Resume Bahan Bakar - Zul Ahyarul Fatah
Resume Bahan Bakar - Zul Ahyarul Fatah
NIM : 1923040010
KELAS : PTO 02
FAKULTAS TEKNIK
2021
A. BAHAN BAKAR DIESEL
1. Motor Diesel
Motor diesel merupakan salah satu jenis mesin ynga telah dikembangkan oleh manusia
dalam memenuhi kebutuhannys yaitu kebutuhan akan tenaga yang besar untuk berbagai
keperluan hidupnya. Motor diesel termasuk pada kelompok mesin dengan pembakaran dalam
atau internal combustion engine, dimana untuk menghasilkan tenaga, motor tersebut melakukan
proses pembakaran bahan bakar didalam mesin itu sendiri. Seperti telah diketahui bahwa, untuk
menghasilkan tenaga motor diesel menggunakan energi panas yang terkandung dalam bahan
bahan bakar. Energi panas hasil pembakaran energi tersebut kemudian ditransformasikan
menjadi tenaga motor diesel.
Terkait dengan motor diesel perlu diketahui bahwa, mesin pembangkit tenaga tersebut
ditemukan oleh Rudolf Diesel (18 Maret 1858 sampai 30 September 1913) seorang warga
Jerman. Dia lahir di Paris dan meninggal secara misterius di kapal Fery dalam perjalanan ke
Inggris.
2. Konsep Motor Diesel
Motor diesel termasuk dalam kelompok mesin yang proses pembakaran bahan bakarnya
didalam mesin itu sendiri. Compressiom Ignition Engine adalah proses untuk motor diesel
dimana proses pembakaran bahan bakar ( solar ) menggunakan panas udara hasil kompresi.
Proses pembakaran pada motor diesel tidak menggunakan percikan bunga api
sebagaimana yang dipergunakan pada motor bensin. Sebagai pemicu awal pembakaran,
dipergunakan temperatur udara yang dikompresikan. Oleh karena itu, motor diesel disebut juga
dengan Compression ignition engine. Tekanan akhir pada motor diesel lebih tinggi dibanding
dengan motor bensin. Tekanan kompresi tersebut diperolah dari perbandingan kompresi, jadi
motor diesel mempunyai perbandingan kompresi lebih tinggi dari motor bensin.
Perbedaan lainnya kalau pada motor bensin, bahan bakar telah bercampur dengan udara
sebelum proses kompresi, sementara pada motor diesel bahan bakar bercampur dengan udara
pada akhir langkah kompresi. Dengan kata lain yang dikompresikan pada motor bensin adalah
campiran bahan bakar dan udara, sementara pada motor diesel yang dikompresikan hanya udara.
Proses pertama adalah proses isap yaitu proses masuknya udara kedalam silinder, piston
bergerak dari TMA ke TMB didalam silindrer terjadu kevakuman sehingga pada saat katup
isap/masuk mulai terbuka terjdi aliran udara kedalam silinder. Proses isap berakhir pada saat
katup masuk tertutup. Pada motor diesel yang masuk kedalam silinder hanya udara.
Proses kedua adalah prose kompresi. Pross ini di mulai saat katup masuk mulai tertutup
dan piston mlai bergerak dari TMB ke TMA. Piston mengkompresikan udara, hingga temperatur
udara dan tekanan di dalam udara naik. Temperatus udara naik hingga mencapai titik nyala
bahan bakar, pada akhir langkah kompresi. Proses kompresi salah satu tugasnya adalah
menyediakan salah satu syarat untuk terjadinya proses pembakara, yaitu panas untuk
menyalakan campuran uadara dan bahan bakar.
Proses ketiga adalah prose usaha. Pada akhir langkah kompresi bahan bakar diinjeksikan
atau dikabutkan kedalam silinder. Dengan demikian didalam silinder terdapat tiga unsur
pembakaran yaitu oksigen, bahan bakar dan panas. Berkumpulanya tiga unsur tersebut
menyebabkan terjadinya proses pembakaran didialam silinder dan terjadi kenaikan tekanan,
tekanan hasikl pembakaran dikalikan dengan luas piston akan menjadi gaya yang mendorong
piston melakukan proses usaha dari TMA ke TMB. Proses usaha berakhir saat katup buang
mulai terbuka.
Proses ke empat adalah proses buang. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya agar
motor diesel dapat menghasilkan tenaga/daya secara terus menerus , maka akan terjadi proses
pengulangan siklus yang terus menerus juga. Unutk bisa mengulang siklus berikutnya, maka
segala sesuatu yang ada didalam silinder yang merupakan sisia dari siklus sebelumnya harus
dikeluarkan dari dalam siliinder atau dibuang. Oleh karena itu piston bergerak dari TMA ke
TMB, untuk mengeluarkan hasil peembakaran yang telah dipergunakan untuk menghasilkan
daya. Ateri ini sering drsebut dengan gas buang yang masih mengandung panas/kalor dan
tekanan yang cukup tinggi. Unutk itu supaya tidak menjadi materi pencemar udara gas buang
dikelola menggunakan exhaust system yang bertugas untuk memproses gas buang yang layak
untuk dibuang ke udara. Proses pembuangan ini dimulai saat katup buang mulai terbuka dan
akan berakhir saat katup buang mulai tertutup.
