Anda di halaman 1dari 3

INISIASI I

PBIN4109

Saudara mahasiswa, seperti yang telah saya sebutkan di atas, pembicaraan kita pada
Modul I adalah Hakikat Menulis. Untuk lebih jelasnya marilah kita bicarakan secara rinci
pada inisiasi 1 ini.

Hakikat Menulis

Saudara mahasiswa yang berbahagia, tentu Saudara ingat bahwa, menulis merupakan
keterampilan yang kompleks dalam arti seorang penulis harus memiliki kemampuan
tentang menentukan topik, menentukan tujuan, membuat kerangka, dan mengemukakan
ide dengan menggunakan bahasa yang tepat. Maka dari itu, menulis perlu dipraktekkan
secara berulang-ulang atau dilatih secara terus-menerus.

Pengertian Menulis

Saudara mahasiswa, apa sebenarnya menulis/mengarang itu? Menulis/mengarang


merupakan suatu kegiatan menyampaikan sesuatu ide, pendapat, kepada pembaca melalui
serangkaian bahasa yang digunakan sebagai medianya. Di dalam kegiatan ini terdapat
empat unsur yaitu penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau seseuatu yang
disampaikan penulis, saluran atau medium berupa lambang-lambang bahasa tulis, dan
penerima pesan atau pembaca.

Saudara juga tahu bahwa setiap penulis mempunyai tujuan tententu di dalam tulisannya,
baik tujuan untuk mengekpresikan pikiran( personal), mempengaruhi(direktif),menjalin
hubungan sosial (interaksional) , menyampaikan informasi(informatif), maupun untuk
menyampaikan rasa indah(estetis). Selain mempunyai tujuan, menulis juga mempunyai
manfaat; yaitu (1)mengembangkan kecerdasan karena menulis merupakan proses
berpikir, (2)mengembangkan daya inisiatif dan kreatif karena dengan latihann terus
menerus akan memicu tumbuh kembangnya daya inisiatif dan kreatif seorang penulis,
(3)menumbuhkan kepercayaan diri dan keberanian karena menulis memerlukan
keberanian menyampaikan pikiran dan perasaan dan gaya menulis. Sedangkan tanggapan
pembaca sebagai masukan bagi penulis, dan (4)menulis mendorong kebiasaan serta
memupuk kemampuan dalam menemukan,mengumpulkan dan mengorganisasikan
informasi.

Jika kita mengamati manfaat menulis begitu banyak, namun banyak orang yang enggan
untuk menulis . Keengganan ini disebabkan ketidaktahuan untuk apa menulis,tidak
berbakat, dan tidak tahu bagaimana menulis.Juga ada anggapan yang keliru tentang
menulis bahwa menulis itu mudah, mekanik bahasa merupakan inti dari menulis, menulis
itu harus sekali jadi, dan orang yang tidak menyukai menulis dapat mengajarkan menulis.
Hubungan Menulis dengan Aspek Keterampilan Berbahasa Lain

Saudara mahasiswa, menulis mempunyai hubungan dengan aspek berbahasa lainnya baik
langsung maupun tidak langsung. Hubungan menulis dengan menyimak, hal ini tampak
ketika seorang penulis memerlukan ide, atau informasi untuk tulisannya, maka akan
menyimak berbagai sumber noncetak dan membaca media cetak. Selain itu, penulis akan
menginspirasi pemilihan kata, penataan struktur sajian, serta pengorganisasian gagasan
yang menarik dalam kegiatan menulis. Dengan berbicara hubungannya bahwa keduanya
sama-sama menyampaikan pikiran dan perasaan membangun pengetahuan(aktif
produktif). Sedangkan dengan membaca selain yang telah disebutkan di atas, sering
penulis membaca karangannya sendiri dengan maksud apakah tulisannya menyajikan
sesuatu yang berarti, layak saji, menarik, dan enak dibaca atau tidak. Penulis melakukan
berbagai membaca lainnya dengan maksud ia tidak sekedar memperoleh ide, dan
menemukan inspirasi pemecahan masalah, tetapi ia juga mempelajari bagaimana penulis
menata dan menyajikan tulisannya.

Menulis sebagai Suatu Proses

Jika kita membaca kembali uraian di atas, bahwa menulis sebagai suatu proses dan
memerlukan berbagai pengetahuan. Di dalam menulis diperlukan juga berbagai
pendekatan. Ada beberapa pendekatan di dalam menulis yaitu: (1) pendekatan frekuensi,
banyaknya latihan akan menjadikan seseorang terampil menulis,(2) pendekatan
gramatikal, dengan penguasaan struktur bahasa akan mempercepat kemahiran dalam
menulis,(3) pendekatan koreksi, banyaknya koreksi dan masukan akan mempercepat
penguasaan kemampuan dalam menulis, dan (4) pendekatan formal, pengusaan menulis
diperoleh bila pengetahuan bahasa, pengaleniaan,pewacanaan atau aturan penulisan
dikuasai dengan baik. Sebagai suatu proses kemampuan menulis berkembang dan
diperoleh melalui belajar, berlatih, serta balikan yang terus-menerus.

Rangkaian kegiatan di dalam menulis terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap:
prapenulisan yaitu tahap persiapan yang terdiri dari: (1) menentukan topik, hal ini perlu
dilakukan karena topik merupakan inti persoalan yang menjiwai seluruh karangan, (2)
menentukan tujuan, tujuan menulis ada tiga yaitu menyampaikan informasi, menghibur,
dan mempengaruhi. (3) memperhatikan sasaran karangan atau pembaca, penulis berharap
apa yang ditulis dapat diterima oleh pembaca, maka dari itu, harus diketahui dan
diperhatikan siapa pembacanya, dan (4) mengumpulkan informasi pendukung, tanpa
informasi yang memadai, maka tulisan yang dihasilkan akan dangkal dan tidak
bermakna. Oleh karena itu, pengumpulan dan pengkajian informasi sebagai bahan tulisan
sangat diperlukan.

Setelah semuanya siap maka tahap berikutnya adalah penulisan. Penulis memulai
menulis dengan cara mengembangkan gagasan demi gagasan seperti yang terdapat pada
kerangka karangan. Selain itu, penulis memperhatikan struktur karangan yang terdiri dari
bagian awal, isi, dan penutup. Tahap terakhir dari rangkaian kegiatan menulis adalah
pascapenulisan terdiri dari penyuntingan dan perbaikan. Penyuntingan, mengacu pada
aktivitas membaca ulang, memeriksa dan menilai ketepatan isi, penyajian maupun bahasa
yang digunakan dalam karangan, sedangkan perbaikan, revisi yang disebabkan kesalahan
mekanik bahasa, pengkalimatan dan pengaleniaan yang tidak pas, peletakan uraian yang
kurang sesuai atau penjelasan yang keliru serta kesalahan yang parah pada berbagai
elemen karangan.

Sumber
Suparno dan Mohamad Yunus. 2008. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:Universitas
Terbuka.
Yunus,M.,dkk.2009.Buku Materi Pokok Menulis I. Jakarta: Universitas Terbuka.
Akhadiah,S.,dkk.1986. Materi Pokok Menulis II. Jakarta: Karunika, Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai