Abstrak:
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia
dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing.
Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa
menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Salah satu bentuk dari
adanya akulturasi budaya dapat dijumpai dari peninggalan zaman dahulu yang berbentuk
sebuah artefak, entah itu artefak berupa karya seni ataupun arsitekstur bangunan yang
terdapat pada suatu daerah. Masjid Menara Kudus merupakan salah satu peninggalan dalam
bentuk bangunan yang terdapat di Kudus, Jawa Tengah.
Masjid Menara Kudus atau biasa juga disebut dengan Masjid Al-Aqsha merupakan masjid
dengan gaya bangunan kuno yang didirikan oleh sunan kudus pada tahun 1549 Masehi atau
jika dalam kalender Hijriah yakni pada tahun 956 Hijriah. Masjid yang terletak di Desa
Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah ini memiliki keunikan dalam
segi arsitekstur masjid tersebut. Menara masjid ini tampak seperti bangunan candi yang
dimana merupakan budaya Hindu-Buddha serta pola arsitekstur masjid ini tampak terlihat
perpaduan budaya antara Islam dan Hindu-Buddha sehingga menunjukkan adanya suatu
akulturasi budaya dalam pengislaman di pulau Jawa.
Kata kunci: arsitekstur, menara Masjid Menara Kudus, akulturasi, budaya Hindu-Buddha,
budaya Islam
Abstract:
Acculturation is a social process that arises when a group of people with a certain culture is
faced with a culture of a culture. The foreign culture is gradually accepted and processed into
its own culture without originating from the culture of the group itself. One form of cultural
acculturation can be found from ancient relics in the form of an artifact, whether it's artefacts
in the form of art or building architectures in an area. Menara Kudus Mosque is a legacy in
the form of a building located in Kudus, Central Java.
Masjid Menara Kudus or also known as Masjid Al Manar is a mosque with an ancient
building style founded by Sunan Suci in 1549 AD or if it is in the Hijri calendar, namely in
956 Hijriah. The mosque, which is located in Kauman Village, Kota District, Kudus
Regency, Central Java, is unique in terms of the architecture of the mosque. The minaret of
this mosque looks like a temple building which is a Hindu-Buddhist culture and the
architectural pattern of this mosque is seen as a cultural blend of Islam and Hindu-Buddhism
so that it shows the existence of a cultural acculturation in Islamization on the island of Java.
Manusia adalah makhluk sosial dan terbentuk dari banyak unsur sistem yang
berbudaya yang artinya mereka tidak bisa rumit, seperti termasuk didalamnya adalah
hidup sendiri, mereka akan selalu saling sistem agama, politik, adat istiadat, bahasa,
membutuhkan satu sama lain. Keadaan perkakas, pakaian, bangunan, dan juga
saling membutuhkan inilah yang akhirnya karya seni. Bahasa akan berperan disaat
menghadirkan kontak budaya antara satu seseorang berusaha berkomunikasi dengan
peradaban dengan peradaban lainnya. orang yang berbeda budaya, dan berusaha
Kontak budaya itu sendiri terjadi melalui menyesuaikan perbedaan-perbedaan yang
komunikasi antar manusia sehingga terdapat didalamnya, hal itu membuktikan
mereka dapat mengekspresikan budaya bahwa budaya dipelajari.
mereka antara satu dengan yang lain.
Budaya mempelajari berbagi pola atau
Menurut Peterson, Jensen, dan River,
model manusia untuk hidup seperti pola
(1965:16) Komunikasi adalah pembawa
hidup sehari-hari. Pola dan model ini
proses sosial, alat yang dimiliki manusia
meliputi semua aspek interaksi sosial
untuk mengatur, menstabilkan, dan
manusia. Budaya adalah mekanisme
memodifikasi kehidupan sosialnya.
adaptasi utama umat manusia (Louise
Diseluruh penjuru dunia pasti akan Damen, 1987). Proses yang
selalu ada budaya, oleh karena itu terdapat terinternalisasikan ini memungkinkan
banyak sekali pandangan tentang budaya manusia untuk berinteraksi dengan
itu sendiri. Dalam artian yang lebih luas anggota-anggota budaya lainnya yang juga
budaya adalah suatu cara hidup yang memiliki pola-pola komunikasi serupa.
