Anda di halaman 1dari 4

“Pencegahan/Pemberantasan Korupsi di Masa Pandemi”

Di masa pandemi ini, tidak ada aspek kehidupan yang tidak terdampak oleh pandemi

COVID-19. Baik aspek keseharian masing-masing individu, aspek ekonomi, aspek sosial,

bahkan aspek kenegaraan sekalipun. Buktinya penegakkan hukum, pemberantasan korupsi

pun harus menyesuaikan diri. Di kala pandemi, bukan berarti tidak berkemungkinan adanya

penyelewengan dana oleh para pejabat Negara. Terlebih dalam kondisi seperti ini, tentunya

banyak yang mengalami penurunan dalam aspek perekonomian sehingga membutuhkan

bantuan, seperti yang dapat kita perhatikan disekitar kita para pedagang asongan akan

kesulitan dalam mencari konsumen, orang yang kerjanya tidak menentu/serabutan, pastinya

akan sulit mencari pekerjaan di masa pandemi ini. Maka dari itu, memperketat penegakkan

hukum pemberantasan korupsi sangat perlu. Dalam persidangan kasus korupsi di pengadilan

Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), membahas tentang keikutsertakan KPK untuk mencegah

korupsi dalam pengadaan barang dan jasa untuk mengatasi pandemik COVID-19, pemilihan

pejabat tinggi di KPK hingga wacana pembebasan napi korupsi.

Dalam situasi genting atau ketika seseorang terhimpit masalah, seseorang dapat saja

melakukan apapun yang melanggar norma-norma hukum, tanpa terkecuali semua pihak

berkemungkinan. Untuk itu, disamping aparat hukum memantau penegakkan hukum yang

berlaku, kita sebagai warga yang memiliki jiwa nasionalisme tinggi tentunya harus ikut

berpartisipasi, bersatu sesuai sila ketiga Pancasila dalam pencegahan/pemberantasan korupsi

di masa pandemi ini. Keterbatasan dalam bersosialisasi seharusnya tidak menjadi masalah

bukan ? Bagaimana cara pencegahan/pemberantasannya ?

Perubahan Cara Kerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)


Sebagai wujud penyesuaian diri di masa pandemi. Pertama, KPK ikut menerapkan

metode bekerja dari rumah (BDR) bagi para pegawainya yang awalnya mulai 18-31 Maret

kemudian diperpanjang menjadi sampai 21 April 2020. Layanan public seperti permintaan

informasi public, perpustakaan, pelaporan gratifikasi, dll. Sementara untuk layanan

pengaduan dapat dilakukan melalui website, e-mail, maupun call center.

Namun, sejumlah pekerjaan yang masih perlu dilakukan di kantor dan tidak dapat

ditinggalkan seperti penanganan perkara dan berkonsekuensi terhadap masa penahanan

tersangka atau terdakwa dapat diajukan permintaan penundaan sidang atau mengupayakan

persidangan melalui mekanisme daring melalui konferensi video. Layanan kunjungan

pertemuan langsung bagi tahanan rutan cabang KPK juga ditangguhkan hingga 21 April

2020, namun kunjungan lewat telekonferensi masih dapat dilakukan sesuai jadwal kunjungan

di hari setiap Senin dan Kamis mulai pukul 10.00 sampai dengan 12.00 WIB.

Petugas lobi gedung KPK akan mengecek suhu tubuh para saksi dan atau orang yang

dimintai keterangan lebih dahulu dan melaporkan kepada pemeriksa. Bila ada indikasi suhu

tinggi maka akan dilakukan jadwal ulang. Sebelum masuk ke ruang pemeriksaan, terperiksa

baik saksi atau tersangka wajib membersihkan tangan dengan cairan pencuci tangan yang

sudah disediakan oleh petugas piket gedung KPK. Sementara untuk pemeriksaan di lapangan,

ia mengatakan petugas KPK juga wajib memakai masker dan membawa cairan pencuci

tangan.

