Anda di halaman 1dari 2

Mioma uteri merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot polos miometrium

dan jaringan ikat yang menumpangnya (jaringan pengikat fibronectin, kolagen, dan
proteoglikan). Mioma uteri disebut juga dengan leiomioma uteri atau fibromioma uteri.
Selain itu, dapat juga disebut sebagai fibroid karena konsistensi yang berserat akibat jumlah
kolagen yang cukup besar.

Mioma uteri berwarna pucat, relatif bulat, konsistensi padat kenyal, berdinding licin,
berbatas tegas, tidak memiliki kapsul, tetapi memiliki pseudokapsul, serta bisa soliter atau
multipel. Mioma uteri yang jaringan ikatnya dominan memiliki konsistensi yang lebih padat.
Jaringan neoplasma ini mudah dibebaskan dari jaringan sekitar sehingga mudah dienukleasi.

Epidemiologi

Dari seluruh wanita, insidensi mioma uteri diperkirakan terjadi sekitar 20%- 30%.
Sebanyak 70% kasus terjadi pada usia 50 tahun, 30-40% kasus terjadi pada masa
perimenopause, dan 20-25% kasus pada wanita usia reproduksi. Hal ini menunjukkan adanya
hubungan antara mioma uteri dengan hormon estrogen. Ditemukan bahwa mereka yang
menarche pada usia <10 tahun beresiko mendapat penyakit reproduksi 10% lebih cepat
dibandingkan dengan wanita yang memulai menstruasi pada usia 14 tahun. Menarche dini
(<10 tahun) ditemukan meningkatkan risiko mioma uteri 1,24 kali, sedangkan menarche
lambat (>16 tahun) menurunkan risiko relatif mioma uteri.

Mioma uteri mengenai semua ras, paling banyak pada ras kulit hitam yaitu sebesar
18%, pada wanita Hispanik sebesar 10%, wanita kulit putih sebesar 8%, dan paling jarang
mengenai wanita Asia. Sebagian besar kasus tidak bergejala sama sekali, hanya 30% kasus
yang simptomatis. Mioma uteri multipel terdapat pada 80% wanita dan 10,7%-nya terjadi
pada wanita hamil.

Di Indonesia angka kejadian mioma uteri ditemukan 2,39% - 11,87 % dari semua
penderita ginekologi yang dirawat. Penelitian retrospektif di Manado mendapatkan bahwa
persentase terbanyak pada rentang usia 36-45 tahun dengan status dominan nulipara.

Wanita yang sering melahirkan memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan
dengan wanita yang tak pernah hamil atau hanya satu kali hamil. Statistik menunjukkan 60%
mioma uteri berkembang pada wanita yang tidak pernah hamil atau hanya hamil satu kali.
Prevalensi meningkat apabila ditemukan riwayat keluarga, ras, kegemukan, dan nullipara.
Mortalitas umumnya karena anemia berat akibat perdarahan hebat. Mortalitas akibat
komplikasi pembedahan yaitu sebanyak 0,4-1,1 per 1000 operasi.

Anda mungkin juga menyukai