berkembang, dan dimiliki bersama oleh Proses memperoleh pola-pola demikian
sebuah kelompok orang, dan diwariskan disebut Inkulturasi atau dalam istilah lain
dari generasi ke generasi. Budaya disebut pelaziman budaya atau
pemrograman budaya (Herskovits, Proses inkulturasi selanjutnya tergambar
1966:24). pada seorang pendatang adalah proses
akulturasi, dalam hal ini yang dimaksud
Pada proses inkulturasi terjalinlah suatu
adalah akulturasi budaya. Akulturasi
hubungan, yakni hubungan antar budaya
adalah proses penyesuaian diri yang
dan juga hubungan antar individu. Dimana
dilakukan oleh seorang pendatang yang
dalam kondisi tersebut memungkinkan
bukan hanya menyesuaikan diri tapi juga
manusia untuk berinteraksi dengan cara
untuk memperoleh budaya dari suatu
mengekspresikan dirinya sendiri serta
kelompok budaya tertentu. Hal inilah yang
menyesuaikan diri dengan keadaan yang
akhirnya dapat dikatakan sebagai
ditemui. Dalam hal menyesuaikan diri,
asimilasi. Menurut Koetjaningrat (1997)
boleh saya katakan seorang pendatang
proses akulturasi yang utama adalah unsur
akan menyesuaikan diri secara bertahap
diterimanya kebudayaan asing yang diolah
dengan hal baru yang ia hadapi, kemudian
ke dalam kebudayaan sendiri tanpa
setelah itu ia akan belajar dari hal-hal baru
menyebabkan lenyapnya kepribadian
yang ia dapatkan dapatkan dari kelompok
kebudayaan asal.
budaya yang ia datangi. Setelah itu barulah
ia akan menciptakan suatu hal yang Dengan demikian pula dapat
mempunyai relasi dengan kelompok disimpulkan bahwa sistem sosial budaya
budaya tersebut sejalan dengan pengenalan dari kedua belah pihak baik dari pendatang
yang juga ia lakukan dengan orang-orang maupun dari kelompok budaya akan
lain. Hal yang sama juga berlaku bagi mengalami perubahan dikarenakan kontak
suatu kelompok budaya tersebut, secara budaya yang telah terjadi cukup lama.
perlahan mereka pula akan mengenal serta Perbedaan jumlah individu yang kontras
menerima hal-hal baru bagi mereka yang terjadi antara si pendatang yang
dibawa oleh si pendatang tersebut. Dalam menempati lingkungan baru dengan
peristiwa tersebut pengaruh paling besar kelompok budaya dalam jumlah besar,
akan dirasakan oleh si pendatang, dimana serta sifat dominan dari kelompok budaya
ia akan mengalami perubahan perilaku dari dalam memegang kuasa penuh atas sumber
pola budaya yang ia anut sebelumnya dan daya mereka menyebabkan dampak lanjut
perlahan mulai menggantinya dengan pola perubahan budaya dari si pendatang lebih
baru yang ia pelajari yakni pola dari besar daripada kelompok budaya tersebut.
kelompok budaya yang ia datangi.
Dalam konteksnya proses akulturasi penelitiannya agar dapat menggambarkan
ialah suatu proses dimana terjadinya subjek atau objek yang diteliti mendekati
interaksi sosial budaya secara berlanjut kebenarannya. Jenis sumber yang saya
yang merekah melalui komunikasi dari gunakan berasal dari internet, artikel
seorang pendatang pada lingkungan sosial terkait, pdf, serta jurnal yang terkait.
