Askeb Phatologi Robekan Perenium Grade II
Askeb Phatologi Robekan Perenium Grade II
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan ibu bersalin dengan
robekan perineum derajat II dengan pola 7 langkah varney dan pendokumentasian
SOAP.
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khususnya yaitu mahasiswa mampu :
1. Melakukan pengkajian menyeluruh pada ibu bersalin dengan robekan perineum
derajat II.
2. Menentukan diagnosa kebidanan pada ibu bersalin dengan robekan perineum
derajat II.
3. Menentukan diagnosa potensial dan masalah pada ibu bersalin dengan robekan
perineum derajat II.
4. Mengidentifikasi kebutuhan akan tindakan segera pada ibu bersalin dengan
robekan perineum derajat II.
5. Merencanakan tindakan kebidanan pada ibu bersalin dengan robekan perineum
derajat II
6. Melaksanakan tindakan kebidanan pada ibu bersalin dengan robekan perineum
derajat II .
7. Mengevaluasi tindakan asuhan yang telah diberikan pada ibu bersalin dengan
robekan perineum derajat II .
1.3 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode narasi
yang menggambarkan studi kasus pada ibu bersalin dengan robekan perineum
derajat II .
Adapun teknik yang digunakan dalam pengambilan data kasus ini adalah :
1. Wawancara
Adalah dengan mengumpulkan data subjektif atau anamnesa langsung pada klien
dan keluarga.
2. Observasi
Adalah dengan mengamati langsung secara pemeriksaan fisik untuk pengumpulan
data objektif.
3. Studi Pustaka
Adalah dengan cara mempelajari buku-buku dan sumber lain untuk mendapatkan
dasar-dasar ilmiah yang berhubungan dengan penulisan makalah ini.
4. Dokumentasi
Adalah membuat makalah ini penulis melakukan pendokumentasian dengan
melihat langsung pada klien.
j. Psikologis
Ibu terlihat cemas dan gelisah menghadapi persalinannya.
2.2.6 Pelaksanaan
Pada langkah ini dilakukan asuhan yang menyeluruh berdasarkan rencana
tindakan seperti yang telah diuraikan pada langkah 5 dilaksanakan secara efisien
dan aman.
1. Kala I
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan telah dilakukan.
b. Mengobservasi kemajuan persalinan.
c. Mengobservasi tanda-tanda vital dan keadaan umum ibu.
d. Memberikan dukungan kepada ibu dan keluarga.
e. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang kemajuan persalinan dan
memberikan ibu makan dan minum sesuai kemauan ibu.
f. Menyarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin.
g. Menganjurkan suami/keluarga untuk selalu mendampingi selama proses
perbaikan.
h. Mengatur posisi ibu senyaman mungkin.
i. Menyiapkan alat partus set, hecting set dan peralatan lain.
2. Kala II
a. Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu dengan mendampingi ibu agar
merasa nyaman dan yakin pada diri sendiri.
b. Memberikan cukup makan dan minum untuk memberikan tenaga dan mencegah
dehidrasi.
c. Mengajarkan ibu teknik meneran yang benar.
d. Mengatur posisi mengedan.
e. Mengobservasi keadaan umum ibu, TTV, kontraksi uterus, dan DJJ setiap selesai
his.
f. Memberitahu ibu tentang tindakan yang akan dilakukan.
g. Melakukan episiotomi apabila ada indikasi.
h. Memimpin ibu meneran setiap ada his.
3. Kala III
a. Mengecek kandung kemih, apabila blas penuh anjurkan ibu kencing bila tidak
bisa lakukan katerisasi.
b. Melakukan manajemen aktif kala III yaitu : suntik oksitosin 10 IU (IM), lakukan
PTT, setelah ada tanda-tanda pelepasan plasenta dilahirkan sesuai dengan
prosedur, kemudian lakukan masase uterus hingga berkontraksi.
c. Mengecek adanya perdarahan dan robekan perineum serta kontraksi uterus.
4. Kala IV
a. Menjahit luka perineum dengan anestesi.
b. Membersihkan perineum dan bagian yang kotor pada ibu dan kenakan pakaian
yang bersih.
c. Mengobservasi TTV dan kandung kemih, kontraksi uterus, TFU, dan perdarahan
selama 2 jam (15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada 1 jam pertama).
d. Memberikan cukup makan dan minum.
e. Menganjurkan ibu untuk istirahat senyaman mungkin.
f. Menganjurkan ibu untuk segera menyusukan bayinya sedini mungkin.
g. Melakukan teknik bonding attachment.
2.2.7 Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan.
1. Kala I
a. Kemajuan persalinan normal.
b. TTV dan keadaan umum ibu baik.
c. Ibu mau makan dan minum.
d. Ibu sudah BAK.
e. Ibu didampingi suami dan keluarga.
f. Ibu miring kanan / kiri.
g. Alat-alat yang dibutuhkan sudah disiapkan.
