Anda di halaman 1dari 13

KEPERAWATAN KOMUNITAS

POSYANDU LANSIA

PEMBIMBING:
N.s Desi Deswita, S.Kep, Sp. Kep. Kom

DI SUSUN OLEH: III A

ANGGELA PUTRI MUTIA NURJANAH

FADILLAH SARNI PUTRI RAJA SANJAYA

FITRI KURNIA RAHMADANI SHINTA AGUSTI RAHAYU

MUHAMMAD SYARIF UMAIRO USWATUN HASANAH

INTAN APRILIANDIDI MULYA VANESSA RAHMADANI

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG


PRODI D III KEPERAWATAN SOLOK
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkah dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah Posyandu Lansia, Shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW, para sahabat-Nya, dan kita semua selaku
umat-Nya yang semoga selalu diberkahi oleh Allah SWT.
Makalah ini dibuat dalam rangka pembelajaran mata kuliahl keperawatan komunitas.
Pemahaman tentang hal-hal yang berkaitan dengannya sangat diperlukan, dengan harapan besar
masalah-masalah dapat diselesaikan dengan baik dan dapat dihindari kelak ke depannya,
sekaligus menambah wawasan bagi kita semua.
Kami menyadari makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, karena kami juga
masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, koreksi, arahan, serta saran yang membangun
sangat kami harapkan dari pembaca dan Dosen Pembimbing. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan memberikan wawasan yang lebih luas kepada kita semua.
 
 
Solok, 6 Sepetember 2021

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................................

B. Rumusan Masalah........................................................................................................

C. Tujuan...........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian posyandu lansia..........................................................................................

B. Tujuan posyandu lansia................................................................................................

C. Manfaat posyandu lansia..............................................................................................

D. Kegiatan posyandu lansia.............................................................................................

E. Konsep Dm...................................................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................................

B. Saran...........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................

I
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lanjut usia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Di seluruh dunia
jumlah penduduk lansia yang berusia 60 tahun keatas tumbuh dengan sangat cepat bahkan
tercepat dibandingkan dengan usia lainnya.

Menurut WHO 1995, Usia Harapan Hidup (UHH) tertinggi terdapat di Negara Jepang yaitu
pria 76 tahun dan wanita 82 tahun. Sedangkan pada negara lainnya, pertumbuhan lansia yang
cepat di Amerika terjadi tahun 1990 menunjukan suatu kombinasi yang kuat antara penurunan
angka kelahiran dan peningkatan usia hidup.

Sebenarnya lanjut usia adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindarkan oleh
seseorang, sebab manusia sebagai makhluk hidup, umurnya terbatas oleh suatu peraturan alam.
Semua orang akan mengalami proses menjadi tua, dan masa tua merupakan masa hidup yang
terakhir, di mana pada masa ini seseorang akan mengalami kemunduran fisik, mental, dan sosial
sedikit demi sedikit sampai tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari. (Namora Lumonnga
Lubis, 2013)

Proses seorang individu menjadi tua (menua) merupakan proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan ja ringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri mempertahan kan
struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat berta han terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita. (Namora Lumonnga Lubis, 2013)

Proses orang menjadi tua dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, antara lain persepsi
orang tentang ke-tua-annya, persepsi masyarakat terhadap orang itu, dan gaya hidupnya.
Berbagai macam faktor tersebut merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi citra orang
lanjut usia. ( Dyana Ariswnti Triningtyas, dan Siti Muhayati, 2018)

B. Rumusan Masalah

1
1. Apa itu pengertian posyandu lansia ?

2. Apa itu tujuan pelaya posyandu lansia ?

3. Apa itu manfaat Posyandu Lansia ?

4. Apa itu kegiatan posyandu ?

5. Apa itu tujuan pembentukan posyandu lansia ?

6. Apa itu konsep dm?

C. Tujuan

1. Untuk menjelaskan pengertian posyandu lansia

2. Untuk menjelaskan tujuan pelaya posyandu lansia

3. Untuk menjelaskan manfaat Posyandu Lansia

4. Untuk menjelaskan kegiatan posyandu

5. Untuk menjelaskan tujuan pembentukan posyandu lansia

6. Untuk menjelaskan konsep dm

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian posyandu lansia

Pos pelayanan terpadu (posyandu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat,
untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh
pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita.

