Anda di halaman 1dari 23

BAB III

KLASIFIKASI, MORFOLOGI LEGUMINOSA

Pendahuluan

Tanaman leguminosa digunakan sebagai hijauan makanan ternak karena


mengandung nilai nutrisi yang tinggi, dapat memperbaiki kesuburan tanah yaitu sebagai
pupuk hijau, mempunyai kemampuan menfiksasi N dari udara, mempunyai kemampuan
bersimbiosis dengan jamur mycoriza sehingga unsure P dapat tersedia, dan sebagai
tanaman penutup tanah yang dapat mencegah terjadinya erosi.

Untuk mempelajari budidaya hijauan makanan ternak perlu dipelajari


terlebih dahulu tentang klasifikasi dan morfologi leguminosa serta pengenalan jenis
leguminosa.

Dalam BAB III ini akan dipelajari tentang klasifikasi dan morfologi
leguminosa didalam dunia tumbuhan serta penjelasan subfamilia-subfamilia yang
termasuk dalam familia Leguminoseae dan morfologi leguminosa yaitu bagian-bagian
vegetatif dan bagian-bagian generatif. Selain itu dibahas pula mengenai jenis-jenis
leguminosa dengan mempelajari deskripsi, adaptasi dan kultur teknik.

Setelah mempelajari modul ini diharapkan siswa dapat menjelaskan


tentang klasifikasi dan morfologi leguminosa yaitu bagian vegetatif dan generatif serta
dapat membedakan jenis-jenis leguminosa satu dengan lainnya dan akhirnya dapat
menentukan jenis leguminosa yang akan ditanam sesuai dengan lingkungan yang ada.

Klasifikasi dan morfologi leguminosa yang dibahas adalah subfamilia-


subfamilia yang ada didalam familia Leguminoseae dan membahas mengenai morfologi
leguminosa yang dibagi menjadi bagian vegetatif seperti akar, batang, daun, dan bagian-
bagian generatif seperti bunga, polong dan biji.

Klasifikasi Leguminosa

Penerapan sistem klasifikasi pada leguminosa dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1. Klasifikasi Leguminosa

Dunia : Plantae
Divisi (phylum) : Spermatophyta
Kelas (sub-phylum) : Angiospermae
Anak Kelas (classis) : Dicotyledoneae
Bangsa (ordo) : Rosales
Suku (familia) : Leguminoseae
Marga (sub-familia) : Mimosoideae
di dalam leguminosa terdapat tiga sub-familia yaitu :
1. Mimosoideae.
Caesalpinioideae.
Papilionoideae.

Setiap sub-familia tersebut dibagi menjadi beberapa tribus dan genus. Sub-familia
yang paling banyak digunakan sebagai makanan ternak untuk daerah tropik adalah sub-
familia Papilionoideae.

1.2. Morfologi Leguminosa

Didalam morfologi leguminosa akan dipelajari bagian-bagian tanaman. Bagian-


bagian tersebut dapat dibedakan menjadi dua yaitu bagian vegetatif dan bagian generatif.

Bagian Vegetatif

Bagian vegetatif dari leguminosa adalah akar, batang dan daun.

1.2.1.1. Akar

Umumnya system perakaran pada leguminosa terdiri dari akar primer dan akar
sekunder. Akar primer dari beberapa leguminosa dapat menembus tanah sampai
kedalaman 6 – 8 m, misalnya Lucerna, akan tetapi system perakarannya ada yang hanya
disekitar permukaan tanah, misalnya Centrosema. Akar sekunder kadang-kadang
berkembang dari buku pada stolon atau rhizom yang ada dipermukaan tanah. Akar dari
leguminosa terinfeksi oleh bakteri Rhizobium yang akan berkembang dan kemudian
membentuk bintil akar (nodul) yang berfungsi untuk menfiksasi nitrogen dari udara.

Batang

Umumnya batng dari legum tegak dan bercabang, akan tetapi kadang-kadang ada
yang semi tegak (prostrate). Ada beberapa spesies leguminosa yang memanjat dan
merambat dan ada yang mempunyai stolon dan rhizom.

Dilihat dari bentuk tanaman leguminosa dibagi menjadi tiga :


1. Pohon adalah tanaman leguminosa yang berkayu dan mempunyai tinggi
lebih dari 1.5 meter.
Contoh : Leucaena leucocephala, Sesbania glandiflora, Glyricidia
sepium, Bauhinia sp.

Perdu adalah tanaman leguminosa yang berkayu dan mempunyai tinggi kurang
dari 1.5 meter.
Contoh : Desmanthus vergatus, Desmodium gyroides, Flemingia congesta,
Indigofera arrecta.

Semak adalah tanaman leguminosa yang tidak berkayu, sifat tumbuhnya


memanjat (twinning) dan merambat (trilling).
Contoh : Centrosema pubescens, Mecropthilium atropurpureum, Pueraria
phaseoloides, Calopogonium mucunoides.

1.2.1.3. Daun

Umumnya daun pada leguminosa adalah daun majemuk terdiri dari lebih satu
daun.

Tipe daun pada leguminosa adalah :


1. Tunggal (simple) yaitu hanya terdiri dari satu daun.
Contoh : Bauhinia sp.

2. Majemuk terdiri dari lebih satu daun, terdiri dari :


Majemuk sederhana, yaitu bila daun langsung berpasangan dari batang utama.
Contoh : Glyricidia sepium, Sesbania glandiflora.

Majemuk ganda, yaitu bila daun berpasangan tersusun dari cabang/ranting.


Contoh : Leucaena leucocephala, Desmanthus vergatus.

Trifoliate, yaitu terdiri dari tiga helai daun.


Contoh : Centrosema pubescens, Macroptilium atropurpureum.

Gambar tipe daun dari leguminosa dapat dilihat pada Gambar 1.1 dan Gambar
1.2. Apabila daun yang paling atas hanya terdiri dari satu daun atau jumlah daunnya
ganjil di sebut imparipinnate dan apabila daun paling atas terdiri dari sepasang daun atau
jumlah daunnya genap disebur paripinnate (Gambar 1.2). Setiap daun (leaflet) terdapat
tangkai daun yang disebut petiole, yang kemudian akan menyangga satu helai daun
(leaflet) atau lebih dari satu helai daun (Gambar 1.3). Dasar dari petiole terdapat sepasang
daun penumpu yang disebut stipule (Gambar 1.3). Bentuk dam ukuran dari stipule
bermacam-macam dan dapat digunakan sebagai penciri jenis tanaman. Ciri khas dari
famili leguminosa adanya pada pulpinus terdapat dinding sel yang membesar yang
mengelilingi jaringan pembuluh dan berfungsi mengatur pergerakan, jaringan tersebut
menyebabkan helai daun bagian atas akan menjadi tegak bila terkena sinar matahari.
Tulang daun berbentuk seperti jala. Tunas yang baru muncul disebut bud (Gambar 1.3).

Bagian Generatif

Bagian generatif dari leguminosa adalah bunga dan polong (sedpod) yang
didalamnya terdapat satu atau lebih dari satu biji.

1.2.2.1. Bunga
Tipe bunga dari leguminosa terdiri dari bulir (spike), tandan (racemes) dan bulir
seperti tandan (spike like racemes). Setiap bunga yang tersusun disanggah dengan tangkai
bunga yang disebut pedicel.
Rangkum bunga pada leguminosa terdapat kelopak bunga (calyx) tersusun oleh 5
sepal yang melekat satu dengan yang lainnya pada dasar tabung kelopak bunga dan
mahkota bunga (corolla) tersusun oleh 5 petal yang berbeda bentuk serta ukurannya.
Petal bagian atas disebut bendera bunga (standard), biasanya lebih lebar dan sangat jelas.
Dua buah petal bagian tengah disebut sayap bunga (wings), umumnya tertutup oleh
bendera bunga. Dua petal bagian bawah disebut lunas bunga (keel), biasanya berfungsi
untuk melindungi alat reproduksi yaitu stamen dan pistil. Gambar kelopak bunga dan
mahkota bunga dapat dilihat pada Gambar 1.3.

Alat reproduksi terdiri dari :


1. benang sari (stamen) merupakan alat reproduksi jantan terdiri dari :
tabgkai sari (filament) dan kepala sari (anther).
Putik (pistil) merupakan alat reproduksi betina terdir dari : putik (stigma), tangkai
putik (style) dan kantung sel telur (ovary).
Gambar alat reproduksi pada leguminosa dapat dilihat pada Gambar 1.3.

