Anda di halaman 1dari 5

Nama : Boudyweyn Richard Walandouw

NPM : 20302106

Kelas : AP-A 2020

1.

 KONSEP NILAI TAMBAH


 KONSEP NETRALITAS: PAJAK TIDAK MENDISTORSI PRODUSEN UNTUK MEMPRODUKSI BARANG
DAN TIDAK MENDISTORSI KONSUMEN UNTUK MENGKONSUMSI BARANG.
 KONSEP DESTINASI: PAJAK DIKENAKAN DI TEMPAT BARANG TERSEBUT DIKONSUMSI; SERING
KALI KONSEP INI DIBARENGI DENGAN KONSEP PLACE OF DELIVERY, YAITU TEMPAT
DILAKUKANNYA PENYERAHAN.
 KONSEP PENYERAHAN ATAU TRANSFER OF GOODS; PENYERAHAN TERJADI SAAT KEPEMILIKAN
HAK ATAS BARANG BERPINDAH (MISAL FOB DESTINATION).
 SYARAT PEMAJAKAN ATAS PENYERAHAN BARANG DAN JASA.
 KONSEP NON-TAXABLE GOODS; BARANG YANG DIAMBIL LANGSUNG DARI SUMBERNYA
(DIANGGAP, BELUM DIKENAI SUATU NILAI TAMBAH).
 KONSEP DISALLOWED INPUT TAX; MASUKAN TIDAK DAPAT DIKREDITKAN

2.

 Penyerahan barang kena pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha; kegiatan
penyerahan barang kena pajak yang dilakukan oleh pengusaha meliputi baik pengusaha yang
telah dikukuhkan menjadi pengusaha kena pajak maupun pengusaha yang seharusnya dikukuhkan
menjadi pengusaha kena pajak tetapi belum dikukuhkan.
 Impor barang kena pajak
 Penyerahan jasa kena pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha; kegiatan
penyerahan jasa kena pajak yang dilakukan oleh pengusaha meliputi baik pengusaha yang telah
dikukuhkan menjadi pengusaha kena pajak maupun pengusaha yang seharusnya dikukuhkan
menjadi pengusaha kena pajak tetapi belum dikukuhkan
 Pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud dari luar daerah pabaean di dalam daerah pabean.
 Pemanfataan jasa kena pajak dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean
 Ekspor barang kena pajak berwujud oleh pengusaha kena pajak
 Ekspor barang kena pajak tidak berwujud oleh pengusaha kena pajak
Dasar pengenaannya :

Harga jual adalah sebuah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya
diminta oleh penjual karena penyerahan BKP.
Penggantian adalah sebuah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh pengusaha karena penyerahan JKP, ekspor JKP, atau ekspor BKP tidak
berwujud, tetapi tidak termasuk PPN yang dipungut menurut UU PPN dan potongan harga yang
dicantumkan dalam faktur pajak.
Nilai ekspor adalah sebuah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh eksportir
Nilai Impor adalah sebuah nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan Bea Masuk
ditambah pungutan berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3.

 Penerimaan pembayaran apabila terjadi sebelum penyerahan BKP/JKP


 Penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan
 Saat-saat yang memahami sudah diatur berdasarkan peraturan mentri keuangan. Pembuatan
faktur pajak tercantum dalam PMK nomor 151/PMK.03/2013

Sanksi tidak menerbitkan faktur pajak diatur dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 (UU
PPN). Sanksi tidak menerbitkan faktur pajak elektronik yang terutang dalam PENG-6/PJ.02/2015
adalah pengenaan sanksi administrasi berupa denda 2% dari DPP sesuai dengan UU PPN dan
PPnBM.

4.

Faktur pajak masukan yang dapat dikreditkan harus berhubungan langsung dengan usaha kita yang
penyerahannya yang terutang PPN baik dalam produksi, distribusi pemasaran dan manajemen.

Beberapa faktur pajak masukan yang dapat dikreditkan:

 Bentuk, kolom dan isian sesuai dengan Per 24/PJ/2012 s.t.t.d Per 17/PJ/2014 dan Per 04/PJ/2020.
 Diisi lengkap dan benar serta ditandatangani orang yang berwenang
 Dibuat tepat waktu

Faktur ajak masukan yang tidak dapat dikreditkan :


 Perolehan BKP/JKPsebelum pengusaha dikukuhkan sebagai PKP
 Perolehan BKP/JKP yg tdk mempunyai hubungan langsung dg kegiatan usaha
 Perolehan & pemeliharaan kendaraan bermotor, sedan, jeep, station wagon, van& combi kecuali
brg dagangan atau untuk disewa
 Pemanfaatan BKP tdk berwujud atau pemanfaatan jkp dari luar daerah pabean sebelum
pengusaha dikukuhkan sebagai PKP
5.

