Dalam teori, struktur modal yang optimal adalah struktur di
mana biaya marginal riil baik berupa eksplisit dari masing-masing sumber pembelanjaan adalah sama (Erich; 1981). Hal ini menuntut kehati-hatian para manajer keuangan untuk menentukan struktur modal yang tepat agar dalam praktiknya tidak berdampak negatif. Masalah utama dalam menentukan struktur modal yaitu menaksir biaya implisit sumber pembelanjaan bukan modal sendiri. Perlu diingat bahwa dari berbagai metode untuk menentukan struktur modal suatu perusahaan tidak satu pun yang bisa dianggap sempurna. Oleh karena itu, diperlukannya informasi yang cukup untuk mengambil keputusan yang rasional dengan pandangan positif bahwa kita mampu menentukan struktur modal yang tepat. Keputusan struktur modal berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal dari dalam maupun dari luar, sangat mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber dana perusahaan dari internal berasal dari laba ditahan dan depresiasi. Dana yang diperoleh dari sumber eksternal adalah dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kreditur merupakan utang bagi perusahaan. Dana yang diperoleh dari para pemilik merupakan modal sendiri.
Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara
risiko dan tingkat pengembalian-Penambahan utang akan memperbesar risiko perusahaan tetapi sekaligus juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Risiko yang makin tinggi akibat membesarnya utang cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut.
Sruktur modal yang optimal adalah struktur modal yang
mengoptimalkan kesimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham ( Brigham dan Houston, 2001). Struktur modal perusahaan menggambarkan perbandingan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan. Ada dua macam tipe modal menurut Lawrence, Gitman (2000) yaitu modal hutang (debt capital) dan modal sendiri (equity capital). Tetapi dalam kaitannya dengan struktur modal, jenis modal hutang yang diperhitungkan hanya hutang jangka panjang.
B. Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Hal ini merupakan masalah yang cukup penting, khususnya bagi perusahaan. Faktor ini disebabkan adanya efek langsung terhadap posisi finansial dari perusahaan terkait. Khususnya, jika ada utang yang jumlahnya sangat besar, yang memberikan beban pada perusahaan.
Struktur modal dibuat untuk memadukan beberapa sumber dana
yang permanen, yang digunakan untuk operasional perusahaan yang bisa meningkatkan nilai dari perusahaan itu sendiri. Lalu faktor apa saja yang mempengaruhi struktur modal, berikut adalah ulasanya:
1. Struktur Aktiva
Faktor yang pertama adalah tangibility atau struktur aktiva,
dimana pada perusahaan industry sebagian besar modalnya akan tertanam di aktiva tetap, sehingga pemenuhan modal adalah dari modal sendiri.Adapun utang yang dimiliki, hanya sebagai pelengkap. Pemenuhan kebutuhan dana akan dipenuhi dengan utang. 2. Growth Opportunity
Growth opportunity yang dimaksud adalah penggabungan
hubungan negative dengan leverage, yang mana jika leverage di suatu perusahaan tinggi, maka kesempatan untuk investasi akan baik dan menguntungkan. Hal ini juga dapat mempengaruhi struktur pada permodalan perusahaan.
3. Profitabilitas
Suatu perusahaan dengan profitabilitas tinggi, akan
memiliki dana internal yang juga lebih banyak. Perusahaan yang tingkat pengembalianya tinggi, akan berinvestasi dengan utang yang kecil. Dengan begitu, pembiayaan kebutuhan pendanaan adalah dengan dana internal. Maka dari itu, hal ini berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.
4. Ukuran Perusahaan
Perusahaan yang besar, akan melakukan diversifikasi usaha
yang lebih banyak, maka kemungkinan gagal dalam menjalankanya usahanya atau bangkrut itu akan lebih kecil. Perusahaan besar bisa saja mengalami bangkrut, namun bagaimanapun perusahaan besar dianggap mampu untuk menghadapi krisis.
5. Risiko Bisnis
hal lain yang juga mempengaruhi struktur modal
perusahaan adalah faktor risiko bisnis, dimana dengan adanya risiko bisnis ini akan mempersulit perusahaan dalam pendanaan eksternal. Hal ini tentunya akan berpengaruh pada leverage dari perusahaan terkait.