OLEH:
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Penyimpanan Arsip Dengan Sistem Abjad"
dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Kearsipan. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nina Oktarina selaku Dosen Mata Kuliah
Manajemen Kearsipan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah manajemen kearsipan
2. Untuk menambah pengetahuan tentang sistem penyimpanan kearsipan sistem abjad
3. Untuk mengetahui gambaran tentang penyimpanan arsip sistem abjad
4. Untuk memahami cara yang digunakan untuk memudahkan pencari dokumen dalam
penyimpanan arsip sistem abjad
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Dokumen yang berasal dari satu nama yang sama akan berkelompok menjadi satu
2. Surat masuk dan surat keluar disimpan bersebelahan dalam satu map
4. Mudah diterapkan
2. Surat-surat yang walaupun berhubungan satu sama lain tetapi berbeda nama
pengirimnya, akan terletak terpisah dalam penyimpanannya
2
4. Banyak orang yang memiliki nama yang sama, sehingga harus lebih teliti, karena kalau
tidak teliti bisa salah dalam menempatkan dan menemukan
1. Nama perorangan
2. Nama perusahaan
3. Instansi pemerintah
Dan lainnya
3
ke dalam satu berkas. Dan juga sebagai media penemuan kembali dokumen. Soedarmayanti
(dalam Suputra, 2009:127) mengemukakan peraturan mengindeks dapat digolongkan ke dalam
empat kategori yaitu:
1. Filing Kabinet
Laci filing cabinet dapat menampung surat sekitar 3500-4000 lembar. Jadi penggunaan
filing cabinet dapat disesuaikan dengan banyaknya arsip yang ada di kantor. Paling tidak
1 filing cabinet harus disediakan jika arsip tidak banyak. Laci tersebut diberi kode A-Z.
Akan tetapi, jika arsip dalam jumlah yang banyak, bisa saja 1 laci hanya untuk satu kode
huruf. Jadi dibutuhkan sebanyak 26 laci.
2. Guide
Guide sebagai pembatas antara kelompok arsip yang satu dengan yang lainnya. Sebanyak
26 guide juga harus disediakan dan diberi kode A-Z
3. Hanging Folder
Untuk menyimpan surat dalam filing cabinet, surat terlebih dahulu harus dimasukkan
kedalam hanging folder. Jumlahnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Hanging folder
4
ditempatkan dibelakang guide. Misalnya jika ditempatkan dibelakang guide A, hanging
folder diberi kode Aa, Ab, Ac, dan seterusnya.
4. Alat Sortir
Untuk memudahkan dalam menyortir arsip, diperlukan alat sortir yang memadai yaitu 26
kotak yang disediakan.
2. Mengindeks Surat/Berkas
Surat dibaca, kemudian ditetapkan indeksnya. Jika surat masuk, maka yang
diindeks adalah nama pengirim surat. Jika surat keluar maka yang diindeks adalah nama
tujuan. Jika kesulitan menetapkan indeks dapat dilihat pada buku panduan mengindeks
yang sudah ditetapkan oleh perusahaan atau dapat ditanyakan pada pimpinan. Oleh karena
itu, petugas kearsipan haruslah menguasai benar tentang peraturan mengindeks demi
kemudahan atau kecepatan dalam bekerja.
5
d. Surat untuk Irfan Batubara
e. Surat dari PT Bumi Sentosa
f. Surat dari Apotek Cempaka
g. Surat untuk rumah makan Angkasa
h. Surat dari Radio Delta Mas FM
i. Surat dari Deliawati
j. Surat dari Adi Nugroho Afiudin
Setelah arsiparis mengindeks surat-surat tersebut diatas, maka hasil yang akan didapat
adalah:
3. Mengkode surat/berkas
Kode surat didapat setelah mengetahui indeks. Kode abjad siambil dari dua huruf
pertama pada unit pertama nama yang telah diindeks. Tulislah kode pada surat/arsipnya.
Untuk penyimpanan secara vertikal, kode ditulis dipojok kanan bawah. Sedangkan jika
penyimpanan secara horizontal, kode ditulis di pojok kanan atas. Penulisan kode sebaiknya
menggunakan pensil, hal ini bertujuan apabila sewaktu-waktu arsip tersebut dipinjam dan
akan difotokopi, maka kode tersebut dapat dihapus sementara, untuk kemudian ditulis lagi
jika akan disimpan kembali. Dengan adanya kode memudahkan petugas untuk menyimpan
surat dan mengembalikan surat pada tempat semula.
Contoh mengkode surat berdasarkan surat yang telah diindeks yang tercatat dalam contoh
di subbab sebelumnya:
6
a. Ab
b. Ba
c. Ba
d. Ba
e. Bu
f. Ce
g. An
h. De
i. De
j. Af
4. Menyortir surat
Menyortir surat adalah mengelompokkan surat-surat yang mempunyai kode yang
sama menjadi satu, sehingga apabila akan ditempatkan pada tempat penyimpanan tidak
perlu mondar-mandir. Menyortir dilakukan apabila jumlah surat yang akan ditempatkan
pada saat yang bersamaan dalam jumlah banyak. Jadi surat yang mempunyai kode
sama/sejenis dikelompokkan menjadi satu. Hasil pengelompokkan surat-surat pada contoh
sebelumnya sebagai berikut:
5. Menempatkan surat/berkas
Langkah terakhir dari proses penyimpanan adalah menempatkan arsip pada
tempatnya. Tentukan arsip sesuai dengan kode yang telah ditetapkan. Contoh: surat yang
telah diberi kode diatas akan ditempatkan pada laci filing cabinet, dengan memperhatikan
antara kode surat dan kode pada laci, guide, dan folder.
7
- Surat kelompok A ditempatkan pada laci yang berkode A-D, dibelakang guide
berkode A, didalam hanging folder berkode Ab (Surat 1), Af (Surat 10), dan An
(Surat 7).
- Surat kelompok B ditempatkan pada laci yang berkode A-D, dibelakang guide
berkode B, di dalam hanging folder berkode Ba (Surat 2, 3, dan 4), Bu (Surat 5)
- Surat kelompok C ditempatkan pada laci yang berkode A-D, dibelakang guide
berkode C, di dalam hanging folder berkode Ce (Surat 6).
- Surat kelompok D ditempatkan pada laci yang berkode A-D, dibelakang guide
berkode D, di dalam hanging folder berkode De (Surat 8 dan 9)
Apabila ada pihak lain yang meminta / meminjam arsip yang disimpan, petugas arsip harus
menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
Lalu adapun tahapan-tahapan petugas arsip untuk Penemuan kembali arsip yang diminta yaitu:
a. Tahap pertama mencari lokasi dimana tempat arsip dari suatu unit pengolah dapat
disimpan.
8
b. Tahap kedua menemukan kode klasifikasi atas dasar masalah yang diminta, kode
diperlukan untuk menentukan lokasi berkas (label boks).
c. Tahap ketiga mencari indeks yang diminta (terdapat didalam boks)
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem abjad adalah sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip yang disusun
berdasarkan pengelompokan nama orang/badan/organisasi berdasarkan urutan abjad.
Penggunaan urutan abjad untuk penyimpanan arsip tentu ada keuntungan dan juga
kerugiannya. Sistem abjad memiliki daftar klasifikasi abjad untuk pengelompokan arsip
berdasarkan nama orang/istitusi/organisasi dengan tanda-tanda khusus sebagai kodenya.
Urutan abjad juga tidak bisa dibuat sesuka hati, namun tetap ada aturnnya yang disebut
mengindeks atau menetukan urutan bagian-bagian dari kata tangkap yang akan disusun
menurut abjad. Menurut Soedarmayanti, peraturan mengindeks sebagai berikut:
5. Indeks nama badan pemerintahan atau swasta
6. Indeks nama organisasi atau badan sosial dan lainnya
7. Indeks nama tempat atau wilayah
8. Indeks nama orang dapat digolongkan menjadi:
a. Nama yang memakai nama keluarga
b. Nama yang memakai nama marga
c. Nama yang memakai nama baptis
3.2 Saran
Agar kiranya makalah ini tidak hanya di susun dan disimpan begitu saja, saran dari
penulis makalah ini dipelajari oleh mahasiswa dengan cermat karena makalah ini dapat menjadi
pegangan saat mempraktekan terkait manajemen pengarsipan.
10
Daftar Pustaka
http://yathimaryathie.blogspot.com/2017/01/sistem-penyimpanan-dan-prosedur.html
http://fikania2.blogspot.com/2014/03/penyimpanan-arsip-dengan-sistem-abjad.html
http://untung-triana.blogspot.com/2016/05/manajemen-kerasipan-mengindeks.html
https://alfredliubana40.wordpress.com/2020/04/06/penyimpanan-arsip-dengan-sistem-abjad/
https://pdfcoffee.com/arsip-menurut-sistem-abjad-klpk-3doc-pdf-free.html
11