Anda di halaman 1dari 11

2

1. Seseorang yang melakukan olahraga diharapkan akan memebantu


perkembangandan pertumbuhan kepribadianya. Misalnya kejujuran,
keberanian, daya juang, semangat bersaing, jiwa sportivitas, dan
kegotongroyongan.
2. Seseorang yang melakukan olahraga diharapkan akan meningkatkan
kedisiplinannya. Misalnya seseorang yang berhasil mencapai prestasi
yang baik dalam satu cabang oalahraga tidak muncul begitu saja dengan
sendirinya, akan tetapi merupakan hasil dari ketekunan dan keuletan
mengikuti latihan yang cukup lama. Ketekunan dan keuletan mengikuti
latihan tidak dapat terwujud tanpa disiplin.
3. Seseorang yang mengikuti kegiatan olahraga diharapkan akan
meningkatkan tanggung jawab, baik bagi dirinya sendri maupun bagi
Negara. Keharuman nama sebuah Negara antara lain terletek pada
prestasi yang di capai oleh orang tersebut pada suatu cabang olahraga
adalah nilai-nilai pokok manusia yang terkandung dalam kegiatan
olahraga.

pendididkan jasmani merupakan kegiatan ekstrakulikuler di sekolah dan

mempunyai adil sederajat dengan pendidikan lainnya dalam menciptakan

tujuan pendididkan nasional, meliputi pendidikan jasmani, siswa diharapkan

dapat berkembang dengan baik secara fisik, mental dan social sehingga mampu

melakukan berbagai latihan dan kegiatan olahraga di sekolah dan di

masyarakat.

Sekolah adalah salah satu pendidikan formal , tempat siswa mendapat

pendidikan selama kurun waktu tertentu. Selain penyelenggaran program

intrakulikuler. Sekolah juga perlu mengadakan program pembinana

ekstrakulikuler. kegiatan karate merupakan salah satu kegiatan ekstrakulikuler

yang dilaksanakan diluar jam resmi sekolah. Misalnya olahraga yang bersifat

rekreatif atau olahraga prestatif. Demikian pula penulis sebagai pelatih karate
3

di SMA Negeri 7 Kabupaten Tangerang selalu meningkatkan prestasi team

karate tersebut.

Penulis menyadari ada beberapa factor yang menumbuhkan peningkatan

motivasi dan kedisiplinan siswa dalam mengikuti pelajaran penjas salah satunya

peranan yang diberikan pendidikan non formal atau ekstrakulikuler khususnya

ekstrakulikuler karate.

Dalam kaitanya dengan pendidikan formal ada beberapa tugas pendidikan

non formal atau ekstrakulikuler yang dikemukakan oleh Saleh Marzuki

(2010:140) adalah:

1. Pendidikan non formal ( PNF) membantu anak-anak prasekolah untuk


masuk sekolah melalui play grup ,pusat pengasuhan (day care center),
program pendidikan melalui televisi, dan sebagainya.
2. Bertugas melengkapi atau complement sekolah dengan memberi
pengalaman belajar melalui ekstrakulikuler seperti olahraga, kegiatan
seni dan budaya, organisasi remaja dan pemuda.
3. Menindaklanjuti sekolah dengan menyajikan berbagai program
pendidikan berkelanjutan atau kesempatan pendidikan lanjut setelah
keluar dari sekolah atau menyelesaikan sekolah.

Peneliti sering menemukan beberapa anak yang sering berlatih karate

memiliki motivasi belajar dan kedisiplinan belajar yang sangat baik bahkan

mereka lebih disiplin dan bersemangat dalam melakukan setiap pelajaran penjas

yang di berikan, menurut Mc. Donal (2011:73) motivasi adalah:


4

perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai munculnya “feeling”

dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Kedisiplinan dalam belajar penjas sangatlah penting sama pentingnya denga

motivasi belajar penjas untuk mempermudah proses belajar mengajar di

sekolah, oleh karena itu ekstrakulikuler sangatlah penting untuk membangun

motivasi dan kedisiplinan siswa dalam belajar penjas di sekolah, kedisiplinan

menurut Soegeng Prijodarminto, S.H (2000:23) kedisiplinan adalah; “ suatu

kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian prilaku

yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan

ketertiban”.

Oleh karana itu latihan karate sangatlah berpengaruh terhadap siswa untuk

membentuk motivasi dan kedisiplinan siswa dlam mengikuti pelajaran penjas

khususnya dan mata pelajaran lain umumnya di sekolah SMA Negeri 7

Kabupaten Tangerang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar balakang masalah diatas, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Apakah ekstrakulikuler karate memiliki peranan yang signifikan

terhadap motivasi siswa di SMA Negeri 7 Kabupaten Tangerang?


5

2. Apakah ekstrakulikuler karate memiliki peranan yang signifikan 

terhadap Kedisiplinan siswa di SMA Negeri 7 kabupaten

Tangerang?

3. Manakah yang lebih signifikan peranan yang di berikan oleh

ekstrakulikuler karate terhadap motivasi dan disiplin siswa di SMA

Negeri 7 kabupaten Tangerang?

C. Tujuan Penelitian

Setelah mengetahui permasalahan yang ada, maka tujuan yang akan

dicapai penulis adalah:

1. Untuk mengetahui peranan ekstrakulikuler karate terhadap motivasi

siswa di SMA Negeri 7 kabupaten Tangerang.

2. Untuk mengetahui peranan ekstrakulikuler karate terhadap

kedisiplinan siswa di SMA Negeri 7 kabupaten Tangerang.

3. Untuk mengetahuhi perbedaan peranan yang diberikan oleh ekstrakuli

kuler karate antara motivasi dan disiplinan siswa di SMA Negeri 7

kabupaten Tangerang.
6

D. Kegunanaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

tentang hasil latihan karate terhadap motivasi dan kedisiplinan belajar

penjas siswa. Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan bagi penulis tentang

tentang topik yang penulis bahas.

2. Sebagai sumber informasi bagi sekolah, guru, peltih, tentang

peranan ekstrakulikuler karate terhadap motivasi dan disiplinan

siswa dalam mengikuti pelajaran penjas di sekolah.

3. Sebagai bahan pertimbangan guru penjas, manakah yang paling

berperan dari hasil ekstrakulikuler karate yang lebih signifikan

antara motivasi belajar dan disiplinan belajar siswa.

E. Pembatasan masalah

Untuk kelancaran dan keterkendalian dalam pelaksanaan penelitian ini

maka penulis membatasi masalah – masalah peneliti ini sebagai berikut:

1. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptip.

2. Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan variabel:

a. Variabel terikat : Ekstrakulikuler karate


7

b. Variabel bebas : Motivasi belajar

Disiplin belajar

3. Alat ukur untuk menjaring data variabel motivasi dan disiplinan

digunakan angket.

4. Populasi dan sampel, populasi dalam penelitian ini adalah siswa

SMA Negeri 7 Kabupaten Tangerang yang aktif sebagai anggota

ekstrakulikuler

karate yang berjumlah 45 orang, dan yang dijadikan sampel adalah

siswa dan siswi kelas X-XI sebanyak 45 orang yang aktif sebagai

anggota ekstrakulikuler karate.

5. Lamanya penelitian adalah dua bulan dan belum termasuk

penyebaran angket dan pengumpulan hasil angket.

F. Penjelsan Istilah

Dalam penelitian ini penulis menjelaskan mengenai istilah – istilah

yang dipergunakan dalam judul skripsi ini, agar terhindar dari tafsir. Istilah-

istilah tersebut adalah adalah:

1. Peranan dalam kamus besar bahasa Indonesia Poerdarminta

(2001:655) yaitu; “daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,
8

benda) yang ikut memebentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan

seseorang.”

Peranan yang di maksud dalam penelitian ini adalah peranan

yang ditimbulkan oleh latihan karate terhadap motivasi dan

kedisiplinan siswa dalam mengikuti pelajaran penjas di SMA Negeri 7

Kabupaten Tangerang.

2. Ekstrakulikuler atau pendidikan non formal sebagai pembelajaran

menurut Marzuki (2010:137) adalah:

Proses belajar terjadi secara terorganisasi di luar system
persekolahan atau pendidikan formal, baik dilaksanakan terpisah
atau merupakan bagian penting dari satu kegiatan yang lebih besar
yang dimaksudkan untuk melayani sasaran didik tertentu dan
belajarnya tentu pula.

3. Karate menurut Arsanata (2004:7) karate adalah;” suatu beladiri yang

menggunakan seluruh anggota tubuh secara fa,al atau bisa disebut

juga beladiri tangan kosong yang tidak menggunakan senjata.”

4. Ekstrakulikuler karate menurut Barnabas (2008:23) adalah;“ suatu lem

baga pendidikan non formal dalam upaya untuk meningkatkan

prestasi siswa usia pelajar di dunia olahraga dan sebagai wadah

pembinan pribadi, mental dan rohani.”


9

5. Motivasi menurut Mc. Donal (2011:73) motivasi adalah;” perubahan

energy dalam diri seseorang yang di tandai munculnya “feeling” dan

didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.”

6. Motivasi siswa dalam pembelajaran penjas menurut Sudirman

(2011:85) adalah:

motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong dan mencapai prestasi.


Seseorang mengadakan suatu usaha karna adanya motivasi. Adanya
motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang sangat
baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama
didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan
melahirkan prestasi yang baik.