1.2.2.2. Polong dan Biji

Setelah penyerbukan maka ovary akan berkembang menjadi buah yang disebut
polong (seedpod). Polong terdiri dari satu biji atau lebih dari satu biji. Pada polong yang
terdiri dari lebih satu biji, biji tersebut dibatasi oleh suatu sekat yang disebut lumentum.
Polong yang sudah tua dan kering akan pecah menjadi dua sisi yang melintir kemudian
akan melontarkan biji disebut dehiscentpod, sedangkan polong yang bersambungan
disebut articulate pod. Bentuk dan ukuran dari polong bermacam-macam dan berguna
unutk membedakan satu jenis leguminosa dengan leguminosa yang lain. Setiap biji
leguminosa ditutupi oleh testa atau seedcoat. Pada biji terdapat tanda berbentuk oval yang
besar disebut helium dan kadang-kadang beberapa spesies mempunyai aril yang dekat
dengan helium. Gambar polong dan biji dapat dilihat pada Gambar 1.4.

RANGKUMAN

Leguminosa terdapat tiga sub-familia yaitu Mimosoideae, Caesalpinioedeae dan


Papilionideae. Bagian tanaman Leguminosa dapat dibedakan menjadi dua yaitu bagian
vegetatif dan bagian generatif. Bagian vegetatif dari leguminosa adalah akar, batang dan
daun, sedangkan bagian generatif dari leguminosa adalah bunga, polong dan biji. Sistem
perakaran leguminosa terdiri dari akar primer dan akar sekunder. Bentuk tanaman legum
dibagi menjadi tiga yaitu pohon, perdu dan semak. Tipe daun leguminosa yaitu tunggal
dan majemuk. Tipe bunga terdiri dari bulir, tandan dan bulir seperti tandan. Polong terdiri
dari satu biji atau lebih dari satu biji.
BAB IV
PENGENALAN JENIS LEGUMINOSA

Pendahuluan

Pengenalan jenis leguminosa yang akan dibahas dalam kegiatan belajar 2 yaitu
jenis-jenis leguminosa yang biasa digunakan sebagai hijauan makanan ternak adalah
leguminosa yang tumbuh menjalar yang biasanya digunakan sebagai tanaman penutup
tanah di perkebunan, leguminosa yang tumbuh tegak yang tingginya kurang dari 1.5
meter dan leguminosa yang tumbuh tegak berupa pohon yang tingginya lebih dari 1.5
meter. Dari setiap jenis leguminosa akan dibahas mengenai nama lainnya yang berbeda
dari satu daerah ke daerah lainnya, asal dari jenis leguminosa tersebut, deskripsinya yang
merupakan ciri-ciri secara morfologi, daya adaptasi terhadap lingkungan, iklim dan
tanah, serta kultur tekniknya.

2.1. Centrosema pubescens Benth

Nama lain :

Centro (Australia), Jetirana (Argentina, Brasil), Gejuko de chivo (Colombia),


Campanilla (Colombia), butterfly pea.

Asal :

Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan. Introduksi pertama kali kedaerah Asia
Selatan dan telah ditanam dengan hasil baik didaerah tropik dan sub-tropik.

Deskripsi :

Tanaman ini merupakan tanaman berumur panjang (perennial), yang tumbuh kuat
dengan cara merambat dan memanjat yang tumbuh menyebar sehingga cepat menutupi
tanah dengan tinggi antara 40 – 45 cm dalam waktu 4 – 8 bulan setelah ditanam. Tanamn
ini berdaun banyak, batangnya agak berbulu dan batangnya tidak berkayu sampai umur
18 bulan. Bentuk daun trifoliate, dengan helai daun berwarna hijau gelap berbentuk elips.
Helai daun agak berbulu khususnya dibawah permukaan daun. Stipules (tangkai daun)
panjang dan kuat. Panjang daun 1.5 – 7 cm dan lebar daun 0.6 – 4.5 cm. Bunganya besar
yang tersusun dalam tandan yang pendek. Warna bunga violet keputihan. Panjang calyx
(kelopak bunga) 6 – 10 mm. Polongnya berbentuk linear dengan panjang 4 – 17 cm dan
lebar 6 – 7 mm. Polong terdiri dari 20 biji. Apabila matang polong akan merekah dan
bijinya akan terlontar. Warna biji coklat kemerahan terdapat ornamen berwarna
keputihan. Panjang biji 4 – 5 mm dan lebar biji 3 mm serta ketebalannya 2 mm. Tanaman
ini terdapat dua kultivar yaitu Belalto dan Common. Gambar tanaman ini dapat dilihat
pada Gambar 2.1.
Adaptasi :

Tanaman ini beradaptasi daerah basah di daerah tropika atau sub-tropika dengan
curah hujan tahunan kira-kira 1 5000 mm akan tetapi lebih disukai curah hujan 1200 –
1500 mm per tahun. Tanaman ini merupakan tanaman yang tahan kekeringan karena
system perakaran yang dalam. Pada saat kekeringan akan kehilangan daunnya akan tetapi
tanaman ini masih dapat hidup, apabila pada musim kering dilakukan pengairan akan
menghasilkan produksi yang baik. Temperatur yang diperlukan 25.6 ºC, dalam musim
dingin akan rusak, membutuhkan proteksi pada bagian bawah batang. Tanaman ini dapat
tumbuh dengan ketinggian mencapai 915 meter di atas permukaan air laut. Tanaman ini
tidak begitu tahan genangan yaitu tidak lebih dari 2 bulan, akan tetapi masih lebih baik
dibandingkan siratro dan lebih baik pada Pueraria. Tanaman ini akan dapat tumbuh pada
tanah yang cikup luas dari tanah berpasir sampai tanah liat. Tumbuh baik pada tanah
alluvial dan tanah pegunungan di Fiji. Tanaman ini akan tumbuh nodul dengan kisran pH
4.9 – 5.5. Untuk mencegah keracunan Mn maka dilakukan pengapuran dan menghasilkan
peningkatan 65 % dari jumlah Nitrogen yang difiksasi. Tanaman yang baru tumbuh
pertumbuhannya lambat dibawah kondisi yang ternaungi akan tetapi tanaman yang telah
dewasa tahan naungan. Cocok ditanaman dengan rumput Panicum maximum,
Hyparrhenia rufa, Paspalum dilatatum, kadang-kadang ditanam bersama-samalegum
Calopogonium mucunoides dan Pueraria phaseoloides. Apabila ditanaman bersama-sama
dengan rumput maka rumput tersebut dipertahankan tingginya 37.5 – 45 cm. Tanaman ini
mampu menpfiksasi 100 kg N per ha pada lapisan tanah setebal 15 cm. Tanaman ini
tahan penggembalaan, akan tetapi tanaman tersebut jangan digembalakan sebelum
berumur 1 tahun. Tanaman ini tahan api bila sudah tumbuh dengan baik, dan akan
tumbuh kembali setelah dibakar melalui biji. Respon terhadap pemupukan posfor yaitu
100 – 200kg P205 per ha. System penyerbukannya sendiri dengan jumlah kromosom 2 n
= 20.

Kultur teknik :

Tanaman ini dapat diperbanyak dengan biji. Apabila ditanam dengan biji
memerlukan pengolahan lahan yang berat sehingga diperoleh tekstur tanah yang remah.
Biji dapat ditanam dengan larikan dengan ukuran 1 m x 50 cm atau dapat disebar bila
lahan yang akan ditanami cukup luas. Tanah akan tertutupi dengan baik kira-kira 4 – 6
bulan. Kedalaman tanah yang diperlukan 2.5 – 5 cm tanpa mempengaruhi
perkecambahan, dosis yang diperlukan 3.3 – 4.4 kg/ha. Unutk mematahkan dormasi
karena kulit bijinya yang keras dapat dilakukan dengan merendam kedalam air dengan
suhu 77 ºC, merendam biji dengan asam sulfur selama 7 menit, diretas, rendam dengan
glysin pada suhu 30 ºC. Produksi bahan kering dapat mencapai 12 ton/ha di Australia dari
kultivar Belalto. Produksi biji berkisar 300 – 600 kg/ha/tahun. Kandungan nutrisi dari
tanaman ini yaitu protein kasar berkisar 11 – 24 %, mengandung asam oksalat 2.22 %,
kecernaan bahan kering 53.5 %, kecernaan bahan organic 53.2 % dan kecernaan protein
kasar 62.4 %. Serat kasar berkisar 33 %.
2.2. Calopogonium mucunoides Desv

Nama lain :

Calopo (Australia), rabo de iguana (Colombia), falso oro (Brazil), kacang asu
(Indonesia).

Asal :

Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan bagian tropika. Tanaman ini tersebar
luas sebagai tanaman penutup tanah pada daerah tropik.

Deskripsi :

Suatu jenis legum yang berumur panjang yang merambat dan memanjat yang
dapat menutup tanah dengan cepat. Daunnya triofoliate (terdiri dari 3 helai daun), yang
bentuknya oval dengan panjang daun 4 – 10 cm dan lebar daun 2 – 5 cm, daunnya lebih
kecil dibandingkan dengan Pueraria phaseoloides. Kedua permukaan daun berbulu lebat
dan panjang berwarna kecoklatan. Tangkai daun kecil. Batangnya ditutupi dengan bulu
yang panjang berwarna kecoklatan, merambat dan akarnya akan keluar dari buku yang
menempel dengan tanah, bagian atas batang memanjat. Bunganya kecil berwarna biru
dengan panjang 7 – 10 mm. Polong terdiri dari 5 – 8 biji, dengan panjang 2 – 4 cm dan
lebar 3.5 – 5 mm. Biji berwarna coklat gelap atau coklat kekuningan dengan panjang 2.5
– 4 mm dan lebar 2.5 – 3 mm.

Adaptasi :

Temperatur minimum untuk pertumbuhan pada suhu 20 ºC, tidak tahan embun
beku. Dapat tumbuh baik dengan ketinggian mencapai 2 000 m diatas permukaan air laut.
Umumnya curah hujan yang dibutuhkan 1 125 mm per tahun dan lebih disukai yang lebih
tinggi. Tanaman ini mungkin akan mati pada kondisi yang kering dan akan tumbuh
kembali pada musim basah dari bijinya atau tanaman tersebut akan merontokkan daunnya
tergantung dari intensitas kekeringan. Tanaman ini sangat tahan genangan air, dapat
tumbuh baik pada kondisi ternaung dengan tanaman rumput yang tinggi. Tanaman ini
tidak tahan api , tetapi dapat tumbuh kembali dengan biji. Kemampuan berkompetisi
dengan gulma sangat baik, cepat sekali menekan gulma. Cocok ditanaman bersama-sama
Panicum, Hyparrhenia, Setaria, Brachiaria dan Melinis. Kadang-kadang juga ditanam
bersama Centro dan Puero. Tanaman ini menyerbuk sendiri dengan jumlah kromosom 2n
= 36. Gambar tanaman ini dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Kiltur teknik :

Tanaman ini dapat diperbanyak dengan menggunakan biji. Umumnya biji disebar
diatas tanah dengan kedalaman tanam 1 – 2.5 cm atau ditutupi dengan abu sisa
pembakaran. Dosis biji yang diperlukan 6 – 10 kg/ha bila biji disebar, bila biji ditanam
dengan larikan dosis yang diperlukan 3 – 6 kg/ha. Biji yang keras dapat mencapai 75 %,
untuk mematahkan dormasi akibat biji keras yaitudengan merendam biji dengan asam
sulfur selama 7 menit, dengan diretas. Tanaman ini tumbuh cepat dan 4 – 5 bulan setelah
di tanam tinggi tanaman dapat mencapai tinggi 30 – 60 cm. Tanaman ini intrval
pemotongan secara rotasi 8 – 12 minggu. Kandungan protein kasar 16.7 % dalam bahan
kering dan mengandung posfor 0.25 % dan Calsium 1 %, tidak mengandung antinutrisi.
Produksi biji mencapai 200 – 300 kg/ha.

2.3. Desmodium intortum (Mill.) Urb.

Nama lain :

Greenleaf desmodium (Australia), Pega-pega (Philipina), Kuruvine (Rhodesia),


Amor seco (Colombia).

Asal :

Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan dan telah menyebar pada daerah tropik.

Deskripsi :

Tanaman ini merupakan legum berumur panjang yang tumbuh merambat dan
memanjat, bertekstur agak kasar, mempunyai system perakaran yang panjang, batangnya
merambat berwarna coklat kemerahan, diameter 1.5 – 4 mm, panjang ruas 3 – 11 cm,
mempunyai ruas yang lebih pendek dibandingkan dengan Desmodium uncinatum dan
lebih banyak daunnya. Tipe daun trifoliate dan umumnya berwarna hijau gelap, kadang-
kadang berwarna coklat kemerahan sampai keunguan diatas permukaan, permukaan
atasnya berbulu halus. Haelai daun mempunyai panjang 2 – 7 cm, lebar 1.5 – 5.5 cm
lebih pendek serta lebih bulat dibandingkan dengan Desmodium uncinatum. Bunga
berwarna merah jambu. Polong mempunyai lekukan yang jelas pada setiap kotak biji,
panjang polong 2 – 5 cm ditutupi dengan bulu-bulu halus yang ujungnya melengkung.
Polng terdiri dari 8 – 12 biji yang berwarna coklat muda sampai hijau. System
penyerbukannya yaitu penyerbukan sendiri, jumlah kromosom 2n = 22. Gambar tanaman
ini dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Adaptasi :

Temperatur optimum yang diperlukan untuk pertumbuhan yaitu 30 ºC, tahan


terhadap embun beku akan tetapi tidak tahan embun beku akan tetapi tidak tahan embun
beku yang berat. Curah hujan yang dibutuhkan 875 mm pertahun, akan tetapi masih dapat
tumbuh dengan curah hujan sampai 3475 mm pertahun. Tanaman ini tidak tahan
kekeringan dibandingkan Stylosanthes guianensis, kadang-kadang tahan genangan air
yang ringan. Tumbuh pada tanah yang cukup luas dibandingkan dengan Desmodium
uncinatum akan tetapi tidak cukup baik tumbuh ditanah berpasir dibandingkan dengan
Stylossanthes guianensis, dapat tumbuh pada tanah ringan sampai tanah liat,
membutuhkan pH lebih tinggi dari 5, tidak tahan terhadap tanah dengan kadar garam
tinggi, dan tertekan pertumbuhannya bila tinggi kadar Chloridanya. Tanaman ini cocok
ditanam bersama-sama Paspalum commersinii, Panicum maximum, Pennisetum
purpureum, Melinis minutiflora, dan bila cukup pemupukannya dapat tumbuh bersama-
sama dengan rumput Pennisetum clandestinum, Diogitaria decumbens, juga dapat
tumbuh dengan Glysine dan siratro. Pada pertumbuhan pertamanya tidak dapat bersaing
dengan gulma, akan tetapi setelah tumbuh dengan baik dapat menekan pertumbuhan
gulma. Kemampuan tanaman menfiksasi nitrogen dari udara yaitu 300 kg/ha per tahun.
Interval pemotongan setiap 4 minggu, dengan tinggi pemotongan 3.75 cm tanaman akan
mati tetapi bila dipotong setiap 8, 12 minggu dengan tinggi pemotongan 3.75 cm dan bila
dipotong pada 7.5 – 15 cm dengan interval pemotongan setiap 4, 8, 12 minggu masih
tahan. Tanaman ini tidak tahan api, cocok disimpan dalam bentuk kering yaitu hay tau
dalam bentuk basah yaitu silase.

Kultur teknik :

Legum ini umumnya diperbanyak melalui biji dengan cara disebar atau dengan
menggunakan larikan, dengan dosis biji 1 – 2 kg/ha. Tanaman ini dapat ditanam dengan
menggunakan stolon, akan tetapi yang hanya tumbuh 30 – 40 %. Bila dengan potongan
stolon jarak tanamnya 1 x 1 m bila ditanam dibawah tanaman jagung. Hasil yang baik
diperoleh dengan jarak tanam 20 x 25 cm. Tanaman ini memerlukan cukup pupuk Posfor,
Sulfur, Na dan Mo untuk pertumbuhannya. Produksi bahan kering 19 ton/ha/tahun.
Tanaman ini merupakan sumber protein, ribovlavin, dan vitamin A untuk unggan.
Kandungan protei kasar 13.1 %, 0.34% Posfor, 1.44 % Ca, 0.34 % Mg dalam bahan
kering. Kecernaan protein daun 54.08 %, protein batang 61.88 %, bahan organic 72.44%.
Mengandung tanin 3.2 – 8.8 % pada daun, 1.5 – 3.7 % pada batang. Produksi biji 80 –
100 kg/ha.

2.4. Desmodium uncinatum (Jacq.) DC

Nama lain :

Siverleaf Desmodium (Australia), Silverleaf Spanish clover (Kenya).

Asal :

Merupakan tanaman indigenous dari Argentina, Brazil, dan Venezuela dan


sekarang telah tersebar pada daerah tropik dan sub-tropik di seluruh dunia.

Deskripsi :

Tanaman ini merupakan legum berumur panjang yang tumbuh menjalar atau
merambat. Batangnya silindris atau segi empat yang ditutupi bulu-bulu pendek yang
berwarna coklat muda. Diameter batang 2.5 – 4 mm. Tanaman ini dapat menjalar
sepanjang 5 cm. Tipe daun trifoliate (berdaun tiga), dengan daun penumpu
(stipule)berwarna coklat yang pendek, panjang tangkai daun 2 – 7 cm. Bentuk daun oval
dengan ujung runcing berwarna hijau tua dan disepanjang bagian tengah berwarna putih
keperakan. Panjang daun 3 – 6 cm dengan lebar 1.5 – 3 cm. Tipe bunga kupu-kupu
tersusun dalam tandan berwarna merah jambu sampai keunguan, satu tandan dapat berdir
dari 10 – 30 bunga, panjang bunga 1 cm. Polong mirip dengan Desmodium intortum
tetapi lebih panjang dan berwarna hijau muda terdiri dari 4 – 8 segment. Biji berwarna
coklat muda sampai hijau, bentuknya oval agak segitiga dengan panjang 3 mm dan lebar
2 mm dengan ketebalan 1 mm. System penyerbukannya adalah penyerbukan sendiri
dengan jumlah kromosom 2n = 22. Gambar tanaman ini dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Adaptasi :

Temperatur optimum yang diperlukan 30 ºC, dapat tumbuh pada ketinggian


mencapai 2400 m diatas permukaan air laut. Curah hujan yang dibutuhkan lebih dari 900
mm per tahun, bila pada tanah alluvial dengan curah hujan 3000 mm per tahun tanaman
ini tidak tahan. Tanaman ini tidak tahan kekeringan, dan agak tahan genangan air. Dapat
tumbuh pada tingkatan tanah yang luas, daritanah pasir sampai tanah liat, dan produktif
bila ditanam pada tanah podzolik, dapat tumbuh pada pH 5 dan dapat tumbuh sampai pH
7, tidak tahan terhadap kadar garam tanah yang tinggi dan agak tanah pada tanah asam.
Tanaman ini akan tumbuh jelek bila kekurangan P, Na, S dan Mo. Tanaman ini
merupakan tanaman hari pendek, cocok ditanam bersama-sama Seteria, Paspalum,
Panicum, Pennisetum clandestinum, Pennisetum purpureum, Chloris gayana, bila telah
tumbuh dengan baik dapat menekan pertumbuhan gulma. Tanaman ini dapat menfiksasi
N sebanyak 110 kg/ha/tahun, penotongan pada ketinggian 5 cm dapat menyebabkan
tanaman tersebut mati. Tanaman ini harus tumbuh dengan baik sebelum dilakukan
penggembalaan, cocok disimpan dalam bentuk hay.

Kultur teknik :

Tanaman ini dapat diperbanyak melalui biji dengan dosis 2.2 kg/ha dan kedalam
tanah tidak lebih dari 1 cm, dianjurkan melakukan inokulasi trlebih dahulu sebelum
ditanam dengan inokulant rhizobium khusus untuk Desmodium. Produksi bahan kering
4670 kg/ha/tahun. Kandungan protein kasar 15.88 % dari potongan pertama dan 18.75 %
pada potongan kedua, serat kasar 42 %, kecernaan protein kasar 54.5 %, mengandung
tanin 3.6 % pada dau. Produksi biji 330 kg/ha/tahun.

2.5. Dolichos lablab

Nama lain :

Lablab purpueus (L) Sweet, Rongai dolichos, lab lab bean (Australia), Tonga
bean (Inggris), batao (Philipina), Frijol jacinto (Colombia), Fiwi bean (Zambia), Egyton
bean dan komak.

Asal :
Tanaman ini berasal dari Afrika, Amerika Tengah dan Selatan, India Timur dan
Barat dan beberapa negara di Asia.

Deskripsi :

Tanaman ini merupakan legum berumur pendek (annual), tumbuh membentuk


tanaman yang merambat dengan daun lebar. Batang tegap, panjang hamparan dapat
mencapai 3 – 6 m, tipe daun trifoliate (tiga buah), bentuk daun oval meruncing dengan
bulu yang pendek, panjang daun 7.5 – 15 cm, tangkai daun panjang dan tipis. Rangkum
bunga tersusun dalam bentuk tandan terdiri dari banyak bunga, bunga berwarna putih
atau biru atau ungu. Polong terdiri dari 2 – 4 biji dengan panjang polong 4 – 5 cm. Warna
biji coklat pucat dengan panjang biji 1 cm dan lebar 0.7cm. system penyerbukan tanaman
ini adalah penyerbukan silang dengan jumlah kromosom 2n = 22. Tanaman ini terdapat
beberapa varietas yaitu Rongai, Highworh. Gambar ini dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Adaptasi :

Tanaman ini masih dapat tumbuh bila temperatur tidak lebih dari 29 ºC, minimum
temperatur unutk pertumbuhan kira-kira 3 ºC, dapat tumbuh pada ketinggian mencapai
2000 m diatas permukaan air laut. Curah hujan yang dibutuhkan lebih dari 750 mm/tahun
tapi kurang dari 2500 mm/tahun. Tanaman ini cukup tahan kekeringan, akan tetapi tidak
tahan genangan air. Cocok ditanam pada tanah berpasir sampai liat, akan tetapi
membutuhkan draenase yang baik, tumbuh pada kisaran pH yang luas dari 5 – 7.5.
Tanaman ini tidak tahan kadar garam yang tinggi dan akan menyebabkan daunnya
klorosis. Tanaman ini perlu dipupuk dengan 250 – 500 kg Mo superposfat dan perlu
dipupuk Na jika diperlukan, merupakan tanaman hari pendek, bila ditanam dengan
rumput yang tinggi tanaman ini dapat memanjat untuk mendapatkan cahaya. Tanaman ini
cocok ditanam bersama-sama jagung atau sorgum, tapi umumnya ditanam sendirian,
kemampuan untuk menekan gulma sangat baik bila tanaman telah tumbuh dengan baik.
Tanaman ini mampu menfiksasi nitrogen sebanyak 220 kg/ha, tidak tahan
penggembalaan berat, dan pemotongan tidak boleh lebih dari 25 cm dan akan tumbuh
kembali sehingga 4 – 5 bulan kemudian baru dapat dipanen kembali, tidak tahan terhadap
api. Tanaman ini cocok disimpan dalam bentuk hay dan silase.

Kultur teknik :

Tanaman ini tidak dapat tumbuh baik bila ditanam pada padang penggalan alam,
biasanya ditanam bersama-sama jagung, bila tanaman jagung telah tumbuh setinggi 15
cm, dan berat benih lablab yang digunakan 20 % sedangkan jagung 80 %. Bila ditanam
sendiria dosis yang digunakan 7 kg/ha bila diretas, bila disebar dosisnya 8 – 10 kg/ha.
Dipanen pertama kira-kira berumur 10 minggu setelah tanam. Produksi bahan segar dapat
mencapai 40 ton/ha. Kandungan protein kasar 11.74 %, serat kasar 37.67 %, 2 % CaO,
0.42 % P205, 0.36 % Na20, 1.69 % K2) dan 0.13 % C1. Kecernaannya 49.1 %
(kecernaan nitrogen 58.4 %, serat kasar 55.3 %. Produksi biji mencapai 1000 kg/ha.

2.6. Macroptilium atropurpureum (DC) Urb.


Nama lain :

Tanaman ini umumnya disebut siratro.

Asal :

Tanaman ini berasal dari persilangan dua jenis Macroptilium atropurpureum asli
yang berasal dari Mexico. Macroptilium atropurpureum terdapat secara alam di Amerika
Selatan dan Tengah.

Deskripsi :

Tanaman ini merupakan tanaman legum berumur panjang yang tumbuh merambat
dan memanjat dengan system perakaran yang dalam. Tipe daun trifoliate berwarna hijau
gelap dan berbulu dipermukaan bagian atas, dan pada bagian bawah permukaan daun
berbulu berwarna putih keperakan. Kedua helai daun yang dipinggir mempunyai lekukan
spesifik pada ujungnya. Pembentukan daun sangat lebat. Rangkum bunga tersusun dalam
tandan terdiri dari 6 – 12 bunga yang berwarna merah lembayung (ungu kemerahan).
Polong terdiri dari 12 – 13 biji dengan panjang polong 7.5 cm. Warna biji coklat muda
sampai hitam. System penyerbukan adalah penyerbukan sendiri dengan jumlah
kromosom 2n = 22. Gambar tanaman ini dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Adaptasi :

Temperatur optimum yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sekitar 26.5 – 30 ºC.


Dengan temperatur harian rata-rata sekitar 21 ºC. Ketinggian yang dibutuhkan mencapai
1600 m diatas permukaan air laut, curah hujan yang dibutuhkan sekitar 615 mm/tahun,
akan tetapi lebih disukai lebih dari 850 mm/tahun. Tanaman ini tahan kering karena
system perakarannya yang dalam, akan tetapi tidak tahan genangan air. Tanaman ini
dapat tumbuh pada tanah yang mempunyai pH berkisar 4 – 8, merupakan tanaman legum
terbaik dibawah kondisi tanah yang cukup mengandung kadar garam. Pada tanah
podsolik diberikan pupuk sampai 500 kg/ha Mo superposfat untuk produksi maksimum.
Pemberian pupuk tahun sekitar 125 – 200 kg superposfat dan 125 kg NaC1. Untuk
mempertahankan produksi pada tanah berpasir. Pembungan terjada pada hari pendek dan
hari panjang, akan tumbuh baik bila ternaungi akan tetapi lebih suka cahaya. Tanaman ini
cocok ditanam bersama-sama Chloris gayana, Cenchrus ciliaris, Panicum maximum,
Setaria. Tanaman ini dapat menfiksasi nitrogen sekitar 100 – 175 kg/ha/tahun, tanaman
ini tidak tahan bila dipotong dengan tinggi 3.75 cm dari permukaan tanah dapat
mempertahankan pertumbuhan kembali. Cocok disimpan dalam bentuk silase dengan
menambahkan molasses sekitar 8 % pada pemotongan pertama dan 4 % pada
pemotongan kedua, penyimpanan dalam bentuk hay agak sulit dilakukan karena daunnya
mudah rontok.

Kultur teknik :
Tanaman ini diperbanyak dengan biji dengan dosis 1 – 3 kg/ha, kedalaman tanam
berkisar 1.5 – 2.5 cm. Untuk memecahkan dormansi karena biji keras dapat dilakukan
dengan diretas, direndam asam sulfuric selama 25 menit, inokulasi dengan Rhizobium
tidak perlu dilakukan. Produksi bahan kering 11 610 kg/ha yang ditanam bersama rumput
Digitaria decumbens. Kandungan bahan kering 35 %, 16.8 % protein kasar, 33.4 % serat
kasar. Kecernaan bahan kering 50.4 %, 53.4 % kecernaan bahan organic, 67.6 %
kecernaan protein dan 50.9 % kecernaan serat kasar. Produksi biji 1000 kg/ha/tahun.

2.7. Pueraria phaseoloides (Roxb.) Benth.

Nama lain :

Puero (Australia), tropical kudzu.

Asal :

Tanaman ini berasal dari Asia Selatan, Malaysia dan Indonesia.

Deskripsi :

Tanaman ini termasuk legum berumur panjang bersifat menjalar dan memanjat
dengan system perakaran yang luas dan dalam. Diameter batang sekitar 0.6 cm dan dapat
menjalar sampai 5 – 6 m, bercabang banyak dari tiap bukunya, hamparan yang terbentuk
diatas permukaan tanah dapat mencapai tinggi 60 – 75 cm. Tipe daun trifoliate, daun
muda ditutupi oleh bulu-bulu berwarna coklat, daunnya berbentuk oval agak segitiga dan
lebar, panjang tangkai daun 5 – 10 cm yang ditutupi dengan bulu yang berwarna coklat.
Rangkum bunganya tersusun dalam tandan dengan panjang 15 – 30 cm, berwarna violet
keputihan. Polongnya panjang, silinder dan agak melengkung berwarna kehitaman
setelah masak, panjangnya sekitar 3 mm. Tanaman ini sistempenyerbukannya adalah
penyerbukan sendiri dengan jumlah kromosom 2n = 22. Gambar tanaman ini dapat
dilihat pada Gambar 2.7.

Adaptasi :

Temperatur optimum untuk pertumbuhan sekitar 15 ºC, sedangkan temperatur


minimum 12.5 ºC. Umumnya ketinggian untuk pertumbuhannya dibawah 600 m diatas
permukaan tanah, akan tetapi di Colombia dapat tumbuh mencapai ketinggian 2000 m
diatas permukaan air laut. Curah hujan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang terbaik
yaitu 2500 mm/tahun, apabila curah hujan lebih dari 2000 mm akan sulit untuk
mengontrol tanaman kakao (coklat). Tanaman ini tidak tahan kekeringan, akan tetapi
tahan terhadap genangan air. Adaptasi terhadap tanah cukup luas dari tanah berpasir
sampai tanah liat, meskipun tanaman ini tidak akan tumbuh baik bila ditanam pada tanah
liat yang berat. Tumbuh baik dengan pH 5.5, dan dapat meningkatkan pertumbuhannya
dengan pH 5.3 – 6.5, tidak tahan terhadap kadar garam yang tinggi. Tanaman ini
membutuhkan pemupukan P, Ca, Mg, K, Na, N. Tanaman ini cocok ditanam bersama
Melinis minutiflora, Panicum maksimum, Pennisetum purpureum, umumnya digunakan
sebagai tanaman penutup tanah, cukup tahan pemotongan yang sedang dan akan tumbuh
kembali dengan baik, tidak tahan api. Pertumbuhannya lambat sampai umur 3 – 4 bulan,
kemudian akan cepat tumbuh, bila sudah tumbuh dengan baik akan cepat menekan
pertumbuhan gulma dan akan memanjat ke pohon dan pagar. Tanaman ini merupakan
tanaman hari pendek dan berbunga setelah berumur 180 hari setelah ditanam, tahan
terhadap naungan sedang, dapat ditanam dibawah pohon kelapa.

Kultur teknik :

Tanaman ini dapat diperbanyak dengan menggunakan biji dan potongan stolon.
Dosis biji yang digunakan diretas 3 – 6 kg/ha tetapi bila tidak diretas 8 – 10 kg/ha dan
ditanam dengan kedalaman tanam 1.5 cm. Bila digunakan potongan stolon dengan
panjang 0.7 – 1 meter. Untuk mematahkan dormansi dilakukan dengan merendam biji
dalam larutan asam sulfuric selama 20 menit, direndam dengan air hangat 50 – 70 ºC
selama beberapa jam, direndam dalam glysirine pada 50 ºC selama satu jam. Tanaman ini
dapat dipangkas dengan ketinggian 25 cm. Produksi bahan kering 9 607 kg/ha/tahun di
Australia. Tanaman ini cocok disimpan dalam bentuk kering (hay), dapat dipotong 2 – 4
kali pertahun untuk memberikan produksi hay yang baik. Kandungan protein kasar 19.9
%, 22.59 % bahan kering. Produksi biji 330 kgha/tahun.

2.8. Stylosanthes guianensis (Aubl.) Sw.

Nama lain :

Schofield srylo, stylo (Australia, Malaysia), saca-estrepe (Brazil), alfafa del Brazil
(Colombia), tropical lucerna (Malaysia).

Asal :

Tanaman ini berasal dari Amerika latin, sekarang ini telah tersebar pada daerah
tropika.

Deskripsi :

Tanaman ini merupakan legum berumur panjang, dengan cabang yang tumbuh
keatas dan tingginya dapat mencapai 1 m dan akan menjadi lebih mendatar apabila
digembalai. Batang berbulu dan akan menjadi berkayu pada dasarnya bila bertambah
umur. Tipe daun trifoliate dengan bentuk elips, sempit dan panjang serta agak berbulu.
Panjang helai daun 15 – 55 mm, lebar 7 – 13 mm, panjang tangkai daun 6 – 15 mm.
Bunga kupu-kupu, kecil-kecil tersusun dalam tandan dan berwarna kuning. Polong
berbulu terdiri dari 1 biji berwarna coklat kekuningan dengan panjang 1.75 mm.
Terdapatempat varietas yang terkenal yaitu Schofild, Cook, Endeavour, dan Oxley.
System penyerbukan sendiri dengan jumlah kromosom 2n = 20. Ciri khas dari setiap
varietas yaitu : 1). Varietas Schofield : Tumbuh tegak, helai daun berwarna hijau gelap
berbentuk elips dengan bulu-bulu yang panjang pada permukaan bawah, panjang daun 15
– 55 mm, lebar 7 – 13 mm, mahkota bunga yaitu bagian bendera berwarna kuning muda
sedangkan bagian sayap dan lunasnya berwarna kuning tua, buah polongnya bewarna
coklat gelap panjang 2 – 3 mm. 2). Varietas Cook : Tumbuh agak rendah, batang
kemerahan berbulu halus, helai daun hijau tua sampai kebiruan, berbulu pada kedua
permukaannya, stipula berwarna merah, mahkota bunga bagian bendera berwarna orange
dengan garis lembayung, sedangkan bagian sayap dan lunas berwarna kuning, biji
berwarna kuning kecoklatan. 3). Varietas Endeavour : Tumbuh agak rendah, bercabang
sangat banyak, batang berwarna hijau terang dengan bulu-bulu yang panjang, helai daun
hijau muda, sempit, stipula berwarna hijau, mahkota bagian bendera berwarna kuning
dengan garis-garis lembayung muda, sedangkan bagian sayap dan lunas berwarna kuning.
4). Varietas Oxley : Tumbuh agak rebah, berbatang lembut, bercabang banyak dan
berbulu jarang, helai daun lebih sempit dan kecil dibandingkan varietas Schofield, bunga
berwarna kuning polong berwarna coklat muda panjang 3 mm, lebar 2 mm, biji berwarna
kuning kecoklatan. Gambar tanaman ini dapay dilihat pada Gambar 2.8.

Adaptasi :

Tanaman ini menyukai temperatur yang tinggi, dapat tumbuh aktif pada suhu 15
ºC, ketinggian yang dibutuhkan berkisar 650 – 1000 m diatas permukaan air laut, akan
tetapi di Colombia dapat tumbuh sampai 2000 m diatas permukaan air laut, curah hujan
yang diperlukan dari 900 – 4000 mm/tahun, merupakan tanaman yang tahan kekeringan,
dan tahan genangan air yang sementara, tidak dapat tumbuh bila ditanam ditanah rawa.
Dapat tumbuh baik pada tanah kasar, tetapi tidak dapat tumbuh pada tanah liat yang
berat, tahan terhadap tanah asam yang tinggi dan membentuk nodul pada pH 4.2, tidak
tahan terhadap kandungan garam dalam tanah yang tinggi. Tanaman ini perlu
ditambahkan unsure : Bo, Ca, Co, N, P, K, S, merupaka tanaman berumur pendek
memerlukan panjang hari kurang dari 12 jam untuk pembungaan, varietas Schofild tahan
naungan yang sedang, dapat tumbuh dibawah tanaman kelapa. Cocok ditanam bersama-
sama Panicum maksimum, Melinis minutiflora, Brachiaria ruziziensis, Hyparrhenia rufa,
Cholis gayana, Setaria. Bila tanaman telah tumbuh dengan baik dapat menekan
pertumbuhan gulma. Tanaman ini dapat menfiksasi N dari udara sebanyak 165
kg/ha/tahun. Tanaman ini tahan dipangkas dengan interval pemotongan 8 minggu, tinggi
pemotongan kira-kira 20 cm.

Kultur teknik :

Tanaman ini diperbanyak dengan biji, dengan dosis 0.5 – 2 kg/ha, kedalaman
tanam tidak boleh lebh dari 1.5 cm. Bila ditanam secara larikan dosisnya dapat dikurangi.
Stek yang telah tua juga sering digunakan sebagai bahan penanaman, jarak tanamnya 60
x 60 dengan jarak 2 – 3 cm. Produksi bahan kering 11 ton/ha/tahun. Tanaman ini cocok
disimpan dalam bentuk kering (hay) dan basah (silase). Kandungan protein kasar 12.1 –
18.1 %, serat kasar 21.7 – 37.7 %. Produksi biji dapat mencapai 330 kg/ha/tahun di
Australia akan tetapi rata-rata 90 – 100 kg/ha/tahun.

2.9. Albizzia falcataria (L) Fosberg


Nama lain :

Batai, Moluccan albizziz, Moluccan sau, jeungjing, sengon, falcate, vaivai, puah,
white albizzia, kayu macis, tamalini, mara, placata.

Asal :

Tanaman ini berasal dari Papua New Guinea, Irian Barat, Pulau Solomon dan
Moluccas. Sekarang telah ditanam di Philipina, Asia selatan, Fiji dan telah dilakukan
percobaan di India, Srilanka, Taiwan dan Samoa. Di Jawa Barat ditanam dikebun-kebun
bersama tanaman lain.

Deskripsi :

Merupakan salah satu tanaman yang cepat tumbuh dari legum pohon, dan
tingginya dapat mencapai 15 m bila berumur 3 tahun, 30 m bila berumur 10 m dan 44 m
dengan diameter 100 cm bila berumur 17 tahun. Batang bulat memanjang dan agak lurus
dengan cabang bebas sampai 20 m. Bila ditanam pada daerah yang terbuka maka
tajuknya akan membentuk kanopi seperti payung yang besar. Kayunya lembut dan
berwarna terang, mudah patah bila bila tertiup angin kencang. Bunga berwarna putih,
berbilang lima, mahkota berbentuk corong, benangsari banyak, kelopak bergigi sekitar 2
mm, dan mengeluarkan bau wangi. Polongnya berbentuk pita lurus tanpa tangkai dengan
panjang sekitar 6 – 12 cm dan lebar 2 cm. Tanaman ini digunakan sebagai kayu bakar
dan menghasilakan potensial kalori dari 2865 – 3357 kalori per kg, kayunya dapat
digunakan sebagai papan untuk pembuatan peti, bahan pembuat triplek, bubur kertas
(pulp), digunakan sebagai pohon peneduh untuk ternak, tanaman kakao, kopi, pisang dan
teah selain daun dari tanaman ini dapat digunakan sebagai pupuk hijau, makanan ternak.
Gambar mengenai tanaman ini dapat dilihat pada Gambar 2.9.

Adaptasi :

Temperatur yang dibutuhkan tanaman ini berkisar 22 – 29 ºC, ketinggian yang


dibutuhkan mencapai 1500 m diatas permukaan laut. Tetapi umumnya tumbuh baik
dengan ketinggian dibawah 800 m diatas permukaan air laut. Tanaman ini merupakan
tanaman yang tumbuh baik pada iklim humid tropik dengan musim kering berkisar 0 – 2
bulan. Di Philipina tanaman ini tumbuh dengan baik curah hujan tahunan 4500 mm/tahun
dan tidak ada periode kering. Tumbuh baik bila drainasenya baik, tanahnya dalam dengan
kesuburan yang tinggi dan lebih cocok pada tanah dengan kandungan garam tinggi
dibandingkan dengan tanah asam.

Kultur teknik :

Tanaman ini mudah diperbanyak dengan biji dan tanaman akan menghasilakan
biji setelah berumur 3 – 4 tahun. Untuk perkecambahan yang baik perlu dilakukan
skarifikasi dengan melakukan peretasan, atau merndam biji dengan asam sulfuric selama
12 menit yang diikuti dengan pencucian dengan air selama 15 menit, direndam dalam air
panas, atau dibungkus dengan kain basah selama 24 jam. Tanaman ini dapat menekan
pertumbuhan gulam. Di Indonesia ditanam dengan jarak jarak tanam pembatas 4 m pada
tanah asam (pH 4.2) akan menghasilakan 2 – 3 ton bahan kering pupuk hijau per ha per
tahun. Untuk menghasilkan produksi yang baik umumnya ditanam 1000 – 2000 pohan
per ha. Di tanam dengan system alley cropping memperlihatkan manfaat yang besar.
Produksi kayunya dapat mencapai 50 meterkubik/ha/tahun atau dengan rata-rata 39 meter
kubik/ha/tahun setiap perputaran 10 tahun. Kapasitas produksi tanaman ini pada
pemanenan pertama sekitar 2.93 ton bahan kering per ha dan mempunyai kecernaan dan
tingkat konsumsi yang lebih rendah bila dibandingkan dengan Gliricidia sipium dan
Calliandra calothryrsus pada domba dan kambing yaitu sekitar 39.25
dari bahan kering.

2.10. Calliandra calothyrsus Meissn

Nama lain :

Calliandra confusa Sparague Riley, Calliandra.

Asal :

Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah dan bijinya diintroduksi dari
Guetamala ke Indonesia pada tahun 1936.

Deskripsi :

Tanaman ini merupakan pohon kecil yang umumnya mencapai ketinggian 4 – 6 m


dan bila dibawah kondisi yang baik dapat mencapai 12 meter. Tipe daunnya majemuk
ganda dan daunnya berwarna hijau gelap. Batangnya berwarna coklat kehitaman dan
diameter nya mencapai 30 cm di Indonesia, umumnya dipanen ketika diameternya
berkisar 3 – 5 cm. System perakarannya dalam, akarnya pada umur 4 – 5 bulan dapat
mencapai kedalaman 1.5 m dan menyebar sejauh 2 meter dari batang. Bunganya
mengandung stamen dengan filament yang panjang berwarna merah. Bunga baru muncul
setelah tanamn berumur 4 – 6 bulan. Panjang polong 8 – 11 cm dengan lebar 12 mm
mengandung 3 – 15 biji. Biji akan matang 2 bulan setelah penyerbukan dan tidak
mempunyai masa dormansi biji, oleh karena itu dapat segera ditanam. Gambar tanaman
ini dapat dilihat pada Gambar 2.10.

Adaptasi :

Di Amerika Latin tanaman ini tumbuh mencapai ketinggian 1 800 m diatas


permukaan air laut, tetapi umumnya ditemukan pula dibawah 300 m. Di Jawa ditanam
pada ketinggian berkisar 150 – 1500 m diatas permukaan air laut, akan tetapi yang
menghasilkan petumbuhan terbaik pada 250 – 800 m. Curah hujan yang diperlukan lebih
dari 1000 mm pertahun dan tumbuh dengan baik dengan curah hujan 2000 – 4000 mm,
dapat tumbuh dengan periode musim kering 3 – 6 bulan tanpa kehilangan daunnya, akan
tetapi bila periode keringnya lebih panjang lagi daunnya akan rontok dan kemudian akan
mati. Di Indonesia tanaman ini tumbuh pada tanah andosol, vertisol, ultisol, latosol dan
regosol, tanaman ini lebih menyukai tekstur tanah yang ringan dan kondisi asam. Tanah
ini tidak tahan genangan, membutuhkan drainase yang baik dan tanaman akan mati
setelah 2 minggu karena berkurangnya oksigen yang disebabkan oleh genangan air.
Tanaman ini dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur, hal ini dimungkinkan karena
adanya asosiasi yang saling menguntungkan dari mikroba rhzobium dan mikoriza,
dengan adanya simbiosis tersebut memungkinkan kaliandra tumbuh pada tanah yang
kekurangan unsure nitrogen dan posfor.

Kultur teknik :

Tanaman ini diperbanyak dengan biji, karena tidak masa dormansi maka biji
dapat lansung ditanam. Biji ditanam pada permulaan musim hujan dan bila menggunakan
stamp yaitu tanaman yang telah ditumbuhkan di pembibitan yang telah berumur 4 – 6
bulan dengan jarak tanam 2 x 2 m atau 1 x 1 m. Tanaman ini dapat digunakan sebagai
kayu bakar, kayu, pulp, memperbaiki kesuburan tanah, tanaman peneduh, hijauan
makanan ternak, bunganya kaya akan nectar yang dapat dimanfaatkan oleh lebah untuk
menghasilkan madu. Produksi hijauan yaitu daun dan dahan yang muda
menghasilkan bahan segar 46.2 ton/ha/tahun dengan kandungan protein 22 %, kandungan
taninnya cukup tinggi yaitu 1 – 3 %, oleh karena itu daya cernanya remdah yaitu 35 – 42
%. Pemberian kepada ternak tidak ada masalah, dari hasil penelitian domba yang diberi
hijauan kaliandra sebanyak 40 – 60 % dari pakan campuran memberikan respon
pertumbuhan yang baik. Produksi kayu bila dipanen setelah tahun pertama yaitu 5 – 20
meterkubik/ha, umumnya di Jawa dipanen setelah 20 tahun atau lebih akan menghasilkan
kayu 35 – 65 meterkubik/ha/tahun. Untuk kayu bakar menghasilkan energi potensial
sebesar 4600 kcal per kg.

2.11. Gliricidia sepium (Jacq.) Steud.

Nama lain :

Gliricidia maculata (H.B.K.) Steud, mother of cacao, mata-rotan, kakauati


(Philipina), Mexican lilac, Madera negra, gamal (Indonesia), rat killer, quick stick.

Asal :

Tanaman ini berasal dari Mexico dan Amerika Tengah, tanaman ini mempunyai
fungsi yang serba guna sehingga tanaman ini banyak tersebar di dunia.

Deskripsi :

Tanaman ini merupakan legum pohon yang tumbuh tidak begitu besar, dapat
tumbuh mencapai 10 meter. Diameter batang dapat mencapai 30 cm. Tipe daunnya
majemuk sederhana terdiri dari 3 – 11 pasang daun. Panjang helai daun 2.25 – 6 cm,
berwarna hijau. Bunga kupu-kupu berwarna putih dan merah jambu. Panjang polong 22
cm dan lebar polong 1.5 cm. Pada umur satu tahun dapat mencapai 3 meter atau lebih.
Tanaman ini banyak kegunaannya antara lain : pupuk hijau tanaman pangan, kayu bakar,
kayu, hijauan makanan ternak, tetapi racun untuk beberapa binatang misalnya kuda dan
tikus, tanaman peneduh pada kopi, teah dan coklat, sebagai pagar hidup, bunganya
menghasilkan nectar yang diperlukan lebah untuk menghasilkan madu. Gambar tanaman
ini dapat dilihat pada Gambar 2.11.

Gambar 2.11. Gliricidia sepium (Jacq.) Steud.

Adaptasi :

Tanaman ini cocok untuk daerah tropika dengan temperatur yang diperlukan 22 –
30 ºC, dapat ditemukan tumbuh mencapai ketinggian berkisar 1600 m diatas permukaan
air laut di Amerika Tengah, tetapi umumnya dibawah 500 m diatas permukaan air laut.
Curah hujan yang dibutuhkan berkisar 1500 – 2300 mm pertahun atau lebih. Adaptasi
tanah yang cukup luas, dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur dan tanah asam,
tidak menyukai tanah yang kering dan lembab, bahkan tanah yang mengandung kapur
cukup tinggi.

Kultur teknik :

Tanaman ini diperbanyak dengan biji, atau dengan menggunakan stek yang
panjangnya 1 – 2 meter. Untuk memecahkan dormansi biji dilakukan perendaman di
dalam air panas, direndam dalam air semalam, ditanam pada pagi harinya. Tanaman ini
dapat ditanam dengan pola tanam system alley cropping dengan tanaman pangan jagung,
singkong, dan mentimun. Bila ditanam sebagai batas digunakan jarak 4 meter dipangkas
5 kali pertahun akan menghasilkan 100 – 200 kg N/ha. Di Costa Rica bila dimanfaatkan
sebagai pagar dapat menghasilkan 0.6 dan 13 ton/km dengan waktu pemotongan 3 dan 6
bulan dengan jarak antar tanaman 1.5 m. Produksi kayu bakar menghasilkan energi
potensial 4762 kkal/kg bahan kering, menghasilkan kayu bakar sebanyak 40
meterkubik/ha/tahun. Kandungan protei kasar berkisar 22 – 27 %, serat kasar 14 %, NDF
45 %, ADF 34 % dan daya cernanya 50 – 75 %.

2.12. Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit


Nama lain :

Leucaena, ipil-ipil (Philipina), lamtoro (Indonesia), guaje, yaje, uaxin (Amerika


latin). Leadtree.

Asal :

Tanaman ini berasal dari Mexico dan diintroduksi ke pulau Pasifik, Philipina,
Indonesia, Papua New Guinea, Malaysia dan Afrika Barat, sekarang telah berkembang di
daerah tropika.

