. Permenkes Nomor 23 Tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1479/Menkes/2004 tentang Surveilans
Gizi Merupakan Salah Satu Komponen Dari Surveilans Epidemiologi
Kesehatan
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1593/Menkes/SK/XI/2005 tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan
Bagi Bangsa Indonesia
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar Antopometri Penilaian Status
Gizi Anak.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2019
tentang Pelaksanaan Teknis Surveilans Gizi
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang
Standar Antropometri Anak
14. SK Kepala UPTD Puskesmas Gianyar I No. 800/002/GIN I/I/2020 tentang Jenis
Pelayanan yang disediakan UPTD Puskesmas Gianyar I
15. SK Kepala UPTD Puskesmas Gianyar I No. 800/004/GIN I/I/2020 tentang
Pengelolaan dan Pelaksanaan UKM Puskesmas
4. Referensi 1. 1. Permenkes No. 43 tahun 2019 tentang Puskesmas
2. 2. Permenkes No. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas
3. 3. Buku Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk Buku II, Tahun 2006

5. Prosedur Alat dan Bahan :


1. Alat antropometri (alat timbang berat badan, seperti timbangan digital anak dan
bayi, alat ukur panjang atau tinggi badan (length/ height board) dan Pita LiLA)
sesuai standar.
2. Tabel Z-skor sederhana (mengacu pada tabel dan grafik dalam Permenkes Nomor
2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak) atau perangkat lunak
(software) penghitung Z-skor (WHO Anthro).
3. Kartu Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
4. Bahan untuk membuat F100 atau Formula untuk gizi buruk lainnya
5. Home economic set (alat untuk mengolah dan menyajikan F100, seperti gelas
ukur, kompor, panci, sendok makan, piring, mangkok, gelas dan penutupnya, dll).
6. Obat-obatan seperti antibiotika, mineral mix, ReSoMal, obat cacing dan vitamin
sesuai protokol.
7. Formulir pasien, formulir pencatatan dan pelaporan
8. Bagan protokol tata laksana rawat jalan, alat bantu kerja (job aids) lainnya, seperti
tabel F75 dan F100

6. Langkah-langkah 1. Secara aktif, dilakukan oleh:


a. Anggota masyarakat, khususnya anggota masyarakat yang terlatih di
setiap waktu dan setiap kesempatan
b. Kader didampingi oleh petugas Kesehatan, melakukan swepping dan
kunjungan rumah untuk balita yang tidak hadir pada hari posyandu.
Deteksi dini kasus ini dapat dilakukan dengan:
 Menimbang berat badan balita
 Mengukur lingkar lengan atas (LiLA) balita usia 6-59 bulan dengan
menggunakan pita LiLA berwarna
 Mengindentifikasi balita yang terlihat sangat kurus
 Mengidentifikasi kemungkinan adanya pitting edema bilateral
 Mengidentifikasi bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit
menyusu
Balita yang perlu dirujuk:
 Balita yang terindikasi mengalami hambatan pertumbuhan
 Balita (6-59 bulan) dengan LiLA di warna kuning (LiLA 11,5
cm - < 12,5 cm) atau warna merah (<11,5 cm)
 Balita (6-59 bulan) dengan LiLA di warna hijau namun terlihat
sangan kurus
 Balita yang teridentifikasi adanya pitting edema bilateral
 Bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit menyusu
2. Secara Pasif, saat kegiatan oemantauan pertumbuhan di Posyandu atau titik
pemantauan lain (contoh kelas PAUD) dan saat balita berkunjung ke fasilitas
layanan kesehatan (fasyankes).
Deteksi dini kasus dengan:
 Mengindentifikasi balita dengan hambatan pertumbuhan atau
berisiko hambatan pertumbuhan menggunakan grafik pertumbuhan
anak di KMS dan buku KIA
 Mengukur lingkar lengan atas (LiLA) balita usia 6-59 bulan dengan
menggunakan pita LiLA berwarna untuk semua balita yang datang
ke Posyandu
 Pemeriksaan pitting edema bilateral
 Mengidentifikasi bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit
menyusu
Balita yang perlu dirujuk
 Balita terindikasi mengalami hambatan pertumbuhan berdasarkan
grafik pertumbuhan anak di KMS dan buku KIA :
o Garis pertumbuhan anak memotong salah satu garis Z-score
o Garis pertumbuhan anak meningkat atau menurun secara
tajam
o Garis pertumbuhan anak terus mendatar, misalnya tidak ada
kenaikan berat badan
 Balita 6-59 bulan dengan LiLA diwarna kuning (LiLA 11,5 cm -
<12,5 cm) atau warna merah (<11,5 cm)
 Balita 6-59 bulan dengan LiLA di warna hijau namun terlihat sangat
kurus
 Balita yang teridentifikasi adanya pitting edema bilateral
 Bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit menyusu