budaya yang menurutnya baru. Ada
Hasil
banyak bentuk komunikasi sosial budaya
yang mengakibatkan adanya sebuah Program Unit Penelitian Proyek
daerah, entah itu artefak itu berupa karya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
seni ataupun arsitekstur. Pada kajian ini Tahun 1976 melakukan ekskavasi pada 17
saya akan membahas salah satu bukti April – 17 Mei 1976 di Kudus, tepatnya di
akulturasi budaya berupa arsitekstur yang Kompleks Masjid Menara Kudus, Bukit
ada di Indonesia. Tujuan dari penulisan ini Bengawan (Rahtawu), serta Langgar
terdapat akulturasi budaya Islam dan tersebut memiliki karakteristik situs yang
Masjid Menara Kudus yang masih tampak yakni meneliti aspek arkeologis yang
Awal Mula Peradaban Hindu-Buddha terhadap Dewa Siwa dalam ajaran agama
tersebut di Kutai. Di tanah Jawa tepatnya dipimpin oleh Ratu Simo (Dinas
di Jawa Tengah berkembang pula agama Pendidikan Prov Jateng, 2004:86). Para
Hindu Siwa Trimurti, serta ikut datang ahli ada yang memperkirakan bahwasanya
juga pengaruh agama Buddha Mahayana. agama Hindu di Jawa telah muncul
sebelum Sanjaya menjadi raja di Medang awalnya di tempat Menara Kudus tersebut
Bhumi Mataram yakni sekitar tahun 717- terdapat sumur yang dimana warga
760 Masehi. Agama Hindu terus percaya bahwa airnya merupakan sumber
berkembang di Jawa sampai akhirnya kehidupan. Sumber kehidupan yang
mencapai puncak kejayaannya setelah dimaksudkan disini adalah memberi
pada tahun 856 Masehi Mpu Manuku kehidupan yang dimana jika ada orang
Rakai Pikatan membangun Candi yang sudah meninggal, lalu diobati dengan
Siwagrha atau Candi prambanan. Sejak air sumur tersebut, orang itu bisa hidup
zaman pemerintahan Mpu Manuku Rakai kembali. Namun hal ini akan
Pikatan sampai zaman pemerintahan menimbulkan perilaku musyrik di
Kertanegara banyak sekali masyarakat kalangan masyarakat sehingga sumur
Jawa yang menganut agama Hindu- tersebut ditutup dengan bangunan menara
Buddha. Barulah ketika kerajaan Islam itu sendiri. Bukan hanya itu, cerita lainnya
pertama di Jawa berdiri yakni Kesultanan juga menyebutkan bahwa sumur tersebut
demak para masyarakat Jawa yang beralih juga digunakan sebagai tempat untuk
memeluk agama Islam, sedangkan orang mengubur kitab-kitab ajaran Hindu agar
Jawa yang masih menganut agama Hindu tidak dipelajari oleh masyarakat Kudus.
kebanyakan memilih untuk pindah ke Bali. Hal ini dilakukan karena ditakutkan jika
Agama Hindu mulai mengalami ajaran Hindu menyebar di Kudus akan
kemunduran di Jawa yakni pada tahun menghambat perkembangan Islam. Dalam
1527, dimana kala itu Majapahit kandungan cerita tersebut dapat kita
ditaklukan oleh Sultan Trenggono dari tafsirkan secara logika bahwa menara
Kesultanan Demak. Meski demikian tersebut merupakan bangunan suci yang
belum ada sumber atau referensi yang saya harus dirawat karena terdapat kitab suci
temukan tentang kapan agama Hindu didalamnya.
menjalar ke Kudus.
Fakta lain adalah bahwa berdasarkan
Masjid Menara Kudus riset arkeolog hiasan porselen yang
tertempel pada dinding bagian luar
Masjid Menara Kudus kini tak hanya
bangunan Menara Kudus berjumlah 32
menjadi tempat beribadah saja melainkan
buah, 20 buah berwarna biru bermotif
juga menjadi cagar budaya. Selain itu
pemandangan alam (masjid, manusia, unta,
terdapat mitos yang berkembang di
dan pohon kurma), sedangkan 12 buah
masyarakat tentang bagian menara dari
lainnya berwarna merah putih dengan
masjid ini. Mitos tersebut yakni pada
motif bunga (Supatmo, 2014: 72). Pada 28 2002:87). Fungsi Menara Kudus sendiri
Agustus 2008 dua arkeolog asal Jepang menurut sejarah lisan merupakan tempat
yakni Sakai Takashi bersama rekannya mengumandangkan azdan dan menyimpan
Takimoto Tadashi berkunjung ke Masjid beduk yang ditabuh menjelang tiba waktu
Menara Kudus untuk mempelajari asal salat lima waktu (hingga kini masih
mula dari keramik-keramik yang berlaku). Ada juga yang berpendapat
menempel pada Masjid Menara Kudus. bahwa Menara Kudus digunakan sebagai
Pada akhirnya mereka mendapati bahwa mercusuar atau memandu kapal yang
dua keramik yang menempel diatas pintu melewati Selat Muria.