 Saat penyerahan, impor, pemanfaatan atau ekspor


 Saat pembayaran, jika dilaksanakan lebih dahulu
 Saat-saat lainnya : (1) Untuk BKP Berwujud, saat penyerahan kepada pihak pengirim. (2) Untuk
BKP Tak Berwujud, saat pengakuan piutang, penagihan, atau saat penandatangan kontrak. (3)
untuk penyerahan akibat perubahan bentuk, penggabungan, atau pemekaran usaha, saat hasil
RUSP ditetapkan

Tempat Terutang PPN:


 Tempat pengukuhan PKP (berlaku atas penyerahan BKP atau JKP)
 Tempat dimasukkannya BKP (berlau atas impor)
 Tempat kedudukan pihak yang memanfaatkan (berlaku atas pemanfaatan BKP-TB atau JKP di
dalam daerah pabean)
 Tempat bangunan didirikan (berlaku atas kegiatan membangun sendiri)
 Tempat kedudukan kantor cabang (berlaku atas penyerahan antar cabang
Soal kasus

1.

a. Transaksi pertama (penjualan secara langsung kepada konsumen):

PPN = 10% x Rp.1.600.000.000 = Rp.160.000.000 (pajak keluaran/penjualan)

b. Transaksi kedua (penyerahan BKP):

DPP = 100/110 x Rp.660.000.000 = Rp.600.000.000

PPN = 10% x Rp.600.000.000 = Rp.60.000.000 (pajak keluaran/penjualan)

c. Transaksi ketiga (membangun gudang elektronik):

DPP = 20% x Rp.550.000.000 = Rp.110.000.000

PPN = 10% x Rp.110.000.000 = Rp.100.000.000 (pajak keluaran)

d. Transaksi keempat (menyumbang ke panti jompo 1 buah televisi):

DPP = Rp.2.000.000 – Rp.200.000 = Rp1.800.000 (pajak keluaran)

Transaksi tambahan (membeli mobil box):

DPP = 100/110 x Rp.550.000.000 = Rp500.000.000 P

PN = 10% x Rp.500.000.000 = Rp50.000.000 (pajak masukan)

Total PPN yang harus disetorkan:

PPN keluarannya = a +b +c +d= Rp.160.000.000 + Rp.60.000.000 + Rp.100.000.000 + Rp.1.800.000 =


Rp.321.800.000

PPN masukannya = Rp.50.000.000

Menghitung PPN yang harus disetorkan :

Pajak keluaran – pajak masukan = Rp.321.800.000 – Rp.50.000.000 = Rp.271.800.000

Yang harus disetorkan Rp.271.800.000


2. Total DPP atas penjualan 20 kulkas: 20 x Rp.6.000.000 = Rp.120.000.000 PPN = 10% x
Rp.120.000.000 = Rp.12.000.000

PPN terutang yang wajib disetorkan adalah Rp.12.000.000.

3.

a. CIF = $500 x Rp.15.000 x 2.000 unit = Rp.15.000.000.000

b. BM (Bea Masuk) = 50% x Rp.15.000.000.000 = Rp.7.500.000.000

Nilai Impor = CIF + BM = Rp.15.000.000.000 + Rp.7.500.000.000 = Rp.22.500.000.000

PPN Terutang = 10% x Rp.22.500.000.000 = Rp.2.250.000.000

PPNBM = 20% x Rp.22.500.000.000 = Rp.4.500.000.000

Jumlah yang harus dibayar importir

PT.DEF = Nilai Impor + PPN Terutang + PPNBM = Rp.22.500.000.000 + Rp.2.250.000.000 +


Rp.4.500.000.000 = Rp.29.250.000.000

Menghitung harga penyerahan Harga

per unit AC = Rp.6.000.000 PPNBM per unit = x Rp. 4.500.000.000 = Rp.2.250.000 - 1 2000

Dasar pengenaan PPN = Rp.3.750.000

PPN Terutang = 10% x Rp.3.750.000 = Rp.375.000

Harus dibayar PT.FGH = Rp.6.000.000 + Rp.375.000 = Rp.6.375.000

Anda mungkin juga menyukai