Anda di halaman 1dari 19

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah fisika dasar

APLIKASI DAN CARA KERJA TEKNOLOGI BIOENERGI UNTUK


MENSUPLAI MOBIL LISTRIK DI EROPA

DI SUSUN OLEH:

ADAM WANJRI (2113001)


ANNISA AULIA FURQANA RAMZI (2113003)
AULIA UTARI SITORUS (2113007)
DIVA STIVANO (2113008)
FARHAN JOHANSYAH PUTRA (2113009)
HAFIZAH KHAIRANI JARENDI (2113013)
WILDAN ALFIKRI (2113027)
ZELFITRIO RODESKI (2113021)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA BIOPROSES ENERGI


TERBARUKAN
FAKULTAS TEKNIK KIMIA
AKADEMI TEKNIK INDUSTRI PADANG
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah Fisika Dasar tentang APLIKASI
DAN CARA KERJA TEKNOLOGI BIOENEGRI UNTUK MENSUPLAI
MOBIL LISTRIK DI EROPA. Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini
yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Dasar dan juga berguna untuk
mengetahui penjelasan mengenai bagaimana aplikasi dan cara kerja teknologi
bioenergi untuk mensuplai mobil listrik di Eropa.
Dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam proses pembuatan makalah ini. Namun, tentu saja makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang positif dan bersifat membangun terhadap makalah ini guna kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bisa menjadi manfaat bagi pembaca pada
umumnya dan juga bagi penulis khususnya. Sekian terima kasih.

Padang, 3 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................5

2.1 Sejarah Mobil Listrik................................................................................................5


2.2 Pasang Surut Era Mobil Tenaga Listrik...................................................................5
2.3 Titik Cerah Era Mobil Tenaga Listrik......................................................................6
2.4 Cara Kerja Mobil Listrik..........................................................................................7
2.5 Jenis-jenis mobil listrik dan prinsip kerjanya..........................................................7
2.6 Baterai Lithium-ion................................................................................................11

BAB III PEMBAHASAN APLIKASI.........................................................................15

3.1 Cara Kerja Baterai Lithium-ion..............................................................................15


3.2 Cara Kerja Baterai Lithium-Ion Di Mobil Listrik..................................................15
3.3 Penggunaan Biochar Pada Sistem Baterai Ion Lithium.........................................16

BAB IV........................................................................................................................17

KESIMPULAN............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dilansir dari Reuters, European Automobile Manufacturers Association
(ACEA) telah merilis angka penjualan mobil baru di Uni Eropa tahun 2020. Pada
tahun itu rupanya terjadi peningkatan penjualan mobil listrik, disaat pasar mobil
secara keseluruhan turun hampir 24% menjadi 9,9 juta unit.
Berdasarkan angka yang dihimpun ACEA, penjualan kendaraan battery
electric vehicle (BEV) dan PHEV meningkat jadi 1,046 juta unit pada tahun lalu.
Angka ini jelas menigkat dari 2019 yang hanya 387.808. Pada saat yang sama
penjualan mobil hybrid naik 59% menjadi 1,182 juta unit.
Hal ini disebabkan karena anggota parlemen Uni Eropa memerintahkan
industri otomotif mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) sebesar 40% antara tahun
2007 hingga 2021. Dalam aturan kini, emisi rata-rata mobil baru tidak boleh melebihi
95 gram CO2 per kilometer untuk 2021.
Analis PA Consulting memperkirakan, berdasarkan tingkat emisi rata-rata
2018, pabrikan harus menjual lebih dari 2,5 juta mobil listrik atau menaikkan
penjualan sebesar 1.280% pada tahun 2021. Itulah alasan banyak produsen mobil
gencar mengenalkan mobil listrik dan hybrid terbaru pada tahun ini.
Kebanyakan mobil listrik ini menggunakan sumber listrik berasal dari baterai,
salah satu contohnya yaitu baterai Lithium-ion (Li-ion), dengan menggunakan katoda
berupa logam oksida yang mengandung Lithium dan anoda berupa grafit dengan
larutan elektrolit yaitu garam lithium yang dilarutkan dalam pelarut organik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Mobil Listrik


Model mobil modern pertama yang mengusung mobil tenaga listrik dibuat
oleh Karl Benz pada tahun 1885, namun sebenarnya konsep mengenai mobil
bertenaga listrik sudah ada puluhan tahun sebelumnya. Di abad ke 18, sudah banyak
ilmuwan dan inovator dari Hungaria, Belanda dan Amerika yang mulai berfokus
dengan konsep kendaraan bertenaga baterai dan menciptakan beberapa mobil listrik
dalam skala kecil.
Lalu ada pria Inggris yang bernama Robert Anderson yang mengembangkan
sebuah mobil roda tiga yang menggunakan baterai listrik sebagai penggeraknya di
tahun 1832. Temuan milik Anderson ini dianggap sebagai mobil tenaga listrik
pertama di dunia.
Akhir abad ke 18, mobil listrik buatan William Morrison yang dikenal sebagai
ahli kimia sukses memulai debutnya pada tahun 1890. Mobil bertenaga listrik
buatannya mampu menampung hingga enam orang penumpang dan melaju dengan
kecepatan 22 km/jam.
Beberapa tahun berikutnya, model mobil tenaga listrik sudah bermunculan di
kota New York. Bahkan saat itu jumlahnya mencapai hingga 60 taksi listrik.
Memasuki abad ke 19, mobil listrik berada pada masa jayanya walaupun di era itu
kuda masih menjadi transportasi utama.
Pada tahun 1898, Ferdinand Porsche mulai menciptakan mobil tenaga listrik
dengan model yang bernama P1. Di waktu yang sama juga, ia berhasil menciptakan
mobil hybrid pertama di dunia yang menggunakan listrik dan bensin sebagai sumber
tenaga utamanya.

2.2 Pasang Surut Era Mobil Tenaga Listrik


Thomas Alva Edison sebagai salah satu penemu terkenal di tahun 1898
percaya bahwa mobil tenaga listrik kelak akan menjadi sebuah kendaraan di masa
depan. Oleh karena itu, beliau mulai menciptakan baterai yang dapat bertahan lama
untuk digunakan di mobil komersial. Ia juga bekerjasama dengan Henry Ford untuk
mengembangkan mobil listrik dengan harga murah pada tahun 1914.
Namun, mobil yang dinamai model T buatan Henry Ford kurang dilirik oleh
pasar. Mobil model T yang dibuat oleh bahan bakar utama. Pada tahun 1912, harga
mobil berbahan bakar bensin dibanderol sebesar 650 dollar sementara mobil tenaga
listrik dijual sekitar 1.750 dollar. Karena harga yang terbilang murah, mobil berbahan
bakar bensin semakin diminati masyarakat dan kebetulan di tahun yang sama Charles
Kettering memperkenalkan sistem starter listrik pada kendaraan berbahan bakar
bensin.
Pesatnya peningkatan mobil yang berbahan bensin serta pembangunan jalan
raya yang menghubungkan berbagai negara di Amerika dan ditemukannya minyak
mentah di Texas membuat mobil tenaga listrik akhirnya harus berhenti dikembangkan
pada tahun 1935.
Absen selama kurang lebih 4 dekade, mobil tenaga listrik mulai dilirik
kembali oleh beberapa produsen. Salah satu produsen yang pada saat itu
mengembangkan mobil bertenaga listrik adalah General Motord dimana prototipe
mobil listrik pertama mereka dipamerkan disebuah acara Simposium Lingkungan.
Seakan tidak mau kalah, American Motor Company kemudian memproduksi
mobil jip listrik yang digunakan oleh kantor pos di Amerika Serikat pada tahun 1975.
Nasa sendiri mulai mengembangkan kendaraan listrik yang mereka gunakan untuk
melaju di bulan pada tahun 1971.

