Anda di halaman 1dari 8

Vol.

5 No 1, Pebruari 2021
ISSN: 2613-9553

PENGARUH TEKNIK KLARIFIKASI NILAI (TKN) TERHADAP


KECERDASAN SOSIAL DAN HASIL BELAJAR SISWA TEMA
PERISTIWA DALAM KEHIDUPAN KELAS V SD NEGERI GUGUS
LETDA MADE PUTRA KECAMATAN DENPASAR UTARA
TAHUN 2019/2020

N.P. Yuniari1, I.W. Lasmawan2, I.B.P. Arnyana3


123
Program Studi Pendidikan Dasar
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: yuniari@pasca.undiksha.ac.id1, wayan.lasmawan@undiksha.ac.id2,


putu.arnyana@undiksha.ac.id3

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh implementasi teknik klarifikasi nilai (TKN)
dalam pembelajaran PKn baik secara simultan dan terpisah terhadap kecerdasan dan hasil belajar
peserta didik kelas V sekolah dasar (SD) Gugus Letda Made Putra. Populasi penelitian ini adalah
seluruh peserta didik kelas V SD di Gugus Letda Made Putra Denpasar Utara Tahun ajaran
2019/2020 yang terdiri dari 409 siswa. Dari jumlah itu, dipilih 120 siswa dengan teknik sampel acak.
Data kecerdasan sosial dikumpulkan dengan kuesioner skala Likert dan data hasil belajar
dikumpulkan dengan tes isian singkat. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan formula
MANAVA pada taraf kesalahan 5% dengan bantuan SPSS. Hasil analisis menunjukan bahwa 1)
terdapat pengaruh signifikan Teknik Klarifikasi Nilai (TKN) terhadap kecerdasan sosial dengan
probabilitas sebesar 0,00, 2) terdapat pengaruh signifikan Teknik Klarifikasi Nilai (TKN) terhadap hasil
belajar dengan probabilitas sebesar 0,00 dan 3) terdapat pengaruh signifikan Teknik Klarifikasi Nilai
(TKN) terhadap kecerdasan sosial dan hasil belajar secara simultan dengan nilai probabilitas sebesar
0,00. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa TKN secara simultan dan terpisah berpengaruh terhadap
kecerdasan dan hasil belajar siswa. Temuan ini berimplikasi pada penerapan teknik klarifikasi nilai
dalam pelajaran PKn sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan kecerdasan sosial dan hasil
belajar siswa khususnya pada tema “peristiwa dalam kehidupan’. Saran penelitian ini adalah perlunya
evaluasi materi pelajaran PKn yang dapat dibelajarkan dengan teknik klarifikasi nilai dan guru harus
demokratis ketika siswa memilih karakter yang disukai.
Kata Kunci : Hasil Belajar; Kecerdasan Sosial; TKN

Abstract
This research aims at knowing the effect of clarification value technique (CVT) on social
quotients and result of learning of fifth grade students in Letda Made Putra group North Denpasar Sub-
District. The population of this research was the fifth grade students in Letda Made Putra group in the
academic year 2019/2020 consisting of 409 students. Through random sampling, 120 students were
selected to be samples. The data of social quotients were collected by using questionnaire with Likert
scale data of learning result were collected by short essay test. The collected data were analyzed
staitistically by using MANOVA with signifecance level of 5% by using SPSS. The results of this
research are : 1) there is a significant effect of CVT on students’ social quotients with probability value
of 0.00, 2) there is a significant effect of CVT on students’ learning result with probability value of 0.00
and 3) there is a significant effect of CVT on students’ social quotients and learning result
simultanously with probability value of 0.00. From these results, it can be concluded that CVT affects
significantly on students’ social quotients and learning result simultanously and separately. These
results imply on the implementation of CVT in Civics Lesson as a way to improve students’ social
quotients and learning result. This research suggests that 1) there is a need for evaluation of civics

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 23


Vol.5 No 1, Pebruari 2021
ISSN: 2613-9553

materials which can be taught by using CVT and 2) the teachers should be democratic when the
students select the persons with their characteristics.

