Anda di halaman 1dari 8

RANCANG BANGUN SISTEM TRANSMISI

PADA ALAT BANTU PELEPAS DAN PEMASANG


RODA PANSER ANOA 6X6
1)
M Hafizh Zul Hasmi, 2)Harnyoto, 3)Anang Dwi H.
Program Studi Diploma IV Otomotif Kendaraan Tempur, Jurusan Mesin Poltekad Kodiklatad
e-mail: hafizhzulhasmi@gmail.com

ABSTRAK

Perkembangan di era globalisasi pada bidang teknologi saat ini, telah menciptakan beragam kreasi alat bantu untuk
memudahkan suatu pekerjaan, serta dapat meningkatkan efektivitas dan faktor keamanan personil maupun materil terjamin. Oleh
karena itu satuan-satuan di jajaran TNI-AD memiliki banyak ide dan inovasi untuk mempermudah dalam pelaksanaan suatu
pekerjaan. Salah satunya pada satuan peralatan saat ini dalam pelaksanaan pelepasan dan pemasangan roda masih menggunakan
metode manual dilakukan saat pemeliharaan dan perawatan pada kendaraan Panser Anoa 6x6.
Seiring perkembangan teknologi pada saat ini dan dihadapkan dengan permasalahan tersebut, kami sebagai prajurit TNI-AD
memiliki motivasi dan inovasi untuk membuat alat yang dapat membantu pekerjaan personil di satuan peralatan yaitu sebuah alat
bantu pelepas dan pemasang roda Panser Anoa 6x6 yang menggunakan metode ”one man operation”, yaitu cukup dengan 1 orang
personil dalam pelaksanaan pekerjaan pelepasan dan pemasangan roda Panser Anoa 6x6. Alat bantu pelepas dan pemasang roda
Panser Anoa 6x6 ini memiliki dimensi panjang maksimal 1.819 mm dan panjang minimal 1.319 mm, tinggi 892 mm, lebar 1000
mm. Alat bantu ini mampu menopang beban 250 kg, masing-masing penggerak sledding dan roller dengan motor DC tegangan 12
Volt dan baterai berkapasitas 60 Ampere sehingga alat mampu beroperasi 45 kali pemakaian.

Kata Kunci : Alat bantu pelepas dan pemasang roda Panser Anoa 6x6.

ABSTRACT

Developments in the current era of globalization in the field of technology have created various creations of tools to facilitate a
job, and can increase the effectiveness and safety factor of personnel and guaranteed materials. Therefore, the units in the ranks of
the TNI-AD have many ideas and innovations to make it easier to carry out a job. One of them is that the current equipment unit in
the implementation of the removal and installation of wheels is still using the manual method carried out during maintenance and
maintenance on the Panzer Anoa 6x6 vehicle.
Along with the development of technology at this time and faced with these problems, we as TNI-AD soldiers have the motivation
and innovation to make tools that can help the work of personnel in the equipment unit, namely a tool for removing and installing
the wheels of the Anoa 6x6 Panzer which uses the "one man" method. operation”, which is enough with 1 personnel in carrying out
the work of removing and installing the wheels of the Anoa 6x6 Panzer. This tool for removing and installing the wheels of the
Panzer Anoa 6x6 has a maximum length dimension of 1,819 mm and a minimum length of 1,319 mm, height 892 mm, width 1000
mm. This tool is capable of supporting a load of 250 kg, each sledding and roller drive with a 12 Volt DC motor and a battery with
a capacity of 60 Ampere so that the tool is able to operate 45 times of use.

Keyword : Tool for removing and installing Panzer Anoa 6x6 wheels.

