Anda di halaman 1dari 13

KEARSIPAN

MAKALAH

Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas

mata kuliah “manajemen perkantoran dan kearsipan”

disusun oleh:

1. Hadi Masruri
2. Firdaus ega siswoyo

Dosen pengumpu:

Moh. Hasyim, M.Pd.I

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT PESANTREN SUNAN DRAJAT LAMONGAN

2022

i
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas
makalah kearsipan. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah manajemen
perkantoran dan kearsipan.

Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,
kami sebagai penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak Siswadi, S.Ag., S.Pd,
M.Pd.I, selaku dosen pengampu mata kuliah manajemen perkantoran dan kearsipan.
Terimakasih pula kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berkontribusi membantu
menyelesaikan makalah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca dan


memberikan gambaran mengenai materi terkait. Sehingga pembaca dapat menggunakan
makalah ini sebagai literatur pendukung dalam pengembangan bidang ilmu selanjutnya.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih ada
kekurangan baik dari isi maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah kami
kedepannya.

Lamongan, 04 November 2022

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 2

A. Sistem Kearsipan..................................................................................................... 2
B. Tata Kerja Kearsipan............................................................................................... 5
C. Penyingkiran Warkat............................................................................................... 7

BAB III PENUTUP............................................................................................................. 9

Kesimpulan............................................................................................................ 9

Saran...................................................................................................................... 9

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Kearsipan merupakan salah satu kegiatan pembinaan penting dalam
manajemen perkantoran, dan tidak mudah dalam pelaksanaannya. Keterampilan
mengelola arsip harus dimiliki tenaga pengelola untuk membantu tugasnya, serta
membantu kelancaran kerja secara keseluruhan anggota bersangkutan. Pengelolaan
kearsipan yang baik dan benar akan membantu kelancaran tugas-tugas pekerjaan
selanjutnya. Karena arsip merupakan salah satu sumber pengambilan keputusan
pada setiap instansi.
Makalah kearsipan ini secara umum menerangkan pengelolaan arsip kantor,
baik arsip konvensional maupun elektronik, dengan harapan dapat membantu para
praktisi perkantoran apabila mengalami kesulitan dalam pengelolaan arsip. Makalah
tersebut juga dimaksudkan untuk dapat lebih memahami cara mengelola kearsipan
dengan baik sesuai dengan standar pengelolaan yang diharapkan, sehingga
bermanfaat bagi arsiparis, pengelola arsip, para mahasiswa kearsipan pada
khususnya, dan para pembaca yang bergerak pada bidang administrasi perkantoran.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu Sistem Kearsipan?
2. Bagaimana Tata Kerja Kearsipan?
3. Bagaimana Penyingkiran Warkat?
C. Tujuan masalah
1. Mengetahui sistem kearsipan.
2. Mengetahui tata kerja kearsipan.
3. Mengetahui penyingkiran warkat.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Kearsipan
Menurut Undang-Undang No.43 Tahun 2009 tentang Kearsipan pasal 1 ayat 7,
arsip statis tidak dipergunakan secara langsung untuk perencanaan, pelaksanaan,
penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya, akan tetapi dalam rangka
pelaksanaan kehidupan kebangsaan, maka naskah-naskah, baik yang dibuat oleh
badan swasta atau perorangan dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan
tunggal maupun kelompok adalah arsip yang harus dikelola.1
Dalam Kearsipan, ada 5 sistem penyimpanan arsip yang digunakan oleh
berbagai organisasi baik pemerintah maupun swasta yaitu:

1) sistem abjad
Yaitu sistem penerimaan, penyusunan, penyimpanan, penggunaan,
pemeliharaan, dan penemuan kembali surat/warkat dengan menggunakan
petunjuk abjad nama orang atau nama organisasi menurut tata urutan abjad.
2) sistem tanggal (kronologis)
Yaitu sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip berdasarkan tanggal,
bulan, atau tahun.
3) sistem nomor terakhir (terminal digit)
Yaitu sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip dengan menggunakan
kode angka/nomor.
4) sistem klasifikasi desimal (subjek)
Yaitu tata cara penyimpanan dan penemuan kembali arsip (arsip surat masuk
maupun arsip surat keluar) berdasarkan subyek atau pokok masalah/perihal
dari arsip itu.
5) serta sistem wilayah (geographic filing).
Yaitu sistem penyimpanan dokumen, berkas dan/atau arsip yang dijadikan
pedoman untuk menyimpan dan menemukan kembali arsip dengan
berdasarkan wilayah dari pengirim surat atau wilayah yang kita kirimi surat.2

1
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38788/uu-no-43-tahun-2009, diakses pada: Jumat, 04 November
2022
2
Ikhsan, icha khinanty, buku saku pengelolaan kearsipan, (tim kukerta integrasi UR: 2020), hlm.8-11

2
Terkait dengan cara peminjaman arsip untuk mencegah hilangnya arsip yang
dikeluarkan dari tempat penyimpanan karena dipinjam, diatur denga peminjaman,
baik internal maupun eksternal. peminjaman harus memiliki prosedur yang sama yaitu
dengan menggunakan “Kartu Pinjam Arsip”. Dengan demikian dapat dihindarkan
adanya kehilangan arsip dan setidaknya ketidaktahuan keberadaaan arsip dapat
dihindarkan.3

Sedangkan menurut Geoffery Mills dan Oliver Standingford, dalam sutarto (1992:
171) mengemukakan sistem penyimpanan warkat di golongkan menjadi enam (6)
macam sistem utama, yaitu:
1) Alphabetical – sistem abjad
2) Geographical- sistem wilayah
3) Subject – sistem pokok soal
4) Numerical- sistem no
5) Choronological of them- sistem tanggal
6) Some combination of them- sistem gabungan
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut di atas mengenai macam-
macam kearsipan dapat peneliti simpulkan, pada dasarnya sistem kearsipan ada
5 (lima) macam yaitu sebagai berikut:
1. Sistem abjad
Sistem penyimpanan arsip menurut abjad berarti warkat yang di buat atau
yang di terima oleh lembaga atau instansi tertentu yang di dalamnya memuat nama
orang,nama organisasi, nama wilayah, ataupun juga nama pokok soal di simpan
menurut taat urutan abjad mulai dari huruf A sampai dengan Z. Abjad yang di
pergunakan adalah abjad huruf pertama dari suatu nama setelah nama-nama itu di indeks
menurut aturan atau ketentuan yang berlaku untuk masing-masing nama. Setelah nama-
nama tersebut di indeks barulah di susun menurut susunan abjad. Peraturan atau filling
tersebut merupakan standart peraturan-peraturan yang di tentukan oleh organisasi,
sehingga semua anggota organisasi harus mengikuti prosedur yang telah di
tentukan.
Sistem penyimpanan arsip menurut abjad dapat dilakukan dengan 2 ( dua ) cara:
a) Menurut susunan abjad huruf demi huruf istilah–istilah atau nama–nama yang
terdiri dari 2 ( dua ) kata atau lebih dianggap satu kata. Misal :
 Gunung Merapi menjadi Gunungmerapi.
 Sinar harapan menjadi Sinarharapan.
b) Menurut susunan abjad kata demi kata. Dalam susunan abjad kata demi kata,
nama- nama yang terdiri dari 2 ( dua ) kata atau lebih, ditulis menjadi
satu. Masing – masing kata berdiri sendiri. Misal :
 Jakarta Utara
 Banjar Negara
3
Anna riasmiati, manajemen kearsipan, (Semarang: UNNES Press Semarang: 2011), hlm.66

3
2. Sistem subjek
Yang dimaksud dengan subjek ialah judul pokok masalah yang
berhubungan dengan instansi atau organisasi yang bersangkutan. Dalam pelaksanaan
penyimpanan arsip ini, seorang arsiparis harus dapat menentukan lebih dahulu
masalah – masalah apa yang menjadi fokus atau yang dipermasalahkan dalam surat
setiap harinya. Masalah – masalah tersebut dikelompokkan menjadi satu subjek.
Misal: masalah – masalah yang berkenaan dengan keuangan dikelompokkan
menjadi satu masalah pokok ( subjek ) dibawah keuangan, dan seterusnya.
Selanjutnya masalah –masalah itu dijadikan sub subjek dari pokok masalah
( subjek ) misalnya Keuangan :Bonus, Gaji, Hadiah tahun baru, Lembur, dan
seterusnya
3. Sistem geografis
Merupakan suatu sistem penyimpanan arsip berdasarkan pembagian
wilayah atau daerah tertentu. Dalam hal ini pengelompokkannya didasarkan atas
satuan daerah tertentu, seperti pulau, kepulauan, propinsi, kabupaten, dan sebagainya.
Dalam pelaksanaannya, yang harus dilakukan adalah menentukan satuan
daerah kemudian disusun menurut abjad agar mempercepat penemuannya kembali.
Contoh: berdasarkan Ibukota propinsi: Ambon, Banda Aceh, Bandung, Banjarmasin,
Bengkulu, Denpasar, Dili, dan seterusnya, sehingga pada tiap – tiap satuan
tersebut diatas akan tersusun warkat - warkat yang bersangkutan dengan nama
orang, nama poikosoal yang telah di urutkan menurut urutan abjad pula agar
penemuannya kembali dapat dengan mudah dan cepat.
4. Sistem nomor
Dalam sistem penyimpana menurut nomor yang dipergunakan sebagai
pedoman mengatur arsip –arsip adalah urutan angka. Sistem nomor merupakan
sistem penyimpanan dan penyusunan arsip dengan mengunakan urutan angka
sebagai pedoman dalam mengaturnya. Seorang arsiparis harus lebih dahulu
menbuat daftar kelompok masalah-masalah seperti sistem subjek, baru kemudian di
berikan nomor di belakangnya.misalnya:
 Kepegawaian 14
 Cuti 14,1
 Kenaikan pangkat 14,2
 Lamaran 14,3
Seorang arsiparis dapat mengembangkan nomor-nomor ini menjadi
pembagian yang lebih ke dalam desimal, seperti 14.1,14.2,14.3, dan seterusnya.dan
menunjukkan nomor dari masing-masing masalah, daftar ini di sebut dengan
kartu indeks, selanjutnya juru arsip memproses menurut nomor-nomor yang telah
di tentukan dalam kartu indeks ini.
5. Sistem tanggal
Sistem ini di gunakan untuk filing bahan-bahan yang di susun menurut
urutan tanggal dari datangnya surat atau bahan-bahan. Surat-surat atau bahan yang
datangnya lebih akhir akan di tempatkan pada tempat yang paling depan, tanpa

4
melihat masalah atau perihal surat Selanjutnya arsiparis akan mengelompokan
surat-surat atau bahan-bahan yang di file dalam bulan-bulan setiap tahunya.
Dalam penyimpanan sistem tersebut menpunyai kegunaan tersendiri dan tidak dapat
di katakan bahwa sistem yang satu lebih baik dari sistem yang lain.
B. Tata kerja kearsipan
Pada dasarnya Tata Kelola Arsip terdiri dari beberapa unsur pokok yaitu
penciptaan arsip yang terdiri atas proses penciptaan arsip, penyimpanan, penemuan
kembali dan pemeliharaan arsip. Pengelolaan itu digunakan sebagai proses
mengkoordinir kegiatan-kegiatan secara efektif dan efisien dengan dan melalui orang
lain.
1. Prosedur Pengelolaan Surat Masuk.4
Prosedur pengelolaan surat yang baik hendaknya menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Penerimaan
Tugas penerimaan:
1) Mengumpulkan dan menghitung jumlah surat yang masuk.
2) Meneliti ketepatan alamat si pengirim surat.
3) Menggolongkan surat sesuai dengan urgeni penyelesaian.
4) Menandatangani bukti pengiriman sebagai tanda bahwa surat telah diterima.
b. Penyortiran
Penyortiran dapat dilakukan berdasarkan atas golongan surat biasa, rutin dan
rahasia. Penyortiran adalah kegiatan memisah-misahkan surat untuk pengolahan lebih
lanjut.
c. Pencatatan
Setelah surat dicatat distempel (cap) serta memeriksa ketepatan jenis ataupun
jumlah lampiran yang harus diterima maka langkah berikutnya adalah melakukan
pencatatan.
d. Mengagendakan Surat
Mengagendakan surat adalah kegiatan mencatat surat masuk dan surat keluar
kedalam buku agenda (buku harian). Buku ini bisa disebut buku agenda masuk (daily
mail record). Petugasnya dinamakan agendaris (mail clerk). Setiap surat masuk dicatat
dan diberi nomor agenda surat masuk.
e. Pengarahan dan Penerusan
4
Abubakar, A. Hadi. 1985. Pola Kearsipan Modern Sistem Kartu Kendali. Jakarta : Penerbit
Djambatan. hlm.92-95