2. Kala II
a. Ibu sudah makan dan minum.
b. Ibu tahu akan teknik meneran yang benar.
c. Posisi ibu setengah duduk.
d. Keadaan umum, TTV, kontraksi uterus dan DJJ baik.
e. Episiotomi tidak dilakukan.
f. Ibu mau meneran setiap ada his.
g. Bayi lahir spontan dan dalam keadaan baik.
3. Kala III
a. Kandung kemih kosong.
b. Ibu sudah disuntik oksitosin 10 IU (IM), plasenta lahir spontan dan lengkap.
c. Terdapat robekan perineum derajat II dan perdarahan ± 150 cc.
4. Kala IV
a. Luka episiotomi sudah dijahit dengan anestesi.
b. Ibu merasa nyaman.
c. TTV dan kontraksi uterus baik.
d. Kandung kemih kosong.
e. Ibu sudah menyusukan bayinya.
f. Tidak ada tanda-tanda infeksi
.
BAB III
TINJAUAN KASUS
B. Anamnesa
1. Alasan utama
Klien mengatakan mules-mules sejak jam 01.30 WIB, klien mengatakan ini
adalah hamil yang pertama dan umur kehamilannya sekarang 9 bulan, serta air-air
belum keluar, tapi darah dan lendir sudah keluar.
2. Perasaan (sejak datang ke klinik)
Ibu mengatakan merasa takut dan gelisah.
3. Tanda-tanda bersalin
Kontraksi : Ada sejak tanggal 21 desember 2010
Frekuensi : 3x dalam 10 menit dengan lama 10 detik
4. Masalah-masalah khusus : Tidak ada
3.3 Assesment
G1 P0 A0 parturient aterm kala I fase aktif, janin hidup tunggal intra uterin, letak
memanjang, presentasi kepala dengan keadaan ibu dan janin baik.
Diagnosa potensial : tidak ada.
3.4 Planning
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan à Hasil pemeriksaan
dalam : 5 cm, portio : tipis, ketuban : utuh, kepala di Hodge III.
2. Mengobservasi kemajuan dengan catat hasil (TTV) à Keadaan umum ibu baik,
TTV : TD 110/80 mmHg, N : 88 x/menit, pernafasan : 20 x/menit, suhu : 370C.
3. Memberikan dukungan kepada ibu dan keluarga dan Ibu terlihat lebih tenang.
4. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang proses kemajuan persalinan, Ibu
dan keluarga mengetahui proses kemajuan persalinan.
5. Mengatur posisi sesuai kemajuan/keinginan ibu serta lakukan perubahan posisi
dàn Ibu melakukan perubahan posisi dengan miring ke sebelah kanan.
6. Memberikan ibu makan dan minum sesuai keinginan ibu dan Ibu mau makan dan
minum teh.
7. Menyarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin dan Ibu BAK ke kamar
mandi 1x.
8. Menganjurkan suami/keluarga untuk selalu mendampingi ibu dan Suami/keluarga
selalu mendampingi ibu.
9. Menyiapkan alat partus set, hecting set dan peralatan lainnya dan Partus set dan
hecting telah siap.
3.2 Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. TTV : TD : 110/70 mmHg R : 24 x/menit
N : 86 x/menit S : 36,50C
3. DJJ : 136 x/menit
4. TFU : 29 cm
5. Penurunan : 0/5
6. Pemeriksaan dalam
Vulva/vagina tidak ada kelainan, portio tipis, pembukaan 10 cm, ketuban pecah,
warna air ketuban jernih, presentasi belakang kepala, ubun-ubun kiri depan, tidak
ada molase, penurunan Hodge IV.
3.3 Assesment
G1 P0 A0 parturient aterm kala II janin hidup tunggal intra uterin, keadaan ibu
dan janin baik.
3.4 Planning
1. Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu dengan mendampingi ibu agar
nyaman dan meyakinkan dirinya dan Ibu terlihat lebih tenang setelah diberikan
dukungan dan meyakinkan dirinya.
2. Memberikan cukup minum untuk menambah tenaga dan mencegah dehidrasi, Ibu
minum teh manis 1 gelas.
3. Mengajarkan ibu tentang teknik dan posisi mengedan yang benar (Posisi tangan
memegang kedua pergelangan kaki sambil mengedan, dagu ditempelken ke dada
(jika ada mules), jika tidak ada mules anjurkan ibu untuk istirahat dan tarik nafas)
sekarang Cara mengedan ibu sudah benar.
4. Mengobservasi keadaan umum ibu, nadi, DJJ, dan kontraksi setiap 30 menit
sekali atau saat tidak ada his, Nadi : 88 x/menit, kontraksi 5x dalam 10 menit
lamanya > 45 detik, DJJ : 136 x/menit, ketuban pecah spontan jam 02.00 WIB.
5. Menolong persalinan secara APN, Bayi lahir spontan pukul 02.30 WIB segera
menangis, kuat, jenis kelamin laki-laki, PB : 49 cm, BB : 3300 gram
.
Tanggal 22 Desember 2010 Pukul 02.31 WIB
3.1 Data Subjektif
Ibu merasa lelah dan senang atas kelahiran bayinya.