.
I. PENDAHULUAN akibat gravitasi (g). Gaya gravitasi atau beratnya sebagai
Perkembangan teknologi sekarang telah banyak w. (Sumber: R.S. Khurmi “Machine Design” hal 9).
menghasilkan kreasi yang bertujuan untuk memudahkan
pekerjaan manusia, serta dapat meningkatkan kualitas dan a. Gaya gravitasi
kuantitas pada saat pekerjaan. Terutama dalam menjalankan F
tugas pokok TNI, yang menjalankan sabagaimana tugasnya F=m.g atau m = …………….……………….
g
dengan baik. Dalam hal tersebut kami menciptakan sebuah (1)
karya untuk meringankan dari beban pekerjaan yang dihadapi Dimana :
yaitu sebuah Alat Bantu Pelepas dan Pemasang Roda Panser F : Gaya (N)
Anoa 6x6. m : Massa (kg)
Dihadapkan dengan pekerjaan melepas dan memasang g : Percepatan gravitasi (m/s2)
roda berukuran besar yang dilaksanakan secara manual yang
dapat menyebabkan kelelahan dan terancamnya keselamatan b. Daya yang direncanakan
pada pekerjanya. Pd
Pada Alat Bantu Pelepas dan Pemasang Roda Panser Anoa 6x6 Pd = Pp x fc atau Pp = ……………...….…….
fc
ini terbuat dari komponen pendukung yang lebih kuat dalam
(2)
menerima beban lebih besar, berat, dan digerakkan oleh motor
Dimana :
DC. Hasil perancangan alat tersesebut memberikan nilai
Pd : Daya rencana (kW).
positif, yaitu kemudahan dalam melakukan pemeliharaan dan
Pp : Daya yang dipilih (kW).
perawatan pada satuan yang membutuhkan. Sehingga pada
fc : Faktor koreksi 1,2 (diambil untuk daya
Alat Bantu Pelepas dan Pemasang Roda Panser Anoa 6x6
maksimum)
yang dirancang dapat memenuhi kebutuhan dalam perawatan
kendaraan karena dapat dioperasikan dengan 1 orang “One
c. Momen puntir/torsi
Man Operation”.
(T /1000)(2 n/60)
Pd =
102

II. TINJAUAN PUSTAKA Pd


T = 9,74 X 105
1. Poros. Poros merupakan suatu bagian stasioner yang Sehingga n (kg.mm) …..….…….
berputar, biasanya berpenampang bulat, dimana terpasang
elemen-elemen pada roda gigi dan elemen pemindah daya (3)
lainnya. Yaitu memutarkan roller dan sledding pada Alat Bantu
Pelepas dan Pemasang Roda Panser Anoa 6x6 ini dengan 2. Bantalan/Bearing. Bantalan yaitu suatu komponen yang
memiliki tumpuan massa dan berat. Berikut definisi massa dan menumpu poros yang memiliki beban, sehingga gerakan searah
berat. maupun bolak-balik berlangsung dengan putaran yang lembut
Massa. Adalah jumlah materi yang terkandung dalam dalam jangkau waktu yang di kehendaki.
tubuh tertentu dan tidak berbeda dengan perubahan posisi
di permukaan bumi. Masa permukaan diukur dengan
perbandingan langsung dengan standar masa dengan
menggunakan keseimbangan tuas. (Sumber: R.S. Khurmi
“Machine Design” hal 8).
Berat. Berat merupakan jumlah tarikan, yang
diberikan bumi pada permukaan tertentu. Karena
tarikannya bervariasi dengan jarak permukaan dari pusat Gambar 1. Bantalan/Bearing
bumi. Oleh karena itu, berat akan bervariasi berdasarkan (Sumber: TEDC “Stasika”)
dengan posisinya di permukaan bumi dengan demikian
jelas bahwa berat adalah sebuah gaya. (Sumber: R.S.
Khurmi “Machine Design” hal 8). Bantalan tersebut berfungsi untuk memutarkan roller-roller
Dalam statika maupun dinamika seringkali menghitung pada alat bantu pelepas dan pemasang roda, memiliki spesifikasi
berat suatu benda. Tarikan gravitasi bumi pada suatu harus cukup kuat dalam menopang beban alat yang ditopangnya
benda diketahui sebagai berat benda. Karena tarikan ini baik dalam putaran rendah maupun tinggi. Rumus-rumus
merupakan suatu gaya maka berat benda dinyatakan dalam perencanaan bantalan yang digunakan pada poros roller yakni :
Newton. Gaya ini terjadi baik pada benda dalam keadaan a. Beban yang bekerja pada bantalan.
diam maupun bergerak. Untuk suatu benda yang bermasa P= Xo . V . Fr + Yo . Fa ……………...……………..…….(4)
(m) pada permukaan bumi, yang mempunyai percepatan Dimana:
X0 : Faktor beban radial
Y0 : Faktor beban aksial = 0 z1 : Jumlah gigi sproket kecil, dalam hal reduksi
Fr : Gaya tegak lurus ke poros (beban radial,(kg) putaran
n1 : Putaran sproket kecil, dalam hal reduksi putaran
b. Faktor kecepatan.
1 c. Beban yang bekerja pada satu rantai.
33,3
Fn =

