Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK 4

PRODUK OLAHAN PANGAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN


PRINSIP DAN PENJAMINAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN
Dosen pengampu: Monika Marpaung, S.TP., M.Si

Disusun oleh

Muhammad Alfin / 07.16.20.038


Muhammad Fikri F / 07.16.20.039
Muhammad Ghazi M / 07.16.20.040
Muhammad Vitto / 07.16.20.041
Mutia Kanzah / 07.16.20.042

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

POLITEKNIK ENJINERING PERTANIAN INDONESIA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan
rahmat, ridha, dan karunianya sehingga laporan Praktikum dapat diselesaikan tepat
waktu. Shalawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
selalu menjadi teladan bagi umatnya.

Kegiatan praktikum ini dilakukan sesuai tugas dan arahan yang diberikan sebagai
pembelajaran bagi mahasiswa mengenai identifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI)
pada produk olahan pangan perikanan dan peternakan. Dengan begitu pengetahuan dan
pengalaman mahasiswa akan bertambah.

Penulis menyadari atas ketidaksempurnaan penyusunan laporan kegiatan praktikum


ini. namun penulis tetap berharap laporan ini akan memberikan manfaat bagi para
pembaca. Demi kemajuan penulis, penulis juga mengharapkan adanya masukan berupa
kritik atau saran yang berguna. Terima kasih.

Tangerang, 08 Desember 2021

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
1.1 Latar belakang ............................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................................... 2
1.3 Manfaat ......................................................................................................................... 3
1.4 Ruang lingkup ............................................................................................................... 3
BAB II .......................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 4
2.1 Pengertian SNI Pada Produk Pangan ................................................................................ 4
2.2 Pengaruh SNI Pada Produk Pangan ................................................................................. 5
2.3 Penerapan SNI Pada Produk Pangan Olahan Perikanan Dan Peternakan ........................ 6
2.4 Perbedaan Antara Produk Pangan SNI dan Non-SNI ...................................................... 7
BAB III ......................................................................................................................................... 9
PENUTUP .................................................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................... 9
Daftar pustaka ............................................................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Produk Pangan olahan adalah Produk Makanan atau minuman hasil proses
pengolahan dengan cara atau metode tertentu, dengan atau tanpa bahan tambahan
seperti pengeringan, pengalengan pembekuan, pengemasan dan sebagainya.
Keamanan pangan olahan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah pangan olahan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan fisik yang
dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia (Menperin,
2010). Pangan olahan yang diproduksi harus sesuai dengan cara produksi pangan
olahan yang baik untuk menjamin mutu dan keamanannya. selain itu, pangan harus
layak konsumsi yaitu tidak busuk, tidak menjijikkan dan bermutu baik, serta bebas
dari cemaran biologi, kimia dan fisik (BPOM, 2015).

Keamanan pangan untuk produk pangan olahan diperlukan agar dapat


meningkatkan kualitas produk pangan olahan dalam pencegahan kemungkinan
terjadinya kontaminasi selama proses pengolahan produk pangan yang dapat
membahayakan konsumen. Sehingga diperlukan suatu acuan atau pedoman bagi
industri pengolahan pangan dalam memproduksi dan menyediakan produk yang
aman dan layak dikonsumsi manusia. Apabila industri pengolahan pangan mampu
memproduksi pangan olahan yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi, maka
dapat meningkatkan daya saing terhadap pangan olahan yang diproduksi.
Sehubungan dengan hal tersebut, diterbitkan Peraturan Menteri Perindustrian
Republik Indonesia Nomor: 75/M-IND/PER/7/2010 tentang Pedoman Cara
Produksi Pangan Olahan yang Baik (Good Manufacturing Practices).

Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) dimaksudkan


sebagai acuan umum bagi industri pengolahan pangan dalam menghasilkan produk
yang aman dan layak dikonsumsi. Pedoman CPPOB berupa tentang persyaratan-
persyaratan yang harus dipenuhi produsen pangan olahan untuk menghasilkan
produk pangan olahan yang bermutu dan aman dikonsumsi sesuai dengan tuntutan
konsumen. Produk olahan perikanan dan peternakan adalah produk pangan yang
berasal dari olahan ikan dan olahan hewan seperti olahan daging, telur, susu dan

1
kulit dari hewan ternak yg bernilai gizi tinggi karena kaya akan protein, lemak,
mineral serta zat lainnya yang sangat dibutuhkan tubuh. Salah satu jenis ikan yang
kandungan gizinya tinggi adalah ikan lele. Ikan lele dapat diolah menjadi berbagai
macam olahan. Proses pengolahan ikan lele yang digunakan hanya dagingnya saja
sedangkan tulangnya menjadi limbah yang belum dimanfaatkan secara optimal.
Apabila limbah itu tidak dimanfaatkan lama kelamaan akan menjadi sampah dan
mencemari lingkungan, untuk itu perlu adanya tindakan lanjut pengolahan limbah
tulang ikan lele agar bermanfaat dan tidak mencemari lingkungan.