Posyandu merupakan program PKK dalam pemberdayaan masyarakat yang pembinaannya


dilakukan secara berjenjang oleh kepala desa/lurah. camat, bupati. gubernur dan menteri dalam
negeri. Upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia dengan mengoptimalkan potensi
tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara merata. apabila UKBM seperti posyandu dapat
dilakukan secara efektif dan efisien serta dapat menjangkau semua sasaran yang membutuhkan. (
Rezki Handayani, 2019)

Posyandu Lansia merupakan wahana pelayanan bagi kaum usia lanjut, yang dilakukan dari,
oleh, dan untuk kaum usila yang menitik beratkan pada pelayanan promotif dan preventif, tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Apapun upaya promotif dan preventif tersebut dapat diterapkan dengan melaksanakan
kegiatan posyandu Lansia dan menerapkan pola hidup sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di usia lanjut dengan tujuan untuk mewujudkan masa tua yang berbahagia dan berguna
(Martono, 2001).

Pos pelayanan terpadu sebagai wadah kegiatan yang bernuansa pemberdayaan masyarakat
(Depkes RI, 2010). Posyandu lansia merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang lebih
mengutamakan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap terjadinya penyakit.

Kelompok lansia atau dikenal juga dengan sebutan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Lanjut Usia atau Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) adalah suatu wadah pelayanan kesehatan
bersumber daya masyarakat (UKBM) untuk melayani penduduk lansia, yang proses
pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masya rakat bersama lembaga swadaya

3
masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan
lain lain, dengan menitik beratkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif.

Di samping pelayanan kesehatan, Posyandu Lanjut Usia juga memberikan pelayanan sosial,
agama, pendidikan, keterampilan, olah raga, seni budaya, dan pelayanan lain yang di butuhkan
para lansia dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan. Selain itu Posyandu Lansia membantu memacu lansia agar dapat beraktifitas dan
mengembangkan potensi diri ( Agus Setyo Utomo, 2019)

B. Tujuan pelaya posyandu lansia

Adapun tujuan Pelayanan Posyandu Lansia

a. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku positif dari lansia.

b. Meningkatkan mutu dan derajat kesehatan lansia.

c. Meningkatkan kemampuan para lanjut usia untuk mengenali masalah kesehatan dirinya dan
bertindak untuk mengatasi masalah tersebut sebatas kemampuan yang ada dan meminta
pertolongan keluarga atau petugas jika diperlukan. ( Pipit Festi W, 2018)

C. Manfaat Posyandu Lansia

Manfaat antara lain, (Erpandi, 2014)

a. Meningkatkan status kesehatan lansia.

b. Meningkatkan kemandirian pada lansia.

c. Memperlambat aging proses.

d. Deteksi dini gangguan kesehatan pada lansia

e. Meningkatkan harapan hidup ( Pipit Festi W, 2018)

D. Kegiatan posyandu

4
Kegiatan posyandu dilakukan :

a. Untuk pemeriksaan kesehatan rutin.

b. Memberikan edukasi

c. Informasi tentang pencegahan penyakit dengan promosi untuk mengajak lansia untuk
menerapkan pola hidup sehat, bukan untuk pengobatan bagi lansia yang sakit.

E. Tujuan pembentukan posyandu lansia (orang yang telah berumur60 tahun atau lebih).

Tujuan pembentukan posyandu lansia adalah sebagai berikut menurut (Rezki Handayani, 2019:

a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia dimasyarakat sehingga terbentuk


pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.

b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam
pelayanan kesehatan di samping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut.

c. Bentuk pelayanan posyandu lansin, sering disebut Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU),
antara lain meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan
dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang
diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah. kesehatan yang dihadapi.

d. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan, seperti
makan/minum, berjalan, mandi. berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil
dan sebagainya.

e. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional dengan
menggunakan pedoman metode 2 (dua) menit.

f. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
kemudian dicatat pada grafik Indeks - Masa Tubuh (IMT).

g. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan


denyut nadi selama satu menit.

h. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli, atau cupri sulfat.

5
i. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula (diabetes
mellitus).

j. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit ginjal.

k. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas jika ada keluhan dan atau ditemukan kelainan pada
pemeriksaan butir 1 hingga 6.

l. Penyuluhan kesehatan.

m. Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat seperti
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi
lanjut usia dan kegiatan olahraga, seperti senam lanjut usia, dan gerak jalan santai untuk
meningkatkan kebugaran.

F. Konsep Dasar Diabetes Mellitus


1. Pengertian Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif, dimana terjadi gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta ditandai dengan tingginya kadar gula
darah (hiperglikemia) dan dalam urine (glukosuria). Diabetes mellitus atau kencing manis
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh karena peningkatan kadar gula dalam darah
(hiperglikemi) akibat kekurangan hormone insulin baik absolut maupun relative.
Absolut berarti tidak ada insulin sama sekali sedangkan relative berarti umlahnya
cukup atau memang sedikit tinggi atau daya kerjanya kurang (Manurung 2018).

2. Etiologi Diabetes Mellitus

Diabetes tipe 2 disebabkan oleh gabungan resistensi perifer terhadap kerja insulin
dengan respon kompensasi sekresi insulin yang tidak adekuat oleh sel-sel β pancreas
(defisiensi reatif insulin) (Price, S.A ; Wilson 2012).