5
Surat-surat yang perlu diproses lebih lanjut, harus diarahkan dan diteruskan
kepada pejabat yang berhak mengolahnya.
f. Penyampaian Surat
Penyampaian surat dilakukan oleh petugas pengarah atau ekspedisi yang
dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Surat yang sudah berdisposisi terlebih dahulu dicatat dalam buku ekspedisi
intern.
2. Menyampaikan surat terlebih dahulu melalui buku ekspedisi kepada pejabat
yang bersangkutan.
3. Petugas pengarah atau ekspedisi mengembalikannya kepada urusan agenda
untuk dicatat dalam buku pengarahan.
4. Penyimpanan berkas atau arsip surat masuk

Penyimpanan berkas atau arsip surat dari pimpinan dilakukan oleh unit
pengolah dengan mempergunakan metode kearsipan yang berlaku untuk kantor
tersebut.
2. Prosedur Pengelolaan Surat Keluar.
Prosedur pengelolaan surat keluar yang baik hendaknya menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Pembuatan konsep surat
Disusun sesuai bentuk surat yang benar atau yang dikehendaki pimpinan.
b) Pengetikan.
Apabila konsep surat telah mendapat persetujuan dan memperoleh kode atau
nomor surat, diserahkan kepada unit pengolah. Kemudian kepala unit
pengolah harus tekun dan teliti hasil pengetikan konsep hingga konsep surat
itu menjadi bentuk surat (Net Surat), setelah melalui koreksi kesalahan.
c) Mengetik surat dalam bentuk akhir.
Konsep yang telah disetujui pimpina kemudian diketik dalam bentuk akhir
pada kertas berkepala surat atau kop surat.
d) Penandatanganan.
Net surat itu kemudian disampaikan kepada pimpinan, atau pejabat yang
berwenang untuk menandatangani.
e) Pencatatan.
Dalam pencatatan ini, kegiatan-kgiatan yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

6
 Net surat yang telah ditandatangani, dicap disertai kelengkapan lainnya, seperti
(lampiran dan amplop).
 surat dinas resmi ini lebih dulu dicatat dalam buku verbal oleh petugas yang
disebut verbalis.
 Surat dinas setelah selesai dicatat dalam buku verbal, kemudian surat tersebut
siap untuk dikirim.