Keywords : Result Of Learning; Social quotients; CVT

PENDAHULUAN bermasyarakat dan berbangsa maupun


Salah satu tujuan pendidikan bernegara, 3) maju kearah yang lebih
nasional adalah membentuk karakter positif dan demokratis demi mewujudkan
peserta didik agar berbudi pekerti luhur. individu yang berdasar pada nilai-nilai
Siswa tidak hanya diharapkan mampu pendidikan karakter yang terdapat di
memiliki kemampuan akademis yang masyarakat supaya dapat hidup rukun dan
mumpuni, tetapi juga sikap, etika dan berdampingan sebagai upaya menjaga
moral yang mampu melengkapi NKRI dan 4) memiliki hubungan yang baik
kemampuan akademik. Dengan demikian dengan bangsa lain dan berpartisipasi
maka terbuntuklah manusia yang utuh. dalam menjaga ketertiban dunia secara
Penanaman karakter bangsa juga langsung melalui teknologi informasi di era
mendapatkan perhatian khusus pada globalisasi saat ini.
Kurikulum 2013. Pengembangan karakter Mata pelajaran PKn diberikan
siswa ditulis secara tersurat pada kepada siswa sejak tingkat sekolah dasar.
kompetensi inti mata pelajaran. Selain itu, Hakekat PKn di Sekolah Dasar adalah
mata pelajaran yang memfokuskan pada sebagai program pendidikan
pendidikan karakter menjadi 3, yaitu: PKn, yang berdasarkan nilai-nilai pancasila
agama dan budi pekerti. Hal ini untuk mengembangkan dan melestarikan
merupakan upaya nyata bagaimana nilai luhur dan moral yang berakar pada
pemerintah membangun karakter generasi budaya bangsa yang diharapkan menjadi
muda yang berbudi pekerti luhur dan tentu jati diri yang diwujudkan dalam bentuk
siap bersaing di masa yang akan datang. perilaku dalam kehidupan sehari hari.
Pada hakikat pendidikan Pelajaran yang dalam pembentukan diri
kewarganegaraan merupakan sebuah yang beragam dari segi agama, sosial,
metode pendidikan yang bersumber pada budaya, bahasa, usia, dan suku bangsa
nilai nilai Pancasila sebagai kepribadian memfokuskan pada pembentukan warga
bangsa demi meningkatkan serta negara yang memahami dan mampu
melestarikan keluhuran moral dan perilaku melaksanakan hak-hak dan kewajibannya
masyarakat yang bersumber pada budaya untuk menjadi warga negara Indonesia
bangsa yang ada sejak dahulu kala. yang cerdas, terampil, dan berkarakter
Dalam Kurikulum 2013, mata pelajaran seperti yang diamanatkan oleh pancasila
pendidikan kewarganegaraan (PKn) dan UUD 1945.
terintegrasi pada mata pelajaran tematik. Secara operasional pelajaran PKn
Melalui mata pelajaran ini diharapkan disekolah dasar diarahkan pada proses
generasi Bangsa Indonesia dapat pendidikan yang terpadu utuh,yang juga
mencerminkan jati dirinya yang terwujud disebut sebagai bentuk confluent educatin,
dalam berbagai tingkah laku di dalam tuntutan pedagogis ini memerlukan
kehidupan keseharian masyarakat. persiapan mental,professionalitas,sosial
Menurut Depdiknas (2006:49), guru-murid yang kohesif Guru siap
pendidikan kewarganegaraan memiliki memberi contoh dan menjadi contoh
beberapa tujuan sebagai sebuah sesuai dengan postulat bahwa nilai tidak
pembelajaran, yaitu: memiliki pemikiran bisa diajarkan ataupun ditangkap. Untuk
yang kritis dan kreatif serta rasional dalam itu, pembelajaran PKn harus lebih
menghadapi adanya isu diarahkan pada kondisi belajar secara
Kewarganegaraan, 2) ikut serta dengan praktis dalam memahami nilai-nilai.
cerdas dan bijak juga bertanggung jawab, Dalam pelajaran PKn di sekolah
dalam bertindak secara sadar dalam dasar yang sesuai dengan Kurikulum
setiap kegiatan, baik dalam 2013, ada bererapa topik yang menjadi
fokus pelajaran PKn, satu diantaranya