Pencatatan dan Pendataan

Dalam strategi penemuan dini dan kasus yang telah disepakati, perlu
ditentukan sistem pencatatan dan pelaporan, khususnya untuk detekdi dini
secara aktif dan rujukan kasus oleh anggota mesyarakat

7. Bagan Alir

Anggota masyarakat yang


terlatih dan kader secara AKTIF
melakukan deteksi dini dan
merujuk kasus gizi buruk

Deteksi dini aktif : Menimbang BB,


mengukur Lila balita,
mengidentifikasi balita kurus, pitting
edema bilateral, bayi usia < 6 bln
terlalu lemah atau sulit menyusu
Deteksi Dini aktif : merujuk balita

Deteksi dini secara PASIF yang


dilakukan anggota masyarakat atau
kader serta melakukan rujukan pada
balita yang terindikasi seperti : balita
yang teridentifikasi mengalami
hambatan pertumbuhan, LILA balita
warna kuning (11 cm -< 12,5 cm, atau
warna merah < 11,5 cm, balita kurus,
balita dg pitting edema bilateral, bayi
< 6 bln terlalu lemah atau sulit
menyusu

Pencatatan dan Pelaporan : sistem


pencatatan dan pelaporan
khususnya untuk deteksi dini
secara aktif dan rujukan kasus oleh
anggota masyarakat

8. Hal – hal yang perlu Perlu adanya kerjasama antara kepala puskesmas, PJ UKM, pengelola program
diperhatikan Kesehatan Keluarga (Kesga) , Program Gizi

9. Unit Terkait 1. Dinkes


2. Puskesmas
10. Dokumen terkait Data balita gizi buruk usia 6-59 bulan di layanan rawat jalan atau Puskesmas

11. Rekaman Historis


Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK
ATAU YANG BERISIKO GIZI BURUK

No. Dokumen : DT/490/GIN I/VIII/2020

DAFTAR No. Revisi : 00


TILIK
Tanggal terbit : 23 September 2020

Halaman : 1/1
UPT Kesmas Gianyar I

Dr. Ida Ayu Ratna Trisna


NIP.19791018 201001 2 001

YA TIDAK TIDAK
NO PROSEDUR BERLAKU

1 Anggota masyarakat yang terlatih dan kader secara AKTIF melakukan deteksi dini dan
merujuk kasus gizi buruk

2 Deteksi dini aktif : Menimbang BB, mengukur Lila balita, mengidentifikasi


balita kurus, pitting edema bilateral, bayi usia < 6 bln terlalu lemah atau sulit
menyusu

3 Deteksi Dini aktif : merujuk balita yang terindiaksi mengalami hambatan


pertumbuhan, LILA balita warna kuning (11 cm -< 12,5 cm, atau warna merah <
11,5 cm, balita kurus, balita dg pitting edema bilateral, bayi < 6 bln terlalu lemah
atau sulit menyusu

4 Deteksi dini secara PASIF yang dilakukan anggota masyarakat atau kader serta
melakukan rujukan pada balita yang terindikasi seperti : balita yang
teridentifikasi mengalami hambatan pertumbuhan, LILA balita warna kuning (11
cm -< 12,5 cm, atau warna merah < 11,5 cm, balita kurus, balita dg pitting
edema bilateral, bayi < 6 bln terlalu lemah atau sulit menyusu

5 Pencatatan dan Pelaporan : sistem pencatatan dan pelaporan khususnya untuk


deteksi dini secara aktif dan rujukan kasus oleh anggota masyarakat

CR =( Ya/(Ya+Tidak)) x 100%

= (……../(………+……..)) x 100%

= ……………….

Pemeriksa = ………………………..

Yang diperiksa = …………………………


Tanggal = …………………………

Anda mungkin juga menyukai