DISUSUN OLEH :
7. RIYANTI 18003423
YOGYAKARTA 2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
kepada kita semua sehingga makalah Manajemen Kearsipan yang berjudul “Sistem
Penyimpanan Arsip Menurut Abjad ini dapat diselesaikan. Kami menyadari makalah ini
masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa maupun penulisannya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat berguna baik kepada para pembaca maupun
penulis guna untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan kemampuan.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
B. Peraturan Mengindeks..............................................................................................6
KESIMPULAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem abjad adalah sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip yang
disusun berdasarkan pengelompokan nama orang/badan/organisasi. Nama
orang/badan/organisasi tersebut disusun berdasarkan urutan abjad.
Sistem ini merupakan dasar dari sistem penyimpanan yang lain. Sistem abjad
adalah sistem yang tertua, langsung, dan yang paling banyak digunakan. Disebut sistem
langsung (Direct Filing System) karena dapat langsung mencari arsip tanpa
menggunakan kartu indeks. Sistem ini juga sederhana dan mudah karena pada
umumnya orang mempunyai kecenderungan lebih mudah mengingat nama orang/badan
organisasi dibandingan dengan nomor atau angka.
B. Rumusan Masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Dokumen yang berasal dari satu nama yang sama akan berkelompok menjadi
satu
2. Surat masuk dan surat keluar disimpan bersebelahan dalam satu map
4. Mudah diterapkan
2. Surat-surat yang walaupun berhubungan satu sama lain tetapi berbeda nama
pengirimnya, akan terletak terpisah dalam penyimpanannya
4. Banyak orang yang memiliki nama yang sama, sehingga harus lebih teliti, karena
kalau tidak teliti bisa salah dalam menempatkan dan menemukan
5
B. Peraturan Mengindeks
Daftar klasifikasi dalam sistem abjad dapat diartikan sebagai pengelompokan arsip
berdasarkan nama orang/badan/organisasi, secara sistematis dan logis, serta disusun
berjenjang dengan tanda-tanda khusus yang berfungsi sebagai kode. Nama terdiri dari
beberapa macam, antara lain:
6
a. Nama perorangan
b. Nama perusahaan
c. Instansi pemerintah
A, B, C, ............................................................... Z
1. Filing Cabinet
Laci filing cabinet dapat menampung surat sekitar 3500-4000 lembar. Jadi
penggunaan filing cabinet dapat disesuaikan dengan banyaknya arsip yang ada di
kantor. Paling tidak 1 filing cabinet harus disediakan jika arsip tidak banyak. Laci
7
tersebut diberi kode A-Z. Akan tetapi, jika arsip dalam jumlah yang banyak, bisa saja
1 laci hanya untuk satu kode huruf. Jadi dibutuhkan sebanyak 26 laci.
2. Guide
Guide sebagai pembatas antara kelompok arsip yang satu dengan yang
lainnya. Sebanyak 26 guide juga harus disediakan dan diberi kode A-Z
3. Hanging Folder
Untuk menyimpan surat dalam filing cabinet, surat terlebih dahulu harus
dimasukkan kedalam hanging folder. Jumlahnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Hanging folder ditempatkan dibelakang guide. Misalnya jika ditempatkan dibelakang
guide A, hanging folder diberi kode Aa, Ab, Ac, dan seterusnya.
4. Alat Sortir
1. Memeriksa surat/berkas
Sebelum surat disimpan, terlebih dahulu petugas memeriksa surat/arsip yang akan
disimpan. Apakah arsip tersebut sudah boleh disimpan, ataukah sebenarnya surat tersebut
masih belum selesai prosesnya. Untuk mengetahui apakah surat sudah boleh disimpan
atau belum, dapat dilihat pada surat tersebut apakah terdapat tanda-tanda perintah
penyimpanan atau tidak (release mark), seperti tanda “file”, “simpan”, “dep” (deponeren
atau simpan). Tetapi jika tidak terdapat tanda-tanda tersebut dan petugas ragu, maka
sebaiknya menanyakan langsung kepada pimpinan, atau orang yang berkepentingan
terhadap surat tersebut. Setelah yakin surat sudah boleh disimpan, maka lakukan langkah
berikutnya.