Berikutnya adalah siklus yang terjadi pada motor diesel 2 tak, siklus motor tetap terdiri
dari empat proses yaitu isap, kompresi, usaha, buang. Keempat proses tersebut pada motor diesel
2 tak dilengkapi dengan pompa bilas. Pompa bilas atau blower dipergunakan untuk memasukan
udara kedalam silinder atau masuknya udara kedalam silinder bukan karena adanya kevakuman
didalam silinder, namun memerlukan alat unutk memasukan udara kedalam silnder. Sehingga
proses isap pada siklus 2 tak menggunakan sistem paksa yang menggunakan blower.pross isap
dan buang berlangsung secaa bersamaan, yaitu saat katup membuka saluran buang dan diikuti
oleh saliran masuk yang dibuka oleh piston, yang bergerak ke TMB. Dengan terbukanya katup
buang terlebih dahulu maka gas bunag telah mempunyai aliran kearah saluran buang . kondisi ini
diikuti oleh udara baru yang masuk kedalam silinder baik karena terbawa aliran gas buang dan
karena tekanan dari pompa bilas prosses ini akan berlangsung terus hingga saluran masuk
tertutup oleh piston, sementara proses pembuangan akan berakhir saat katup buang tertutup.
Sehingga proses isap dimualai saat saluran masuk mulai terbuka oleh piston dan berakhir saat
tertutup oleh piston. Sedangkan pross pembuangan diawali saat katup buang terbuka dan diakhiri
saat katup buang tertutup. Saat saluran masuk terbuka hingga katup buang tertutup disebut
dengan proses pembilasan, yaitu mengganti runga siliinder dari gas buang oleh gas baru.
Proses kompresi dimulai saat saluran masuk dan uang tertutup dan piston bergerak dari
TMB ke TMA.piston memampatkan udara didalam silinder hingga naik tekanan dan
temperaturnya. Pada akhir langkah kompresi temperatur mencapai titik nyala bahan bakar
sehingga salah satu persyaratan terjadinya proses pembakaran. Proses kompresi akan
berlangsung hingga piston mencapai TMA.
Proses usaha dimulai TMA hingga katup buang terbuka, sebelum TMA bhahan bakar
diinjeksikan/ dikabutkan kedalam silinder. Dengan demikian didalam silinde berkumpul tiga
unsur terjadinya proses pembakaran yaitu udara, bahan bakar, dan panas. Oleh karena itu
terjadilah proses pembakaran didalam silinder, yang menghasilkan panas unutk menaikan
tekanan didalam silinder. Tekanan hasil pembakaran inilah yang dikonversikan menjadi gaya
yang mendorong piston melakukan langkah usaha. Langkah usaha mulai berakhir saat katup
buang mualai terbuka dan diikuti dengan proses pembuangan dan pemasukan seperti dijelaskan
sebelumnya.
Secara umum konstruksi motor diesel mirip dengan konstruksi pada motor bensin.
Keduanya merupakan kelompok mesin dengan pembakaran dalam, dan menggunakan piston
sebagai mediaunutk mengkonversi energi panas hasil pembakaran menjadi eenergi mekanik
berpa gerak lurus yang kemudian menggunakan mekanisme gerk putar poros engkol.
Pada awal perkembangan motor diesel didesain motor sebaris (in line) sebagaimana yang
dipergunakan pada motor bensin. Model in line ini aman dari gaya kesampingakibat masa piston,
sehingga unutk motor diesel berukuran besar lebih aman menggunakan modwl in line.
Penempatan silinder berjajar sampai saat ini paling banyak dipergunakan pada kendaraan atau
pemakaian motor diesel ukuran menengah kebawah. Pada penggunaan ukuran besar desain
penggunaan motor in line lebih banyak memakan tempat, semakin besar dan semakin banyak
jumlah silinder, maka mesin diesel semakin memanjanga, meskipun demikian jenis motor diesel
in line ini mempunyai keunggulan yaitu masa piston tidak menambah keausan pada dinding
silinder.
Susunan silnder model V berusaha mengatasi kerumitan konsruksi pada model paralell.
Yaitu membuat suatu proses engkol unutk kedua blok selinder, konstruksi ini mengambil resiko
maa piston ikut mnambah gaya kesampingpada silnder. Oleh karena itu model ini hanya
dipergunakan pada motor dieel berukuran menengah dan kecil.
Susunan multi silinder pada motor diesel semakin berkembanga dan muncul susunan
silinder model Circle. Sejumlah silinder disusun mengelilingi sebuah poros engkol.
Piston merupakan komponen yang sangat penting pada motor diesel, sebab alat tersebut
sebagai konversi energi panas menjadi energi mekanik. Piston jiga berfungsi untuk melakukan
siklus motor diesel dan karena ia selalu berhubungan dengan panas dan tekanan maka piston
perlu di desain disamping kuat juga tahan panas.
Aluminium and cast iron adalah bahan yang biasanya dipergunakan untuk membuat
piston motor diesel. Didalam beberapa hal penggunaan khusus piston yang besar dilakukan
penggabungan bahan, untuk kepala piston dipergunakan steel forging atau cast steel. Sedangkan
pada bahan lainnya dipergunakan bahan cast iron seperti unutk piston pin. Unutk kekuatan dan
ketahanan terhadap keausan ringg groove biasanya dipergunakan bahan nickle alloydan cast
iron. Cara yang lain dipergunakan alloy steel ditempatkan pada bushing piston pin. Ring baja
juga dipergunakan pada kepala piston unutk menambah kekuatan. Bahan aluminium sbagai
bahan piston mempunyai beberapa keunggulan yaitu lebih ringan, mempunyai kemampuan
pemindahan panas yang baik.
Mekanisme katup akan mengatiur kapan dimulai dan kapan diakhirinya, masing-masing
proses dalam setiap siklus. Pengaturan saat pembukaan dan penutupan katup tersebut dalam
dunia otomotif diberi istilah valve timing diagram.
Komponen mekanisme katup terdiri dari roda gigi timing, yang berfungsi unutk
memindahkan dan mensinkronkan putarannya dengan putaran mesin. Roda gigi timing
dihubungkan dengan camshaft yang putarannya setengah dari putaran crangkshaft. Smshaft atau
poros nok berfungsi unutk membuka katup, melalui cam atau nok. Setiap siklus masing masing
katup hanya membuka sekali. Sehingga unutk motor diesel 4 tak setiap siklus diselesaikan 2
putaran crank shaft.maka camshaft hanya berputar sekali. Dorongan cam diteruskan ke tappet,
sehingga tappet berfungsi unutk mengubah gerak pitar cam menjadi gerak lurus.
Gerak linear ini diteruskan ke push rod yang berfungsi sebagai transfer gerak yang
panjangnya menyesuaikan jarak antara posisi camshaft dengan posisi katup. Keberadan push ros
kadang ditiadakan yaitu dengan mendekatakan camshaft dengan katup yang diistilahkan dengan
OHC. Gerakan linear push rod menjadi gerak linier kebawah dari katup menggunakan
rockerarm. Pada rocker arm biasanya diletakkan baut penyetel kebebasan katup. Kebebasan ini
sangat diperlukan utuk mengatasi terjadinya muai panjang., sehingga dapat dihndari penutupan
katup yang tidak rapat. Katup ad adua macam yaitu katu buang dan katup masuk. Diameter
keduanya berbeda, katup masuk dibuat lebih besar dari pada katup buang. Diameter katup
masuk terkait dengan usaha mencapai jujlah pemasukan udara yang optimal. Sedang katup
buang terkait dengan
Emisi kendaran bermotor mengandung gas karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida
(NOx), karbon monoksida (CO), volatile hydro carbon (VHC), dan partikel lain yang berdampak
negatif pada manusia ataupun lingkungan bila melebihi ambang konsentrasi tertentu.
Dalam upaya mengurangi emisi, Uni Eropa (European Union – EU) menempuh cara dengan
untuk menggunaan teknologi transportasi yang lebih ramah lingkungan. Di awal 1990 EU
mengeluarkan peraturan yang mewajibkan penggunaan katalis untuk mobil bensin, sering
disebut standar Euro 1. Ini bertujuan untuk memperkecil kadar bahan pencemar yang dihasilkan
kendaraan bermotor. Lalu secara bertahap EU memperketat peraturan menjadi standar Euro 2
(1996), Euro 3 (2000), Euro 4 (2005), Euro 5 (2009), dan Euro 6 (2014).
Persyaratan yang sama juga diberlakukan untuk mobil diesel dan mobil komersial berukuran
kecil dan besar. Standar emisi kendaraan bermotor di Eropa ini juga diadopsi oleh beberapa
negara di dunia.
Penerapan standar emisi tersebut diikuti dengan peningkatan kualitas BBM. Contohnya
Euro 1 mengharuskan mesin diproduksi dengan teknologi yang hanya menggunakan bensin
tanpa timbal. Euro 2 untuk mobil diesel harus menggunaan solar dengan kadar sulfur di bawah
500 ppm. Pengurangan lebih banyak kadar sulfur di mesin bensin dan solar diatur dalam Euro 3,
Euro 4; dan untuk truk diesel diatur dalam Euro 5.
Dalam menetapkan standar emisi kendaraan di suatu negara, pembuat kebijakan harus
mengetahui betul hubungan erat antara dua hal penting yang berkaitan erat. Yakni antara standar
emisi kendaraan dengan teknologi mesin kendaraan dan kualitas BBM sehingga. Itu gunanya
untuk menjamin bahwa kualitas BBM yang tepat sudah harus tersedia .
Pada saat ini Indonesia masih menggunakan Euro2, berdasarkan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No 141/2003 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan
Bermotor Tipe Baru sejak 2007. Tapi masih banyak kendaraan pribadi atau umum yang masih
menggunakan standar emisi Euro 1.
Pada 1 Agustus 2013 Pemerintah RI mulai menerapkan Euro 3 pada kendaraan bermotor
roda dua. Sepeda motor harus menggunakan BBM standar Euro 3 dengan oktan 91 dan tanpa
timbal. Tapi pelaksanaan kebijakan juga belum efektif.
Pemerintah mencanangkan standar emisi ini karena ingin memiliki komitmen untuk
menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen pada 2020 mendatang yang ketika itu
diungkapkan pada pertemuan di Pittsburgh (Amerika Serikat, AS) pada 2009 silam. Selain itu,
indonesia berusaha mengejar ketertinggalan dari negara lain di mana sudah menerapkan standar
Euro IV bahkan sampai Euro VI.
Standar emisi Euro adalah standar yang digunakan negara Eropa untuk kualitas udara di
negara Eropa. Semakin tinggi standar Euro yang ditetapkan maka semakin kecil batas kandungan
gas karbon dioksida, nitrogen oksida, karbon monoksida, volatil hidrokarbon, dan partikel lain
yang berdampak negatif pada manusia dan lingkungan.
Untuk Euro IV, kandungan nitrogen oksida pada kendaraan berbahan bakar bensin tidak
boleh lebih dari 80 miligram per kilometer, 250 miligram per kilometer untuk mesin diesel, dan
25 miligram per kilometer untuk diesel particulate matter. Lantas apa saja yang perlu disiapkan
untuk mengikuti standar Euro IV? Salah satunya adalah kualitas bahan bakar, dalam hal ini
menjadi tugas Pertamina untuk memenuhi standar bahan bakar minyak (BBM) untuk mesin
berteknologi Euro IV.
Untuk produsen otomotif, sebenarnya tidak ada masalah sebab mesin produksi mereka
sudah diekspor ke mancanegara yang memiliki standar emisi lebih tinggi. Untuk memenuhi
standar emisi negara-negara tersebut, desain mesin dibuat lebih rapat dan ditambahkan alat
katalitik konverter untuk pembakaran bahan bakar lebih sempurna dan gas buang sesuai standar.
Bagaimana dengan yang di Indonesia? Semua produsen sudah siap dan memproduksi kendaraan
berstandar emisi Euro IV.
Namun ada beberapa model yang belum bisa mengikuti kebutuhan standar emisi tersebut.
Salah satunya seperti diungkapkan Suzuki pada Oktober 2018 bahwa produknya Carry Futura
masih menggunakan mesin Euro II. Pihak Suzuki sempat mengajukan perpanjangan untuk
menggunakan mesin yang masih ada yakni G15A hingga Maret-April 2019. Suzuki
mengungkapkan produk yang merupakan joint production dengan Mitsubishi Colt T120SS ini
terkendala investasi dan waktu untuk menjadikan mesin Euro IV. Mesin yang sudah digunakan
25 tahun ini butuh pengetesan menyeluruh yang membutuhkan dana. Padahal di sisi lain, Suzuki
sudah punya mesin 1.5 L (1.500 CC) yang lebih baru.
Bagi industri otomotif sendiri, penerapan Euro IV cukup membawa pengaruh positif
terutama dalam hal produksi kendaraan di pabrik. Standar emisi yang sama membuat lini
produksi memproduksi satu jenis kendaraan dan lebih memaksimalkan produksi dibandingkan
dulu dengan standar Euro II untuk sebagian lini produksi.
Beberapa model pada awal tahun 2019 sudah memutuskan untuk berhenti produksi.
Mitsubishi misalnya, per Januari 2019 sudah menghentikan produksi Colt T120SS di pabriknya
di Pulo Gadung (Jakarta Timur). Meski tak mengungkapkan alasan apa yang mendasari
penutupan tersebut, dari gambaran alasan Suzuki, standar emisi Euro IV bisa jadi penyebabnya.
Sambil menunggu langkah yang akan dikeluarkan Suzuki terkait pengganti Carry Futura,
Mitsubishi menghentikan produksi mobil komersial yang sudah dibuat sejak 1997 dan dibuat
sebanyak 324.960 unit. Jika Colt TS120SS berhenti produksi, kemungkinan besar Suzuki Carry
Futura juga melakukan hal yang sama.
Namun dari informasi yang beredar, Suzuki tengah mempersiapkan All New Carry yang
akan dikenalkan untuk menggantikan produk yang terjual 39.043 unit di 2018 tersebut. Produk
lainnya adalah Isuzu Panther yang juga akan berhenti diproduksi. Isuzu sempat mengungkapkan
tengah mempersiapkan pengembangan dari MPV tersebut dengan blueprint Panther di 2016,
namun dengan tren MPV medium yang sedang menurun dan beralih ke SUV serta regulasi Euro
IV mereka berpikir ulang untuk menghadirkan pembaruan Panther.
Kita perlu tahu tentang standar euro tersebut yang saat ini dikenal standar euro I hingga
euro 6. Standar emisi Eropa atau standar Euro ( klasifikasi emisi berbahaya ) , mendefinisikan
kelas emisi untuk mesin mobil dan motor baru . Emisi berbahaya memainkan peran penting
dalam mengendalikan kendaraan . Undang-undang ini juga sejalan dengan klasifikasi dalam
standar Euro yang berbeda . Nomor kode di sertifikat pendaftaran kendaraan menunjukkan kelas
emisi untuk setiap mobil dan motor.