7. Disiplin menurut Prijodarminto (2011:23) disiplin adalah:

suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari


serangkaian prilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.

8. Disiplin siswa dalam pembelajaran penjas menurut dabson dalam

bukunya yang berjudul The New Dare to Discipline (2004:157):

ada beberapa cara untuk membuat anak disiplin dalam belajar di


antaranya menuntun mereka melalui kelas-kelas di sekolah dengan
tegas dan teratur, adakan ujian-ujian, kenaikan kelas, membuat
aturan sekolah, sebagai syarat untuk naik kelas.

G. Anggaran Dasar dan Hipotesis

1. Anggapan dasar

Anggaran dasar adalah suatu anggapan dari peneliti yang

mendasari penelitiannya, seperti yang dikemukakan olah Suharsami


10

Arikunto (2000:97) bahwa: “Anggapan dasar atau postulat adalah suatu

titik tolak pemikiran yang kebenaranya diterima oleh penyelidik.”

Berdasarkan kutipan tersebut, maka sebagai titik tolak pemikiran

dalam penelitian ini adalah hasil motivasi dan kedisiplinan siswa dalam

mengikuti pelajaran penjas yang dipengaruhi oleh faktor-faktor, yaitu

hasil ekstrakulikuler karate diluar jam sekolah. Penulis berasumsi bahwa

faktor tersebut memeberikan peranan yang signifikan terhadap motivasi

dan disiplin siswa saat mengikuti pelajaran penjas.

Anggapan tersebut dilandasi oleh pemikiran sebagai berikut:

a. Untuk menghasilkan proses belajar penjas yang berjalan dengan

lancar, oleh karena itu, siswa harus memiliki motivasi belajar dan

disiplin dalam mengikuti pelajaran penjas.

b. Pelajaran penjas adalah suatu aktivitas yang memerlukan fisik,

mental dan kemampuan otot yang sangat baik, oleh karena itu

dibutuhkannya motivasi dan disiplin yang sangat tinggi agar siswa

biasa berhasil dalam mengikuti

pelajaran penjas di sekolah, dan di dalam ekstrakulikuler karate

terdapat di dalam latihanya terdapat faktor-faktor penunjang yang

membangun motivasi dan disiplin siswa sebagai penunjang

berlangsungnya pelajaran penjas di sekolah.


11

Dari uraian diatas dan berdasarkan kutipan dari beberapa ahli dapat 

penulis pertegas bahwa ekstrakulikuler karate memebangun 

motivasi dan disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran penjas

di sekolah.

      c. Kelebihan ekstrakulikuler karate terhadap motivasi dan disiplin siswa

Dalam ekstrakulikuler karate selalu diberikan keyakinan terhadap

setiap anggota latihan bahwa di dalam setiap individual makhluk hidup

memilik keahlian yang berbeda namun keahlian tersebut meski dilatih dan

di perdalam agar menjadi suatu hal yang memiliki nilai ekonomi dan

bias dijadikan suatu kebanggaan, hal tersebutlah yang selalu membangkit

kan motivasi setiap anggota dalam melakukan kegiatan apapun.

Dalam ekstrakulikuler karate selalu ditekankan kepada setiap anggota dan

selalu dibiasakanagar dating 15 menit sebelum latihan dimulai itulah yang

membuat setiap anggotanya disiplin dalam melakukan kegiatan apapun.

2. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu anggapan yang dianggapa oleh peneliti,

seperti yang dikemukakan oleh Surakhmad (1990:68) bahwa:

Secara etimologis hipotesis berarti sesuatu yang masih kurang


dari (hypo) sebuah kesimpulan pendapat (thesis). Dengan kata lain
hipotesis adalah sebuah kesimpulan, tetapi kesimpulan ini belum final,
masih harus dibuktikan kebenaranya. Hipotesis adalah suatu jawaban
12

juga yang dianggap besar kemungkinannya untuk menjadi jawaban


yang benar.

Dapat diartikan hipotesis adalah suatu jawaban yang belum tentu

kebenarnya sebelum diadakanya penelitian yang menjadikan kekuatan

jawaban dari hipotesis itu tersendiri.

Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis mengajukan hipotesis

sebagai berikut:

1. ekstrakulikuler karate memberikan peranan yang signifikan terhadap

motivasi siswa di SMA Negeri 7 Kabupaten Tangerang.

2. ekstrakulikuler karate memberikan peranan yang signifikan terhadap

disiplin belajar siswa di SMA Negeri 7 Kabupaten Tangerang

3. ekstrakulikuler karate memberikan peranan yang lebih signifikan

terhadap disiplin siswa dibandingkan motivasi belajar siswa di SMA

Negeri 7 Kabupaten Tangerang.

Anda mungkin juga menyukai