(5)
[ ]
n1
3
……………...………………………...…….
F=
102 Pd
v
(kg) ……………...
………………………......(10)
Dimana :
Dimana :
n : Putaran poros (Rpm)
F : Gaya
c. Faktor umur. 2
v : Kecepatan m/s
C
Fh=Fn x ……………...………………………...…….
p
(6)
4. Motor Roller. Motor yang memerlukan suplai arus
Dimana : searah pada suatu kumparan medan magnet untuk dirubah
c : kapasitas nominal dinamik spesifik (kg) menjadi energi gerak mekanik. Motor DC yaitu motor yang
menghasilkan output berupa putaran dengan input berupa
d. Umur bantalan. suatu energi, motor arus searah (DC) menggunakan sumber
tegangan (Volt), motor tersebut untuk menggerakkan transmisi
Lh=500xFh……………...………………………....…….(7) sprocket sehingga dapat memutar roller. Adapun rumus yang
akan di gunakan pada rangkaian tersebut :

3. Transmisi Sproket.. Salah satu transmisi yang memiliki


komponen antara lain yaitu poros, rantai, dan sproket (roda
gigi) memiliki fungsi sebagai meneruskan putaran tenaga dari
motor listrik ke roller peggerak. Adapun rumus yang digunakan
sebagai berikut :

Gambar 3. Motor DC Roller


(Sumber: TEDC “Stasika” Hal 22)

Gambar 2. Transmisi Sproket a. Torsi motor listrik pada roller.


(Sumber: Widiyanto “Elmes” Hal 149) 2πNT P . 60
P = Watt Sehingga T =
a. Jarak Sumbu pada Poros. 60 2πN
2 (N.m)..........................(11)
Z 1+ Z 2 Z 1+ Z 2 2

2
Z2) }….(8)
[(
Cp = { l−
2
+ l−
2)( )] −
9,86
( Z1 – (Sumber: R.S. Khurmi dan J.K Gupta “Machine Design”
hal 15)
Dimana :
C = Cp . p N2 : Frekuensi putaran poros input gearbox (rpm).
T1 : Momen puntir poros input gearbox (N.m).
b. Kecepatan Putaran Rantai.
p. z1.n1 b. Daya yang di butuhkan.
V= ……………...……………………….... Pdibutuhkan= Fc . Pporos input (Watt)…………………………..(12)
100 x 60 (Sumber: R.S. Khurmi dan J.K Gupta “Machine Design”
…….(9)
hal 15).
Dimana : Dimana :
p : Jarak bagi rantai (mm)
Fc : Faktor koreksi. (Daya rata-rata yang diperlukan 7. Batterai. Baterai merupakan sebuah sumber arus listrik
Fc=1,2-2,0) searah yang dapat mengubah energi kimia menjadi energy
Pporos in : Poros input pada gearbox listrik, termasuk elemen elektrokimia yang dapat
mempengaruhi zat pereaksi, sehingga disebutlah elemen
5. Poros Ulir. Poros ulir adalah batang poros memanjang sekunder. Sehingga aki memiliki tegangan 12 volt, mempunyai
yang berulir, berkedudukan didalam sledding dalam berfungsi 6 cell sedangkan aki 24 volt memiliki 12 cell
untuk menggerakkan sledding dengan gerakan memanjang dan
memendek. Adapun rumus dari perencanaan poros ulir :

a. Perencanaan Poros Ulir.