C. Penyingkiran warkat

Kearsipan secara umum adalah suatu proses pengaturan dan penyimpanan bahan-
bahan atau warkat secara sistematis, sehingga bahan-bahan tersebut dapat dicari dengan
cepat atau diketahui tempatnya setiap diperlukan. Dalam kegiatan pengelolaan arsip harus
memperoleh sebuah sistem pengelolaan arsip yang meliputi kegiatan pengumpulan
dokumen, pemeriksaan arsip, penyortiran, pemberian kode atau penomoran, penempatan
arsip, pemeliharaan arsip, dan juga cara penyingkiran dan pemusnahan dokumen atau
arsip yang sudah tidak mempunyai nilai guna dan tidak digunakan lagi.
Mengingat peranan arsip sangatlah penting dalam sebuah organisasi, dan apabila
tidak dikelola dengan benar maka akan mengakibatkan organisasi tersebut sulit untuk
menerima atau memberi informasi yang tepat, baik dari dalam (intern) maupun dari luar
(ekstern) hal tersebut kemudian diatur didalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009
Tentang Kearsipan. apabila arsip tersimpan dengan baik maka dimasa mendatang akan
mudah untuk ditemukan arsip yang diperlukan dan meminimalisir hal-hal yang
merugikan atau menghambat suatu proses pekerjaan dari sebuah organisasi, apalagi bagi
organisasi yang memiliki hubungan hukum dengan pihak ketiga diluar, yang mana setiap
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang selalu mendapatkan gugatan terkait
pelaksanaan lelang yang dilakukan.
Kearsipan merupakan Records Management yang merupakan sistem yang
dikembangkan untuk mengatasi permasalahan informasi, dengan tujuan untuk
mempermudah penyimpanan dan pencarian kembali suatu informasi bagi sebuah
organisasi.5
Organisasi, instansi maupun lembaga pendidikan biasanya mempunyai buku
agenda surat keluar dan surat masuk. Ketika ada surat masuk atau keluar dicatat ke buku
agenda kemudian surat dapat disimpan maupun diolah. The Liang Gie (2009:126)
menyatakan bahwa “Pada umumnya surat-menyurat dicatat dalam semacam buku yang
dinamakan buku agenda. Buku ini untuk mencatat segala sesuatu yang berkenaan dengan
pengiriman surat-surat kepada pihak lain atau penerimaan surat masuk. Pencatatan pada
pagina-pagina buku agenda dibuat beberapa lajur. Setiap lajur digunakan untuk mencatat
salah satu hal mengenai surat yang keluar atau masuk.

5
djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-jakarta1/baca-berita/18874/Tata-Kelola-Arsip-Yang-Baik-untuk-Informasi-Yang-
Andal.html, diakses pada: Jumat, 04 November 2022.

7
Menurut The Liang Gie (2009:137) Proses penyimpanan arsip adalah sebagai
berikut:
1) Pembacaan surat dan pembuatan tanda, Hal yang perlu diperhatikan
dalam pembacaan surat dan pembuatan tanda adalah kalau di ujung kiri
sudah ada kalimat yang menunjukkan pokok suratnya, maka salah satu
perkataan yang merupakan intinya hendaknya digaris bawahi
menggunakan pensil berwarna merah. Kalau tidak ada pernyataan pokok
surat, maka perkataan ini yang akan dijadikan pokok soal diambil dari isi
surat itu.
2) Pencatatan dalam kartu, Setelah ditentukan pokok soalnya lalu dicatat
pada kartu arsip.arsip disusun menurut urutan abjad, antara abjad yang
satu dengan yang berikutnya sebaiknya diberi kartu batas. Ini akan
mempercepat dalam mencari sesuatu kartu. Kalu perlu dibuatkan kartu-
kartu petunjuk.
3) Penyimpanan dalam berkas, Penyimpanan berkas yang lebih praktis ialah
tanpa jepitan. Ini mengurangi waktu dan tenaga dalam membuat lubang
pada surat-surat dan memasangkannya dalam jepitan. Apabila diperlukan
hendaknya dibuatkan lembaran-lembaran surat petunjuk. Ini akan
memperkecil kemungkinan tidak ditemukannya kembali suatu surat.
Berkas-berkas surat harus pula disusun teratur seperti kartu arsip.
Sedangkan menurut Amsyah (2005: 64) langkah-langkah atau prosedur
penyimpanan arsip sebagai berikut:
1) Pemeriksaan, langkah ini adalah persiapan penyimpanan warkat dengan
cara memeriksa setiap lembar warkat untuk memperoleh kepastian bahwa
warkat-warkat bersangkutan memang sudah siap untuk disimpan.
2) Mengindeks adalah pekerjaan menentukan pada nama apa atau subjek apa,
atau tangkap-tangkap lainnya, surat akan disimpan. Penentuan tangkap-
tangkap ini tergantung kepada sistem penyimpanan yang dipergunakan.
3) Memberi Tanda atau Pengkodean, pemberian tanda dilakukan secara
sederhana yaitu dengan memberi tanda garis atau lingkaran dengan warna
mencolok pada kata-tangkap yang sudah ditentukan pada langkah
pekerjaan mengindeks.
4) Menyortir, Menyortir adalah mengelompokkan warkat-warkat untuk
persiapan ke langkah terakhir yaitu penyimpanan. Langkah ini diadakan
khusus untuk jumlah volume warkat yang banyak, sehingga untuk
memudahkan penyimpanan perlu dikelompokkan terlebih dahulu sesuai
dengan pengelompokan sistem penyimanan yang dipergunakan.
5) Langkah terakhir adalah menyimpan, yaitu menempatkan dokumen sesuai
dengan sistem penyimpanan dan peralatan yang dipergunakan.
Dalam penyingkiran warkat berdasarkan beberap sumber diatas memiliki
memiliki kriteria masing-masing yaitu sesuai dengan arsip tersebut, baik dari
kegunaan, kepentingan, hingga kerahasiaannya.

