Di Susun Oleh :
Sri Puji Mulyani ( 211110035 )
Fawazz ( 211110005 )
Muhamad Farhan Aulia ( 211110010 )
FAKULTAS SYARIAH
JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM
UIN SULTAN MAULANA HASANUDIN BANTEN
KATA PENGANTAR
Assalamuaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelsaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar.......................................................................................................................1
Daftar Isi..................................................................................................................................2
BAB 1
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah........................................................................................3
b. Rumusan Makalah..................................................................................................4
c. Tujuan Masalah.......................................................................................................5
BAB 11
PEMBAHASAN
BAB lll
PENUTUP
a. Kesimpulan...............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
B. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui berbagai pengertian tasawuf yang berada di era modern dan tasawuf
positif di era modern
2. Mengetahui berbagai hakikat yang ada di era modern
3. Mengetahui konstruksi modernitas menurut Sayyed Hossein Nasr
4. Mengetahui berbagai doktrin-doktrin tasawuf positif
BAB 11
PEMBAHASAN
b. Hakikat Modern
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata "modern" artinya terbaru,
mutakhir atau sikap dan cara berpikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntunan zaman.
Modern berasal dari bahasa latin "moderna" yang artinya sekarang, baru atau saat kini.
Atas pengertian asli ini kita bisa mengatakan bahwa manusia senantiasa hidup di zaman
modern, sejauh kekinian dan kesadarannya.
Adapun menurut Nurcholis Madjid mengatakan bahwa modernisasi berarti berpikir
bekerja sesuai dengan hukum-hukum alam yang benar dan serasi. Karenanya, untuk
menjadi modern adalah dengan menjadi ilmiah, ia juga berarti menjadi dinamis dan
progresif di dalam proses manusia menyingkap kebenaran universal yang objektif
(Hasan, 1987, hal. 31-32). Jadi modernitas di sini ialah berpikir dan bekerja secara ilmiah
dengan melalui proses yang di dalamnya terdapat komitmen pola-pola lama yang terkikis
yang kemudian tergantikan oleh pola-pola yang baru, yang mana akan memenuhi
kebutuhan manusia.
3. Kontruksi Modernitas
a. Kontruksi Modernitas Sayyed Hossein Nasr
Masyarakat modern menurut Nasr merupakan sekelompok manusia yang tertata dalam
struktur intelektualnya melalui premis-premis positivistik, tanpa mencoba mencari garis
penghubung antara alam dan manusia. Implikasinya, alam dan manusia masing-masing
bersaing membentuk struktur alamnya sendiri. Akhirnya, manusia hari ini hidup dalam
arus urbanisasi yang selalu merasakan pengapnya alam karena hilangnya kepekaan
intuitif manusia terhadap fenomena alam di sekitarnya. Manusia seperti kehilangan
kebebasan untuk bergerak dan berekspresi akibat eksploitasi manusia. sendiri terhadap
alam sekitarnya. Sehingga, manusia modern seperti hidup di luar eksistensi dirinya
(Chittick, 1981, hal. 90).
Ada beberapa problematika masyarakat modern yang muncul antara lain adalah :
Penyalahgunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Pendangkalan Iman. Lebih mengutamakan keyakinan kepada akal pikiran daripada
religius.
Disintegrasi Ilmu Pengetahuan.
Pola Hubungan Materialistik.
Menghalalkan Segala Cara.
Kepribadian Yang Terpecah (Split Personality).
Stres dan Frustasi.
Kehilangan Diri dan Masa Depan.
Dalam psikologi agama, disebutkan bahwa berkat dari sikap dan tingkah laku yang
tampak, kaum sufi cenderung menampilkan perilaku yang terkesan aneh. Dalam rangka
penyucian jiwa (batin) misalnya, kaum sufi berusaha untuk berpantang diri dari dosa.
Karenanya, terkadang merekapun terpaksa membatasi pergaulan dengan masyarakat, karena
khawatir akan terpengaruh oleh kecenderungan perbuatan dosa. Yang pada akhirnya terkesan
bahwa kaum sufi mengisolasikan (menarik) diri dari kehidupan masyarakat. Bahkan menurut
psikologi agama, penarikan diri dari kehidupan sosial ini dengan cara mengasingkan diri ini
dijumpai pula pada penderita gangguan jiwa. Karena ada kesamaan sikap dan perilaku
keagamaan tokoh-tokoh mistik dengan pengidap gangguan jiwa. Laku tasawuf yang
demikian itu akhirnya menjadikan ia tidak membumi, dan hanya melangit. Dalam arti hanya
bercengkrama dengan Sang Pencipta tanpa mau berinteraksi dengan ciptaan-Nya.