bagian utara dan selatan dari Masjid
Menara Kudus ini berasal dari produksi
pabrik keramik di Vietnam pada abad ke
14-15. Keramik di bagian utara memiliki
warna dasar putih dengan bentuk segi
empat dengan motif bunga sedikit
kebiruan di bagian tengah. Sedangkan
Gambar 1. Keramik pada Menara kudus (Sumber:
keramik pada bagian selatan memiliki docplayer.info)
ukuran yang lebih besar dan juga lebih
Bedasarkan denah bangunan Masjid
cantik yang didominasi warna biru serta
Menara Kudus, para ahli berbeda pendapat
bermotifkan bunga khas Vietnam beserta
dalam hal ini. Pendapat pertama
bentuknya juga bernuansa Islam. Tradisi
mengatakan bahwa bangunan tersebut
penggunaan hiasan keramik itu sendiri
didirikan sebelum orang Islam datang ke
terinsipirasi dari hiasan porselen tembok
Kudus dan bangunan Menara Kudus
sebagai seni bangunan Islam di Asia Barat
adalah sebuah candi yang berubah
serta di Asia Tengah. Piring porselen yang
fungsinya. Sedangkan pendapatan kedua
terdapat pada Masjid Menara Kudus
ahli perpendapat bahwa bangunan menara
semula berasal dari Vietnam dan
tersebut didirikan untuk memanggil orang,
Tiongkok, tetapi karena ada banyak yang
layaknya bale Kulkul di Bali. Pendapat
telah rusak atau lepas, maka sebagian
yang kedua ini dikemukakan oleh
besar telah diganti dengan porselen dari
Roesmanto, beliau berpendapat bahwa
Belanda (Restorasi pada masa kolonialis
arsitekstur bangunan Menara Kudus ini
Belanda) bahkan diperkirakan porselen
mirip menara yang beratap atau tempat
asli dari bangunan lama itu sekarang
kulkul (jika di Jawa biasanya disebut
tinggal satu buah (periksa Miksic,
kentongan) yang fungsinya untuk Hindu, Jawa, Cina, dan Islam
menyampaikan informasi agar terdengar
dari jauh. Selain itu arsitekstur dari Masjid
Menara Kudus ini sendiri jika dilihat dari
ornamen yang terdapat pada susunan
tangganya juga mirip seperti yang berada
di Candi Kidal, Candi Jago, dan Candi
Singasari yang berada di Jawa Timur.
Pernyataan tersebut diperoleh karena
adanya persamaan dalam hal bentuk
arsitektur antara Menara milik Masjid
Menara Kudus bale Kulkul yang ada di
Bali. Fakta kedua yang memperkuat
pernyataan Roesmanto tersebut adalah
bahwa arsitekstur bangunan Menara kudus
ini memiliki pejal yang tinggi sebagai
penyangga bale layaknya candi-candi di Gambar 2. Bale Kulkul (sumber: Pinterest)
Jawa Timur seperti candi Singosari
contohnya. Dari fakta kedua tersebut dapat
disimpulkan bahwa arsitekstur bangunan
Masjid Menara Kudus bercorak candi khas
Jawa Timur dengan perpaduan budaya
Daftar Rujukan
http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/1757726
http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/1218640
http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/635975
http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/1318247
http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/919269
https://ejournal.upi.edu/index.php/jpis/article/download/6925/pdf
http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/829008
http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/1796423