8
2. Mengindeks surat/berkas
Surat dibaca, kemudian ditetapkan indeksnya. Jika surat masuk, maka yang diindeks
adalah nama pengirim surat.Jika surat keluar maka yang diindeks adalah nama tujuan.
Jika kesulitan menetapkan indeks dapat dilihat pada buku panduan mengindeks yang
sudah ditetapkanoleh perusahaan atau dapat ditanyakan pada pimpinan. Oleh karena itu,
petugas kearsipan haruslah menguasai benar tentang peraturan mengindeks demi
kemudahan atau kecepatan dalam bekerja.
Setelah arsiparis mengindeks surat-surat tersebut diatas, maka hasil yang akan didapat
adalah:
b. Batubara, Irdan
9
d. Batubara, Irfan
e. Bumi Sentosa, PT
f. Cempaka, Apotek
i. Deliawati
3. Mengkode surat/berkas
Kode surat didapat setelah mengetahui indeks. Kode abjad siambil dari dua huruf
pertama pada unit pertama nama yang telah diindeks. Tulislah kode pada surat/arsipnya.
Untuk penyimpanan secara vertikal, kode ditulis dipojok kanan bawah. Sedangkan jika
penyimpanan secara horizontal, kode ditulis di pojok kanan atas. Penulisan kode
sebaiknya menggunakan pensil, hal ini bertujuan apabila sewaktu-waktu arsip tersebut
dipinjam dan akan difotokopi, maka kode tersebut dapat dihapus sementara, untuk
kemudian ditulis lagi jika akan disimpan kembali. Dengan adanya kode memudahkan
petugas untuk menyimpan surat dan mengembalikan surat pada tempat semula.
Contoh mengkode surat berdasarkan surat yang telah diindeks yang tercatat dalam
contoh di subbab sebelumnya.
a. Ab
b. Ba
c. Ba
d. Ba
e. Bu
f. Ce
g. An
10
h. De
i. De
j. Af
4. Menyortir surat
5. Menempatkan surat/berkas
Surat kelompok A ditempatkan pada laci yang berkode A-D, dibelakang guide berkode
A,didalam hanging folder berkode Ab (Surat 1), Af (Surat 10), dan An (Surat 7).
Surat kelompok B ditempatkan pada laci yang berkode A-D, dibelakang guide berkode
B, di dalam hanging folder berkode Ba (Surat 2, 3, dan 4), Bu (Surat 5)
Surat kelompok C ditempatkan pada laci yang berkode A-D, dibelakang guide berkode
C, di dalam hanging folder berkode Ce (Surat 6).
11
Surat kelompok D ditempatkan pada laci yang berkode A-D, dibelakang guide berkode
D, di dalam hanging folder berkode De (Surat 8 dan 9)
Surat yang telah disimpan, pada suatu saat dapat dicari kembali. Keberhasilan dari
kegiatan kearsipan adalah apabila arsip yang dicari dapat ditemukan dalam waktu yang cepat.
Hal penting yang harus diingat adalah petugas harus melakukan pencatatan peminjaman. Ini
sangat penting dilakukan karena sering kali kehilangan arsip disebabkan karena peminjaman
yang tidak tertib, artinya peminjaman tidak dicatat. Kehilangan arsip berarti kehilangan
informasi.
Prosedur penemuan kembali arsip dengan menggunakan sistem abjad sebagai berikut:
Petugas harus mengetahui judul dari arsip yang dicari, yaitu nama pengirim
(jika surat masuk) atau nama yang dituju (surat keluar).
2. Menentukan indeks
3. Menentukan kode/surat
5. Mengambil arsip
Jika arsip tersebut adalah benar arsip yang dicari, ambillah arsip tersebut dan
tukar dengan lembar pinjam arsip
12
Arsip selanjutnya diberikan kepada peminjam disertai lembar pinjam arsip
(lembar 2) untuk mengingatkan kepada peminjam, kapan arsip tersebut harus
dikembalikan
Lembar pinjam arsip disimpan pada tickler file sebagai alat kontrol petugas
arsip terhadap arsip-arsip yang dipinjam.
13
BAB III
PENUTU[P
KESIMPULAN
Sistem abjad adalah sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip yang
disusun berdasarkan pengelompokan nama orang/badan/organisasi. Nama
orang/badan/organisasi tersebut disusun berdasarkan urutan abjad.
14