2.3 Titik Cerah Era Mobil Tenaga Listrik


Tepatnya ditahun 1988, General Motors yang dipimpin oleh Roger Smith
mulai membangun mobil tenaga listrik. Bekerjasama dengan AeroVironment
California, mereka berhasil membuat mobil listrik bernama EV1 yang produksinya
baru dimulai pada tahun 1996 hingga 1999.
Melihat perkembangan teknologi mobil tenaga listrik di Benua Eropa,
produsen mobil asal Jepang yaitu Toyota memperkenalkan mobil hybrid pertama
mereka, Toyota Prius. Mobil yang diproduksi massal tersebut berhasil terjual hingga
18.000 unit kendaraan dan masih digunakan sebagai mobil operasional beberapa
perusahaan taxi di beberapa negara hingga saat ini.
2.4 Cara Kerja Mobil Listrik
Secara umum, cara kerja mobil listrik adalah sebagai berikut:
1. Ketika pedal pada mobil ditekan, maka controller akan mengambil serta mengatur
daya listrik dari baterai traksi dan inverter.
2. Dengan pengaturan dari controller, inverter kemudian mengirimkan sejulah energi
listrik ke motor (sesuai dengan kedalaman tekanan pada pedal).
3. Motor traksi listrik mengubah energi listrik menjadi energi mekanik
(rotasi/putaran)
4. Putaran dari rotor pada motor akan memutar transmisi sehingga roda berputar lalu
mobil pun bergerak.

2.5 Jenis-jenis mobil listrik dan prinsip kerjanya

Battery Electric Vehicle (BEV)


Jenis mobil BEV disebut juga All-Electric Vehicle (AEV) adalah kendaraan
yang beroperasi sepenuhnya dengan menggunakan listrik di baterai. Jenis BEV tidak
memiliki mesin pembakaran ICE. Listrik disimpan pada battery pack. Pengisian
baterai dilakukan dengan menghubungkannya ke jaringan listrik eksternal.

Komponen BEV:
- Electric Motor
- Inverter
- Control Module (Controller)
- Drive Train

Prinsip kerja mobil listrik BEV:


1. Daya dikonversi dari baterai DC ke AC untuk mengaktifkan motor.
2. Pedal akselerator mengirimkan sinyal ke control module bertujuan untuk
menyesuaikan kecepatan kendaraan dengan mengubah frekuensi daya AC dari
inverter ke motor (bila mobil menggunakan motor induksi)
3. Motor menghubungkan dan memutar roda melalui roda gigi.
4. Ketika rem ditekan atau mobil melambat, motor menjadi generator menghasilkan
listrik lalu disimpan kembali di baterai.
Contoh Mobil Listrik BEV
Volkswagen e-Golf, Tesla Model 3, BMW i3, Chevy Bolt, Chevy Spark, Nissan
LEAF, Ford Focus Electric, Hyundai Ioniq, Karma Revera, Kia Soul, Mitsubishi i-
MiEV, Tesla X, Toyota Rav4.

Hybrid Electric Vehicle (HEV)


Jenis mobil listrik ini disebut juga standard hybrid, atau paralel hybrid. Jenis
HEV memiliki dua sistem penggerak, yaitu mesin pembakaran (ICE) dan motor
traksi. ICE mendapat energi dari BBM. Motor mendapat daya dari baterai. Mesin
bensin serta motor secara bersamaan memutar transmisi menggerakkan roda.
Perbedaan jenis mobil HEV dibanding jenis BEV dan jenis PHEV adalah di
mana baterai pada HEV hanya diisi oleh karena putraran mesin, gerakan roda atau
kombinasi keduanya. Mobil ini tidak punya charging port maka baterainya tidak dapat
diisi ulang dari luar sistem seperti jaringan listrik PLN.
Arsitektur dan Komponen HEV

Komponen Jenis Mobil Listrik HEV


- Engine
- Electric motor
- Battery pack dengan controller & inverter
- Fuel tank
- Control module (controller)

Prinsip Kerja Mobil Listrik HEV


Cara atau prinsip kerja mobil listrik HEV sebagai berikut:
1. Memiliki tangki pemasok BBM ke mesin seperti mobil biasa
2. Jenis mobil HEV memiliki satu set baterai untuk menjalankan motor
3. Baik mesin maupun motor dapat memutar transmisi pada saat bersamaan
4. Ketika pengereman maka motor berubah menjadi generator lalu mengisi baterai

Contoh Jenis Mobil Listrik HEV


Honda Civic Hybrid, Toyota Prius Hybrid, Honda Civic Hybrid, Toyota Camry
Hybrid.

Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV)


Jenis mobil PHEV adalah jenis hibrid yang memiliki mesin pembakaran (ICE)
dan motor traksi listrik. Dari aspek teknologi, prinsip kerja mobil listrik PHEV
disebut sebagai series hybrid. Jenis PHEV menawarkan opsi bahan bakar. Jenis mobil
listrik ini dapat ditenagai oleh sumber energi fosil (seperti bensin) atau sumber
alternatif (seperti biodiesel) dan oleh baterai. Berbeda dengan HEV, baterai pada jenis
mobil ini dapat diisi-ulang dari sumber listrik eksternal dengan cara
menghubungkannya sumber listrik eksternal tersebut ke inlet (charging port) pada
mobil di sebuah stasiun pengisian mobil listrik (EVCS).
PHEV biasanya dapat beroperasi setidaknya dalam dua mode, yaitu:
1. All-electric mode, di mana hanya listrik pada baterai sebagai energi menggerakkan
mobil
2. Hybrid mode, di mana listrik dan bensin digunakan bersamaan.
Beberapa tipe mobil listrik PHEV di Indonesia dapat menempuh lebih dari 70
mil menggunakan listrik saja.
Arsitektur & Komponen PHEV
Komponen PHEV
- Electric motor
- Engine
- Inverter
- Battery
- Fuel tank
- Control module
- Battery Charger (bila jenis on-board)
Prinsip Kerja Mobil Listrik PHEV
Cara atau prinsip kerja mobil listrik PHEV biasanya memulai dengan “all-
electric mode” dan berjalan menggunakan energi listrik hingga baterai habis.
Beberapa model jenis mobil ini bisa beralih ke hybrid mode ketika laju kendaraan
pada posisi stabil di jalan raya, umumnya di atas 60 atau 70 mil per jam. Setelah
baterai kosong, mesin mengambil alih. Mobil pun beroperasi sebagai hybrid non-
plug-in konvensional.
Selain bisa dihubungkan dengan sumber daya listrik dari luar sistem, baterai
mobil PHEV juga dapat diisi oleh perputaran ICE (internal combustion engine) atau
melalui pengereman regeneratif. Selama pengereman, motor bertindak sebagai
generator. Energi yang dihasilkan digunakan untuk mengisi baterai.

Contoh Jenis Mobil Listrik PHEV


Porsche Cayenne S E-Hybrid , Chevy Volt, Chrysler Pacifica, Ford C-Max Energi,
Ford Fusion Energi, Mercedes C350e, Mercedes S550e, Mercedes GLE550e, Mini
Cooper SE Countryman, Audi A3 E-Tron, BMW 330e, BMW i8, BMW X5
xdrive40e, Fiat 500e, Hyundai Sonata, Kia Optima, Porsche Panamera S E-hybrid,
Volvo XC90 T8.

Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV)


Jenis atau tipe mobil listrik FCEV juga dikenal sebagai Fuel-Cell
Vehicle (FCV) atau kendaraan Zero Emission. Jenis FCEV menggunakan
teknologi fuel-cell  untuk menghasilkan listrik. Listrik dipakai untuk mengaktifkan
motor menjalankan kendaraan. Prinsip kerja mobil listrik jenis FCEV hampir mirip
dengan cara kerja mobil listrik jenis BEV. Hanya saja jenis ini memiliki sistem yang
mengkoversi energi kimia pada fuel-cell menjadi listrik.
Arsitektur & Komponen FCEV

Komponen FCEV
- Electric motor
- Fuel-cell stack
- Hydrogen storage tank
- Battery dengan converter & controller

Prinsip Kerja Mobil Listrik FCEV


Prinsip atau cara kerja mobil listrik ini mirip dengan jenis BEV, namun
berbeda dengan jenis PHEV. Jenis FCEV menghasilkan listrik sendiri untuk
menjalankan kendaraan. Tipe mobil listrik FCEV belum banyak penggunanya di
Indonesia

Contoh Mobil Listrik FCEV


Toyota Mirai, Hyundai Tucson FCEV, Riversimple Rasa, Honda Clarity Fuel Cell,
Hyundai Nexo.