Daging merupakan bahan makanan yang penting dalam memenuhi kebutuhan


gizi, selain mutu proteinnya yang tinggi, pada daging terdapat pula kandungan asam
amino essensial yang lengkap dan seimbang (Lawrie, 1995). Karena kandungan
gizi yang cukup kompleks, maka daging merupakan sumber makanan bagi bakteri,
dimana bakteri pada daging dapat mengakibatkan perubahan fisik dan kimia yang
tidak diinginkan, sehingga daging tidak dapat disimpan lebih lama. Dalam hal ini
untuk meningkatkan nilai manfaatnya, daging dapat dimasak, digoreng,
dipanggang, disate, diasap, atau diolah menjadi produk lain yang menarik antara
lain kornet, sosis, dendeng dan abon. Dengan banyaknya industri pengolahan
daging, maka perlu diketahui kondisi ketersediaan daging. Kepala Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar mengatakan stok daging sapi Sumatera
Barat untuk saat ini aman, sekarang Sumatera Barat memiliki stok 10 ribu ton
daging sapi, sejumlah sapi siap potong sudah ada sekitar seribu ekor, jika
diakumulasikan, kebutuhan daging Sumbar hanya sekitar 700 sampai 1.000 kg
perhari, jika dihitung berdasarkan jumlah ekor sapi, paling tidak hanya
membutuhkan sekitar 10 ekor sapi/ hari, kalau sapi potong minimal berat daging
rata-rata lebih dari 100 kg/ekor, setidaknya dalam satu bulan hanya butuh sekitar
30 ekor sapi, selain itu stok tersebut belum termasuk sapi ternak masyarakat yang
dipelihara secara perorangan. Dengan itu, kebutuhan daging sapi Sumbar masih
terpenuhi oleh produksi lokal (Prayitno, 2016).

1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya tugas kelompok ini yaitu dapat mahasiswa diharapkan
mengetahui, menganalisis dan menentukan perbedaan produk olahan dalam
komoditas perikanan dan peternakan di dalam slaka industri dengan produk yang

2
memiliki label SNI, serta mengetahui tujuan diberikannya perizinan edar produk
olahan perikanan dan peternakan.
1.3 Manfaat
Kegiatan tugas kelompok ini dapat menambah wawasan mengenai produk olahan
perikanan dan peternakan yang memiliki label SNI serta mengetahui dan
menerapkan tujuan dari diberikannya izin SNI dalam sebuah pengedaran suatu
produk.
1.4 Ruang lingkup
1. Memahami pengertian Standar Nasional Indonesia (SNI) pada produk pangan
2. Mengetahui pengaruh Standar Nasional Indonesia (SNI) pada produk pangan
3. Menganalisis penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada produk pangan
olahan perikanan dan peternakan.
4. Mengetahui perbedaan antara produk pangan SNI dan Non-SNI

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian SNI Pada Produk Pangan


Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah standar yang ditetapkan oleh Badan
Standardisasi Nasional dan berlaku secara nasional, untuk memenuhi ketentuan
standar Nasional Insonesia dalam bentuk kegiatan, jasa, maupun produk agar dapat
pengizinan pemasaran didalam negeri maupun luar negeri yang bersaing secara
sehat, tertera dalam Pasal 1 Peraturan Pemerintah RI No. 102 Tahun 2000 berisi
tentang Standardisasi Nasional. Menurut Peraturan Pemerintah No. 102 (2000)
tentang Standardisasi Nasional adalah proses merumuskan, menetapkan,
menerapkan dan merevisi standar, yang dilaksanakan secara tertib dan bekerjasama
dengan semua pihak. SNI pada olahan ikan / peternakan berguna untuk memenuhi
standar perbandingan cita rasa pada olahan hasil perikanan atau hasil peternakan,
menggunakan standar cita rasa yang berbeda sebagai ciri khas dari produk dengan
memberikan judul standar pada produk olahan ikan atau daging ternak seperti
olahan ikan / daging ternak dalam keadaan beku bagian 1 2 dan 3, baby lonia spp,
produk olahan dll dengan persyaratan sebagai bahan baku, penanganan dan
pengolahan dan spesifikasi.

