A. PENGANTAR
Di materi kali ini kita akan membahas:
1. Klasifikasi dan jenis-jenis tumor pada sistem saraf
2. Epidemiologi tumor pada sistem saraf
3. Tanda dan gejala tumor pada sistem saraf
4. Etiologi dan faktor risiko
5. Tatalaksana
Ketika berbicara tentang tumor pada sistem saraf, kebanyakan dari kita akan
membayangkan tentang tumor otak. Anggapan kebanyakan masyarakat umum, tumor
otak itu berasal dari sel-sel atau jaringan parenkim (jar. penyusun fungsional utama) otak,
padahal tidak selamanya seperti itu, bahkan sel parenkim otak jarang yg berkembang
menjadi tumor.
1. Tumor sel saraf, dari sel saraf pada sel saraf (neuron) itu
sendiri.
a. Ganglioneuroma
b. Ganglioneuroblastoma
c. Neuroblastoma
2. Tumor neuro-epitelial, dari sel epitel pada sistem saraf.
a. Ependioma, dari sel ependim yang kalo kalian ingat tu
buat menghasilkan LCS di ventrikel otak
b. Papilloma pleksus, dari sel penyusun plexus choroideus yg merupakan modifikasi
sel ependim, mereka sama-sama menghasilkan LCS di ventrikel otak
c. Neuro-eptelioma
3. Tumor sel glia (glioma)
a. Astrositoma, dari sel glia astrosit
b. Oligodendroglioma, dari sel glia oligodendrosit
c. Glioblastoma multiforme
d. spongioblastoma
4. Tumor saraf otak
a. Schwannoma
b. Nurofibroma
5. Tumor meningeal
a. Meningioma
6. Tumor vaskular
a. Hemangioma cerebrum
b. Hemangioblastoma Von Hippel-Lindau
7. Tumor glomus
a. Paraganglioma
8. Tumor glandula pinealis
a. Pinealoma
b. Germinoma
9. Tumor hipofisis
a. Adenoma kromofob
b. Adenoma eosinofil
c. Adenoma basofil
d. Prolactinoma
e. Kraniofaringeoma
10. Tumor metastatik
a. Metastatik otak
b. Meningitis karsinomatosa
11. Tumor kongenital
a. Teratoma
b. Dermoid
c. Epidermoid
12. Granuloma
a. Tuberculoma
b. Gumma
13. Chordoma
14. Tumor mesenkimal
15. Tumor atap tengkorak
a. Osteoma
b. Granuloma
c. Metastasis
Dan gambar yang ada diatas juga menunjukkan daftar-daftar jenis dan klasifikasi tumor
pada otak lainnya, ndak perlu dihafalkan semua ya gaes soalnya buanyak bangeeet, belum
masuk standar kompetensi kita kok, buat tambahan ilmu aja...
Ada juga yang diklasifikasikan berdasarkan lokasinya, aku langsung kasih gambar aja ya
biar bisa membayangkan letaknya sekalian.
Sementara bagan berikut ini memberikan contoh sistem penggolongan astrositoma
berdasarkan tingkat keganasan dengan berbagai macam standar.
Ada pula sumber lain yg memberikan mekanisme yg kurang lebih hampir sama:
A. Mekanisme
1) Space occupying lesion (SOL): lesi yang mendesak ruangan
sekitar akan mengganggu fungsional otak
2) Ventricle compression: kompresi pada ventrikel otak
3) Destruction: destruksi atau kerusakan jaringan otak
B. Cerebral Oedem
1) Vasogenic: kerusakan dari vaskuler, vasa dan kapiler
terganggu, permeabelitas terganggu, pecah, dll.
2) Sitotoksik: Intact Barier Edema, Gangguan pompa Na-K-
ATPase, Natrium intrasel naik
3) Interstitial: keluarnya cairan ke ruang interstitial
GEJALA
b. Estrogen Antagonist
Inhibisi efek estrogen dgn mengikat scr kompetitif reseptor estrogen.
c. Progesteron Antagonist
RU-486 telah diujikan untuk treatment kondisi ini.
2. Tatalaksana Definitif
a. Bedah
1. Biopsi:
Open brain biopsy
Stereotactic biopsy
Frame-based: BRW, CRW, Leksell
Frameless Diindikasikan untuk:
1) Lesi yang dalam
2) Lesi multiple
3) Pasien terlalu lemah, secara medis tidak fit
4) Skor Karnofsky buruk
Keuntungan:
Diagnosis:
- No known primary
- Known primary – Important role for biopsy
Morbiditas rendah
2. Operasi pengangkatan (reseksi) tumor direkomendasikan saat:
Surgically accessible lesions, particularly if >3cm
Symptomatic lesions with evidence of mass effect
Posterior fossa lesions
single, accesible brain met with no LM dissemination
life expectancy > 3mths
Karnofsky >70
not a radiosensitive tumour (e.g., small cell)
Keuntungan:
Diagnosa
Menghilangkan efek massa
Hasil yang lebih baik dari pada biopsi saja, dan ketika
digunakan bersamaan dengan radiasi
Kekurangan:
Morbiditas prosedur tinggi
Morbiditas diminimalkan dengan penggunaan alat bantu
intraoperatif:
- Panduan gambar intraoperatif
- Awake craniotomy, operasi dengan pasien dlm keadaan ttp
sadar
b. Radiasi
Memiliki 2 metode:
1) Whole Brain Radiation
Perawatan paling umum terutama karena mayoritas
pasien datang dengan lesi multipel
Beberapa uji multi-institusional dengan skala besar
oleh the Radiation Oncology Therapy Oncology
(RTOG) telah mempelajari efek, dosis, dan
penjadwalan
Tidak ada perbedaan signifikan dalam frekuensi dan
durasi respon untuk dosis radiasi total antara 20 Gray/1
minggu hingga 50 Gy/4 minggu
Efektivitas sebagian bergantung pada histologik dr
tumor itu sendiri respon yang lebih buruk pada
tumor yang resisten terhadap radiasi (radioresistant)
misalnya. melanoma, ca sel ginjal
Efek Samping:
Paparan radiasi di seluruh bagian otak
Akut:
a. Memburuknya gejala neurologis sementara
b. Mual/muntah
c. Deskuamasi kering (kulit mengelupas), rambut rontok, otitis
Diduga karena autoregulasi serebrovaskular yg
terdistorsi dan peningkatan permeabilitas
kapiler
Somnolence syndrome: 1-4 bulan pasca radiasi
Delayed:
a. Mungkin muncul gejala neurologis terkait dgn necrosis krn
radiasi
b. Sering terlihat pd pasien dgn dosis tinggi per fraksi:
- Leukoencephalopathy
- Dementia, ataxia
2) Radiosurgery
c. Kemoterapi
Efektivitas agen kemoterapi tergantung pada:
Kemampuan untuk mengobati tumor yg spesifik
Kemampuan untuk melintasi Blood Brain Barrier
Timozolamide
Kemoresistensi tumor:
a. Tumor primer kurang responsif dibandingkan metastasis
b. Metastasis spesifik berbeda dalam respons:
- melanoma sangat tahan radiasi
- metastasis payudara atau paru menunjukkan
respons yang lebih baik Kemungkinan pemilihan klon
pada lesi metastasis dari tumor sistemik yang
sebelumnya dirawat.
Pendekatan Pengobatan
a. Perawatan medis
b. Operasi
c. Radiasi
d. Kemoterapi
e. Perawatan paliatif