Menurut Rachmadany (dalam Manurung, 2018), terdapat beberapa faktor risiko diabetes
yaitu:

6
a. Unchanged genetic, yaitu faktor risiko yang tidak dapat berubah, seperti: kelainan genetik
dan usia.
b. Changeable risk factor, yaitu faktor risiko yang daat diubah, seperti: stress, pola makan
yang salah, minim aktivitas fisik, hipertensi, meroko dan mengonsumsi alkohol.

3. Manifestasi Klinis
a. Poliuri: Kekurangan insulin untuk mengangkut glukosa melaluimembrane dalam sel
menyebabkan hiperglikemia sehinggaserum plasma meningkat atau hiperosmolariti
menyebabkancairan intrasel berdifusi kedalam sirkulasi atau cairanintravaskuler, aliran
darah ke ginjal meningkat sebagai akibatdari hiperosmolaritas dan akibatnya akan terjadi
diuresis osmotic (poliuria)
b. Polidipsia: Akibat meningkatnya difusi cairan dari intrasel kedalam vaskuler
menyebabkan penurunan volume intrasel sehingga efeknya adalah dehidrasi sel. Akibat
dari dehidrasi sel mulut menjadi kering dan sensor haus teraktivasi menyebabkan
seseorang haus terus dan ingin selalu minum (polidipsia).
c. Poliphagia: Karena glukosa tidak dapat masuk ke sel akibat dari menurunnya kadar
insulin maka produksi energi menurun, penurunan energi akan menstimulasi rasa lapar.
Maka reaksi yang terjadi adalah seseorang akan lebih banyak makan (poliphagia).
d. Penurunan berat badan: Karena glukosa tidak dapat di transport kedalam sel maka sel
kekurangan cairan dan tidak mampu mengadakan metabolisme, akibat dari itu maka sel
akan menciut, sehingga seluruh jaringan terutama otot mengalami atrofidan penurunan
secara otomatis.
e. Malaise atau kelemahan: Kesemutan, Lemas dan Mata kabur. (Brunner & Suddart, 2015)

4. Patofiologi Diabetes Mellitus

Terdapat dua masalah utama pada DM Tipe II yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin. Normalnya insulin akan berkaitan pada reseptor khusus dan meskipun kadar insulin
tinggi dalam darah tetap saja glukosa tidak dapat masuk kedalam sel sehingga sel akan
kekurangan glukosa. Mekanisme inilah yang dikatakan sebagai resistensi insulin. Untuk
mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah yang
berlebihan maka harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Namun

7
demikian jika sel-sel beta tidak mampu mengimbanginya, maka kadar glukosa akan
meningkat dan terjadilah DM tipe II. Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang
merupakan ciri khas diabetes tipe II, namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang
adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi badan keton yang menyertainya.
karena itu, ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetis tipe II. (Brruner & suddarth,
2015)

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Posyandu Lansia merupakan wahana pelayanan bagi kaum usia lanjut, yang dilakukan dari,
oleh, dan untuk kaum usila yang menitik beratkan pada pelayanan promotif dan preventif, tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Pos pelayanan terpadu sebagai wadah kegiatan yang bernuansa pemberdayaan masyarakat
(Depkes RI, 2010). Posyandu lansia merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang lebih
mengutamakan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap terjadinya penyakit.

B. Saran

Untuk itu perlunya mepelajari konsep lansia untuk mengetahui kebutuhan yang diberikan kepada
lansia dan memberikan pelyanan kesehata pada lansia dengan adanya posyandu lansia
( PORBINDU) sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan. Selain itu Posyandu Lansia membantu memacu lansia agar dapat beraktifitas dan
mengembangkan potensi diri.

9
DAFTAR PUSTKA

Handayani, Rezqi. 2019. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Malang: CV. IRDH

Kusnawati, Yuli, dkk. 2016. Pengembangan Kegiatan Posyandu Lansia Anthurium di Surabaya.
Jurnal Warta LPM, Vol. 19 (2): 125-133. Surakarta

Lubis, Namora Lumongga. 2013. Psikologi Kespro. Jakarta: Kencana

Pipit, Festi W. 2018. Lanjut Usia Perspektif dan Masalah. Surabaya: UM Surabaya Publishing

Trianingtyas, Diana Ariswanti dan Siti Muhayati. 2018. Mengenal Lebih Dekat Tentang Lanjut
Usia. Jawa Timur: CV. AE Media Grafika

Utomo, Agus Setyo. 2019. Status Kesehatan Lansia Berdayaguna. Surabaya: Media Sahabat
Cendekia

Brunner & Suddarth , 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah. Terjemahan Suzanne C.
Smeltzer. Edisi 8. Vol 9. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai