Anda di halaman 1dari 16

TUGAS INDIVIDU TEORI EKONOMI MAKRO

(EXTENSI)
Nama : Aprillia

NPM : 201914500402

Kelas : X4C / Pendidikan Ekonomi

1. Carilah artikel mengenai Studi Kasus penanaman investasi yang berujung merugikan
negara. Menurut studi kasus yang anda temukan, buatlah telaah artikel tersebut dan
tambahkan materi lainnya spt Investasi yang seperti apa yang cocok untuk Negara
miskin, berkembang, serta Negara maju. Identifikasi investasi – investasi yang sesuai
dengan jenis Negara tersebut. Bandingkan keadaan iklim investasi Indonesia 2019 dan
2020 tahun. Sektor manasajakah yang investasinya turun dan naik, analisislah dalam 3
tahun terakhir. Sisipkan infografis dari BPS.
Jawaban :
Berikut Link artikel yang saya dapatkan tentang Investasi yang berujung merugikan
negara. Saya mendownload artikel ini pada Minggu, 25 April 2021 pukul 22:00 WIB.

 https://bisnis.tempo.co/read/1129683/asal-usul-investasi-pertamina-yang-merugikan-
negara-rp-568-miliar/full?view=ok

Asal-usul Investasi Pertamina yang Merugikan Negara Rp 568 Miliar

Pertamina Lepas Investasi di Australia

TEMPO.CO, Jakarta - Kejaksaan Agung menegaskan kerugian keuangan negara akibat


dugaan korupsi investasi PT Pertamina di Blok Basker Manta Gummy (BMG) Australia
mencapai Rp 568 miliar. Kasus ini berawal dari 2009 ketika PT Pertamina dipimpin
Karen Agustiawan melakukan akuisisi atau investasi terhadap beberapa aset perusahaan
ROC Oil yang berada di lahan minyak Blok BMG di Australia.

"Investasi Pertamina di BMG itu merugikan negara. Pembelian tidak membawa hasil.
Investasi itu tidak berjalan tanpa adanya penelitian dan persetujuan dewan komisaris,"
ungkap Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus M. Adi Toegarisman di Jakarta,
Senin, 24 September 2018.
Dirut PT Pertamina, Karen Agustiawan (kanan) didampingi Direktur Pengembangan
Investasi dan Manajemen Resiko Pertamina M Afdal Bahaudin (kiri) ketika
berlangsungnya sosialisasi Kriteria Kinerja Ekselen (KKE) BUMN di Jakarta, Senin
(14/5). ANTARA/Puspa Perwitasari.

Adi menjelaskan, pintu masuk penyidikan perkara investasi Pertamina tersebut ada pada
direktur hulu yang waktu itu dijabat oleh Bayu Kristanto. "Proses ini tanpa hasil
penelitian, tanpa ada penilaian risiko, dan itu tetap berjalan yang akhirnya disetujui dan
dilaksanakan investasi oleh direktur utama yaitu saudara Karen Agustiawan yang kami
lakukan penahanan."

PT Pertamina, Adi melanjutkan, melakukan langkah akuisisi atau investasi Blok BMG
Australia dengan penawaran berdasarkan dari ROC Oil Company Ltd.Selama penelitian,
hasilnya tidak mendapat persetujuan dewan komisaris. Dalam pelaksanaanya ditemui
dugaan penyimpangan dalam pengusulan investasi yang tidak sesuai dengan Pedoman
Investasi dalam pengambilan keputusan investasi.

Penyimpangan investasi tersebut yaitu tanpa adanya feasibility study atau kajian
kelayakan secara lengkap. Akibatnya, penggunaan dana investasi senilai US$ 31,49 juta,
beserta biaya yang timbul lainnya US$ 26,8 juta, tidak memberikan manfaat atau
keuntungan PT Pertamina. Sehingga, penyidik memperkirakan proyek ini merugikan
negara hingga Rp 568 miliar.

Jaksa Agung Muda Pidana Khusus menetapkan Karen Agustiawan sebagai tersangka dan
ditahan di Rumah tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur, selama 20 hari terhitung sejak
24 September 2018.

Sebelumnya penyidik Kejaksaan Agung juga sudah menetapkan tersangka lain, yakni
mantan Chief Legal Councel and Compliance, Genades Panjaitan dan mantan Direktur
Keuangan PT Pertamina, Frederik Siahaan serta mantan Manager Merger & Acquisition
(M&A) Direktorat Hulu PT Pertamina berinisial Bayu Kristanto.
 Telaah artikel

1.1 Deskripsi umum artikel

Artikel penelitian ini memiliki judul “Asal Usul Investasi Pertamina yang
Merugikan Negara Rp 568 Miliar”. Artikel ini dimuat dalam halaman web Tempo
Ramadhan. Pengambilan artikel ini diambil dari database : google dengan kata kunci
kasus Investasi yang merugikan negara dengan alamat website
https://bisnis.tempo.co/read/1129683/asal-usul-investasi-pertamina-yang-merugikan-
negara-rp-568-miliar/full?view=ok. Penulisan artikel ini dilakukan oleh Antara
dengan editor Elik Susanto dan dipublikasikan pada Selasa 25 September 2018 pukul
06:03 WIB.