3.4 Planning
1. Melaksanakan manajamen aktif kala II :
a. Menjepit dan menggunting tali pusat sedini mungkin.
b. Menyuntik oxcitocin 10 IU (IM) yang diberikan dalam 2 menit setelah kelahiran
bayi.
c. Melakukan PTT (klem dipindahkan ± 5 – 10 cm dari vulva, kemudian posisi
tangan dorso cranial, sebelumnya mengevaluasi dulu tanda-tanda pelepasan
plasenta, setelah terjadi tanda-tanda pelepasan tersebut keluarkan plasenta dengan
memutarnya searah jarum jam), Plasenta lahir spontan lengkap pukul 02.40 WIB.
d. Memassage fundus, Ibu sudah dimassage fundusnya dan kontraksi uterus baik.
2. Mengecek perdarahan dan robekan perineum, Perdarahan ± 150 cc dan terdapat
robekan perineum derajat II.
3.3 Assesment
P1 A0 kala IV dengan luka perineum derajat II.
Diagnosa potnsial : tidak ada.
3.4 Planning
1. Melakukan massage uterus, Sudah dilakukan dan kontraksi uterus baik.
2. Memeriksa kelengkapan plasenta selaput dan kotiledon, Plasenta dan selaput dan
kotiledon lengkap.
3. Memeriksa robekan jalan lahir, Terdapat laserasi derajat II.
4. Menjahit luka perineum dengan anestesi, Lula perineum dijahit 4 jahitan.
5. Mengajari ibu cara menilai kontraksi uterus dan cara melakukan massage uterus
jika kontraksi uterus kurang baik, Respons ibu baik dan mau mengikuti cara untuk
melakukan massage uterus.
6. Membersihkan perineum dan bagian yang kotor pada ibu dan mengganti pakaian
yang bersih, Ibu merasa nyaman.
7. Mengobservasi TTV, kandung kemih, kontraksi uterus, TFU, dan perdarahan
selama 2 jam (15 menit sekali pada 1 jam pertama dan 30 menit sekali pada 1 jam
kedua), Terlampir di partograf.
8. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum serta istirahat, Ibu minum teh manis.
9. Merencanakan pemberian vitamin A, Vitamin A diberikan.
10. Mendapatkan terapi oral (viliron 2 x 1, amoxilyn 3 x 1, asam mefenamat 3 x 1).
11. Mendekontaminasi alat-alat bekas pakai, direndam dalam larutan clorin 0,5 %
selama 10 menit.
12. Melengkapi partograf, Partograf terlampir.
3.3 Assesment
P1 A0 2 jam post partum dengan keadaan ibu baik.
3.4 Planning
1. Mengobservasi tanda-tanda vital à Terlampir dalam partograf.
2. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan perineum à Ibu mau menjaga kebersihan
terutama di daerah jalan lahir.
3. Menginformasikan tentang tanda-tanda bahaya nifas antara lain nyeri kepala
hebat, demam tinggi, keluar darah berbau dari jalan lahir à Ibu tahu tanda bahaya
masa nifas.
4. Menganjurkan ibu untuk meminum antibiotik à Ibu mau meminumnya.
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat selagi bayi tidur à Ibu mau untuk istirahat.
BAB IV
PEMBAHASAN
5.1 Kesimpulan
Robekan perineum derajat II adalah robekan yang mengenai selaput lendir
vagina dan otot perineum transversalis, tetapi tidak sampai mengenai otot sfingter
ani dan biasanya disebabkan karena partus presipitatus, kepala janin besar dan
janin besar, presentasi defleksi (dahi, muka), primigravida, letak sungsang dan
after coming head, pimpinan persalinan salah, obstetri operatif pervaginam.
Asuhan yang telah dilakukan pada ibu bersalin Ny. Z dengan robekan
perineum derajat II yang disebabkan karena perineum kaku, dan ini merupakan
kehamilan pertamanya dengan keadaan umum ibu baik, TD : 110/80 mmHg, nadi
88 x/menit, suhu tubuh 370C, pernafasan 20 x/menit. Adapun penanganan
robekan perineum derajat II dilakukan dengan memeriksa sumber perdarahan,
dimana darah yang keluar berwarna merah dan segar segera setelah bayi lahir,
kontraksi uterus baik, plasenta lahir spontan, lengkap. Kemudian setelah diketahui
penyebab perdarahan tersebut dilakukan penjahitan dengan anestesi.
Sehingga penulis mengambil kesimpulan apabila ibu bersalin mengalami robekan
perineum segera lakukan penjahitan dengan prinsip aseptik (baik) dan jika
perineum tidak dijahit dengan baik, maka akan menyebabkan lapangnya luka
perineum dan pada ruptur perineum komplete dapat terjadi beser berak
(inkontinensia alvi), alat kemaluan menjadi kurang baik, dan juga menyebabkan
perdarahan dan infeksi.
5.2 Saran
1. Bagi Prodi D III Kebidanan
Diharapkan untuk lebih membekali mahasiswa dengan teori-teori yaitu dengan
menambah buku-buku di perpustakaan dan pada saat proses pembelajaran, agar
dapat diterapkan di tempat praktek / lapangan.
DAFTAR PUSTAKA