2.6 Baterai Lithium-ion


Tidak hanya di mobil listrik, jenis baterai lithium-ion juga sudah banyak
dipakai di perangkat elektronik seperti laptop dan telepon seluler. Namun untuk mobil
listrk, baterai lithium-ion punya skala kapasitas fisik dan ukuran yang jauh lebih besar
menyesuaikan kebutuhannya.
Lithium-ion punya keunggulan pada efisiensi energi yang tinggi dengan
performa bagus pada suhu tinggi. Selain rasio terhadap berat yang sangat tinggi,
baterai jenis ini juga punya rasio energi yang lebih besar per beratnya.
Pengisian dayanya bisa lebih cepat, bertahan lebih lama, serta kepadatan daya
yang dihasilkannya bisa lebih lama dalam kemasan yang lebih ringan. Karenanya,
semakin kecil bobot baterai, akan semakin jauh jarak yang bisa ditempuh mobil listrik
dalam sekali pengisian daya baterai. Nilai plus lainnya, yaitu lithium-ion tidak
mengandung zat-zat yang berbahaya untuk manusia.
Tingkat self-discharge dari lithium-ion lebih rendah dibandingkan baterai jenis
lain, sehingga lebih baik dalam mempertahankan kemampuannya menahan muatan
penuh. Soal keramahan lingkungan, sebagian besar baterai jenis ini dapat didaur
ulang. 
Setelah penyelidikan awal, beberapa penelitian telah dilaporkan untuk
meningkatkan kinerja Li-O2 baterai. Terlepas dari upaya baru-baru ini, baterai yang
dapat diisi ulang Li-O2 sel dengan efisiensi energi tinggi dan umur panjang.
Baterai Li-ion menggunakan senyawa penyimpan litium sebagai bahan
elektroda positif dan negatif. Ketika baterai bersiklus, ion Li+ bertukaran antara
elektroda positif (katoda) dan elektroda negatif (anoda) melalui elektrolit yang berupa
elektrolit cair, polimer atau gel polimer. Bahan elektroda positif umumnya adalah
logam oksida dengan struktur berlapis, mis.: litium kobalt oksida (LiCoO2), atau
bahan yang memiliki struktur berlorong, mis.: litium mangan oksida (LiMn2O4),
pada pengumpul arus alumunium. Bahan elektroda negatif umumnya adalah karbon
grafit, juga bahan berlapis, pada pengumpul arus tembaga (lihat skema).
Pada proses pemakaian-pengisian, ion Li+ disisipkan atau diektraksi dari
ruang sela antara lapisan-lapisan atomik bahan aktif. Baterai pertama dipasarkan oleh
Sony pada tahun 1991, dan sebagian besar baterai yang tersedia saat itu menggunakan
LiCoO2 (LCO) sebagai bahan elektroda positif. Yang lebih baru, bahan elektroda
positif lain telah diperkenalkan seperti LiFePO4 (LFP), LiMn2O4 (spinel),
Li(NiMnCo)O2 (NMC) dan Li(NiCoAl)O2 (NCA).

Baterai yang pertama kali dipasarkan menggunakan sel dengan bahan


elektroda negatif kokas. Setelah itu, bahan elektroda negatif bergeser ke grafit dan
yang lebih baru spinel Li4/3Ti5/4O4 (LTO). Grafit menawarkan kapasitas spesifik,
umur siklus dan kemampuan laju yang lebih bagus daripada kokas. Sementara itu,
meskipun LTO memiliki kapasitas spesifik dan densitas kapasitas yang lebih rendah
daripada grafit, bahan ini menawarkan umur siklus lebih lama dan karakteristik
stabilitas termal yang bagus.
Teknologi Li-ion telah dengan cepat menjadi sumber daya standar dalam
deretan pasar yang luas, dan kinerja baterai terus membaik ketika baterai Li-ion
dipergunakan untuk berbagai produk yang terus bertambah. Untuk memenuhi
kebutuhan pasar, sederetan desain dan faktor bentuk telah dikembangkan yang
meliputi rancangan sel gulungan spiral silinder, gulungan prisma, prisma pelat datar
atau bertumpuk dan kantong dalam ukuran kecil (0,1 Ah) sampai besar (160 Ah).
Gambar 1 menunjukkan diagram skema sel lilitan spiral silinder. Dalam setiap faktor
bentuk, sel menggunakan elektrolit cair atau elektrolit polimer atau polimer gel.
Aplikasi yang sekarang dialamatkan untuk baterai Li-ion meliputi barang elektronik
seperti telepon genggam, komputer jinjing, kamera digital, perkakas daya, sepeda dan
skuter listrik, maupun peralatan militer. Aplikasi berikutnya yang besar adalah
kendaraan listrik.

