1212 2341 2 PB
1212 2341 2 PB
Wahyudi Hardi
Sunny Wangko
Abstract: The heart has a special system that provokes impulses and conducts these in the
whole heart, resulting in a contraction. Normally, the sinoatrial node (SA-node) functions as a
natural pace maker of the heart which plays a very important role in heart beat regulation. In
the SA-node, there are two kinds of cells: P cell, a specialized nodal cell; and T cell, the
transition cell. The P cell, the main SA-nodal cell, is a small cell and contains a small amount
of sarcoplasma reticulum, mitochondria, and myofilaments. The T cell has a larger size, and
contains more mitochondria than the P cell. The action potential in the SA-node begins in the
middle of the node (P cells), spreads to the periphery (T cells), and then gets into the atrial
muscle tissues. P cells provoke a slower and lower action potential than that of atrial muscles
and their surroundings; meanwhile the T cells provoke a faster and larger action potential. In
the P cells, the upstroke action potential occurs slowly since these cells contain a small
number of Na+ channels, or none. Although Ca2+ L-type channels are responsible for the
upstroke action potential in the P cells, the Na+ channels in the T cells still play some
important roles.
Keywords: sinoatrial node, P cell, T cell, ion channels.
Abstrak: Jantung dilengkapi dengan suatu sistem khusus untuk membangkitkan impuls-
impuls dan menghantarkannya dengan cepat ke seluruh jantung sehingga terjadi kontraksi otot
jantung. Dalam keadaan normal, nodus sinoatrial (SA) di atrium kanan berperan sebagai pacu
alami jantung dan berperan penting dalam mengatur irama jantung. Pada nodus SA terdapat
sel P (sel-sel khas nodal) dan sel T (sel transisi). Sel P merupakan sel utama dalam nodus
sinoatrial, berukuran kecil, dan hanya mengandung sedikit retikulum sarkoplasma,
mitokondria dan miofilamen. Sel T berukuran lebih besar dan mempunyai mitokondria yang
lebih banyak dari pada sel P. Potensial aksi pada nodus SA dimulai di daerah tengah nodus
SA (sel P), kemudian merambat ke daerah tepi (sel T), lalu masuk ke dalam jaringan otot
atrium. Sel P menimbulkan potensial aksi yang lebih lambat dan kecil dibandingkan potensial
aksi pada otot atrium dan sekitarnya, sedangkan pada sel T ditemukan potensial aksi yang
lebih cepat dan lebih besar. Pada sel P, potensial aksi upstroke (depolarisasi) terjadi lambat
karena sel ini hanya mengandung sedikit saluran Na+, bahkan biasanya tidak ada. Meskipun
saluran Ca2+ L-type (tipe lambat) yang bertanggung jawab dalam potensial aksi upstroke pada
sel P, pada sel T saluran Na+ tetap berperan penting.13
Kata kunci: nodus sinoatrial, sel P, sel T, saluran ion.