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 24


Vol.5 No 1, Pebruari 2021
ISSN: 2613-9553

adalah kecerdasan sosial. Kecerdasan Dauh Puri dan SD N 1 Tonja, masih


sosial penting dimiliki siswa mengingat ditemukan kasus berupa penyimpangan
merekahidup di lingkungan masyarakat terhadap kecerdasan sosial dan sikap
yang multikultur. Untuk itu, diperlukan multikultural. Masih ada siswa yang
kecerdasan untuk memahami semua melakukan kekerasan yang menjurus
fenomena yang terjadi di masyarakat agar pada bully pada temannya. Perilaku ini
bisa tetap hidup rukun dan damai dalam masih sering terjadi khususnya dilakukan
kehidupan masyarakat yang multikultur. oleh siswa yang memiliki tubuh besar dan
Kecerdasan Sosial adalah ukuran kelompok. selain itu,masih juga ditemui
kemampuan diri seseorang dalam siswa yang melakukankekerasan secara
pergaulan di masyarakat dan kemampuan verbal dan hinaan kepada temannya. Di
berinteraksi sosial dengan orang-orang di samping itu, ada juga siswa yang
sekeliling atau sekitarnya (Goleman, membentuk kelompok tertentu yang
2006). Sementara itu, menurut Prawira umunya dari satu daerah/tempat asal.
(2012) kecerdasan sosial adalah Mereka cenderungkurang akrab dan
kemampuan individu untuk menghadapi deskriminatif terhadap teman lain yang
dan mereaksi situasi sosial atau hidup di dari luar daerahnya dan berbeda secara
masyarakat. Kecerdasan sosial bukan ekonomi dan suku.
emosi seseorang terhadap orang lain, Untuk mengetahui faktor penyebab
melainkan kemampuan seseorang untuk hal ini terjadi dilakukan pengamatan lebih
mengerti kepada orang lain, dapat berbuat lanjut khususnya pada pola pengajaran di
sesuatu dengan tuntutan masyarakat. kelas. Hasil pengamatan menunjukan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran didominasi oleh
bahwa kerdasan sosial adalah kecerdasan metode ceramah. Di sini siswa hanya
sosial adalah kemampuan seseorang menghapal setiap materi PKn tanpa
dalam memahami dan merespon adanya pemahaman yang baik tentang
perasaan dan suasana hati orang lain materi tersebut khususnya yang
dalam lingkungan sosialnya dengan berhubngan dengan nilai. Akibatnya,
demikian akan terjalin komunikasi yang siswa kurang paham tentang perilaku
positif dan dapat diterima oleh yang telah mereka perbuat cenderung
lingkungannya. Mampu hidup harmonis merugikan orang lain. Jika ini dibiarkan
dalam masyarakat sosial dan diterima di terus maka ke depan keharmonisan dalam
lingkunganya merupakan hal yang harus masyarakat cenderung sulit terlaksana.
bisa dilakukan oleh semua manusia. Untuk itu,perlu dilakukan usaha inovatif
Dengan kecerdasan sosial yang baik yang sebagai solusinya.
dimiliki anggota masyarakat maka akan Akibat penerapan model
terbentukmasyarakat yang hidup saling pembelajaran ceramah ini, hasil belajar
menghargai dan menhormati. siswa juga rendah. Berdasarkan hasil
Mengacu pada pemaparan tentang buku siswa, rata-rata nilai ulangan harian I
kecerdasan sosail dapat disimpulkan tematik siswa hanya 60,35. Hasil ini jauh
bahwa kecerdasan sangat berperan dalam lebih rendah daripada KKM yang
kehidupan siswa. keduanya mengarahkan ditetapkan sebesar 75. Para siswa juga
siswa untuk dapat hidup rukun dan kesulitan menjawab soal-soal yang
harmonis dengan orang lain dalam sifatnya pemahaman atau analisis.
lingkungan masyarakat yang multikultur. Mereka cenderung hanya bisa menjawab
Kecerdasan sosial dapat memfasilitasi soal hapalan.
siswa memahami perasaan orang lain dan Melihat urgensi permasalahan yang
skipa multikultur dapat menumbuhkan dipaparkan maka dilakukan eksperimen
sikap toleransi yang tinggi dalam terhadap teknik pembelajaran klarifikasi
pergaulan. nilai (TKN) pada mata pelajaran PKn.
Namun pada kenyataannya, kedua Menurut Muhtadi (2007), Teknik klarifikasi
hal tersebut masih jauh dari harapan. nilai merupakan suatu teknik dalam
Berdasarkan hasil pengamatan yang pendidikan nilai sehingga peserta didik
dilakukan pada siswa kelas V di SD N 23 dilatih untuk menemukan,memilih,

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 25


Vol.5 No 1, Pebruari 2021
ISSN: 2613-9553

menganalisis, membantu siswa dalam harmonis di tengah masyarakat. Dengan


memecahkan masalah sertamemutuskan demikian, mereka lebih paham dan
dan mengembil sikapsendiri mengenai tertanam pada diri mereka kecerdasan
nilai-nilai hidup yangingin sosail dan sikap multikultur yang baik.
diperjuangkannya. Klarifikasi nilai Berdasarkan uraian tersebut, maka
menekankan bagaimana sebenarnya dapat dirumuskan beberapa
seseorang membangun nilai yang menurut permasalahan sebagai berikut.
anggapannya baik, sehingga pada 1. Apakah terdapat pengaruh Teknik
gilirannya nilai-nilai tersebut akan Klarifikasi Nilai (TKN) terhadap
mewarnai perilakunya dalam menjalankan kecerdasan sosial siswa?
kehidupan sehari-haridalam lingkungan 2. Apakah terdapat pengaruh Teknik
masyarakat (Andriyani, 2015). Klarifikasi Nilai (TKN) terhadap
Teknik klarifikasi nilai hasil belajar siswa?
memungkinkan siswa untuk memhami 3. Apakah terdapat pengaruh secara
dengan baik nilai-nilai moral yang sedang simultan Teknik Klarifikasi Nilai
mereka pelajarai. Hal ini karena siswa (TKN) terhadap kecerdasan sosial
terlibat aktif dalam membangun dan hasil belajar siswa?
pemahamannya tentang suatu nilai dan Berdasarkan rumusan masalah
bagaimana nilai-nilai tersebut dapat penelitian di atas, secara rinci tujuan
diterapkan dalam masyarakat. Siswa penelitian ini sebagai berikut.
mulai dengan menentukan nilai yang 1. Untuk mengetahui pengaruh
meraka anggap baikyang selanjutnya Teknik Klarifikasi Nilai (TKN)
dibawa dalam konteks atau kasus dalam terhadap kecerdasan sosial
kehidupan masyarakat. Pada saat itulah siswa.
siswa belajar memahami layak tidaknya 2. Untuk mengetahui pengaruh
nilai-nilai tersebut mereka pertahankan Teknik Klarifikasi Nilai (TKN)
dan terapkan dalam kehidupan sehari- terhadap hasil belajar siswa.
hari. Hal inilah yang membentuk 3. Untuk mengetahui pengaruh
pemahaman siswa yang utuh tentang secara simultan Teknik
suatu nilai. Klarifikasi Nilai (TKN) terhadap
Hasil penelitian dari Wiweka, kecerdasan sosial dan hasil
Lasmawan dan Marhaeni (2014) belajar siswa.
menemukan bahwa baik secara terpisah
maupun secara simultan sikap sosial dan METODE
hasil belajar PKn antara siswa yang Penelitian ini adalah penelitian
mengikuti pembelajaran TKN melalui eksperimen yang menggunakan
bermain peran secara signifikan lebih baik rancangan posttest only control group
daripada siswa yang mengikuti design. Ini berarti adanya perlakuan yang
pembelajaran konvensional. Hal ini dapat diberikan dan di akhir perlakuan diadakan
terwujud karena teknik klarifikasi nilai tes akhir.
(TKN) melalui bermain peran menekankan Populasi adalah sejumlah kasus
pentingnya interaksi sosial antar siswa yang memenuhi seperangkat kriteria
terjadinya kerjasama untuk memecahkan tertentu yang ditentukan peneliti. Kasus-
masalah dan komunikasi dalam bermain kasus bisa berbentuk peristiwa-peristiwa,
peran sehingga timbulnya pembelajaran manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan
PKn yang menyenangkan dan bermakna. sebagainya (Dantes, 2012). Populasi
Jika dihubungkan dengan dalam penelitian ini adalah seluruh
kecerdasan sosial dan hasil belajar maka peserta didik kelas V SD di Letda Made
teknik klarifikasi nilai memfasilitasi siswa Putra Kecamatan Denpasar Utara Tahun
memahami nilai-nilai yang ada pada ajaran 2019/2020 yang terdiri dari 409
dirinya dan mengkonstruksi pengetahuan. siswa. Pengambilan sampel dalam
Siswa dapat dengan baik bagaimana penelitian ini menerapkan teknik sampel
seharusnya berbuat dalam masyarakat acak kelompok karena kelas-kelas sudah
multikultur dan bagimana bisa hidup terbentuk (Sugiyono, 2010).

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 26


Vol.5 No 1, Pebruari 2021
ISSN: 2613-9553

Variabel yang diteliti dalam siswa harus aktif mencari materi


penelitian ini meliputi variabel bebas pembelajaran dengan teman
(independent variable) dan variabel terikat kelompoknya. Dengan aktif mencari tahu
(dependent variable). Variabel bebas (X) sendiri tentu siswa akan lebih ingat dan
yaitu variabel yang mempengaruhi paham. Ini akan membuat hasil belajar
variabel terikat. Sedangkan variabel terikat siswa menjadi baik.
(Y) adalah variabel yang dipengaruhi Tahap selanjutnya adalah memilih
akibat adanya variabel bebas. Dalam karakter atau tokoh sesuai dengan materi.
penelitian ini variabel bebas adalah teknik Siswa harus dapat memberikan alasan
pembelajaran (TKN dan konvensional). mengapa memilih tokoh tersebut,
Sebagai variabel terikat adalah kesamaan karakternya dengan siswa
kecerdasan sosial (Y1) dan hasil belajar sendiri dan mencari tahu nilai-nilai yang
(Y2). terkandung dalam peristiwa tersebut.
Data kecerdasan sosial dikumpulkan Pada fase inilah siswa diarahkan berpikir
dengan kuesioner skala Likert dan data kritis dan produktif. Siswa harus bisa
hasil belajar dikumpulkan dengan tes berargumen atau menghasilkan argumen
uraian singkat. Data yang diperoleh tentang keunggulan karakter atau nilai
dianalisis secara statistik dengan formula yang dimiliki oleh tokoh dan dirinya. Ini
MANOVA pada taraf kesalahan 5% membuat siswa menyadari eksistensi
dengan bantuan SPSS dirinya. Pada tahap ini guru harus
memberikan kebebasan pada siswa untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN memilih tokoh. Tidak boleh ada kesan
Berdasarkan pengujian hipotesis negatif terhadap pilihan siswa.
diperoleh bahwa 1) terdapat pengaruh Tahap selanjutnya, siswa dengan
signifikan Teknik Klarifikasi Nilai (TKN) karakter yang dimiliki berada pada suatu
terhadap kecerdasan sosial dan hasil peristiwa. Pada tahap ini siswa diarahkan
belajar secara simultan dengan nilai berpikir reflektif apakah karakter yang dia
probabilitas sebesar 0,000, 2) terdapat miliki membawa kebaikan atau tidak bagi
pengaruh signifikan Teknik Klarifikasi Nilai orang banyak. Di sinilah siswa akan
(TKN) terhadap kecerdasan sosial dengan belajar dan mengerti apakah nilai atau
probabilitas sebesar 0,000 dan 3) terdapat karakternya dapat berguna apa tidak.
pengaruh signifikan Teknik Klarifikasi Nilai Kalau berguna tentu akan mereka
(TKN) terhadap hasil belajar dengan pertahankan, jika tidak tentu mereka harus
probabilitas sebesar 0,000. Niilai rata-rata memikirkan karakternya dan bisa
kecerdasan sosial dan hasil belajar siswa merubahnya menjadi karakter yang lebih
yang diberikan perlakuan Teknik Klarifikasi baik. Dari sinilah siswa diarahkan cerdas
Nilai lebih tinggi dibandingkan dengan secara sosial.
yang diberikan teknik konvensional.Dari Proses pembelajaran TKN seperti
hasil ini dapat disimpulkan bahwa TKN yang diuraikan mampu memberikan
secara simultan dan terpisah berpengaruh pengaruh yang positif terhadap hasil
terhadap kecerdasan dan hasil belajar belajar dan kecerdasan sosial siswa. Hal
siswa. ini karena siswa dilibatkan secara aktif
Dalam pelaksanaan pembelajaran dalam proses pembelajaran. Siswa
TKN, siswa dilibatkan secara aktif. Pada mencari materi pembejaran yang
awal pembelajaran, siswa diberikan tujuan ditugaskan baik secara individu dan
pembelajaran agar menjadi fokus. kelompok. siswa yang terlibat aktif tentu
Selanjutnya, guru menyajikan materi memiliki pemahaman yang lebih kuat dan
pelajaran secara umum, contohnya mendalam. Selain itu, pemberian siswa
“peristiwa Rengasdengklok”. Siswa memilih karakter secara bebas kemudian
kemudian diminta untuk mengeksplorasi membuat refleksi dari karakternya pada
lebih mendalam materi pembelajaran satu kondisi tentu akan membuat siswa
dengan mencari tahu jalan peristiwa, lebih memahami karakter yang seprti apa
situasi, nama-nama tokoh yang terlibat yang harus mereka miliki agar berguna
dan perannya masing-masing. Di sinilah dalam kehidupan sehari-hari atau di

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 27


Vol.5 No 1, Pebruari 2021
ISSN: 2613-9553

masyarakat. Inilah yang membuat siswa menyatakan teknik klanfikasi nilai


bisa memiliki kecerdasan sosial yang baik. membantu peserta didik dalam mencari
Hal ini tentu berbeda dengan dan menentukan suatu nilai yang
pembelajaran konvensional. Pembelajaran dianggap benar/ baik dalam menghadapi
lebih menekankan pada transfer suatu persoalan melalui proses
pengetahuan. Guru yang lebih banyak menganalisis yang sudah ada dan
aktif mengisi pengetahuan siswa dengan tertanam. Siswa diarahkan untuk
kegiatan ceramah. Hal ini membuat memahami suatu karakter yang baik dan
pengetahuan siswa hanya berupa berguna bagi kehidupannya sehari-hari.
hapalan. Dengan hapalan, siswa tentu Untuk itu, siswa harus terlibat aktif dalam
akan lebih cepat lupa dan kurang proses pembelajaran yang umumnya
memahami materi pembelajaran. mencari tahu, menganalisis dan
tentunya, hal-hal seperti ini kurang menyimpulkan.
memilikipengaruh yang baik terhadap hasil Hal senada dinyatakan oleh
belajar siswa dan kecerdasan sosial Adisusilo (2013). Melalui pembelajaran
siswa. dengan TKN peserta didik dilatih untuk
Hasil penelitian ini sejalan dengan menemukan, memilih, menganalisa
penelitian yang dilakukan oleh Utami memutuskan, mengambil sikap sendiri
(2017). Hasil penelitian menunjukkan terhadap nilai-nilai hidup yang ingin
teknik klarifikasi nilai berbantuan foklor diperjuangkannya. Dengan demikian, TKN
dapat membentuk karakter ke-Indonesia- dapat (1) membantu peserta didik untuk
an peserta didik. Dengan folklor, peserta menyadari dan mengidentifikasi nilai-nilai
didik dapat belajar tentang nilai-nilai mereka serta nilai-nilai orang lain, (2)
karakter dalam setiap ceritanya. Siswa membantu peserta didik agar mampu
dapat memahami karakter dan bagaimana berkomunikasi secara terbuka dan jujur
mengimplementasikannya. Hasilpenelitian dengan orang lain, berkaitan dengan nilai-
ini juga sejalan dengan penelitian yang nilai yang dia yakini, dan (3) membantu
dilakukan oleh Wibowo (2017). Hasil peserta didik agar mampu menggunakan
penelitian menyimpulkan terdapat akal budi dan kesadaran emosional yang
perbedaan secara signifikan terhadap dimiliki untuk memahami perasaan, nilai-
karakter siswa yang meliputi tanggung nilai dan pola tingkah lakunya sendiri.
jawab, kemandirian dan empati antara Berdasarkan hasil analisis data
siswa yang diberikan perlakuan TKN muncul dua implikasi pada penelitian ini.
dengan teknik konvensional. Pertama, pembelajaran tematik
Sejalan dengan ini, hasil penelitian kompetendi dasar PKn khususnya tema
Rochani (2017) juga menunjukan “Peristiwa dalam Kehidupan” hendaknya
pengaruh positif TKN terhadap karakter menggunakan Teknik Klarifikasi Nilai.
siswa. Hal ini karena TKN Penelitian ini telah membuktikan bahwa
mengedepankan keterbukaan peserta teknik ini memiliki pengaruh yang baik
didik dalam memberikan pilihan- pilihan terhadap kecerdasan sosial dan hasil
peserta didik serta analsis peserta didik belajar siswa kelas V. Langkah-langkah
terhadap nilai-nilai dalam masyarakat. pembelajaran Teknik Klarifikasi Nilai,
Peserta didik dapat lebih memahami dan mengarahkan siswa berpikir kritis dalam
menyadari pentingnya nilai tersebut memahami materipelajaran dan
dipahami dan dilaksanakan dalam bagaimana harus mengembangkan sikap
kehidupan sehari-hari. Di sini guru dalam kehidupan sosial. Selain itu,
diharapkan berperan dalam pembiasaan dengan melibatkan siswa secara aktif
aplikasi karakter yang dipelajari dan dapat dalam pembelajaran dan mengenal norma
memberikan motivasi bagi siswa untuk atau karakter seseorang siswa dapat lebih
selalu belajar mengembangkan mudah menerapkannya dalam kehidupan.
karakternya. Kedua, pembelajaran tematik
Secara teori, hasil penelitian ini khususnya yang berkaitan dengan PKn
didukung oleh beberapa teori atau dan IPS harus lebih diarahkan pada
pandangan ahli. Sanjaya (2008:283) penemuan jati diri atau nilai-nilai sosial