Untuk klasifikasi yang ketiga tentang emisi untuk kendaraan sepeda motor saat ini
dipatok sampai euro3 karena mesin motor untuk perkotaan bermesin sama atau lebih kecil
dibawah 250 cc, sehingga wajar euro 3 sebagai patokan untuk menstadarisasi motor baru yang
akan dipasarkan.
Saat ini, Indonesia mulai bergerak menuju standar emisi baru yang lebih ramah
lingkungan, yaitu standar emisi Euro 4. Aturan ini sudah tertuang dalam Peraturan Menteri LHK
No 20 Tahun 2017, Tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor roda 4 atau lebih
Tipe Baru Kategori M, N, dan O. Meskipun demikian, standar emisi di Indonesia tergolong
lambat, karena di beberapa negara Eropa dan Asia sudah menggunakan standar emisi Euro 5, dan
bahkan Euro 6. Setiap standar emisi memiliki perbedaan, baik dari Euro 1 sampai dengan Euro 6.
Penetapan standar emisi ini berawal pada tahun 1992 di Uni Eropa. Banyaknya
kendaraan bermotor meningkatkan konsumsi BBM yang memberi efek pada meningkatnya gas
buang / emisi. Emisi Kendaraan sendiri mengandung gas karbonmonoksida (CO), nitrogen
oksida (NOx), hidrokarbon (HC), dan partikulat lain (Particulate Matter/PM). Oleh karena itu,
Standar Emisi Euro 1 ditetapkan. Standar emisi ini mewajibkan pengunaan katalis pada mobil
berbahan bakar bensin.
Sampai saat ini sudah ada 6 standar emisi yang ditetapkan oleh Uni Eropa untuk
memperbaiki kualitas udara. Standar emisi yang sudah ditetapkan antara lain Standar Euro 1
(1992), Euro 2 (1996), Euro 3 (2000), Euro 4 (2005), Euro 5 (2009), dan Euro-6 (2014). Berikut
perbedaan dan spesifikasi masing – masing standar emisi.
a. Euro 1
Pada Euro 1, konverter katalis dan mesin timbal untuk mobil mulai diperkenalkan. Untuk Batas
emisi bensin CO: 2,72 g/km dan HC+NOx: 0,97 g/km. Batas emisi diesel CO: 2,72 g/km ;
HC+NOx: 0,97 g/km; dan PM: 0,14 g/km.
b. Euro 2
Standar emisi Euro 2 memperkenalkan batas emisi yang berbeda untuk mesin bensin dan diesel,
pada keempat parameter emisi. Dalam Euro 2, Batas emisi bensin CO: 2,20 g/km dan HC+NOx:
0,50 g/km. Pada mesin diesel, Batas emisi diesel CO: 1,00 g/km; HC+NOx: 0,70 g/km; dan PM:
0,08 g/km.
c. Euro 3
Standar emisi Euro 3 mulai memisahkan spesifikasi emisi hidrokarbon (HC) dan nitrogen oksida
(NOx) untuk mesin bensin dan mesin diesel. Batas emisi bensin CO: 2,30 g/km; HC: 0,20 g/km;
dan NOx: 0,15 g/km. Sedangkan pada Batas emisi diesel CO: 0,64 g/km HC: 0,56 g/km; NOx:
0,50 g/km; dan PM: 0,05 g/km.
d. Euro 4
Sejak Emisi Euro 4, ada pengurangan yang cukup signifikan untuk partikulat (PM) dan nitrogen
oksida (NOx) dalam mesin diesel. Mobil bermesin diesel pada standar emisi ini memperoleh
filter partikel diesel (DPF) yang dapat menangkap 99 persen partikulat.
Batas emisi bensin CO: 1,00 g/km; HC: 0,10 g/km; dan NOx: 0,08 g/km. Batas emisi diesel CO:
0,50 g/km; HC+NOx: 0,30 g/km; dan NOx: 0,25 g/km PM: 0,025 g/km.
e. Euro 5
Pada standar emisi Euro 5, diesel particulate filter (DPF) untuk semua mobil diesel
diperkenalkan. Batas partikulat juga diperkenalkan untuk mesin bensin direct injection.
Batas emisi bensin CO: 1,00 g/km; HC: 0,10 g/km; NOx: 0,06 g/km; dan PM: 0,005 g/km.
Untuk mesin diesel, batas emisi CO: 0,50g/km; HC+NOx: 0,23 g/km; NOx: 0,18 g/km; dan PM:
0,005 g/km.
f. Euro 6
Pada standar emisi euro 6, terjadi penurunan hingga 67 persen tingkat nitrogen oksida
(NOx) yang diizinkan pada bahan bakar diesel, dan pengenalan batas jumlah partikel untuk
bensin. Dalam menanggapi hal ini, produsen mobil menggunakan dua metode untuk memenuhi
batas-batas diesel pada Euro-6., yaitu reduksi katalitik selektif dan sistem resirkulasi gas buang
dipasang menggantikan sebagian gas buang untuk mengurangi jumlah nitrogen yang dapat
diubah menjadi NOx.