Kedua, jalannya persidangan korupsi juga dilakukan dengan video conference (vicon).

Hal itu sesuai dengan Surat Edaran (SE) Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2020.

SE mengatur agar seluruh pimpinan, hakim, dan aparatur peradilan dan badan peradilan di

bawahnya untuk melakukan langkah-langkah pencegahan demi mencegah penyebaran

COVID-19.
Pencegahan/pemberantasan korupsi dalam Perspektif Pancasila

Seseorang yang berjiwa Pancasilais juga menyadari bahwa Indonesia adalah negara

hukum (Pasal 1 ayat 3 UUD 1945), maka penting sekali menjunjung tinggi hukum dengan

tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum. Sebagai makhluk beragama, juga tak ada

satupun agama yang mengajarkan untuk merugikan kepentingan orang lain. Setiap membela

Pancasila adalah membela negara, dimana salah satu wujud bela negara dengan melawan

perbuatan korupsi yang merugikan masa depan bangsa. Korupsi sebagai bentuk

penyimpangan sosial jelas bertentangan dengan butir nilai dalam Pancasila. Sila Ketuhanan

Yang Maha Esa menekankan bahwa manusia Indonesia memiliki keimanan dan percaya

kepada Tuhan Yang Maha Esa. Seperti yang diketahui, Indonesia berkembang enam agama

resmi (Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu) dan semuanya

menolak korupsi. Penolakan hadir disebabkan perilaku korupsi sangat berlawanan dengan

semangat manusia yang memiliki Tuhan dalam hidupnya. Secara nyata koruptor sudah

menafikan adanya tindakan yang merugikan orang lain dan perbuatan dosa yang kelak akan

mendapatkan pembalasannya. Tindakan pidana korupsi juga melupakan bahwa Tuhan Yang

Maha Esa itu Maha Melihat segala perbuatan hambanya.

Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila ini menegaskan tindakan korupsi

mengabaikan pengakuan persamaan derajat, saling mencintai, sikap tenggang rasa, membela

kebenaran dan keadilan. Seorang koruptor tidak memiliki rasa keadilan dan keadaban, sebab

hak yang seharusnya dimiliki rakyat diambil secara sepihak untuk kepentingan pribadinya.

Persatuan Indonesia. Seorang koruptor mementingkan nafsu dan urusan pribadinya saja,

mengabaikan betapa kesalahan yang diperbuatnya merusak sendi kehidupan perekonomian,

pembangunan sosial, melemahkan budaya positif di masyarakat dan melunturkan rasa

kecintaan kepada bangsa dan negara. Dengan melakukan korupsi, maka dirinya merusak
persatuan nasional karena perbuatan yang dilakukannya berdampak kepada seluruh

masyarakat Indonesia yang tidak dapat merasakan kenikmatan dan hasil pembangunan di

Indonesia.

Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/

Perwakilan. Munculnya perilaku koruptif khususnya di kalangan parlemen jelas menabrak

sila keempat. Kepercayaan masyarakat kepada parlemen luntur padahal amanah mereka

dalam sistem demokrasi dititipkan kepada para wakil rakyat. Ketika wakil rakyat justru sibuk

menguras anggaran negara, maka pelanggaran terhadap sila keempat sudah terjadi dan

mengundang sinisme masyarakat bahwa gedung wakil rakyat tak ubahnya tempat pertemuan

para koruptor.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tak ada lagi keadilan ketika kesenjangan

sosial semakin lebar disebabkan anggaran negara tidak lagi pro rakyat. Kepentingan umum

terganggu akibat tidak selesainya pembangunan karena dana pembangunan tertahan di tangan

para koruptor. Kemajuan pembangunan yang merata dan kesempatan menikmati keadilan

sosial hilang sudah ketika banyak sekali agenda pembangunan tidak berjalan sesuai harapan.

Nama : Khorishotul Munfarida

NIM : 20.11.00134

PRODI/KELAS : PBA/1 B

Anda mungkin juga menyukai