NO KETERANGAN NILAI
1. I. Pendahuluan
2. II. Pengolahan Data
3. III. Hasil dan Pembahasan
4. IV. Penutup
TOTAL 87
Asisten Praktikan
Mengetahui
,
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut Hadi dan Sugianto pada 2012, gelombang merupakan salah satu parameter laut
yang domain terhadap laju mundurnya garis pantai. Gelombang dapat menimbulkan energi untuk
membentuk pantai, menimbulkan arus, serta menyebabkan gaya-gaya yang bekerja pada
bangunan pantai. Tiga faktor yang menentukan karakteristik gelombang yang dibangkitkan oleh
angin yaitu : (1) lama angin bertiup atau durasi angin, (2) kecepatan angin dan (3) fetch (jarak
yang ditempuh oleh angin dari arah pembangkitan gelombang atau daerah pembangkitan
gelombang). Gelombang akibat angin merupakan hal yang paling penting di dalam ilmu teknik
pantai. Dalam desain suatu bangunan pantai, diperlukan data gelombang dengan berbagai tingkat
probabilitas kejadian gelombang serta durasi kejadiannya. Pendekatan yang bisa dilakukan adalah
dengan melakukan perhitungan distribusi kecepatan dan durasi kejadian angin selama kurun
waktu tertentu. Gelombang menjalar dari perairan dalam menuju perairan dangkal. Penjalaran
gelombang merupakan bentuk dari adanya gangguan pada suatu medium, dalam hal ini medium
air. Salah satu bentuk dari gangguan tersebut adalah gaya gesek angin. Sehingga arah dan
kecepatan angin dapat digunakan untuk menentukan tinggi dan periode gelombang yang
dihasilkan. Metode Sverdrup, Munk, dan Bretschneider (SMB) digunakan dalam penelitian ini
untuk menentukan tinggi dan periode gelombang signifikan di perairan.
Menurut Anonim (2018), peramalan gelombang menggunakan metode SMB. Metode
SMB digunakan untuk melakukan peramalan gelombang pada perairan dalam. Data angin yang
digunakan dalam peramalan gelombang dapat diperoleh dari hasil pengukuran di stasiun angin
atau berasal dari data pemodelan yang telah dianalisis. Data angin yang digunakan untuk
meramalkan tinggi dan periode gelombang diperoleh dari European Centre for Medium-Range
Weather Forecasts (ECMWF) selama 11 tahun. Koreksi durasi dilakukan untuk mendapatan data
angin rata-rata setiap jam. Selanjutnya melakukan koreksi stabilitas dan menentukan nilai wind
stress factor dimana nilai ini, fetch efektif, dan kedalaman perairan digunakan untuk
mendapatkan nilai tinggi dan periode gelombang signifikan. Gelombang laut yang dibangkitkan
oleh angin (wind-generated waves) memiliki peran yang sangat penting pada perencanaan
pembangunan di wilayah pesisir dan laut. Hal tersebut didasari karena gelombang memiliki
pengaruh yang besar dalam berbagai fenomena di pesisir dan laut, seperti transpor
sedimen/litoral, erosi pantai, serta transpor polutan. Karakteristik gelombang ini juga berdampak
secara langsung pada berbagai aspek desain dari pembangunan tersebut, seperti elevasi
bangunan/struktur yang berkaitan dengan tinggi gelombang, layout bangunan/struktur yang
berkaitan dengan arah gelombang dan transport litoral, hingga kekuatan struktur terhadap
gelombang laut.
1.2. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami karakteristik gelombang yang terbentuk oleh angin
permukaan.
2. Mengenal medan angin sebagai pembentuk gelombang.
3. Dapat melakukan peramalan gelombang (dengan metode SMB) dari data angina hasil
pengamatan, yaitu menggunakan kurva-kurva peramalan gelombang maupun dengan
persamaan-persamaan empiris.
II. PENGOLAHAN DATA
2.1. Metode Pengolahan Data
2.1.1. Download Data
1. Ketik ECMWF pada google dan akses hasil yang teratas
4. Klik kanan pada luar peta lalu pilih layout templates pilih full screen map
5. Zoom pada daerah Selat Sunda, maka akan seperti dibawah ini
7. Buka excel dan open data .txt yang telah di export dari software ODV
8. Hapus sheet yang tidak berisi data
10. Buka excel baru lalu kopi data sehingga menjadi seperti ini
11. Hitung kecepatan denga rumus =sqrt((d2^2)+(e2^2)) pada perhitungan paling atas, kemudian
tinggal di drag saja ke bawah.
12. Isi kolom Kuadran, Kolom H, I, J, Arah, Mata Angin, dan Kecepatan dalam knot.
3. Atur agar baris judul tidak di input sebagai pengolahan windrose dengan start dari baris 2
kolom 1. Kemudian isi station id, city, state, longitude, dan latitude sesuai dengan format yang
dikerjakan.
4. Kemudian save, kemudian add file data .sam tersebut, kemudian pilih menu windrose untuk
melihat windrose, beri keterangan nama nim judul dan tahun.
3. Caranya adalah dengan buat marker pada longitude dan latitude pada pengolahan data
sebelumnya yaitu sebesar 105,25°dan -5,25°. Kemudian Tarik garis mnenggunakan ruler pada
Google Earth dengan pengerjaan dimulai pada a= dengan sudut 315°, kemudian buat garis lagi
untuk setiap sudut dengan kelipatan +6 dan -6 sebanyak masing-masing 7 kali. Maka hasilnya
akan sebagai berikut.
4. Kemudian untuk pengolahan SMB ukur nilai RL dengan menggunakan interpolasi. X
merupakan jarak dari titik menuju batas bawah, sedangkan a adalah titik awal yang sebesar 0 cm,
kemudian b merupakan jarak antara batas atas dan batas bawah yang sebesar 4 cm, kemudian c
merupakan batas bawah dan d adalah batas atas.
0 1,5
0.8 X
4 2
(0.8−0)
X =1.5+ × ( 2−1.5 )=1.6
(4−0)
13. Menghitung T0
T 0=6.238 ×10−2 ×(U a × Fetch (m))0.33
T 0=6.238 ×10−2 ×(5.115835 × 42105,62959)0.33
T 0=10,71505
Hs=
∑ Jumlah H 0 sampai data ke n
n
76,09121
Hs= =1.936472
39,27
T s=
∑ JumlahT 0 sampai data ke n
n
1498,415
T s= =38,15673
39,27
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Windrose yang didapatkan selama 11 tahun
a. Tahun 2009
b. Tahun 2010
NORTH
25%
DATA PERIOD:
2010
20% Jan 1 - Dec 31
00:00 - 23:00
42 hrs. 0,00%
10% AVG. WIND SPEED:
12,62 Knots
5%
COMPANY NAME:
WEST EAST
MODELER:
WIND SPEED
DATE:
(Knots)
>= 22
05/05/2021
17 - 21
11 - 17
7 - 11
4-7
1-4
Calms: 0,00%
SOUTH PROJECT NO.:
c. Tahun 2011
WIND ROSE PLOT: DISPLAY: COMMENTS:
NORTH
32,2%
DATA PERIOD:
25,7%
Start Date: 01/06/2011 - 01:00
End Date: 31/08/2011 - 08:00
19,3%
TOTAL COUNT: CALM WINDS:
COMPANY NAME:
WEST EAST
MODELER:
WIND SPEED
(Knots)
DATE:
>= 21,58
17,11 - 21,58
04/05/2021
11,08 - 17,11
7,00 - 11,08
4,08 - 7,00
0,97 - 4,08
Calms: 0,00%
PROJECT NO.:
SOUTH
d. Tahun 2012
NORTH
20,5%
DATA PERIOD:
16,4%
Start Date: 01/06/2012 - 01.00
End Date: 31/08/2012 - 04.00
12,3%
TOTAL COUNT: CALM WINDS:
COMPANY NAME:
WEST EAST
MODELER:
WIND SPEED
(m/s)
DATE:
>= 11,10
8,80 - 11,10
04/05/2021
5,70 - 8,80
3,60 - 5,70
2,10 - 3,60
0,50 - 2,10
Calms: 0,54%
PROJECT NO.:
SOUTH
e. Tahun 2013
NORTH
1,94%
1,55%
1,16%
0,776%
0,388%
WEST EAST
WIND SPEED
(m/s)
>= 11,10
8,80 - 11,10
5,70 - 8,80
0,00% 46 hrs.
NORTH
25%
20%
15%
10%
5%
WEST EAST
WIND SPEED
(Knots)
>= 22
17 - 21
11 - 17
SOUTH
7 - 11
4-7
1-4
Calms: 0.00%
0.00% 38 hrs.
g. Tahun 2015
h. Tahun 2016
WIND ROSE PLOT: DISPLAY: COMMENTS:
NORTH
25%
DATA PERIOD:
2016
20% Jan 1 - Dec 31
00:00 - 23:00
35 hrs. 5,71%
10% AVG. WIND SPEED:
5,27 Knots
5%
COMPANY NAME:
WEST EAST
MODELER:
i. Tahun 2017
NORTH
45%
DATA PERIOD:
2017
36% Jan 1 - Dec 31
00:00 - 23:00
17 hrs. 0,00%
18%
AVG. WIND SPEED:
11,79 Knots
9%
COMPANY NAME:
WEST EAST
MODELER:
WIND SPEED
DATE:
(Knots)
>= 22
05/05/2021
17 - 21
11 - 17
7 - 11
4-7
1-4
Calms: 0,00%
SOUTH PROJECT NO.:
j. Tahun 2018
WIND ROSE PLOT: DISPLAY:
NORTH
29,6%
23,7%
17,8%
11,9%
5,93%
WEST EAST
WIND SPEED
(m/s)
>= 11,10
8,80 - 11,10
5,70 - 8,80
k. Tahun 2019
NORTH
23,2%
18,5%
13,9%
9,26%
4,63%
WEST EAST
WIND SPEED
(m/s)
>= 11,10
8,80 - 11,10
5,70 - 8,80
b. Tahun 2010
c. Tahun 2011
d. Tahun 2012
e. Tahun 2013
f. Tahun 2014
g. Tahun 2015
h. Tahun 2016
i. Tahun 2017
j. Tahun 2018
k. Tahun 2019
Pada praktikum ini menggunakan perhitungan fetch effective yang dimana memiliki nilai
200 km. Pada dasarnya perhitungan fetch efektif ini dilakukan dengan menggunakan bantuan peta
lokasi studi dengan skala yang cukup besar. Penentuan fetch efektif sebesar 200 km ini agar dapat
terlihat daratan disekitar perairan yang mempengaruhi pembentukan dari gelombang di selat
Sunda itu sendiri, dapat dilihat dari hasil fetch dengan skala 1:200 km ini dapat memperlihatkan
pulau-pulau atau daratan sekitar titik awal fetch. Panjanng dari setiap fetch berkurang apabila
akan menabrak daratan, sehingga arah angina yang digambarkan oleh fetch hanya pada
permukaan air laut saja. Pada dasarnya faktor pembangkit gelombang adalah angin, dimana pada
daratan fetch tidak akan mencapai daratan, hal ini diakibatkan angin musim timur atau angin laut
juga akan semakin berkurang kekuatannya saat mencapai daratan dikarenakan permukaan pada
daratan yang berbada ketinggian, dimana bangunan-bangunan atau gunung dan sebagainya yang
sebagai penghadang angina yang kemudian pengaruh angina laut tidak akan sampai pada daratan
dengan radius tertentu.
Angin dapat menyebabkan terjadinya gelombang laut, oleh karena itu data fetch yang
menggambarkan arah suatu angin bisa digunakan untuk memperkirakan arah gelombang di lokasi
penelitian. Data angin diperlukan sebagai data masukan dalam peramalan gelombang sehingga
diperoleh tinggi gelombang rencana. Data angin yang diperlukan adalah data angin setiap jam
berikut informasi mengenai arahnya. Peramalan gelombang didasarkan pada peramalan
gelombang pada kondisi masa lalu yang disebut hindcasting dan peramalan pada kondisi
perkiraan yang disebut forecasting. Data angin dapat digunakan untuk memperkirakan tinggi dan
periode gelombang di laut karena terjadinya gelombang laut paling dipengaruhi oleh tiupan
angin.
Menurut Triatmodjo pada 1999, dalam peninjauan pembangkitan angin di laut, fetch
dibatasi oleh bentuk daratan yang mengelilingi laut. Di daerah pembentukan gelombang,
gelombang tidak hanya dibangkitkan dalam arah yang sama dengan arah angin tetapi juga dalam
berbagai sudut terhadap arah angin. Karena arah angin dominannya berasal dari arah timur
menuju Barat Laut sehingga arah datang gelombang juga dominan berasal dari arah timur. Pada
saat perhitungan fetch efektif yang digunakan adalah arah angin dominan untuk jangka waktu 11
tahun yaitu dari Barat Laut agar pada saat di plot pada peta nilainya tidak 0 melainkan berupa
angka riil. Pada dasarnya faktor pembangkit gelombang adalah angin, dimana pada daratan fetch
tidak akan mencapai daratan, hal ini diakibatkan angin musim timur atau angin laut juga akan
semakin berkurang kekuatannya saat mencapai daratan dikarenakan permukaan pada daratan
yang berbada ketinggian, dimana bangunan-bangunan atau gunung dan sebagainya yang sebagai
penghadang angina yang kemudian pengaruh angina laut tidak akan sampai pada daratan dengan
radius tertentu.
Hasil fetch pada musim Timur di Selat Sunda didominasi oleh fetch dengan arah barat
laut. Hal ini cukup sesuai dengan teori dimana musim timur merupakan musim dimana ngin
bertiup dari arah benua Australia menuju benua Asia, dimana dari timur menuju arah barat.
Terdapat beberapa tahun yang arah fetch nya tidak mengarah ke barat laut, seperti pada tahun
2009, 2012, 2016, dan 2017 dimana pada keempat tahun ini fetch dibuat berdasarkan arah angina
dominan pada windrose yang dimana pada 2009 yang anginnya dominan kea rah tenggara, pada
tahun 2012 yang condong ke arah timur laut , tahun 2016 yang anginnya didominasi kearah timur
laut, dan untuk tahun 2017 yang didominasi arah angina ke utara.
3.2.3 Nilai hs dan ts
Menurut Amri dkk (2014) Hs merupakan tinggi gelombang siginifikan sedangkan Ts
merupakan periode gelombang signifikan. Hs merupakan rata-rata tinggi dari 1/3 gelombang
tertinggi dan Ts merupakan rata-rata waktu dari 1/3 gelombang tertinggi. Gelombang siginifikan
memiliki banyak manfaat dalam berbagai bidang dinataranya yaitu :
1. Digunakan sebagai salah satu indikator yang dijadikan untuk penentuan tunggi gelombang
2. Digunakan dalam studi erosi pantai dikarenakan erosi terjadi diakibatkan oleh gelombang
dengan energi yang besar
3. Penggunaan Hs juga dilakukan untuk studi penentuan penggambaran potensi energi dari
pembangkit energi tenga alistrik gelombang
4. Hs juga digunakan dalam instalasi desain anjungan lepas pantai maupun instalasi pipa bawah
laut.
Nilai Hs yang didapatkan pada data ke 4 yang merupakan data 1 Juni 2015 pada pukul 18.00
WIB yaitu sebesar 1,937462 m, sedangkan nilai Ts yang didapatkan sebesar 38,15673 s. Nilai Hs
dan Ts diperoleh dengan mengurutkan nilai H0 dan To dari maksimum ke minimum, lalu
menjumlahkan semua nilainya. Hs adalah tinggi gelombang efektif, ts adalah periode gelombang
efektif, nilai Hs dihitung pada 33,3% dari tinggi gelombang tertinggi, dan Ts dihitung pada
33,3% dari tinggi gelombang maksimum. Gelombang yang terbentuk di Selat Sunda dapat
diklasifikasikan sebagai gelombang yang disebabkan oleh angin jarak jauh atau gelombang yang
disebabkan oleh angin dengan periode 1-30 detik. Data angin untuk peramalan yang diperoleh
dengan metode SMB dapat diubah menjadi data tinggi gelombang dan periode gelombang.
Perubahan cepat rambat gelombang terjadi sepanjang garis puncak gelombang yang bergerak
dengan membentuk sudut terhadap kontur, karena gelombang yang datang dari laut dalam lebih
cepat dari pada gelombang yang terjadi di daerah dangkal yang mengakibatkan perubahan
puncak gelombang membelok dan berusaha sejajar dengan kontur kedalaman
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Terdapat tiga karakteristik gelombang yaitu tinggi gelombang, fetch, dan kecepatan angin.
Dimana tinggi gelombang adalah salah satu karakteristik gelombang yang terbentuk
akibat adanya angin permukaan yang dipengaruhi durasi tiupan angina. Fetch merupakan
pembentukan gelombang yang diasumsikan memiliki kecepatan serta arah angin yang
relatif konstan. Kecepatan angina merupakan waktu tempuh angina dari satu titik ke titik
lainnya.
2. Faktor utama pembangkit gelombang adalah angin. Mekanisme pembangkitannya yaitu
angin mentransfer energi ke permukaan air, kemudian terbentuk gelombang sebagai hasil
dari transfer energi angin.
3. Metode SMB digunakan untuk melakukan peramalan gelombang pada perairan dalam,
data angin yang digunakan dalam peramalan gelombang dapat diperoleh dari hasil
pengukuran di stasiun angin atau berasal dari data pemodelan yang telah di analisis. Data
angin yang digunakan untuk meramalkan tinggi dan periode gelombang diperoleh dari
European Centre for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF) selama 11 tahun.
Koreksi durasi dilakukan untuk mendapatan data angin rata-rata setiap jam. Selanjutnya
melakukan koreksi stabilitas dan menentukan nilai wind stress faktor dimana nilai ini,
fetch efektif, dan kedalaman perairan digunakan untuk mendapatkan nilai tinggi dan
periode gelombang signifikan
4.2 Saran
1. Dalam pemberian video tutor sudah jelas dan dapat dimengerti
2. Praktikum berjalan dengan cukup efisien dan hemat waktu
3. Pemaparan materi dan teori mengenai peramalan gelombang pada praktikum dijelaskan
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Khairul., Priatna, Asep., dan Suprapto. 2014. Karakteristik Oseanografi Dan
Kelimpahan Fitoplankton Di Perairan Selat Sunda Pada Musim Timur. BAWAL Vol
6(1):11-20.
Dauhan, Stefani Kristie., Tawas, H., Tangkudung, H., dan Mamoto, J. D. 2013. Analisis
Karakteristik Gelombang Pecah Terhadap Perubahan Garis Pantai Di Atep Oki. Jurnal
Sipil Statik Vol.1(12):784-796
Hadi, Saiful dan Sugianto, Denny Nugroho. 2012. Model Distribusi Kecepatan Angin untuk
Peramalan Gelombang dengan Menggunakan Metode Darbyshire dan Smb di Perairan
Semarang. Buletin Oseanografi Marina Vol 1: 25-32
Triatmodjo, Bambang. 1999. Teknik Pantai. Beta Offset, Yogyakarta.
http://www.pusdik.kkp.go.id/elearning/ind/ex.php/modul/read/190323-194832kegiatan-c-belajar-
c-iv diakses pada 8 Mei 2021, pukul 15.33 WIB