M = p x H1 x d…………………………………………..
(13)
Dimana :
p = Jarak bagi
H1 = Tinggi kaitan Gambar 7. Baterai
d = Diameter luar
Baterai tersebut sebagai sumber listrik berfungsi untuk
menggerakkan motor pada sledding dan roller. Adapun rumus-
rumus perhitungan untuk menentukan :

a. Daya total yang dibutuhkan.


3
PTot=P1 + P2 (Watt)........................................................(16)
Dimana :
PTot : Daya total(Watt).
P1 : Daya motor pada Sleeding (Watt).
P2 : Daya motor pada roller (Watt).
Gambar 5. Poros Ulir
b. Lama Pemakaian.
6. Motor Sledding. Motor DC yang berfungsi untuk
P=V .I……..……..…………………..............................(17)
memutarkan poros ulir pada sledding, yang dapat memutar
searah jarum jam dan lawan arah jarum jam sehingga I
menggerakkan sledding dengan memanjang dan memendek. AH
Adapun rumus perhitungan motor tersebut : Dimana :
P : Daya pada motor.
V : Tegangan baterai
I : Arus yang dibutuhkan
AH : Arus pada baterai

Gambar 6. Motor Sledding III. METODE PENELITIAN


8. Tempat dan Waktu Perencanaan.
a. Torsi motor listrik. a. Penelitian konstruksi pada Alat Bantu Pelepas dan
2πNT P . 60 Pemasang Roda Panser Anoa 6x6 dilakukan di bengkel
P= Watt Sehingga T = (N.m)
60 2πN teknik Otomotif Kendaraaan Tempur di Poltekad
…………..…(14) Kodiklatad.
(sumber : N. Rudenko “mesin pengangkat” hal 86) b. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari
Dimana : sampai dengan bulan Juni 2021.
N2 : Frekuensi putaran poros input gearbox (rpm).
T1 : Momen puntir poros input gearbox (N.m). 9. Tahapan Perencanaan. Adapun tahapan-tahapan yang
akan dilaksanakan pada proses perancangan kontruksi pada
b. Daya yang di butuhkan. Alat Bantu Pelepas dan Pemasang Roda Panser Anoa 6x6 ini
Pdibutuhkan= F.Pporos input (Watt) ……..…………………............(15) yaitu meliputi:
Dimana : a. Pendahuluan. Pada kegiatan ini adalah awal
pelaksanaan penelitian yang tujuannya untuk
Fc : Faktor koreksi. (Daya rata-rata yang
mengumpulkan data dan kesiapan dalam perencanaan.
diperlukan Fc=1,2-2,0)
Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu :
Pporos in : Poros input pada gearbox
1) Literatur. Menghimpun data - data dari buku 4) Gerinda dan amplas. Alat ini Digunakan untuk
yang berkaitan sebagai bentuk referensi dalam menghaluskan bagian yang di las dan permukaan
perencanaan ini. bahan yang kurang merata.
2) Observasi. Pengambilan data secara langsung
yang diambil secara langsung di lapangan. 12. Desain alat. Untuk menunjang perencanaan
3) Diskusi. Mendiskusikan secara langsung perancangan Kontruksi pada Alat Bantu Pelepas dan Pemasang
dengan dosen pembimbing dan berkonsultasi dengan Roda Panser Anoa 6x6, maka dibutuhkan sebuah visualisasi
orang yang mengerti dan berkaitan tentang agar mendapatkan hasil yang maksimal
pembahasan perancangan ini.
b. Perumusan Masalah. Dari langkah awal perencanaan
(pendahuluan) yang telah dilaksanakan bahwa
pengembangan alat yang sejenis sudah banyak
diaplikasikan. Tetapi, dalam hal umum hanya dapat
bergerak secara elevasi sehingga kami merencanakan
rancang bangun konstruksi pada Alat Bantu Pelepas dan
Pemasang Roda Panser Anoa 6x6 yang dapat bergerak
secara elevasi dan azimuth.