Gambar 1. Diagram skema sel Li-ion lilitan spiral silinder (Dari Linden’s Hanbook).
Keunggulan dan kelemahan utama baterai Li-ion, relatif terhadap jenis baterai
lain, dirangkum pada Tabel 1. Energi jenis yang tinggi (sampai 240 Wh/kg) dan
densitas jenis yang tinggi (sampai 640 Wh/L) produk komersial membuatnya menarik
untuk aplikasi yang sensitif terhadap berat dan volume. Baterai Li-ion
menawarkan laju pemakaian sendiri yang rendah (2-8% per bulan), umur siklus
panjang (lebih besar daripada 1000 siklus), dan rentang suhu operasi yang lebar (sel
komersial bisa diisi pada 0-45oC dan dipakai pada -40-65oC), yang memungkinkan
pemakaiannya pada berbagai macam aplikasi. Sel tunggal umumnya beroperasi antara
2,5 dan 4,3 V, kira-kira 3 kali tegangan sel NiCd dan NiMH.
Kelemahan baterai Li-ion adalah baterai rusak ketika dipakai dibawah 2 V dan
menguap ketika tegangan berlebih. Oleh sebab itu, baterai Li-ion umumnya
menggunakan alat manajemen sirkuit dan pemutus mekanis untuk memberi
perlindungan terhadap pemakaian berlebih, pengisian berlebih atau kondisi suhu
berlebih. Kelemahan produk Li-ion yang lain adalah mereka kehilangan kapasitas
permanen pada suhu tinggi (65oC) dan menjadi tidak aman ketika diisi dengan cepat
pada suhu rendah (<0oC).

BAB III
PEMBAHASAN APLIKASI

3.1 Cara Kerja Baterai Lithium-ion


Mengingat baterai lithium termasuk dalam kategori baterai sekunder atau
rechargeable battery, maka baik reaksi reduksi maupun oksidasi terjadi ketika sedang
diisi muatan listrik (charge) dan ketika dikosongkan/dilepaskan muatan listrik
(discharge). Sebelum digunakan, baterai lithium biasanya terlebih dahulu di charge,
yang berarti bahwa aliran elektron dari sumber tegangan mengalir dari katoda ke
anoda. Untuk kesetimbangan muatan, ion-ion lithium dari katoda mengalir melalui
elektrolit dan separiator menuju kutub anoda hingga kondisi ekuilibrium tercapai
(baterai 100% charged). Ketika baterai lithium dipakai, kondisi sebaliknya terjadi.
Muatan listrik dalam bentuk elektron mengalir dari kutub anoda melalui beban (load)
ke kutub katoda. Untuk mengimbangi pergerakan ini, ion-ion lithium yang berasal
dari kutub anoda mengalir melalui elektrolit dan menembus pori-pori separator
menuju kutub katoda. Kejadian ini terus menerus terjadi hingga seluruh muatan ion di
katoda habis atau mengalamai kesetimbangan muatan. Setelah baterai kosong/habis,
proses charging kembali dilakukan.

3.2 Cara Kerja Baterai Lithium-Ion Di Mobil Listrik


Ion litium mengalir dari elektroda negatif ke elektroda positif dalam baterai
Li-ion. Ketika baterai diisi, ion litium bergerak menjauh dari elektroda positif ke
elektroda negatif dan tetap berada di sana. Demikian pula, Elektroda bereaksi dengan
elektrolit membentuk lapisan / pemisah awal SEI (Solid Electrolyte Interface) saat
baterai mobil listrik pertama kali diisi.
Ini mengurangi kapasitas baterai dengan jumlah kecil, dan prosesnya disebut
Kehilangan Formasi. Namun, pembentukan awal lapisan SEI ini memfasilitasi baterai
untuk diisi dan dikosongkan ribuan kali tanpa elektroda bereaksi dengan elektrolit.