Deskripsi :

Tanaman ini termasuk legum pohon yang mempunyai banyak varietas tergantung
dari bentuk dan besarnya. Telah diketahui lebih dari 800 varietas yang diklasifikasikan
menjadi 3 tipe yaitu: tipe common, tipe giant, tipe Peru.
Tipe Common : Tanaman pendek, tingginya mencapai 5 meter dan mulai
berbunga pada umur muda yaitu 4 – 6 bulan, tipe ini berasal dari Mexico dan telah
tersebar secara luas didaerah tropik. Bunganya tersusun dalam bonggol berwarna putih.
Tanaman ini menghasilkan biji yang banyak, produksi kayu dan hijauannya sedikit,
digunakan sebagai kayu bakar, tanaman peneduh.
Tipe Giant : Tanaman ini tinggi dapat mencapai 20 meter dengan daun yang
besar, bunganya berbunga dua kali setahun dan sedikit menghasilkan biji, berasal dari
Amerika Tengah dan Mexico, menghasilkan lebih banyak biomassa dibandingkan dengan
tipe common.
Tipe Peru : Tanaman ini merupakan tanaman yang sedang, tingginya mencapai 10
meter, dengan cabang yang banyak, menghasilkan lebih banyak hijauan untuk makanan
ternak.
System perakaran tanaman ini dalam. Tipe daun majemuk ganda bunga tersusun
didalam bongkol berwarna putih kekuningan. Tanaman ini banyak digunakan sebagai
hijauan makanan ternak, kayu bakar, kayu, timber, pupuk hijau, tanah peneduh dan
tanaman hias. Gambar tanaman ini dapat dilihat pada Gambar 2.12.

Adaptasi :

Tanaman ini hanya tumbuh pada daerah tropik dan sub-tropik, tidak tahan
terhadap embun beku. Untuk baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m diatas
permukaan tanah, tanaman dapat tumbuh di dataran tinggi tetapi kekuatannya rendah.
Tanaman ini tumbuh baik dengan curah hujan berkisar 1000 – 3000 mm/tahun, tanaman
ini tahan musim kering sampai 8 bulan, bahkan 10 bulan, tanaman ini dominan di daerah
Honolulu walaupun curah hujannya kurang dari 250 mm/tahun. Tanaman ini adaptasi
tanahnya cukup luas dari tanah berbatu sampai tanah liat yang berat. Tahan terhadap
kadar garam yang tinggi, tumbuh baik pada tanah yang netaral atau tanah basah yaitu
dengan pH terbaik 6 – 7.7. Banyak didaerah tropik tahan terhadap tanah asam akan tetapi
kekurangan unsure P, Ca, Mg, S, Mo, dan Zn, bila tumbuh pada tanah asam dengan pH
dibawah 5.5 perakarannya akan tumbuh lambat. Agr pertumbuhannya baik perlu
dilakukan pengontrolan terhadap gulma.

Kultur teknik :

Tanaman ini dapat diperbanyak dengan menggunakan biji, dosisnya 4 – 6 kg/ha.


Untuk mematahkan dormansi dilakukan merendam biji didalam air panas 80 ºC selama 2
– 3 menit atau diretas. Pemangkasan pertama dapat dilakukan 6 – 9 bulan setelah
penanaman, dan dapat diulang 4 bulan sekali. Produksi bahan kering 6 – 18 ton atau
bahan segar 20 – 80 ton/ha/tahun. Tipe Giant menghasilkan hijauan dengan interval
pemotongan 8 – 12 minggu, tipe Peru lebih produktif menghasilkan hijauan dengan
interval pemotongan 4 – 6 minggu. Kandungan protein hijauan 25 – 30 %, kecernaannya
70 %. Untuk produksi hijauan yang baik dapat ditanam dengan kepadatan tanamnya 75
cm. Lamtoro mengandung mimosine 3 – 5 % dari bahan kering yang dapat menyebabkan
kerontokan bulu dan mempengaruhi fetus pada ternak nonruminan. Produksi kayu 40 –
50 meter-kubik/ha/tahun.

2.13. Sesbania grandiflora (L.) Pers

Nama lain :

Agati grandiflora, agati, bacule, katurai (Philipina), August flower (Guyana),


West Indian pea tree, turi (Malaysia, Indonesia), chogache (India).

Asal :

Tanaman ini berasal dari negara Asia seperti India, Malaysia, Indonesia, dan
Philipina. Tanaman ini telah tersebar secara luas di Florida, India Barat, Mexico,
Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Deskripsi :

Tanaman ini termasuk legum pohon yang berumur panjang, dapat mencapai 20
tahun atau lebih, tingginya dapat mencapai 4.3 – 5.5 m bila berumur 1 tahun dan 8 meter
dengan diameter batng 10 cm bila berumur 3 tahun dan maksimal tingginya mencapai 10
meter dengan diameter batang berkisar 30 cm. Kayunya berwarna putih dan lembut. Tipe
daun majemuk sederhana. Bunga kupu-kupu berwarna putih dan merah anggur dengan
panjang bunga berkisar 10 cm. Polong berbentuk silinder dengan panjang polong 60 cm
terdiri dari 50 biji. Tanaman ini berfungsi sebagai pakan ternak, kayu bakar, pulp,
makanan dan pupuk hijau. Gambar tanaman ini dapat dilihat pada Gambar 2.13.

Adaptasi :
Tanaman ini hanya cocok pada daerah tropika, tanaman ini sensitive terhadap
embun beku. Tumbuh pada ketinggian mencapai 800 m diatas permukaan air laut.
Tumbuh baik dengan curah hujan tahunan lebih dari 1000 mm dan hanya beberapa bulan
periode kering. Tumbuh pada daerah yang beririgasi intensif dan tanah tergenang air.
Tanaman ini tumbuh berlimpah pda dari semiarid yaitu pulau Timor di Indonesia.
Adaptasi terhadap tanah cukup luas bahkan pada tanah yang miskin. Tanaman ini tidak
tahan angin sehingga batangnya mudah patah, pertumbuhan kembali lambat.

Kultur teknik :

Tanaman ini dapat diperbanyak dengan biji dan batang, memerlukan


pemeliharaan yang baik dan dapat siap ditanam pada skala yang luas dengan stump atau
dengan menyebar biji. Produksi bahan segar 55 ton/ha/tahun. Produksi kayu 20 – 25 /ha.
Pemberian pada sapi umumnya 1.8 kg segar/hari. Terdapat antinursi yaitu conavaninie
dan saponin. Biji turi akan kehilangan viabilitasnya bila disimpan lebih dari 2 tahun.

Gambar 2.13. Sesbania grandiflora (L.) Pers

RANGKUMAN

Jenis-jenis leguminosa dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu jenis leguminosa


yang tumbuh menjalar dan merambat yang digunakan sebagai penutup tanah
diperkebunan merupakan legum semak, misalnya : Centrosema pubescens,
Calopogonium mucunoides, Desmodium intortum, Desmodium uncinatum, Dolichos
lablab, Macroptilium atropurpureum, Pueraria phaseoloides. Jenis leguminosa yang
tumbuh tegak tetapi batangnya tidak berkayu dan mempunyai tinggi kurang dari 1.5
meter, misalnya : Stylosanthes guyanensis. Jenis leguminosa yang tumbuh tegak berupa
pohon, misalnya :
Albizzia alcataria, Caliandra calothyrsus, Glirisidia sepium, Leucaena
eucocephala, Sesbania grandiflora. Jenis leguminosa dapat dibedakan dengan melihat
deskripsinya. Jenis leguminosa berbeda dalam adaptasi terhadap iklim, tanah dan
lingkungannya. Leguminosa banyak mempunyai kegunaan yaitu menyuburkan tanah
karena mampu menfiksasi N udara dan bersimbiosis dengan mycoriza, sebagai penutup
tanah sehingga mencegah terjadi erosi, hijauan makanan ternak, kayu bakar, kayu, bahan
baku kertas dan pagar hidup.

Daftar Pustaka

Bogdan, A.V. 1977. Tropical Pasture and Fodder Plants (Grasses and Legumes).
Longman Inc. New York

Crowder, L.V. dan Chheda, H.R. 1982. Tropical Grassland Husbandry. Longman
Inc. New York

Evans, D.O and Peter P. Rotar. 1987. Sesbania in Agricultural, Westview Press.
Boulder and London.

National Researh Council Staff. 1980. Firewood Crops : Shrub and Tree Spicies
for Energy Production. National Academy Press, Washington D.C.

National Researh Council Staff. 1983. Calliandra : A Versatile Small Tree for the
Humid Tropics. National Academy Press, Washington D.C.

National Researh Council Staff. 1984. Leucaena : Promosing Forage and Tree
Crop for the Tropics. National Academy Press, Washington D.C.

Skerman, P.J. 1977. Tropical Forage Legumes. Food Agriculture Organization of


the United Nations. Rome.

Whiteman, P.C.< L.R. Humphreys, N.H. Monteeith, E.H. Hoult, P.M. Brynt, dan
J.E. Slater. 1974. A Course Manual in Tropical Pasture Science. Australian Vice
Chancellors Committee. Watson Ferguson and Co. Brisbane.

Anda mungkin juga menyukai