Jantung merupakan organ yang terletak di tung terdiri dari empat ruangan yaitu: a-
mediastinum bagian tengah, besarnya se- trium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan,
kepalan tangan, dan berfungsi untuk me- dan ventrikel kiri.1
mompa darah ke seluruh tubuh pada sirku- Jantung dilengkapi dengan suatu sis-
lasi pulmonal dan sirkulasi sistemik. Jan- tem khusus untuk membangkitkan impuls-
S35
S36 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, Suplemen, November 2012, hlm. S35-41
Sel otot jantung melakukan kontraksi dan berfungsi sebagai sel konduksi. Sel
dengan tujuan untuk memompakan darah nodus SA menghasilkan irama yang cepat
dan dicetuskan oleh sebuah potensial aksi dalam perangsangan kontraksi jantung dan
kemudian menyebar melalui membran sel mengatur kecepatan frekuensi denyut
otot. Kejadian tersebut diakibatkan karena jantung.6
jantung memiliki mekanisme untuk meng- Nodus SA terdiri dari matriks jaringan
alirkan listrik yang ditimbulkannya sendiri fibrosa dengan sel-sel berdekatan yang
untuk melakukan kontraksi atau memompa berukuran panjang 15 mm, lebar 3 mm,
dan melakukan relaksasi. Mekanisme aliran tebal 1 mm yang sebagian besar di-
listrik yang menimbulkan aksi tersebut vaskularisasi oleh arteri koroner.6,8
dipengaruhi oleh beberapa jenis elektrolit
seperti K+, Na+, dan Ca2+, sehingga bila di Nodus sinoatrial sebagai alat pacu jan-
dalam tubuh terjadi gangguan kadar tung alami (pacemaker)
elektrolit tersebut maka akan menimbulkan Nodus SA merupakan alat pacu yang
gangguan pula pada mekanisme aliran alami pada jantung. Pada jantung yang
listrik pada jantung.1 normal, impuls saraf dihasilkan oleh bagian
jantung yang disebut pacemaker yang
HISTOLOGI JANTUNG terletak pada nodus sinoatrial. Pacemaker
ini bertanggung jawab dalam proses inisiasi
Sel-sel otot jantung beranastomosis potensial aksi secara teratur.10,11
membentuk tautan yang rumit di antara ca- Pada nodus SA terdapat sel P (sel-sel
bang-cabangnya yang terjulur. Sel-sel di khas nodal) dan sel T (sel transisi). Sel P
dalam rantai tersebut seringkali bercabang merupakan sel utama dalam nodus SA yang
dua, bersambung dengan sel di rantai yang ukurannya kecil dan hanya mengandung
berdekatan, dan terdiri atas berkas-berkas sedikit retikulum sarkoplasma, mitokondria
sel yang teranyam erat sedemikian rupa se- dan miofilamen. Disamping itu, terdapat
hingga dapat menimbulkan gelombang juga sel T yang berukuran lebih besar dan
kontraksi yang khas pada otot jantung.1 menunjukkan jumlah mitokondria lebih
Diskus interkalaris merupakan kom- banyak dari pada sel P. Sel T terletak di
pleks pertautan yang terdapat pada perte- antara sel P dan sel atrium (Gambar 1).12
muan antar sel-sel otot jantung yang ber-
sebelahan, dapat berupa garis lurus atau
memperlihatkan pola mirip tangga. Diskus
interkalaris mengikat dan secara fungsional
menggabungkan semua sel otot jantung
sehingga memungkinkan penyebaran cepat
dari stimulus untuk kontraksi seluruh mus-
kular jantung. Difusi ion-ion melalui pori
taut rekah (gap junction) sel otot jantung Gambar 1. Sel P (SAN Centre), sel T (SAN
memungkinkan penggabungan fungsional periphery) dan otot atrium. Sumber: Boyyet,
dan kordinasi aktivitas di seluruh jantung 2007.12
dan menghasilkan otot jantung yang
bekerja sama sebagai satu sinsitium Potensial aksi pada nodus SA dimulai
fungsional.1,8 di daerah tengah nodus (sel P), kemudian
merambat ke daerah perifer (sel T), dan
Nodus sinoatrial
masuk ke dalam jaringan otot atrium. Sel P
Histologi nodus sinoatrial menimbulkan potensial aksi yang lambat
Nodus SA tersusun oleh sel-sel otot dan kecil dibandingkan potensial aksi pada
yang ukurannya lebih kecil dari sel otot otot atrium dan sekitarnya, sedangkan pada
atrium, memiliki lebih sedikit myofibril, sel T ditemukan potensial aksi yang lebih
S38 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, Suplemen, November 2012, hlm. S35-41
cepat dan lebih besar.13 keadaan yang lebih negatif pada intrasel,
Pada sel P, potensial aksi upstroke (de- disebut hiperpolarisasi (Gambar 2).14
polarisasi) lambat karena sel ini hanya me- Hiperpolarisasi secara bertahap akan
ngandung sedikit saluran Na+, bahkan bia- menghilang, sehingga mempermudah po-
sanya tidak ada. Meskipun saluran Ca2+ L- tensial membran meningkat lagi hingga
type (tipe lambat) yang bertanggung jawab mencapai ambang batas untuk dimulainya
dalam potensial aksi upstroke pada sel P, lagi perangsangan. Pada saat nodus SA
pada sel T saluran Na+ tetap berperan pen- mengalami keadaaan depolarisasi, keadaan
ting.13 di ekstrasel menjadi negatif sehingga
Mekanisme perangsangan nodus SA membuat saluran Na+ sel tetangga (sel otot
ke otot atrium melalui interaksi kopling atrium) menjadi terbuka. Setelah itu. ter-
listrik dan diperantarai oleh suatu lapisan jadi mekanisme kontraksi otot jantung yaitu
jaringan ikat yang bertindak sebagai bertemunya filamen aktin dan miosin
isolator listrik. Awal dari detak jantung sehingga terjadi kontraksi otot jantung.1
dimulai pada nodus SA di mana terjadi
perangsangan saraf vagus yang menye- Peran saluran ion pada nodus sinoatrial
babkan pelepasan asetilkolin. Pelepasan
asetilkolin membuat permeabilitas mem- Saluran ion dalam nodus SA sangat
bran terhadap ion K+ meningkat, sehingga berperan penting dalam melaksanakan
saluran K+ terbuka. Keluarnya ion K+ ke potensial aksi. Berbagai saluran ion sangat
ekstrasel membuat keadaan intrasel men- menentukan keluarnya impuls dari nodus
jadi negatif sehingga membuat saluran Na+- SA yaitu saluran K+ (I K ), saluran Na+ (I Na )
Ca2+ yang bersifat tegangan (voltage gated) dan saluran Ca2+ (I Ca ) (Gambar 3).14
terbuka. Masuknya ion Na+ dan Ca2+ ke
dalam intrasel membuat penurunan elektro- Saluran K+ (I K )
negatifitas intrasel, yang biasa disebut Mekanisme terbukanya saluran K+ pa-
depolarisasi. Setelah keadaan depolarisasi, da sel-sel nodus sinoatrial terjadi akibat
saluran Ca2+ dan Na+ tetap terbuka tetapi asetilkolin yang dilepaskan oleh saraf va-
ion K+ masuk kembali ke intrasel oleh gus. Hal ini akan menyebabkan pening-
karena pada akhir potensial aksi membran katan kenegatifan di dalam sel, keadaan ini
sel menjadi sangat permeabel terhadap ion disebut hiperpolarisasi. Saluran K+ diyakini
K+. Aliran keluar ion K+ yang berlangsung bertanggung jawab atas bagian awal terjadi
secara berlebihan kembali menimbulkan potensial aksi pada sel nodus sinoatrial.14
Gambar 2. Potensial aksi pada sel nodus sinoatrial dan otot atrium. Sumber: Boyyet, 2010.14
Hardi, Wangko; Peran Sel Nodus Sinoatrial sebagai Pengatur Irama Jantung S39
Gambar 3. Gambar nodus sinoatrial beserta lima saluran ion yang terlibat pada aktivitas nodus
sinoatrial sebagai pacemaker. Sumber: Boyyet, 2010.14
polarisasi menuju ke nilai ambang batas dalam intrasel, hal ini akan mengakibatkan
potensial membran sehingga terjadi pe- frekuensi jantung menurun.23,24
ningkatan frekuensi denyut jantung.1 Inisiasi dan konduksi dari aktivitas alat
pacu jantung tidak hanya tergantung pada
sifat sel nodus SA, tetapi juga pada struktur
Disfungsi nodus sinus
anatomi dari sel-sel nodus tersebut. Sel P di
Disfungsi nodus sinus pertama kali bagian tengah yang lebih kecil, memiliki
muncul dalam literatur pada tahun 1968 de- lebih sedikit miofilamen dibandingkan sel
ngan nama sick sinus syndrome. Disfungsi T di bagian perifer nodus SA, sehingga sel
nodus sinus yaitu keadaan di mana terjadi T lebih cepat bereaksi dibandingkan sel P,
kelainan pembentukan impuls nodus sinus namun tingkat pacunya ditentukan oleh sel
dan penjalarannya yang sering disertai de- P karena adanya interaksi listrik antara
ngan kelainan serupa di atrium dan sistem nodus SA dan atrium.25
konduksi pada jantung. Nodus SA memiliki kepadatan saluran
Pada disfungsi nodus sinus yang Na+ yang lebih tinggi pada sel T di-
ringan, pasien biasanya asimtomatik. Bila bandingkan pada sel P. Zhang et al.25
keadaan menjadi lebih parah, pasien akan mengukur waktu konduksi nodus SA (SA
mengalami gejala-gejala seperti kelelahan, node atrium conduction time) pada atrium
pusing, kebingungan, pingsan, dan jantung kelinci dan menemukan bahwa banyaknya
berdebar-debar yang diakibatkan oleh saluran Na+ pada sel T membantu nodus
ketidakteraturan denyut jantung.23 tersebut untuk menggerakkan atrium.
Etiologi disfungsi nodus sinus yang te- Penghapusan saluran Na+ nodus SA dengan
pat biasanya tidak teridentifikasi. Sebagian pemodelan komputer menyebabkan kece-
besar kasus diyakini disebabkan oleh ber- patan potensial aksi menjadi lambat. Penu-
bagai kombinasi faktor intrinsik dan eks- runan jumlah sel pada nodus SA juga
trinsik. Penyebab intrinsik paling umum memiliki efek yang serupa. Bila saluran
yaitu perubahan nodus sinus pada jantung Na+ pada sel T dan jumlah sel pada nodus
yang terkait dengan penuaan dan penyakit SA berkurang, hal ini akan berdampak
arteri koroner. Penyebab ekstrinsik yang bi- lebih besar yaitu melemahnya kemampuan
asa terjadi ialah pengaruh pengobatan yang nodus SA untuk menggerakkan atrium.25
diberikan kepada pasien, seperti peng-
gunaan obat calcium channel blockers
(CCBs).23 SIMPULAN
Pada penuaan, terjadi perubahan struk- Nodus sinoatrial sebagai alat pacu a-
tur sel nodus SA, khususnya saluran ion. lami jantung berperan penting dalam meng-
Saluran Na+ dan Ca2+ berperan penting da- atur irama jantung. Berbagai keadaan dima-
lam proses terjadinya potensial aksi up- na terjadi gangguan sel-sel nodus sinoatrial
stroke pada sel nodus SA, sehingga berku- terutama pada disfungsi nodus sinus khu-
rangnya saluran Na+ dan Ca2+ dapat meng- susnya akibat penuaan dapat menyebabkan
akibatkan gangguan pada irama jantung.24 gangguan irama jantung.
Disfungsi nodus sinus juga diakibat- Pada disfungsi nodus sinus akibat
kan oleh faktor ekstrinsik pada sel nodus penuaan, terjadi penurunan jumlah saluran
SA khususnya penggunaan obat CCBs. Na+ pada sel nodus SA. Keadaan ini
yang mengakibatkan berkurangnya ion meyebabkan gangguan konduksi impuls
Ca2+ masuk ke dalam intrasel nodus SA.23 pada sel-sel nodus tersebut, yang dapat
Seperti yang telah dijelaskan diatas menyebabkan irama jantung melambat.
bahwa ion Ca2+ sangat berperan dalam
terjadinya potensial aksi upstroke pada sel
nodus SA, sehingga pada keadaan dimana DAFTAR PUSTAKA
terjadi berkurangnya ion Ca2+ masuk ke 1. Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi
Hardi, Wangko; Peran Sel Nodus Sinoatrial sebagai Pengatur Irama Jantung S41