MANAJEMEN KEARSIPAN
Disusun oleh :
Kelompok 4
Dosen Pengampu :
FAKULTAS EKONOMI
Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas
materi mengenai Penyimpanan Arsip Dengan Sistem Kronologis Atau Tanggal.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini dan
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Besar harapan kami
semoga makalah sederhana ini akan berguna dan bermanfaat bagi setiap orang yang
membacanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
subjek atau pokok soal. Pada makalah ini yang akan kita bahas adalah
penyimpanan arsip dengan sistem konologis atau tanggal.
1.3 Tujuan
2
5. Untuk mengetahui contoh penyimpanan arsip dengan system kronologi
atau tanggal.
6. Untuk mengetahui prosedur penemuan kembali arsip dengan system
kronologis atau tanggal.
1.4 Manfaat
3
BAB II
PEMBAHASAN
a. Memeriksa surat/berkas
Surat/berkas diperiksa dengan melihat tanda-tanda perintah
penyimpanan dan menentukan identitas surat, yaitu tanggal surat tersebut
4
dibuat. Contoh: Agus akan menyimpan arsip dari PT Surya Kencana
tertanggal 1 Maret 2013.
b. Mengindeks
c. Mengode
d. Menyortir
e. Menempatkan
5
2.3 Kelebihan dan Kelemahan Penyimpanan Arsip Dengan Sistem
Kronologis atau Tanggal.
a. Filling cabinet
Disesuaikan dengan dasar klasifikasi yang sudah dibuat.
Pada umumnya satu laci filing cabinet dapat menyimpan arsip untuk
satu tahun. Tetapi bisa saja 1 laci untuk menyimpan arsip 2-3 bulan,
jika arsip yang disimpan dalam jumlah yang banyak.
b. Guide
Jika satu laci memuat arsip satu tahun, maka satu laci
memerlukan guide sebanyak 12 (dalam satu tahun ada 12 bulan).
6
Tetapi jika satu laci memuat 2-3 bulan maka diperlukan guide
sebanyak bulan tersebut.
c. Hanging folder
Jumlah hanging folder yang dibutuhkan adalah sebanyak
jumlah hari dalam satu tahun. Tetapi jika laci hanya untuk 2-3 bulan,
maka diperlukan hanging folder sebanyak jumlah hari dari 2-3 bulan
tersebut.
d. Kartu indeks
Kartu indeks adalah kartu yang berisi suatu riwayat
arsip/warkat yang disimpan, gunanya sebagai alat bantu untuk
menemukan arsip. Kartu indeks dapat dibuat dengan ukuran 12.5 cm
x 7.5 cm.
e. Kotak sortir/ Rak sortir
Rak sortir adalah alat yang berguna sebagai tempat memilah-
milah surat untuk disimpan ke folder masing-masing berdasarkan
jenis surat tersebut.
a. Kuitansi
Kuitansi merupakan contoh penyimpanan kronologis yang masih
banyak dilakukan di Indonesia. Hal ini dikarenakan susunan
pembukuan umumnya kronologis dan dengan susunan waktu yang
sama (kronologis) akan memudahkan pencarian bukti-bukti keuangan
yang tercatat pada pembukuan.
Dari empat sistem penyimpanan yang dapat dipilih untuk
penyimpanan kuitansi, yang paling mudah dikerjakan dan dapat
membantu penemuan kuitansi dengan cepat bilamana sewaktu-waktu
diperlukan adalah system kronologi dengan system abjad sebagai kode
tambahan.
7
b. Cek
Dalam contoh ini, susunan dokumen diatur berdasarkan waktu
seperti tahun, bulan, dan tanggal sebagai petunjuk pokok. Penggunaan
cara kronologis dalam filing terjadi jika dokumen merupakan rangkaian
arsip yang menyangkut satu masalah yang sama dan berasal dari orang
yang sama pula, perbedaannya hanya didasarkan pada tanggal surat.
Oleh karena itu indeksnya mungkin nama instansi atau masalah, namun
judulnya adalah tanggal. Penulisan indeksnya tanggal-bulan-tahun,
tahun-bulan-tanggal harus dalam bentuk angka.
Contoh: 260476 = tanggal 26 bulan keempat (april) tahun 1976
atau sebaliknya 760426.
Di Indonesia cek-cek yang sudah diuangkan di bank tidak
dikembalikan kepada nasabah. Cek-cek tersebut disimpan dalam buku
yang disebut kasstukken. Sistem penyimpanan cek ini adalah sistem
kronologis yaitu berdasarkan tanggal cek diuangkan.
c. File Tindak Lanjut (Follow up File)
Follow up file adalah suatu file yang disusun berdasarkan waktu
dengan frekuensi tertentu, misalnya harian, mingguan atau bulanan,
bahkan dapat juga pertahun sesuai keperluan. Jika yang disimpan pada
follow up file adalah surat-surat maka yang dipergunakan adalah laci,
almari arsip dengan susunan map-map menurut tanggal, mingguan atau
bulanan. Jika yang disimpan adalah formulir (kuitansi) maka yang
dipergunakan adalah kotak atau map ordner dengan penyekat (guide)
tanggal, mingguan atau bulanan yang diperlukan. Untuk map biasanya
paling banyak sejumlah 3 bulan atau 63 buah map.
d. File arsip in-aktif
Sistem kronologis sering digunakan pada penyimpanan arsip in
aktif. Sebagaimana yang kita ketahui, rrsip dinamis adalah srsip-arsip
yang masih dipergunakan di perkantoran. Arsip dinamis terdiri dari
arsip aktif dan arsip in aktif. Arsip aktif adalah arsip yang frekuensi
pemakaiannya masih tinggi. Sedangkan arsip in aktif adalah arsip yang
8
frekuensi penggunaannya sudah mulai rendah. Arsip in aktif dapat
disimpan dengan mempergunakan sistem kronologis, karena:
1. Arsip sudah kurang dipergunakan, sehingga penemuan yang
cepat masih dapat ditawar.
2. Jumlah arsip sangat banyak, sehingga pengelolaannya
memerlukan sistem yang mudah.
3. Perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan untuk sistem
kronologis lebih sederhana dan dengan kapasitas yang banyak.
Arsip-arsip pada file in aktif baisanya dikelompokkan menurut
jenis, misalnya kuitansi, cek dsb. Selanjutnya arsip sejenis dari bulan
yang sama dimasukkan ke dalam boks-boks yang disusun menurut bulan.
Boks-boks bulan dikumpulkan dalam rak (shelf) menurut kelompok
tahun yang sama. Demikian seterusnya sehingga almari-almari disusun
menurut urutan tahun, dari tahun kecil (tua) ke tahun yang besar (muda).
9
Note: Lembar pinjam arsip, tickler file dapat dilihat pada jenis-jenis
perlengkapan arsip.
Note: Lembar pinjam arsip, tickler file dapat dilihat pada jenis-jenis
perlengkapan arsip.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12