8
BAB III

PENUTUP

Simpulan

 Menurut Undang-Undang No.43 Tahun 2009 tentang Kearsipan pasal 1 ayat 7, arsip
statis tidak dipergunakan secara langsung untuk perencanaan, pelaksanaan,
penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya, akan tetapi dalam rangka
pelaksanaan kehidupan kebangsaan, maka naskah-naskah, baik yang dibuat oleh
badan swasta atau perorangan dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan
tunggal maupun kelompok adalah arsip yang harus dikelola.
 Pada dasarnya Tata Kelola Arsip terdiri dari beberapa unsur pokok yaitu penciptaan
arsip yang terdiri atas proses penciptaan arsip, penyimpanan, penemuan kembali dan
pemeliharaan arsip. Pengelolaan itu digunakan sebagai proses mengkoordinir
kegiatan-kegiatan secara efektif dan efisien dengan dan melalui orang lain.
 Dalam penyingkiran warkat berdasarkan beberap sumber diatas memiliki memiliki
kriteria masing-masing yaitu sesuai dengan arsip tersebut, baik dari kegunaan,
kepentingan, hingga kerahasiaannya, Kearsipan secara umum adalah suatu proses
pengaturan dan penyimpanan bahan-bahan atau warkat secara sistematis, sehingga
bahan-bahan tersebut dapat dicari dengan cepat atau diketahui tempatnya setiap
diperlukan. Dalam kegiatan pengelolaan arsip harus memperoleh sebuah sistem
pengelolaan arsip yang meliputi kegiatan pengumpulan dokumen, pemeriksaan arsip,
penyortiran, pemberian kode atau penomoran, penempatan arsip, pemeliharaan arsip,
dan juga cara penyingkiran dan pemusnahan dokumen atau arsip yang sudah tidak
mempunyai nilai guna dan tidak digunakan lagi

Saran

Demikian makalah ini kami buat, kami menyadari bahwa dalam


penyusunannya masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat kami butuhkan demi perbaikan makalah kami selanjutnya. Semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38788/uu-no-43-tahun-2009, diakses pada: Jumat,


04 November 2022.

Anna riasmiati (2011), manajemen kearsipan, Semarang: UNNES Press Semarang.

Ikhsan, icha khinanty (2020), buku saku pengelolaan kearsipan , tim kukerta integrasi UR.

Abubakar, A. Hadi. 1985. Pola Kearsipan Modern Sistem Kartu Kendali. Jakarta : Penerbit
Djambatan.

djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-jakarta1/baca-berita/18874/Tata-Kelola-Arsip-Yang-Baik-untuk-
Informasi-Yang-Andal.html, diakses pada: Jumat, 04 November 2022.

10

Anda mungkin juga menyukai