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 28


Vol.5 No 1, Pebruari 2021
ISSN: 2613-9553

pada diri siswa. Hal ini bertujuan untuk materi pembelajaran Tematik khususnya
membuat siswa lebih menyadari eksistensi tema “Peristiwa dalam Kehidupan”.
dirinya. Dengan siswa diberikan Dengan demikian, para guru bisa
kebebasan memilih tokoh dan karakter memutuskan pada materi apa saja teknik
tokoh tersebut, siswa akan menjadi lebih klarifikasi nilai dapat diterapkan.
baik dalam mengenal karakternya apakah Penggunaan teknik pengajaran yang tepat
dia setuju atau tida setuju dengan karakter akan mendorong siswa lebih aktif
tokoh yang dipilih. Ini akan mengarahkan mengkonstruksi pengetahuannya dan
siswa untuk menjadi cerdas secara sosial berimbas pada perubahan perilaku siswa
dalam pergaulan. ke arah yang lebih baik.
Dalam menerapkan TKN,
PENUTUP hendaknya guru bersikap demokratis
Berdasarkan hasi analisis dan dengan tidak menyatakan jawaban siswa
pembahasan dapat ditarik tiga simpulan. salah. Akan tetapi, guru harus mampu
Pertama, terdapat pengaruh signifikan mendorong siswa memahami nilai-nilai
Teknik Klarifikasi Nilai (TKN) terhadap moral atau karakter yang lebih baik. Siswa
kecerdasan sosial dengan probabilitas yang merasa nyaman belajar sangat
sebesar 0,00. Nilai rata-rata kecerdasan menentukan keberhasilan Teknik
sosial siswa yang diberikan perlakuan Klarifikasi Nilai.
Teknik Klarifikasi Nilai adalah 90,33 yang Peneliti lain diharapkan melakukan
mana lebih tinggi daripada nilai rata-rata penelitian lanjutan terhadap pengaruh
kecerdasan sosial siswa yang diberikan TKN terhadap aspek karakter yang lain.
perlakuan teknik konvensional sebesar Sehingga dapat diketahui pengaruh positif
80,18. Kedua, terdapat pengaruh teknik ini terhadap nilai-nilai moral
signifikan Teknik Klarifikasi Nilai (TKN) tertentu. Selain itu, peneliti lain juga dapat
terhadap hasil belajar siswa dengan meneliti teknik apa saja yang dapat
probabilitas sebesar 0,00. Nilai rata-rata membawa pengaruh positif terhadap
hasil belajar siswa yang diberikan kecerdaan sosial dan hasil belajar tematik