Pada abad 21 ini dengan segala permasalahannya yang begitu kompleks, tasawuf dituntut
untuk lebih humanistik, empirik, dan fungsional. Penghayatan terhadap ajaran Islam bukan
hanya reaktif, tetapi juga aktif serta memberikan arah kepada sikap manusia di dunia ini.
Sehingga seorang sufi tidak lagi mengasingkan diri dari dunia luar, melainkan ikut berperan
aktif dalam pemecahan beberapa permasalahan yang ada, termasuk merespon fenomena-
fenomena yang ada dalam masyarakat.
Tasawuf yang aktif, yang humanistic, empiric dan fungsional ini disebut oleh Hamka
sebagai tasawuf modern. Belakangan tasawuf modern ini juga dikenal dengan Tasawuf
Positif dan Neosufisme, berarti bahwa tasawuf ini memandang bahwa tidak perlu
meninggalkan capaian-capaian yang positif dari modernisme. Seperti yang lazim dikenal,
bahwa krisis spiritual yang terjadi saat ini merupakan dampak dari modernism. Dengan etos
hedonisme, materialisme, dan keterpusatan pada teknologi, telah membuat masyarakat
kehilangan kesahduan hidup. Akibatnya, ada harga yang lebih mahal dari sekedar
keuntungan-keuntungan materi yang selama ini mereka dapatkan, yang menurut Ivan Illich
desebut dengan “materialisasi kesadaran”. Namun, disamping itu semua, kenyataan bahwa
modernisme telah melahirkan banyak hal yang bermanfaat pada manusia tidak dapat
diabaikan begitu saja.
Kenyataan bahwa modernisme telah berkembang di dunia ini dengan segala macam
dampak negatifnya tidak lantas menjadikan para pelaku harus menutup diri dengan
lingkungan sekitar dalam rangka penyucian diri. Model tasawuf masa kini bukan berarti tidak
harus menjauhi ‘kekuasaan’, tapi justru masuk ke tengah-tengah percaturan politik dan
‘kekuasaan’. Sebab menjauhinya bisa berarti menunjukkan ketidakberdayaan dan kelemahan.
A. Kesimpulan
Sangatlah wajar di era modern ini spiritualitas manusia menurun begitu drastis,
teknologi dan ilmu pengetahuan menjadi tujuan prioritas manusia. Benar kita sebagai
manusia tidak bisa menolak keniscayaan modernitas, yang mana merevolusi, mengubah
mental manusia secara akal maupun tingkah laku itu sendiri.
Di satu sisi, modernitas menghadirkan dampak positif dalam hampir seluruh konstruk
kehidupan manusia. Namun pada sisi lain, juga tidak dapat ditampik bahwa modernitas
punya sisi gelap yang menimbulkan akses negatif yang sangat bias. Dampak paling
krusial dari modernitas menurut adalah terpinggirkannya manusia dari lingkar eksistensi,
manusia modern melihat segala sesuatu hanya berdasar pada sudut pandang pinggiran
eksistensi. Yang berakibatkan frustrasi dan kegilaan yang luar biasa pada sifat yang
materi ini.
Tasawuf lah yang ditawarkan Nasr dalam menangani krisis yang dialami manusia
modern, yang mana menjadi penyeimbang antara agama dengan budaya. Dari tasawuf di
dalamnya mengandung nilai-nilai universal agama dengan titik tekan tradisi sufisme. Hal
ini yang diinginkan Nasr adalah menghidupkan kembali sains-sains tradisional dan
kosmologis di tengah dunia modern, yang berarti bukan meninggalkannya, yang mana
dapat memainkan peranan dalam membangkitkan kesadaran akan kesatuan sains dan
pengetahuan spiritual.
Dalam hal inilah tasawwuf memberikan solusi yang luar biasa dengan berbagai
peranan dalam mengisi rohani dan peningkatan ketakwaan untuk menuju kepada
kesempurnaan yang hakiki.
DAFTAR PUSTAKA
Esoterik: Jurnal Akhlak dan Tasawuf Volume 04 Nomor 02 2018, hal. 348-366
https://www.researchgate.net/