1.2 Sistematika Penulisan

 Latar Belakang
Investasi Pertamina yang merugi ini disebabkan oleh Dirut Pertamina yang
melakukan korupsi, maka media tertarik dan pemerintah juga harus meneliti serta
menulis kasus investasi yang merugikan ini agar hukum tetap ditegakkan kepada
orang yang bersalah dan masyarakat lain tidak merasa dirugikan.

 Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan adalah meotde deskriptif kuantitatif, karena
penulis banyak menjabarkan fakta-fakta statistik berupa angka yang dapat
memperkuat keakuratan artikel tersebut.

 Desain Penelitian
Dalam artikel ini menjelaskan bahwa penelitian menggunakan hasil observasi
atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat sehingga diperoleh beberapa
data statistik dan disertai sumber informasi seperti lembaga atau para ahli
sehingga isi dalam artikel ini bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

 Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan artikel ini yaitu untuk memberikan informasi kepada
masyarakat atau pembaca tentang kasus investasi yang merugikan negara dan
disebabkan oleh Direktur Utama PT Pertamina yang melakukan korupsi guna
untuk mendapatkan hasil penelitian sehingga memudahkan pemerintah untuk
mencari solusi dan menetapkan tersangka sesuai dengan Undang-Undang yang
berlaku.

 Manfaat Penelitian
Artikel ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman baik bagi penulis
maupun pembaca tentang kasus investasi PT Pertamina yang merugikan negara
karena disebabkan oleh kasus korupsi.
 Hasil Penelitian
Hasil penelitian dan pembahasan berisi tentang kasus investasi PT Pertamina
yang merugikan negara. Kasus ini berawal dari 2009 ketika PT Pertamina
dipimpin oleh Karen Agustiawan melakukan akuisis atau investasi terhadap
beberapa aset perusahaan ROC Oil yang berada di lahan minyak Blok BMG di
Australia. Langkah itu selama penelitian hasilnya tidak mendapat persetujuan
dewan komisaris dan dalam pelaksanaannya ditemui penyimpangan dalam
pengusulan investasi yang tidak sesuai dengan pedoman. Akibatnya, penggunaan
dana investasi beserta biaya lainnya tidak memberi manfaat dan keuntungan ke
PT Pertamina.

 Kesimpulan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kasus Investasi yang
merugikan negara. Maka dapat ditarik kesimpulan, Artikel dengan judul "Asal
Usul Investasi Pertamina Yang Merugikan Negara Rp 568 Miliar ". Artikel ini
menggunakan metode kuantitatif. Teknik penelitian menggunakan hasil observasi
atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat sehingga diperoleh beberapa
data statistik dan disertai sumber informasi seperti lembaga atau para ahli.

 Kelebihan
Artikel ini cukup singkat dan jelas. Pembahasan di dalamnya mudah di pahami
dan tidak bertele-tele. Tetapi tetap disebutkan sumber sumber informasi dan
tanggal pengumpulan data yang didapatkan dan dijelaskan penyebab terjadinya
kerugian investasi tersebut.

 Kekurangan dan Saran


Menurut saya, penulis sebaiknya menjabarkan pedoman investasi yang seperti
apa yang di duga menyimpang dalam kasus ini, dan apa hasil yang tidak
mendapatkan persetujuan dewan komisaris, guna untuk menambah pengetahuan
bagi penulis dan pembaca.

 Investasi di negara Miskin, Berkembang, dan Maju


Negara Miskin
Agar suatu perekonomian maju, masyarakat di perekonomian itu harus mampu
melakukan investasi. Namun, rakyat di negara miskin tidak mempunyai tabungan.
Karena tidak mempunyai tabungan, mereka tidak dapat berinvestasi. Karena tidak
dapat berinvestasi, mereka tetap miskin. Lingkaran seperti ini sering disebut dengan
perangkap kemiskinan.
Oleh sebab itu, cara keluar dari perangkap kemiskinan adalah mendatangkan
investasi dari luar masyarakat itu sendiri. Artinya perlu investasi asing.
Dengan masuknya investasi asing, kesempatan menaikkan pendapatan dan keluar
dari kemiskinan dapat meningkat. Penyelesaian lain untuk keluar dari perangkap
kemiskinan adalah melalui keluarga berencana.

Keluarga di negara miskin biasanya mempunyai banyak anak. Akibatnya, konsumsi


terlalu tinggi, sehingga tak ada yang ditabung. Dengan keluarga berencana,
pengeluaran untuk anak dapat dikurangi.

Selain itu, orangtua dapat lebih bebas bekerja untuk keluar dari kemiskinan.
Kemudian, akan terjadi tabungan, dan tabungan dapat digunakan untuk investasi,
sehingga keluar dari kemiskinan.

Suatu perekonomian tetap miskin karena daya beli di masyarakat itu rendah. Mereka
tidak berani berproduksi dalam jumlah yang besar, karena mereka tahu produksi
mereka tidak akan dapat dijual di perekonomian mereka. Walau jumlah penduduk
besar, kemiskinan menyebabkan keterbatasan pasar dalam negeri. Maka,
penyelesaiannya adalah melakukan ekspor, menjual produksi dalam negeri ke negara
lain yang ekonominya sudah maju.

Negara Berkembang
Berinvestasi di negara berkembang sangat potensial karena pertumbuhan
ekonominya yang pesat sehingga banyak perusahaan yang berkembang pesat juga.
Namun berinvestasi di negara berkembang lebih berisiko yakni dari nilai tukar yang
tidak stabil dan cenderung melemah, pemerintahan yang belum berpengalaman,
sejarah negara yang singkat dan stabilitas negara yang kurang karena politik ataupun
isu SARA. Hal tersebut adalah normal karena hasil selalu berbanding lurus dengan
risiko yang ada.

Negara Maju
Berinvestasi di negara maju kurang prospektif secara jangka panjang karena
pertumbuhan ekonominya yang rendah. Pakar ekonomi memperkirakan dalam 2
dekade yang akan datang Cina akan menyalip Amerika Serikat dari segi ekonomi
yakni nilai GDP karena pertumbuhannya. Namun berinvestasi di negara maju juga
ada keuntungannya yakni relatif stabil dan aman dibandingkan dengan negara
berkembang yang relatif muda pemerintahannya dan banyak gejolak politik di
dalamnya.

Reksa dana yang menetapkan minumum investasi sebesar USD 10.000,


memfokuskan negara maju sebagai tujuan investasi karena alasan volatilitas lebih
rendah dibandingkan negara berkembang. Pasar Amerika Serikat, Jepang dan Eropa
menjadi sasarannya. Berdasarkan fund factsheet Juni 2019, lima besar efek yang
masuk dalam portofolio BNP Paribas Cakra Syariah USD merupakan perusahaan
top dunia, seperti Alphabet Inc, Apple Inc, Microsoft Corp, Procter & Gamble Co,
dan Visa Inc.
 Bandingkan keadaan iklim investasi Indonesia 2019 dan 2020 tahun. Sektor
manasajakah yang investasinya turun dan naik, sertai infografis dari BPS.
Tahun 2019
Perkembangan Investasi di Indonesia

Total investasi langsung pada kuartal ketiga tahun 2019 mencapai Rp 205.7 triliun,
tumbuh 18.54% dibandingkan periode yang sama tahun 2018. Realisasi Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp 100.7 triliun (naik 18.9%) dan realisasi
investasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 105,0 triliun (naik 17,8%)
dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018. Kumulatif realisasi investasi
Januari-September 2019 mencapai Rp 601,3 triliun (target realisasi investasi tahun
2019 Rp 792 triliun, tercapai 75,9%).

Perkembangan Realisasi Investasi Langsung Indonesia

Tantangan di Sektor Investasi :


 Perkembangan investasi di Indonesia untuk triwulan IV tahun 2019 mulai
menunjukkan sinyal hati-hati.
 Pertumbuhan penyaluran kredit investasi mulai melambat. Hal ini menandakan
bahwa ada potensi melemahnya investasi di sektor ril seiring dengan
perlambatan pertumbuhan kredit perbankan.
 Impor barang modal untuk tujuan investasi pada triwulan III 2019 dan Oktober
2019 juga cenderung stagnan.
 Purchasing Manager Index untuk sector manufaktur melemah dan berada di
bawah level 50 poin di sepanjang kuartal ketiga hingga bulan November 2019.
Kondisi ini menandakan lesunya permintaan di dalam negeri sehingga produksi di
sektor manufaktur mengalami penurunan.
Tahun 2020
PMDN meningkat

Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada Triwulan I 2020,
realisasi investasi mencapai 210,7 triliun meningkat hingga 8%, dibanding periode
yang sama tahun 2019, yaitu sebesar Rp 195,1 triliun.

Dibandingkan tahun 2019, pertumbuhan investasi PMDN pada Triwulan I Tahun


2020 meningkat sebesar 29,3% dari Rp 87,2 triliun di Triwulan I Tahun 2019 ke RP
112,7 triliun. Sedangkan investasi PMA pada Triwulan I Tahun 2020 tersebut
melambat 9,2% dibanding Triwulan I Tahun 2019 yang sebesar Rp 107,9 triliun
menjadi Rp 98,0 triliun.

 10 sektor investasi terbesar

10 sektor yang paling menentukan realisasi investasi pada Triwulan I 2020 ini, berikut
10 sektor dengan realisasi investasi terbesar di Indonesia pada Triwulan I 2020:

Investasi PMDN;
1. Sektor transportasi, gudang, serta telekomunikasi menempati posisi pertama
dengan investasi sebesar Rp 37,6 triliun untuk penanganan 671 proyek.
2. Sektor konstruksi dengan investasi sebesar Rp 14,1 triliun untuk penanganan 802
proyek.
3. Sektor tanaman pangan, perkebunan, serta peternakan dengan 843 proyek dan
investasi sebesar Rp 10,3 triliun.
4. Sektor perumahan, kawasan industri, serta perkantoran dengan penanganan 755
proyek dalam investasi bernilai Rp 9,1 triliun.
5. Sektor industri makanan sendiri memiliki 1.129 proyek yang dikerjakan dengan
investasi sebesar Rp 7,3 triliun.
6. Sektor listrik, gas dan air juga cukup tinggi dengan investasi senilai Rp 5,5 triliun
untuk 380 proyek.
7. Sektor pertambangan memiliki 321 proyek dengan nilai investasi sebesar Rp 5,3
triliun.
8. Sektor perdagangan dan reparasi dengan proyek cukup banyak yakni 3.810 proyek
dengan nilai investasi sebesar Rp 3,9 triliun.
9. Sektor jasa lainnya juga banyak dengan 1.581 proyek untuk investasi sebesar Rp
3,7 triliun.
10. Sektor industri mineral non-logam ini punya dana investasi sebesar Rp 2,6 triliun
untuk penangan 158 proyek.

Investasi PMA;
1. Sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya ini
menempati posisi pertama dengan nilai investasi sebesar 1,5 miliar USD untuk
323 proyek.
2. Sektor listrik, gas, dan air ini memiliki nilai investasi sebesar 868,6 juta USD
untuk 220 proyek.
3. Sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi ini terdapat 346 proyek dengan
nilai investasi sebesar 806,9 juta USD.
4. Sektor perumahan kawasan industri serta perkantoran bernilai 602,9 juta USD
untuk penanganan 490 proyek.
5. Sektor industri kimia dan farmasi dengan 508 proyek senilai 569,4 juta USD.
6. Sektor pertambangan dengan 310 proyek senilai 482,7 juta USD.
7. Sektor tanaman pangan, perkebunan, serta peternakan dengan 351 proyek senilai
478,8 juta USD.
8. Sektor industri makanan yang masih bertahan dengan743 proyek senilai 298,4 juta
USD.
9. Sektor hotel dan restoran juga masih bertahan dengan proyek cukup banyak yakni
1.363 proyek senilai 220,3 juta USD.
10. Sektor yang terakhir yakni industri mesin, elektronik, instrumen kedokteran,
peralatan listrik, presisi, optik dan jam memiliki nilai investasi sebesar 127,1 juta
USD untuk 391 proyek

2. Carilah artikel Studi kasus negara yang mengalami inflasi, buatlah telaah artikel tsb dan
apa yang Pemerintahnya perbuat? Apakah Pemerintahnya dapat mengatasi inflasinya.
Inflasi Negara mana yang terparah yang bias Anda temukan, jelaskan dan paparkan.
Jawaban :
Berikut Link artikel yang saya dapatkan tentang negara yang mengalami inflasi. Inflasi
negara yang terparah yang dapat saya temukan adalah Negara Venezuela. Saya
mendownload artikel ini pada Sabtu, 17 April 2021 pukul 09:40 WIB.

 https://www.cnbcindonesia.com/market/20180906112817-17-31991/cetak-rekor-
inflasi-bulanan-venezuela-tembus-200
Caracas, CNBC Indonesia - Inflasi bulanan Venezuela memecahkan rekor di Agustus
dengan menembus batas 200% dan membawanya ke 200.000% setahun terakhir, kata
parlemen yang dikuasai kubu oposisi, Rabu (5/9/2018) waktu setempat.

Pada Juli, untuk pertama kalinya inflasi bulanan mencapai 100%, kata wakil oposisi Jose
Guerra, yang juga seorang mantan eksekutif bank sentral, di Twitter.

Harga telah meningkat hampir 35.000% sejak awal tahun dan 200.000% sejak 31
Agustus 2017, AFP melaporkan. Dana Moneter Internasional (IMF) telah
memperkirakan inflasi di negara Amerika Selatan ini akan mencapai 1.000.000% tahun
ini.

Angka inflasi terbaru itu muncul setelah bulan lalu, Presiden Venezuela Nicolas Maduro
meluncurkan serangkaian reformasi ekonomi untuk mencoba meredam resesi yang sudah
berlangsung selama empat tahun dan krisis ekonomi yang melumpuhkan dan
menyebabkan ratusan ribu orang melarikan diri dari negara itu.

Reformasi itu mencakup kenaikan upah minimum sebesar 3.400%, redenominasi mata
uang dengan menghapus lima nol yang juga didevaluasi sebesar 96% dan didasarkan
pada nilai mata uang cryptocurrency Venezuela, petro, yang tidak terlalu populer.
Maduro juga menabrak pajak pertambahan nilai (PPN), mengurangi subsidi bahan bakar,
dan mengenakan retribusi baru pada pengiriman uang yang dikirim dari luar negeri.
Langkah-langkah itu diambil karena tingkat inflasi harian bulan Agustus yang sebesar
4% telah melampaui negara tetangga Kolombia dalam 12 bulan terakhir (3,12%).

Majelis Nasional yang didominasi oposisi dan terus menjabat tanpa dibayar, tidak
memiliki kekuatan nyata di Venezuela. Majelis tersebut diabaikan oleh manuver politik
Maduro. Pada tahun lalu, Ia menciptakan parlemen paralel, Majelis Konstituen, yang
diisi dengan loyalis rezim dan didukung oleh Mahkamah Agung. Anggotanya juga terdiri
dari tokoh-tokoh pro-pemerintah.

Bank sentral berhenti menerbitkan indeks makroekonomi pada Februari 2016.

Para ahli mengatakan krisis disebabkan langkah pemerintah yang seenaknya mencetak
uang untuk mencoba mengimbangi jatuhnya harga minyak mentah pada 2014. Seperti
yang diketahui, Venezuela hampir sepenuhnya bergantung pada minyak mentah.

Pencetakan uang itu memicu hiperinflasi yang tidak dapat dikendalikan oleh pemerintah.
Sementara itu, industri telah jatuh 30% dan penduduk menghadapi kekurangan
kebutuhan dasar, seperti makanan dan obat-obatan. Layanan publik, seperti air, listrik
dan transportasi, telah lumpuh. Rak-rak supermarket dibiarkan kosong dengan antrean
panjang di mesin-mesin uang tunai karena orang-orang menunggu untuk menarik uang
kertas yang langka.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan 1,6 juta orang Venezuela telah
meninggalkan negara sejak tahun 2015. Mereka pergi ke negara-negara Amerika Selatan
lainnya, seperti Kolombia, Ekuador, Peru, dan Brazil, yang sedang berjuang untuk
mengatasi masuknya para imigran.

 Telaah artikel

1.2 Deskripsi umum artikel


Artikel penelitian ini memiliki judul “Cetak Rekor Inflasi Venezuela Tembus
200%”. Artikel ini dimuat dalam halaman web CNBC Indonesia. Pengambilan artikel
ini diambil dari database : google dengan kata kunci Inflasi Venezuela dengan alamat
website https://www.cnbcindonesia.com/market/20180906112817-17-31991/cetak-
rekor-inflasi-bulanan-venezuela-tembus-200. Penulisan artikel ini dilakukan oleh
Bernhart Farras, CNBC Indonesia dan dipublikasikan pada 06September 2018pukul
11:40 WIB.

1.2 Sistematika Penulisan

 Latar Belakang
Tingginya tingkat inflasi di Venezuela membuat penulis dan pembaca tertarik
untuk mengetahui apa saja penyebab negara tersebut mengalami kemiskinan dan
inflasi sedangkan yang diketahui Venezuela adalah negara yang kaya akan
minyak di dunia.

 Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan adalah meotde deskriptif kuantitatif, karena
penulis banyak menjabarkan fakta-fakta statistik berupa angka yang dapat
memperkuat keakuratan artikel tersebut.

 Desain Penelitian
Dalam artikel ini menjelaskan bahwa penelitian menggunakan hasil observasi
atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat sehingga diperoleh beberapa
data statistik dan disertai sumber informasi seperti lembaga atau para ahli
sehingga isi dalam artikel ini bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

 Tujuan Penelitian
Di dalam artikel ini tidak dijelaskan tujuan penelitian secara khusus. Namun
secara tersirat penulis seakan memberikan informasi kepada pembaca bahwa
negara venezuela yang kaya akan minyak di dunia bisa mengalami inflasi dan
kemiskinan disebabkan karena ulah pemerintahnya yang kurang tepat dalam
memanfaatkan kekayaan sumber daya alam yang tersedia serta menjalankan
bantuan kepada masyarakat tetap sama saat kondisi minyak naik maupun turun.
 Manfaat Penelitian
Artikel ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman baik bagi penulis
maupun pembaca tentang negara yang terparah inflasinya dan apa saja penyebab
inflasi tersebut.

 Hasil Penelitian
Hasil penelitian dan pembahasan berisi tentang inflasi Venezuela di bulan
Agustus yang memecahkan rekor tertinggi. Angka inflasi terbaru itu muncul
setelah bulan lalu, Presiden Venezuela Nicolas Maduro meluncurkan serangkaian
reformasi ekonomi untuk mencoba meredam resesi yang sudah berlangsung
selama empat tahun dan krisis ekonomi yang melumpuhkan dan menyebabkan
ratusan ribu orang melarikan diri dari Venezuela.

 Kesimpulan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai inflasi di Venezuela.
Maka dapat ditarik kesimpulan, Artikel dengan judul"cetak rekor inflasi bulanan
Venezuela tembus 200". Artikel ini menggunakan metode kuantitatif. Teknik
penelitian menggunakan hasil observasi atau pengumpulan data sekaligus pada
suatu saats ehingga diperoleh beberapa data statistik dan disertai sumber
informasi seperti lembaga atau para ahli.

 Kelebihan
Artikel ini cukup singkat dan jelas. Pembahasan di dalamnya mudah di pahami
dan tidak bertele-tele. Tetapi tetap disebutkan sumber sumber informasi dan
tanggal pengumpulan data yang didapatkan dan dijelaskan penyebab terjadinya
inflasi tersebut.

 Kekurangan dan Saran


Secara keseluruhan sebenarnya sudah bagus, tetapi jika ingin ditambahkan
mungkin penulis bisa memaparkan pendahuluan atau latar belakang dari
permasalahan di paragraf awal sebelum masuk ke isi.

 Yang pemerintah Venezuela lakukan dalam mengatasi inflasi :

 Presiden Venezuela Nicolas Maduro meluncurkan serangkaian reformasi


ekonomi seperti :

- kenaikan upah minimun sebesar 3.400%

- redominasi mata uang dengan menghapus lima nol

- menabrak pajak pertambahan nilai (PPN)

- mengurangi subsidi bahan bakar


- mengenakan retribusi baru pada pengiriman uang yang di kirim dari luar negeri

 Bank sentral melakukan pencetakan uang secara berlebihan

 Apakah pemerintah dapat mengatasi Inflasi?

Menurut saya tidak, karena terbukti angka inflasi yang terbaru disebabkan oleh
presiden Nicolas Maduro yang meluncurkan serangkaian reformasi ekonomi untuk
mencoba meredam resesi namun gagal. Dan krisis yang disebabkan langkah
pemerintah mencetak uang untuk coba mengimbangi jatuhnya harga minyak mentah
pada 2014, padahal seperti yang diketahui Venezuela hampir bergantung pada
minyak mentah. Pencetakan uang itu memicu hiperinflasi yang tidak dapat
dikendalikan oleh pemerintah. Sementara itu, industri telah jatuh 30% dan penduduk
mengalami kekurangan kebutuhan dasar.

3. Carilah artikel mengenai fenomena uang digital dan dompet digital. Buatlah telaah artikel tsb
dan Analisis keberadaannya dimasyarakat, apa bias menggantikan uang yang kartal secara
fisik? Apa kelemahan dan kelebihannya. Dimana uang digital/dompet digital pertama kali
digunakan? Analisis pula payung hukum dompet digital/uang digital, Bisakah uang
digital/dompet digital ini menyebabkan inflasi di Indonesia?

Jawaban:
Berikut Link artikel studi kasus yang saya dapatkan tentang fenomena uang digital dan
dompet digital. Saya mendownload artikel ini pada Rabu, 21 April 2021 pukul 13.00 WIB.

 https://m-antaranews-
com.cdn.ampproject.org/v/s/m.antaranews.com/amp/berita/2022936/studi-
pengguna-dompet-digital-meningkat-drastis-di-masa-covid-19?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D
%3D#aoh=16190679065629&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fm.antaranews.com%2Fberita%2F2022936%2Fstudi-pengguna-dompet-digital-
meningkat-drastis-di-masa-covid-19

Studi: Pengguna dompet digital meningkat drastis di masa Covid-19

Sekitar 44 persen pengguna baru mulai menggunakan e-wallet pada tahun 2020 yang
mana setelah pandemi Covid-19 merebak.

Jakarta (ANTARA) - Studi riset digital dari Neurosensum mengungkapkan pengguna


dompet digital atau e-wallet mengalami lonjakan drastis dalam setahun terakhir pasca
pandemi Covid-19 sekitar 44 persen seiring meningkatnya kecenderungan belanja daring
(online) di e-commerce.
"Hal menarik yang kami temukan adalah sekitar 44 persen pengguna baru mulai
menggunakan e-wallet pada tahun 2020 yang mana setelah pandemi Covid-19 merebak,"
ujar Managing Director Neurosensum Indonesia, Mahesh Agarwal dalam diskusi daring di
Jakarta pada Selasa.

Dengan demikian pandemi Covid-19, lanjut Mahesh, merupakan faktor yang memicu
peningkatan penggunaan dompet digital dikaitkan dengan belanja online di ecommerce-
ecommerce.

"Hal ini dikarenakan publik lebih cenderung melakukan belanja online di ecommerce saat
ini dan kecenderungan untuk mengandalkan ewallet semakin menguat," katanya.

Managing Director Neurosensum Indonesia tersebut melihat bahwa setiap tahunnya ada e-
wallet baru yang diluncurkan sehingga membuat pasar dompet digital sangat kompetitif di
Indonesia.

Dalam kurun waktu sebelum terjadinya pandemi, penggunaan dompet digital selama 3
sampai lima tahun hanya berkisar 10 persen, kemudian dalam kurun waktu satu sampai
dengan tiga tahun terakhir pengguna dompet digital hanya mencapai 45 persen.

Namun pada tahun 2020, hanya kurang dari setahun, terjadi lonjakan drastis dalam
persentase pengguna e-wallet yakni sekitar 44 persen.

"Ini merupakan trend yang sangat menarik, dan kemungkinan pertumbuhan pengguna e-
wallet di Indonesia akan semakin meningkat ke depannya," kata Mahesh.

Dalam kesempatan yang sama Research Manager Neurosensum Indonesia, Tika


Widyaningtyas mengatakan bahwa sejak e-wallet masuk ke Indonesia, mungkin adopsinya
tidak secepat akhir-akhir ini, setelah pandemi Covid-19 melanda di mana hampir separuh
masyarakat menggunakan e-wallet yang mana mereka adalah pengguna baru atau new
adopter dalam satu tahun terakhir.

"Hal menarik lainnya adalah ternyata ketika belanja daring, lebih banyak orang yang
menggunakan e-wallet bahkan jika dibandingkan dengan rekening bank," ujar Tika.

Menurut hasil studi dari Neurosensum, e-wallet menjadi metode pembayaran yang paling
banyak digunakan ketika masyarakat Indonesia melakukan belanja online yakni sekitar 88
persen akhir-akhir ini.

Sedangkan metode pembayaran transfer bank atau bank account tercatat sekitar 72 persen,
kemudian metode pembayaran cash on delivery 47 persen dan diikuti pembayaran lewat
supermarket/minimarket sekitar 32 persen. Sementara itu metode pembayaran kartu debit
tercatat sekitar 23 persen dan kartu kredit sekitar 11 persen ketika masyarakat melakukan
belanja online
 Telaah artikel

1.3 Deskripsi umum artikel


Artikel penelitian ini memiliki judul “Penggunaan Dompet Digital Meningkat
Drastis di masa Covid-19”. Artikel ini dimuat dalam halaman web Antara News.
Pengambilan artikel ini diambil dari database : google dengan kata kunci penggunaan
dompet digitaldi era pandemi dengan alamat website https://m-antaranews-
com.cdn.ampproject.org/v/s/m.antaranews.com/amp/berita/2022936/studi-
pengguna-dompet-digital-meningkat-drastis-di-masa-covid-19?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D
%3D#aoh=16190679065629&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fm.antaranews.com%2Fberita%2F2022936%2Fstudi-pengguna-dompet-digital-
meningkat-drastis-di-masa-covid-19. Pewarta artikel ini adalah Aji Cakti, dengan
editor Biqwanto Situmorang dan dipublikasikan pada Selasa, 2 Maret 2021 pukul
12:28 WIB.

1.2 Sistematika Penulisan

 Latar Belakang
Dengan adanya kebijakan PSBB dan physical distancing karena pandemi covid-
19. Masyarakat, pendiri usaha, dan pemerintah akan berupaya mengurangi kontak
fisik termasuk dalam hal pembelian dan pembayaran. Masyarakat dan penjual
mencari alternatif agar pembelian dan pembayaran tetap bisa dilakukan meski
tanpa tatap muka langsung dan mengurangi penyebaran virus melalui barang.
Maka dari itu pembelian online serta pembayaran via uang digital dan dompet
digital marak digunakan saat ini.

 Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif, karena
penulis banyak menjabarkan fakta-fakta statistik berupa angka yang dapat
memperkuat keakuratan artikel tersebut.

 Desain Penelitian
Dalam artikel ini menjelaskan bahwa penelitian menggunakan hasil observasi
atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat sehingga diperoleh beberapa
data statistik dan disertai sumber informasi seperti lembaga atau para ahli
sehingga isi dalam artikel ini bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan artikel ini yaitu memberikan informasi kepada pembaca
dan penulis bahwa pandemi covid-19 memberikan dampak dan kenaikan
persentase yang sangat signifikan dalam penggunaan belanja daring dan dompet
digital.
 Manfaat Penelitian
Artikel ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman baik bagi penulis
maupun pembaca tentang pengaruh covid-19 terhadap penggunaan dompet digital
yang semakin meningkat.

 Hasil Penelitian
Hasil penelitian dan pembahasan berisi tentang penggunaan dompet digital yang
meningkat karena dipengaruhi oleh pandemi covid-19. Covid-19 merupakan
faktor pemicu penggunaan dompet digital dikaitkan dengan belanja online di e-
commerce. Hal ini dikarenakan publik lebih cenderung melakukan belanja online
di ecommerce saat ini dan kecenderungan untuk mengandalkan ewallet semakin
menguat.

 Kesimpulan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penggunaan dompet
digital di masa pendemi maka dapat ditarik kesimpulan, Artikel dengan judul
"Penggunaan Dompet Digital Meningkat Dratis di masa Covid-19". Artikel ini
menggunakan metode kuantitatif. Teknik penelitian menggunakan hasil observasi
atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat sehingga diperoleh beberapa
data statistik dan disertai sumber informasi seperti lembaga atau para ahli.

 Kelebihan
Dicantumkan hasil penelitiannya dan hasil penelitian sebelumnya, sehingga
perbandingan data bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Bahasa yang
digunakan mudah dipahami, cukup singkat dan jelas.

 Kekurangan dan Saran


Secara keseluruhan sebenarnya sudah bagus, tetapi jika ingin ditambahkan
mungkin penulis bisa memaparkan secara spesifik pendahuluan atau latar
belakang dari kenapa munculnya uang dan dompet elektronik, apakah teknologi
ini bisa menggantikan uang kartal secara keseluruhan, serta bagaimana pendapat
masyarakat terhadap penggunaan teknologi ini.

 Analisis keberadaannya dimasyarakat, apa bisa menggantikan uang yang kartal


secara fisik?
Sebagian masyarakat yang melek akan teknologi mungkin nyaman dengan
penggunaan uang dan dompet digital, sedangkan seperti yang kita ketahui di
Indonesia masih banyak masyarakatnya yang masih gagal teknologi, masyarakat
inilah yang mungkin belum sepenuhnya bahkan belum bisa menggunakan
uang/dompet digital untul melakukan pembayaran.
Uang elektronik di masyarakat tidak akan menghilangkan uang kartal sebagai alat
pembayaran yang sah. Mungkin bisa dikatakan hanya sebagai pelengkap saja. Karena
kebutuhan uang tidak seluruhnya dapat dipenuhi melalui non tunai. Apabila
perekonomian bertumbuh dengan baik yang salah satunya lewat transaksi non tunai,
maka kebutuhan uang baik kertas maupun logam akan meningkat

 Apa kelemahan dan kelebihannya. Dimana uang digital/dompet digital pertama kali
digunakan?
 Kelemahan
- Membuat kita menjadi lebih konsumtif, karena didukung oleh kemudahan dan
kepraktisan penggunaannya.
- Adanya batasan penggunaan dana perhari (limit harian)
- Layanan terbatas, karena tidak semua toko apalagi toko kecil mendukung
pembayaran dengan uang/dompet digital
 Kelebihan
- Mudah dan Praktis, bisa digunakan kapan saja, dan di mana saja
- Riwayat transaksi tercatat secara berurutan
- Adanya promo menarik, biasanya pelanggan yang melakukan pembayaran
menggunakan uang/dompet digital diberikan promo
 Uang digital pertama kali digunakan di Amerika dan ditemukan oleh David
Chaum kemudian dikembangkan pada 1995 perusahaannya DigiCash
menciptakan mata uang pertamanya dengan ecash.

 Analisis pula payung hukum dompet digital/uang digital, Bisakah uang


digital/dompet digital ini menyebabkan inflasi di Indonesia?
 Payung hitam hukum dompet/uang digital :
Pasal 1 angka 3 Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 Tahun 2018
tentang Uang Elektronik (“PBI 20/2018”) mendefinisikan Uang Elektronik
(electronic money) sebagai instrumen pembayaran yang memenuhi unsur sebagai
berikut:
- diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu kepada penerbit
- nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media server atau chip
- nilai uang elektronik yang dikelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai
perbankan
 Umumnya, inflasi dapat terjadi karena empat faktor. Keempat faktor tersebut
adalah tingginya permintaan, bertambahnya uang yang beredar, kenaikan biaya
produksi, serta adanya ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan.
Sekilas dari penjelasan tersebut, uang elektronik tak dapat disebut menjadi
penyebab inflasi secara langsung.

Meskipun demikian, ternyata maraknya e-money tetap bisa mempengaruhi


terjadinya inflasi. Terutama apabila nilai e-money tidak sama dengan uang tunai.
Itulah mengapa, Bank Indonesia terus mengatur agar nilai e-money tak lebih kecil
atau lebih besar dari uang tunai. Penambahan atau penyusutan nilai pada barang
akan memicu inflasi.

Anda mungkin juga menyukai