Batas emisi bensin pada Euro 6, yaitu CO: 1,00 g/km; HC: 0,10 g/km; NOx: 0,06 g/km; dan PM:
0,005 g/km. Pada mesin diesel, Batas emisi CO: 0,50 g/km; HC+NOx: 0,17 g/km; NOx: 0,08
g/km; dan PM: 0,005 g/km.
Mesin diesel dipatenkan oleh Rudolf Diesel pada tanggal 23 Februari 1893. Mesin
dieselmenggunakan prinsip pengapian kompresi, yaitu proses dimana bahan bakar diinjeksi
setelahudara dikompres dalam ruang bakar sehingga bahan bakar tersebut meledak dengan
sendirinya.Mesin diesel lebih unggul dalam effisiensi bahan bakar untuk kendaraan dan tidak
memerlukan busi. Sistem kompresi memungkinkan tercapainya tekanan awal yang tinggi
sebelum terjadi proses pembakaran, hal ini akan meningkatkan efisiensi panas dibandingkan
sistem yang lain. Namun disamping keunggulan yang dimiliki, mesin diesel juga memiliki
problem khusus yang berhubungan dengan pencemaran lingkungan yaitu asap serta gas buang
khususnya NitrogenOxide (NOx).
2. Mesin Diesel
Dalam dunia otomotif terdapat beragam jenis konstruksi mesin mobil, mulai dari
mesinsejajar, horisontal maupun melintang. Mesin-mesin tersebut menggunakan bahan bakar
berbedaseperti bensin dan diesel. Sejumlah pabrikan otomotif dunia terus mengembangkan
kreativitasdan inovasi menghadapi persaingan yang makin kompetitif. karakteristik mesin
diesel,mempunyai efisiensi panasnya sangat tinggi, hemat bahan bakar, memiliki kecepatan
lebihrendah dibanding mesin bensin, getarannya sangat besar dan agak berisik. Tipe ini
umumnyadigunakan untuk kendaraan jarak jauh seperti kendaraan niaga, truk besar dan
sebagainya. Padamesin diesel pembakaran terjadi karena kenaikan temperatur campuran udara
dan bahan bakarakibat kompresi torak hingga mencapai temperatur nyala.
3. Perkembanagan Teknologi Pada Mesin Diesel
Berbeda dari mesin bensin, mesin diesel di desain untuk beroperasi tanpa menggunakan
busi. Mesin diesel membutuhkan tekanan tinggi untuk menciptakan panas yang cukup untuk
membakar bahan bakar diesel. Panas tersebut dihasilkan dari molekul udara yang saling
bertumbuk saat ditekan oleh piston mesin diesel. Nah untuk sistem injeksinya, terdapat dua
metode yang ditawarkan oleh pabrikan yaitu direct injection dan indirect injection. Dilansir dari
artikel isuzu.co.jp, direct injection, seperti namanya, menekan bahan bakar langsung ke silinder.
Desain dari mesin direct injection umumnya cukup simpel dan durabel karena tidak banyak
komponen yang terpengaruh oleh tekanan dan panas. Tapi pada mesin direct injection, udara
tidak bisa menciptakan pusaran yang cukup untuk bercampur dengan bahan bakar.
B. Turbo Variabel
Toyota Fortuner terbaru memiliki performa menggairahkan lantaran punya tenaga dan
torsi yang berlimpah sehingga bisa mengimbangi tubuhnya yang besar. SUV mewah ini
mengandalkan unit diesel 2.393 cc 4 silinder DOHC yang mengaplikasikan teknologi VNT
Intercooler dan common-rail.
Ia sanggup menghasilkan tenaga hingga 150 dk di 3.400 rpm dan torsi sensasional
sehebat 400 Nm pada kitiran serendah 1.600 – 2.400 rpm. Bersinergi dengan transmisi manual 6-
speed dan otomatis 6-speed, mengemudikan Fortuner membuat adrenalin mudah terpacu lantaran
torsinya yang kokoh.
1. Teknologi VNT
Keunggulan tersebut tak lepas dari teknologi Variable Nozzle Turbocharger (VNT) dan
intercooler yang ditanamkan ke Toyota Fortuner. Turbo canggih yang disematkan pada Fortuner
dapat berputar mengikuti situasi, kondisi dan kebutuhan tenaga mesin sehingga meminimalkan
potensi turbo lag.
Turbo lag adalah kondisi dimana mesin belum bisa menghasilkan torsi lantaran putaran
turbo belum cukup kuat untuk memampatkan udara ke dalam ruang bakar. Itulah yang membuat
mesin turbo tradisional terasa lemah di putaran bawah. Nah teknologi turbo variabel seperti VNT
mengurangi risiko tersebut dan memperbesar tingkat kepadatan udara yang dikompresi ke dalam
silinder.
Embusan gas buang dimanfaatkan untuk memutar turbin yang satu poros dengan arah
berlawanan. Artinya, kalau turbin digerakkan oleh gas buang, propeler justru menyedot udara ke
dalam mesin. Semakin kencang embusan angin, turbin dan propeler berputar tambah cepat.
Udara yang disedot juga makin banyak. Karena itu diputar oleh gas buang itu, terjadi
keterlambatan kerja turbin, khususnya pada putaran rendah. Lebih khusus lagi, terjadi pada
turbin dengan sudut sirip-sirip i"paten" alias tetap (dipasang mati).
Padahal kecepatan putaran turbin juga tergantung pada sudut sirip-sirip tersebut. Nah
pada VNT - ada juga yang menyebutnya dengan Variable Geometry Turbocharger (VGT) - sudut
sirip bisa berubah. Perubahan disesuaikan pula dengan kecepatan embusan gas buang. Hasilnya,
keterlambatan pada putaran rendah bisa kurangi atau kerja turbo makin mantap dari putaran
rendah sampai tinggi. Perubahan sudut sirip turbin diatur oleh Engine Control Unit (ECU)
berdasarkan putaran mesin. Dengan ini, keterlambatan (lag) bisa dikurangi, juga mencegah
terjadinya tekanan berlebihan (putaran sirip yang terlalu tingg) yang dihasilkan turbocharger.
3. Intercooler dan Common-Rail Diesel
Sementara itu, intercooler bertugas mendinginkan udara yang disedot dan dimampatkan oleh
turbocharger. Pendinginan diperlukan agar massa udara yang sampai ke ruang bakar lebih
banyak (densitas udara lebih tinggi, khususnya oksigen). Makin banyak masa udara atau oksigen
yang bisa disedot adan kemudian dimampatkan oleh piston, kemampuan menghasilkan energi
juga semakin besar.
Selain itu, mesin diesel modern menggunakan sistem akumulator tekanan bahan bakar yang
disebut common rail. Selanjutnya, bahan bakar disemprotkan ke ruang bakar oleh injektor yang
dikontrol secara elektronik. Kerja injektor - menentukan jumlah dan waktu bahan bakar
disemprotkan - diatur oleh komputer mesin atau ECU. Nah, kombinasi itulah yang digunakan
meningkatkan kerja mesin diesel sekarang ini, termasuk yang digunakan Toyota pada Fortuner.
Singkatnya, Teknologi Common rail adalah teknologi pada mesin diesel dimana kerja dari
injector bahan bakar diatur secara elektronik, namun untuk mempelajarinya lebih jauh mari kita
bahas lagi
Jika pada mesin berbahan bakar bensin ada istilah karburator dan injeksi / EFI (Electronic
Control Injection) , maka pada sistem bahan bakar mesin diesel ada istilah diesel konvensional
dan common rail, contoh dari mesin diesel konvensional adalah mesin diesel pada traktor sawah,
mesin diesel industri atau mesin diesel pada kendaraan diesel generasi lama seperti bus lama atau
truck lama
Mesin Traktor
Mitsubishi l300
Sedangkan untuk kendaraan yang menggunakan mesin diesel common rail contohnya adalah
kendaraan diesel generasi baru, contoh yang mudah dijumpai di sekitar kita adalah mitsubishi
triton, pajero sport dll
Mitsubishi Triton
Sebagai bahan wawasan saja, ada beberapa pabrikan yang mengeluarkan merk mobil dengan 2
varian jenis mesin, contoh saja toyota innova dan suzuki ertiga, 2 merk mobil tersebut ada yang
bermesin besin dan ada juga yang bermesin diesel, tentu mesin diesel yang digunakan adalah
mesin diesel yang common rail, bukan yang konvensional
Adapun kelebihan mesin diesel dengan teknologi common rail antara lain
Konsumsi bahan bakar yang lebih irit (karena penentuan jumlah injeksi bahan bakar
dikontrol secara elektronik oleh ECU (Computer))
Suara mesin lebih halus (karena penentuan timing injeksi juga dikontrol secara elektronik
/ komputerisasi)
Lebih ramah lingkuangan (karena campuran bahan bakar yang tepat, sehingga bahan
bakar yang tidak terbakar dapat diminimalisir)
Akselerasi lebih responsif (karena pengaturan bahan bakar juga dikontrol secara
elektronik / komputerisasi)
Sedangkan Kekurangan mesin diesel dengan teknologi common rail antara lain
Biaya pembuatan lebih mahal yang mengakibatkan kendaraan dengan mesin diesel
common rail mempunyai harga jual lebih mahal
Jika terjadi kerusakan perlu ilmu yang memadahi untuk memperbaiki (tidak semua
bengkel diesel dapat memperbaiki mesin diesel dengan teknologi common rail)
Pada mesin diesel konvensional bahan bakar akan keluar dari injektor dan masuk ke ruang bakar
ketika injektor membuka, injektor membuka karena ada tekanan dari pompa bahan bakar dan
menutup jika tidak ada tekanan
Nah, pada mesin diesel common rail, pompa bahan bakar akan menekan bahan bakar secara terus
menerus (selama mesin hidup), Injector / nozzle akan membuka ketika injector mendapat sinyal
berupa arus listrik dari ECU / Otak dari sistim common rail.