Tujuan Pemberlakuan SNI terhadap semua bentuk kegiatan dan produk untuk
melindungi kepentingan umum, keamanan negara, perkembangan ekonomi
nasional dan pelestarian fungsi lingkungan hidup, sebagaimana standar produk
yang diberlakukan di berbagai negara, adalah suatu Standar yang sangat dibutuhkan
dalam dunia bisnis, terutama yang mementingkan adanya jaminan mutu dan
keamanan produk bagi konsumen. Standar dapat membawa manfaat juga
membantu dalam menyelaraskan spesifikasi teknis produk dan jasa yang membuat
perusahaan lebih efisien dan dapat meningkatkan daya saingnya untuk perdagangan
internasional. Kesesuaian produk dengan standar membantu meyakinkan
konsumen bahwa produk tersebut aman, efisien dan baik untuk digunakan. Fungsi
dari Standar Nasional Indonesia (SNI) yaitu salah satu instrumen regulasi teknis
yang dapat melindungi kepentingan konsumen nasional dan sekaligus produsen
dalam maupun luar negeri. Melalui regulasi teknis yang berbasiskan standardisasi
dapat dicegah beredarnya barang-barang yang tidak bermutu di pasar domestik

4
khususnya yang terkait dengan kesehatan, keamanan, keselamatan, dan pelestarian
fungsi lingkungan hidup. Demikian halnya melalui instrumen yang sama, dapat
dicegah masuknya barang-barang impor bermutu rendah yang mendistorsi pasar
dalam negeri karena berharga rendah.

2.2 Pengaruh SNI Pada Produk Pangan


Standar Nasional Indonesia (SNI) Pada Produk olahan Perikanan dan Peternakan
dapat berpengaruh pada pemanfaatan teknologi, ekonomi dan sosial. Standar
pangan pada Produk olahan membantu dalam menyelaraskan spesifikasi teknis
produk dan jasa yang membuat industri olahan pangan menjadi lebih efisien dan
meningkatkan daya saingnya untuk perdagangan internasional. Kesesuaian dengan
Standar membantu meyakinkan konsumen bahwa produk tersebut aman, efisien
dan baik untuk lingkungan. Pengaruh yang diberikan dengan adanya SNI pada
produk pangan diantaranya:

a. Meningkatkan daya saing industri nasional di bidang Produk Pangan olahan


Perikanan dan Peternakan, menjamin mutu hasil industri, serta menciptakan
persaingan usaha yang sehat dan adil. Produk yang telah menggunakan standar
SNI diharapkan memiliki mutu yang baik dan konsisten sehingga dapat
meningkatkan daya saing dan pemasaran secara global. Penggunaan SNI juga
dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya karena terjadi optimasi
proses produksi.
b. Melindungi konsumen dan meningkatkan kepuasan konsumen. Penerapan SNI
wajib pada produk yang berisiko tinggi bertujuan untuk melindungi kesehatan
dan keselamatan konsumen. Sehingga konsumen lebih percaya diri pada saat
memilih produk ber-SNI bahwa produknya tersebut aman, dapat diandalkan,
dan berkualitas tinggi.
c. Memfasilitasi produsen untuk meningkatkan pasar terhadap produk mereka.
d. Adanya kepuasan pelanggan karena selalu mendapatkan produk dengan mutu
konsisten,
e. Efisiensi biaya operasional dan peningkatan kesinambungan produk,
f. Upaya perlindungan terhadap produsen nasional dari persaingan usaha tidak
sehat (Kalau produknya standart meminimalkan adanya perang harga),

5
g. Bermanfaat dari sisi ekonomi (Quality not Quantity), kesehatan (Quality
Control) dan keselamatan (Safety Procedure) , maupun lingkungan hidup
(Syarat kandungan tertentu).

2.3 Penerapan SNI Pada Produk Pangan Olahan Perikanan Dan Peternakan
Komoditas produk olahan perikanan dan peternakan merupakan komoditas
strategis dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat terutama protein hewani,
sehingga dalam proses produksi produk olahan perikanan dan peternakan harus
memiliki standar yang dapat menentukan layak sebuah produk untuk dipasarkan.
Dalam penerapannya produksi pangan olahan dapat dilihat berdasarkan evaluasi
dilapangan dan data statistik peternakan Sumatera Barat tahun 2019 terlihat bahwa
populasi sapi potong, kambing dan unggas mendominasi populasi ternak di
Sumatera Barat begitu juga produksi ternak berupa daging, telur dan susu beserta
produk olahannya. Produk hasil peternakan terutama daging dan telur mempunyai
peran yang cukup besar dalam konteks ketahanan pangan serta dari produk daging,
komoditas daging sapi memiliki kontribusi cukup besar (41.16%) terhadap
kebutuhan daging Sumatera Barat pada tahun 2019 baik untuk kebutuhan daging
segar maupun produk olahan daging yang meliputi dendeng, kerupuk kulit, sate,
bakso, burger, sosis, nugget dan rendang sebagai makanan spesifik Sumatera Barat
yang sudah mendunia. pemantauan lapangan dan evaluasi yang dilakukan pada
Minggu I Januari 2020 sampai minggu IV April 2020 pada pelaku usaha
pengolahan hasil peternakan terutama olahan daging dan susu (sapi dan kambing)
bahwa penerapan jaminan mutu dan keamanan pangan dalam proses penanganan
dan pengolahan produk masih terbatas sehingga mutu produk akhir yang dihasilkan
belum standar atau bervariasi biarpun produk yang dihasilkan sudah dipasarkan
secara luas. Dalam rangka menyikapi kenyataan tersebut sekaligus untuk
peningkatan daya saing produk olahan peternakan sangat diperlukan penerapan
mutu dan keamanan pangan. Mutu dan Keamanan Pangan sendiri dapat dicapai
dengan menerapkan program jaminan mutu dan keamanan pangan pada budidaya,
pasca panen dan pengolahan mencakup penerapan persyaratan dasar (GFP, GHP
dan GMP) dan penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan berdasarkan
sistem HACCP nantinya. Penerapan SNI pada produk pangan lainnya juga terdapat
pada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal

6
Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP) terus
dukung peningkatan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk produk
perikanan. Kegiatan ini digagas untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik
sesuai dengan peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 19/PERMEN-
KP/2019 tentang Tata Cara Pemberian Surat Persetujuan Penggunaan Tanda
Standar Nasional Indonesia Tuna dalam Kemasan Kaleng dan Tanda Standar
Nasional Indonesia Sarden dan Makarel dalam kemasan Kaleng Secara Wajib dan
Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 6 tahun 2019 tentang Skema
Penilaian Kesesuaian Terhadap Standar Nasional Indonesia Sektor Pangan.

2.4 Perbedaan Antara Produk Pangan SNI dan Non-SNI

NO NAMA PRODUK NOMOR SNI


1 Corned beef dalam kaleng SNI 01-3775 -1995
2 Keripik paru sapi SNI 01-4280 -1996
3 Dendeng sapi SNI 01-2908 -1992
4 Bakso daging SNI 01-3818 -1995
5 Sosis daging SNI 01-3820 -1995
6 Abon SNI 01-3707 -1995
7 Susu bubuk SNI 01-2970 -1999
8 Susu evaporasi SNI 01-2780 -1992
9 Susu kedelai SNI 01-3830 -1995
10 Susu pasteurisasi SNI 01-3951 -1995
11 Yogurt (susu asam) SNI 01-2981 -1992
12 Telur asin SNI 01-4277 -1996

NO NAMA PRODUK NOMOR SNI


1 Ikan asin -
2 Bandeng presto -
3 Bandeng cabut duri -
4 Kerupuk ikan -
5 Bakso ikan -
6 Abon ikan -
7 , Ikan kaleng -
8 Siomay ikan -
9 Nugget ikan -
10 Pempek ikan -
11 Amplang Ikan -