10. Variabel yang Digunakan. Pada perancangan ini, proses


penyelesaian yang dikerjakan menggunakan variabel yang4tepat
guna mendukung kelancarannya. Adapun variabel yang
digunakan sebagai berikut :
a. Variabel bebas. Variabel yang ditentukan sendiri
besarnya oleh perancang/peneliti. Dalam perancangan ini
variabel bebas yang digunakan adalah :
1) Beban roda 250 kg.

b. Variabel terikat. Variabel yang besarnya tergantung


pada variabel bebas. Adapun variabel terikat yang
digunakan adalah :
1) Bahan besi poros ulir dan poros roller yang
digunakan yaitu baja ST42
2) Konstruksi bahan rangka (besi plat). Gambar 11. Desain Alat Bantu Pelepas dan Pemasang Roda
a) Panjang : 1000 mm. Panser Anoa 6x6 3 Dimensi
b) Lebar : 240 mm.

3) Daya motor DC roller 140 watt dan motor DC 13. Diagram Alir Penelitian.
sledding 240 watt

11. Bahan dan Alat yang Digunakan. Pada perancangan


konstruksi pada Alat Bantu Pelepas dan Pemasang Roda Panser
Anoa 6x6 dan bahan yang digunakan dalam pengaplikasiannya
adalah sebagai berikut :
a. Bahan. Bahan Pada perancangan alat bantu ini
Menggunakan besi plat ukuran 3 mm dan 5 mm
b Alat. Alat yang digunakan untuk perancangan
konstruksi pada alat bantu ini yaitu meliputi :
1) Alat ukur. Yang digunakan dalam mengukur
ukuran panjang dari konstruksi alat bantu
2) Alat pemotong besi baja. Dalam memotong dan
membentuk konstruksi yang terbuat dari logam maka
diperlukan alat ini untuk memudahkan
perancangannya.
3) Mesin las listrik dan elektroda. Menyambungkan
beberapa bagian bahan yang digunakan dalam
perancangan ini.
N2 d1 3 0,6
. = .
N1 d2 N1 1,2
= N1 . 0,06 = 3 . 1,2
N1 = 60 rpm

15. Bantalan/Bearring. Bantalan yaitu suatu komponen yang


menumpu poros yang memiliki beban, sehingga gerakan searah
maupun bolak-balik berlangsung dengan putaran yang lembut
dalam jangkau waktu yang di kehendaki.. Pada sistem
penyeimbang tersebut adapun perhitungan sebagai berikut :
a. Beban yang diterima pada bantalan roller
Roda Panser = 250 kg.
Roller = 3,9 kg x 6 buah = 23,4 kg

b. Faktor kecepatan
1/3
 33,3 
fn =  
 n(rpm) 
= 3√ 33,3/60 rpm
= 0,288

c. Faktor umur
∁( kg)
fn = fn
P f ( kg)
= 0,288 . 1000 kg / 150 kg
= 1,92

d. Umur bantalan
Lh = 500 x fh3
Gambar 12. Diagram Alir Penelitian = 500 x 1,923
= 3,538
Jadi untuk satu tahun = 24 jam x 365 hari = 8760 jam
3538
Maka umur bantalan = 0,4 tahun (digunakan secara
8760
IV. PEMBAHASAN terus menerus selama 24 jam) 5