Pada mesin diesel common rail, jumlah bahan bakar dan kapan bahan bakar di injeksikan
ditentukan oleh ECU secara komputerisasi berdarkan beberapa data dari sensor seperti suhu
mesin, bukaan pedal gas, kecepatan / RPM mesin dll
3. Komponen Sistem bahan bakar diesel common rail
Untuk mempermudah kita dalam mempelajarinya, kita akan mengkelompokkan setiap komponen
ke dalam 3 sistem yang ada pada common rail, yaitu
Pada intinya sistem ini berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar dari tanki bahan bakar sampai
ke dalam ruang bakar, pada pembahasan sistem diesel konvensional kita ketahui bahwa untuk
memasukan / menginjeksikan bahan bakar ke dalam ruang bakar diperlukan tekanan yang sangat
tinggi agar bahan bakar dapat melawan tekanan kompressi sehingga masuk ke dalam ruang
bakar. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat skema aliran bahan bakar pada gambar dibawah ini,
cari dimana letak tanki bahan bakar dan lihat anak panah yang menunjukan aliran bahan
bakarnya.
Berdasarkan gambar diatas, secara berurutan bahan bakar melewati komponen berikut ini :
1. Tank Bahan Bakar
Di dalam tanki inilah pengguna kendaraan menyimpan bahan bakar
2. Pre Filter
Pre filter berfunsi untuk menyaring kotoran agar kotoran tidak ikut terhisap oleh supply
pump
3. Supply pump
Supply pump berfungsi untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki sampai ke high pressure
pump, berbeda dengan mesin diesel konvensional, pada mesin diesel common rail ini
supply pump bekerja secara elektrik (mirip seperti pompa bahan bakar pada sepeda motor /
mobil injeksi bermesin bensin)
4. Low Pressure Fuel line (selang bakar bakar tekanan rendah)
Low Pressure Fuel line / selang bahan bakar berfungsi untuk menghubungkan aliran bahan
bakar dari / ke masing – masing komponen
5. Fuel Filter & Water sedimenter
Fuel filter berfungsi untuk menyaring bahan bakar yang akan dialirkan ke high pressure
pump. Fuel filter mempunyai fungsi yang hampir sama dengan pre filter, namun Fuel filter
ini mempunyai ukuran lubang penyaring yang lebih kecil daripada pre filter, sehingga
fungsi dari fuel filter ini adalah untuk menyaring bahan bakar dari kotoran yang berukuran
kecil.Di dalam fuel filter ini bahan bakar juga dipisahkan dengan air berdasarkan masa
jenisnya
6. High Pressure Pump
High pressure pump berfungsi untuk menaikan tekanan bahan bakar menjadi tekanan tinggi
sehingga nantinya bahan bakar dapat diinjeksikan ke dalam ruang bakar oleh nozzle,
Pompa bahan bakar tekanan tinggi ini bekerja / memompa bahan bakar secara terus
menerus selama mesin berputar
7. High Pressure Fuel Line (Selang Bahan Bahan tekanan tinggi)
High pressure fuel line / selang bahan bakar tekanan tinggi berfunsi untuk menghubungkan
bahan bakar dari high pressure fuel line ke common rail
8. Common rail
Common rail ini berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar dari selang bahan bakar
tekanan tinggi ke masing – masing injector
9. Injector / Nozzle
Injector / Nozzle berfungsi untuk menginjeksikan bahan bakar ke dalam ruang bakar dalam
bentuk kabut, Bagaimana injector bekerja? Injector akan bekerja (membuka) saat
mendapatkan perintah dari ECU (Engine Control Unit). Perintah tersebut berupa sinyal
listrik (ON/OFF)
10. Fuel Pressure Limiter valve (katup pembatas tekanan bahan bakar)
Fuel Pressure limiter berfungsi untuk membatasi tekanan bahan bakar di dalam common
rail dengan cara mengalirkan sebagaian bahan bakar di common rail ke saluran bahan bakar
tekanan rendah.
Apa yang dimaksut membatasi tekanan? Mari kita cermati analogi berikut. Saat kendaraan
dipacu dengan kecepatan tinggI (Putaran mesin tinggi), kemudian pedal gas dilepas secara
tiba – tiba (deselerasi) maka pompa bahan bakar akan terus memompa bahan bakar padahal
pada saat deselerasi injector tidak membuka. Maka apa yang akan terjadi? Tentu tekanan
bahan bakar akan sangat tinggi sehingga akan merusak komponen yang ada. Agar hal itu
tidak terjadi maka dipasang fuel pressure limiter untuk “membocorkan” bahan bakar ke
saluran bahan bakar tekanan rendah saat tekanan bahan bakar di common rail terlalu tinggi
Pada pembahasan dasar kerja sistem bahan bakar mesin diesel common rail sudah disinggung
bahwa common rails pada mesin diesel mempunyai prinsip kerja hampir sama dengan sistem
Injeksi / EFI pada mesin bensin. Pada sistem common rail juga terdapat berbagai sensor, actuator
dan ECU