perlakuan Teknik Klarifikasi Nilai adalah siswa di kelas V. Hal ini penting dilakukan
37,05 yang mana lebih tinggi daripada agar selama pengajaran tematik di kelas V
nilai rata-rata hasil belajar siswa yang di sekolah, guru dapat menerapkan teknik
diberikan perlakuan teknik konvensional yang bervariasi.
sebesar 31,73. Ketiga, terdapat pengaruh
signifikan Teknik Klarifikasi Nilai (TKN) DAFTAR RUJUKAN
terhadap kecerdasan sosial dan hasil Adisusilo, Sutarjo J.R. 2012.
belajar secara simultan dengan nilai Pembelajaran Nilai- Karakter.
probabilitas sebesar 0,00. Nilai rata-rata Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
kecerdasan sosial siswa yang diberikan
Bunyamin Maftuh. (2008). Internalisasi
perlakuan Teknik Klarifikasi Nilai adalah
Nilai-Nilai Pancasila dan
90,33 yang mana lebih tinggi daripada
Nasionalisme Melalui Pendidikan
nilai rata-rata kecerdasan sosial siswa
Kewarganegaraan. Educationist Vol.
yang diberikan perlakuan teknik
2 No. 2, 60-78.
konvensional sebesar 80,18. Nilai rata-
rata hasil belajar siswa yang diberikan Depdiknas. 2006. Panduan Penyusunan
perlakuan Teknik Klarifikasi Nilai adalah KTSP. Jakarta: Badan Standar
37,05 yang mana lebih tinggi daripada Nasional Pendidikan.
nilai rata-rata hasil belajar siswa yang Djahiri, AK. 1992. Strategi Pengajaran
diberikan perlakuan teknik konvensional Nilai-nilai Moral VCT dan Games
sebesar 31,73. dalam VCT. Bandung: Jurusan
Berdasarkan simpulan sebelumnya PMKPKN IKIP Bandung.
maka ada saran-saran yang diberikan
kepada guru dan peneliti lain. Guru Goleman, Daniel. 2015.Social Intelligence.
sekolah dasar khususnya kelas V (Alih Bahasa: Hariono S. Imam).
diharapkan melakukan evaluasi terhadap Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 29


Vol.5 No 1, Pebruari 2021
ISSN: 2613-9553

Peterson,C.2006.A primer in positive


psychology. Oxford, England: Oxford
University Press.
Zubaidi. 2005. Pendidikan Berbasis
Masyarakat.Yogyakarta : Pustaka
Pelajar

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 30

Anda mungkin juga menyukai