14. Perencanaan Roller. Poros pada roller merupakan suatu 16. Motor listrik sebagai penggerak utama untuk memutarkan
bagian stasioner yang berputar, pada poros tersebut terpasang roller, beban roda panser anoa 6x6 yang ditumpu oleh 2 sisi
roller, bantalan. Besarnya putaran yang terjadi pada roda bagian roller penggerak yaitu sebesar 250 kg : 2 = 1226,25 N.
berdiameter 1,3 m, dan kecepatan yang direncanakan pada roda Adapun perhitungan rumus-rumus yang digunakan :
panser anoa sebesar 3 Rpm, dengan roller berjari-jari 0,3 m.
Poros roller adalah bagian dari sebuah rangkaian pada suatu a. Torsi pada roller :
alat, yang memiliki fungsi meneruskan tenaga bersama putaran, T = F . rroda (Nm)
berfungsi memutar roda panser anoa. Maka putaran roda dapat = 1225 N. 0,03 m
dicari sebagai berikut : T = 36,75 Nm

a. Keliling lingkaran roda b. Daya yang dibutuhkan


Kroda = 2 . π . r roda (m) 2πnT
P= (Watt)
= 2 . 3,14 . 0,6 m 60
= 3,768 m 2 . 3,14 .60 rpm . 36,75 Nm
= 3,8 m P= (Watt)
60
c. Menghitung kecepatan putar yang dibutuhkan. = 230 Watt
17. Motor listrik sebagai penggerak utama untuk Jadi pemakaian motor pada saat pengoperasian adalah
menggerakkan sleeding yaitu memanjang dan memendek, yang 540menit : 5menit = 108 kali pemakaian.
berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan posisi roda panser
anoa 6x6 pada saat pelepasan atau pemasangan. Bagian d. Kebutuhan arus ke dua motor pemakaian bersamaan
sleeding tersebut menumpu beban sebesar 2.236,68 N. Adapun Atotal= Amotorsledding + Amotorroller
rumus- rumus yang diperhitungkan sebagai berikut =7A+5A
= 12 A
a. Torsi pada sleeding. 45 A H
T = F . rroda (Nm) Waktu =
A total
= 2.236,68 N. 0,024 m
T = 53,68 Nm
45 A H
=
12 A
b. Daya yang dibutuhkan. = 3,75 x 60 menit
2πnT = 225 menit
P= (Watt) Jadi pemakaian motor pada saat pengoperasian adalah
60
225menit : 5menit = 45 kali pemakaian.
2 . 3,14 . 85 rpm . 53,68 Nm
P= (Watt)
60 19. Sistem Kelistrikan. Sistem kelistrikan adalah sebuah
= 477,57 Watt suatu rangkaian kelistrikan yang memiliki jaringan saling
terinterkoneksi, berfungsi untuk mendistribusikan listrik dari
pembangkit ke komponen-komponen yang membutuhkan.
18. Pemilihan Batterai/Accumulator. Dalam pemilihan motor Sistem kelistrikan tersebut memberikan arus listrik ke motor
listrik atau motor DC ditentukan torsi yang dibutuhkan, untuk sledding, motor roller, dan komponen tambahan seperti saklar-
torsi motor dapat dilakukan perhitungan dengan cara berikut : saklar dan voltmeter. Adapun cara kerja dan skema sistem
kelistrikan pada alat tersebut, yakni :
a. Daya total yang dibutuhkan.
Ptotal = Pmotor DC sledding + Pmotor DC roller a. Penjelasan rangkaian kelistrikan pada motor penggerak
= 477,57 watt + 230 watt sleeding :
= 707,57 watt 1) Relay socket 85, terhubung dengan kutub (+) positif
baterai yang melalui saklar.
Lama Pemakaian. Dalam proses pelepasan dan 2) Relay socket 86, terhubung dengan kutub (-) negatif
pemasangan roda dari kendaraan panser anoa 6x6, personil baterai.
atau teknisi membutuhkan waktu selama 5 menit dalam 3) Relay socket 30, terhubung dengan socket A1 (right)
melaksanakan pekerjaannya. Adapun rumus-rumus untuk pada motor DC penggerak sleeding.
menghitung konsumsi baterai sebagai berikut : 4) Relay socket 87, terhubung dengan kutub (-) negatif
baterai. (standby)
b. Motor DC pada sledding 5) Relay socket 87a, akan terhubung ke kutub (+) positif.
P = V.I Apabila socket 85 (saklar) di posisikan NC (Normally
= 12 . I Close) dan socket 87 relay akan otomatis terputus.
45 A H 6) Rangkaian pada socket A2 (left) pada motor DC
=
7A penggerak sleeding, sama dengan rangkaian socket A1
= 6,4 Watt (right).
Waktu = 6,4 x 60 menit
= 384 menit b. Penjelasan rangkaian kelistrikan pada motor penggerak
Jadi pemakaian motor pada saat pengoperasian adalah roller :
384menit : 5menit = 77 kali pemakaian. 1) Relay socket 85, terhubung dengan kutub (+) positif
baterai yang melalui saklar.
c. Motor DC pada roller 6 2) Relay socket 86, terhubung dengan kutub (-) negatif
P = V.I baterai.
= 12 . I 3) Relay socket 30, terhubung dengan pin B1 (up) pada
45 AH motor DC penggerak sleeding.
= 4) Relay socket 87, terhubung dengan kutub (-) negatif
5A baterai. (standby)
= 9 Watt 5) Relay socket 87a, akan terhubung ke kutub (+) positif.
Waktu = 9 x 60 menit Apabila socket 85 (saklar) di posisikan NC (Normally
= 540 menit Close) dan socket 87 relay akan otomatis terputus.
6) Rangkaian pada socket B2 (down) pada motor DC b. Alat ini akan sangat bermanfaat jika dapat
penggerak sleeding, sama dengan rangkaian socket B1 diaplikasikan saat melaksanakan perawatan roda-roda dan
(up). disk brake Panser Anoa 6x6.
c. Diharapkan untuk kedepannya dapat dimodifikasi
dengan menambahkan rangkaian dongkrak portable, agar
dapat meningkatkan efisensi waktu dan meningkatkan
keamanan personil.

DAFTAR PUSTAKA
[1] TEDC Bandung, 1982, “Stasika”, Bandung.
[2] E.P. Popov, 1986, “Mekanika Teknik”, Erlangga,
Jakarta.
[3] Hirt.Dr.Ing.M, 1986 “Elemen Mesin “ Erlangga,
Jakarta
[4] N. Rudenko, 1994 “Mesin Pengangkat”, Erlangga,
Jakarta.
Gambar 13. Skema Kelistrikan [5] Ir. Sularso, MS ME dan Kiyokatsu Suga. 2004, Dasar-
dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Pradnya
20. Hasil Percobaan Alat Paramita, Jakarta.
Tabel 1. Hasil Perbanding Proses Pekerjaan [6] R.S. Khurmi dan J.K. Gupta,2005, Machine Design
No Proses [7] Sabar Nurohman, S.Pd.Si “Diktat Kuliah Fisika Dasar
Waktu Keterangan
. Pekerjaan 1”, Jakarta.
Memerlukan 3
s/d 5 personil
1. Manual ±10 Menit
dalam
pekerjaannya
(One Man
Operation)
Alat Bantu Cukup dengan 1
2. Pelepas Roda ± 5 Menit personil dalam
Panser proses
pengoperasian
alat

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


21. Kesimpulan. Dari hasil perhitungan dan pembahasan
rancang bangun system transmisi pada alat bantu pelepas dan
pemasang roda Panser Anoa 6x6 ini, dapat disimpulkan dapat
memenuhi syarat dalam perancangannya yang berdasarkan
perumusan masalah yang ditetapkan. Adapun hasil perhitungan
yang telah disimpulkan adalah sebagai berikut :
a. Motor DC Sledding : 900 Watt
b. Motor DC Roller : 240 Watt
c. Baterai : 12 Volt 60 Ampere
d. Kemampuan Baterai : 225menit : 5menit (45 Kali
Pemakaian)
e. Proses Manual : ± 10 Menit (3 s/d 5
personil)
f. Proses dengan Alat Bantu : ± 5 Menit (One Man
Operation) 8

22. Saran. 7
a. Diharapkan untuk kedepannya penggunaan bahan pada
kontruksinya menggunakan bahan yg ringan, agar waktu
pemindahan lebih efektif.

Anda mungkin juga menyukai