7
Produk olahan pangan dengan label SNI dan produk pangan olahan tanpa label SNI
(Non-SNI) memiliki perbedaan, diantaranya :

a. Kualitas produk
Produk yang memiliki label SNI tentu saja sudah memiliki batas-batas tertentu
yang harus dicapai. Hal ini meliputi bagian-bagian yang dapat menunjang
kualitas yang baik, diantarannya: tempat produksi, bahan baku produk,
higientasi dan sanitasi produk, pengemasan produk, ruang simpan produk. Hal
ini akan menjadi suatu penilaian untuk suatu produk diakui masuk kategori
Standar Nasional Indonesia. Berbeda hal nya dengan produk yang belum
terverfikasi uji SNI. Maka kualitas produk yang dihasilkan tidak dapat terjamin,
karena produk belum tentu sudah sesuai standar produksi yang ada. Sehingga
dengan adanya uji SNI memberikan rasa kepercayaan dan keyakinan pada
konsumen bahwa produk tersebut memiliki kualitas yang standar dan tidak
menimbulkan keraguan.
b. Akses pemasaran
Produk yang sudah memiliki Standar Nasional Indonesia akan mudah
memasuki pasar modern, swalayan, atau pasar dunia (ekspor). Hal ini
memudahkan produk untuk dipasarkan ditempat yang baik. Karena pasar
modern, swalayan dan lain sebagainya akan menjual produk-produk yang sudah
berlabel SNI, dengan begitu tidak timbul rasa khawatir pada produk yang dijual.
Sehingga terdapat perbedaan pada produk yang dijual dengan terverifikasi SNI
dan produk yang tidak memiliki Standar Nasional Indonesia. Selain itu juga
dengan adanya uji SNI maka setiap produk yang dipasarkan ada harga rata-rata
dari setiap produk. Sehingga harga produk stabil dan tidak berbeda terlalu jauh
diantara setiap pasar.
Dari beberapa hal tersebut dapat diperoleh perbedaan produk yang memiliki
standar nasional indonesia dengan produk yang tidak memiliki standar nasional
indonesia.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah standar yang ditetapkan oleh Badan
Standardisasi Nasional dan berlaku secara nasional, untuk memenuhi ketentuan
standar Nasional Insonesia dalam bentuk kegiatan, jasa, maupun produk agar dapat
pengizinan pemasaran didalam negeri maupun luar negeri yang bersaing secara
sehat. Salah satu penerapannya yaitu SNI pada olahan perikanan/peternakan,
berguna untuk memenuhi standar perbandingan cita rasa pada olahan hasil
perikanan atau hasil peternakan, menggunakan standar cita rasa yang berbeda
sebagai ciri khas dari produk dengan memberikan judul standar pada produk olahan
ikan atau daging ternak. SNI berpengaruh pada pemanfaatan teknologi, ekonomi
dan sosial. Standar pangan pada Produk olahan membantu dalam menyelaraskan
spesifikasi teknis produk dan jasa yang membuat industri olahan pangan menjadi
lebih efisien dan meningkatkan daya saingnya untuk perdagangan internasional.

Penerapan yang ada dilapangan untuk produk dengan label SNI masih belum
terpenuhi seluruhnya. Hal ini didapatkan dari evaluasi dilapangan dan data statistik
peternakan Sumatera Barat tahun 2019 pada populasi sapi potong, kambing dan
unggas bahwa penerapan jaminan mutu dan keamanan pangan dalam proses
penanganan dan pengolahan produk masih terbatas sehingga mutu produk akhir
yang dihasilkan belum standar atau bervariasi biarpun produk yang dihasilkan
sudah dipasarkan secara luas. Hal ini disebabkan terdapat produk yang wajib
memiliki SNI dan produk yang sukarela. Sehingga pada penerapannya terdapat
produk yang masih beredar tanpa labe SNI, misal pada produk yang memiliki SNI
yakni: Corned beef dalam kaleng, Keripik paru sapi, Bakso daging, Susu bubuk,
Yogurt (susu asam). Dan produk Non-SNI yakni: Ikan asin, Bandeng presto,
Pempek ikan, Amplang Ikan.

9
Daftar pustaka

[BKIPM] Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil


Perikanan. 2011. SNI 50.577.071. Produk Perikanan. Badan Karantina
Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan : Jakarta

Purnama S. Agus. 2014. Pemanfaatan Standar Nasional Indonesia (SNI) Dalam


Peningkatan Mutu Produk Perkebunan.

Humas BSN. 2016. Penerapan SNI Untuk Mutu dan Keamanan Pangan. diunduh
pada hari Minggu, 5 Desember 2021. Https://bsn.go.id

Zulhasmi. 2021. Penerapan Good Manufacturing Practice (Gmp) Sebagai Strategi


Dalam Peningkatan Mutu Dan Keamanan Produk Olahan Peternakan.
DISNAK SUMBAR: Sumatera Barat

10

Anda mungkin juga menyukai