3.3 Penggunaan Biochar Pada Sistem Baterai Ion Lithium

Baterai Ion Lithium telah menjadi teknologi penyimpanan energi yang paling
umum digunakan karena kelebihannya dalam kepadatan energi yang tinggi  dan daya
tahannya. Salah satu komponen utama dari sebuah baterai ion lithium adalah
elektroda yang terdiri atas elektroda negative anoda dan elektroda positif katoda.
Penguasaan teknologi  karbon aktif dari bio massa hasil alam Indonesia,
pemanfaatan biomassa yang   limbah  tempurung kelapa untuk material teknologi
penyimpanan energi, mendorong industri start up dalam negeri dapat memproduksi
bahan baku untuk karbon aktif dari biomassa untuk material teknologi penyimpanan
energi, sedangkan tujuannya adalah membuat karbon aktif yang berasal dari
tempurung kelapa yang dapat dimanfaatkan untuk untuk material teknologi
penyimpanan energi.
Salah satu bahan yang dipilih untuk elektroda baterai ion lithium adalah
karbon aktif. Pada penelitian ini karbon aktif disintesa dari arang batok kelapa yang
dijual dipasaran dan arang yang diolah dari batok kelapa.
Karbonisasi dilakukan pada suhu 800 oC dilanjutkan dengan aktivasi
dilakukan dengan menggunakan KOH didalam furnace silinder dengan lairan nitrogen
100 ml/jam selama 2 jam. Hasil sintesa karbon  diaktif dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Scaning Electron Microscope  (SEM) dan Brunauer–Emmett–
Teller (BET) untuk melihat morfologi dan luas permukaan dari karbon aktif.

BAB IV
KESIMPULAN
Dari penjabaran mengenai aplikasi dan cara kerja teknologi bioenergi untuk
mensuplai mobil listrik di Eropa dapat disimpulkan bahwa penggunaan mobil listrik
di bagian Eropa sudah sangat berkembang pesat bahkan sudah banyak industri mobil
yang memproduksi mobil listrik menggunakan baterai Lithium ion, hanya saja dalam
penggunaan bioenergi pada mobil listrik di Eropa masih belum dapat kami temukan
sehingga kami mengambil dari penelitian yang dilakukan didaerah Indonesia.
Pada penggunaan bioenergi yang dilakukan oleh Balai Besar Bahan dan
Barang Teknik, yaitu dengan mengganti anoda grafit yang ada pada baterai lithium
ion dengan biocharcoal yang harga nya lebih murah sehingga dapat menurunkan
harga dari baterai lithium ion agar tidak terlalu mahal.

DAFTAR PUSTAKA
Balai Besar Bahan dan Barang Teknik. 2020. Penggunaan Karbon Aktif Lokal
Pada Sistem Baterai Ion Lithium. Bandung. Jawa Barat
Colin A. Vincent & Bruno Scrosati, 1997. Modern Batteries: An Introduction
to Electrochemical Power Sources, Ed. ke-2, Butterworth Heinemann
Ramananda, Gede. 2021. Sejarah dan Perkembangan Mobil Listrik di Dunia.
Jakarta Barat
Thomas B. Reddy dan David Linden, 2011. Linden’s Handbook of Batteries.
ed. ke-4, McGraw-Hill

Pembagian Tugas Kelompok:

Pendahuluan: Farhan Johansyah Putra


Tinjauan pustaka:
Sejarah Mobil Listrik: Zelfitrio Rodeski
Pasang Surut Era Mobil Tenaga Listri: Hafizah Khairani Jarendi
Titik Cerah Era Mobil Tenaga Listrik: Diva Stivano
Cara Kerja Mobil Listrik: Adam Wanjri
Jenis-jenis mobil listrik dan prinsip kerjanya: Aulia Utari Sitorus
Baterai Lithium-ion: Wildan Alfikri
Pembahasan Aplikasi: Annisa Aulia Furqana Ramzi

Anda mungkin juga menyukai