Anda di halaman 1dari 16

e/m J.J.

THOMSON

I. TUJUAN
e
 Menentukan nilai dari sebuah elektron.
m

 Membuktikan adanya gaya Lorenzt.


 Memperlihatkan gaya yang dialami oleh elektron dalam medan magnet.

II. ALAT – ALAT

 Tabung berkas sinar elektron


 Kumparan Helmholtz
 Teleskop
 Catu daya tegangan tinggi (untuk tabung sinar elektron)
 Catu daya tegangan rendah (low)
 Voltmeter (mengukur tegangan)
 Amperemeter (mengukur arus)
 Kabel-kebel penghubung

III. TEORI

Pada awal 1900-an, J. J. Thomson mengusulkan model atom baru yang mengikutkan
keberadaan partikel elektron dan proton. Karena eksperimen menunjukkan proton memiliki
massa yang jauh lebih besar dibandingkan elektron, maka model Thomson
menggambarkan atom sebagai proton tunggal yang besar. Di dalam partikel proton,
Thomson memasukkan elektron yang menetralkan adanya muatan positif dari proton.
Menurut Thomson, atom terdiri dari suatu bulatan bermuatan positif dengan rapat muatan
yang merata. Di dalam muatan positif ini tersebar elektron dengan muatan negatif yang
besarnya sama dengan muatan positif. Cara yang populer untuk menggambarkan model ini
adalah dengan menganggap elektron sebagai kismis di dalam kue puding proton, sehingga
model ini diberi nama model kue kismis. Walaupun model atom Thomson adalah yang
pertama yang memasukkan konsep adanya proton dan elektron yang bermuatan, model
Thomson tidak mampu melewati pengamatan pada eksperimen-eksperimen berikutnya.
Sebagai catatan, proton yang digunakan dalam model Thomson ini bukanlah partikel
proton yang ditemukan di model yang lebih modern. Bahkan sesungguhnya dapat
dikatakan model Thomson tidak memiliki proton, namun sebuah sel bermuatan positif.
Pengaruh model atom Dalton dapat dilihat dengan jelas pada model Thomson. Dalton
berspekulasi bahwa atom adalah benda padat, dan Thomson mendukung gagasan ini dalam
modelnya dengan mengelompokkan elektron dan proton bersama-sama.

Dari hasil percobaannya, Thomson menyatakan bahwa sinar katoda merupakan


partikel penyusun atom (partikel sub atom) yang bermuatan negatif yang selanjutnya
dinamakan sebagai elektron. Atom merupakan partikel yang bersifat netral. Oleh karena
elektron bermuatan negatif, maka untuk menghasilkan muatan total netral harus ada
muatan positif. Dengan demikian, Thomson telah menyempurnakan teori atom dari Dalton
dan mengemukakan teori atomnya yang dinamakan sebagai teori atom Thomson. Teori
atom Thomson menyatakan bahwa: “Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif
dan didalamya tersebar muatan negatif elektron”. Kelemahan Teori atom Thomson
adalah tidak dapat menjelaskan bagaimana susunan elektron dan muatan positif di dalam
atom.

Teori diuraikan dari gambar tabung sinar elektron seperti gambar dibawah ini :

Elektron thermionik dipancarkan dari katoda C dan jatuh di anoda Q elektron tersebut
bergerak sepanjang sumbu tabung melalui sebuah tabung dalam anoda P dan selanjutnaya
dipercepat dan dikoliminasikan. Selanjutnya berbekas elektron memasuki ruang yang
sangat vakum dengan kecepatan yang dianggap konstan vx sampai jatuh kepermukaan S,
dengan persamaan:

Jika dilihat CAB :


R2 = X2 + (R-Y)2
R2 = X2 + R2 – 2RY+Y2
2RY = Y2 + X2
X 2 Y2
R=
2Y

Irisan dari gambar diatas adalah :

 S
y
0
Vx

____

x
Dari gambar diatas maka :
Misalkan elektron dari titik O bergerak kearah mendatar v x , waktu elektron menempuh
sejauh x  t , maka :
x  vx  t …………………………………….………………………………………(1)
1
y  voy  t  ayt 2
2

1
Jika voy  0  y  a yt 2 …………………………………….………………………(2)
2
Fy  m  a y
eE  m  a y

Maka :
eE
ay  …………………………….………………………………………………(3)
m

Masukkan pers (2) ke pers (3), sehingga didapat :


1 eE 2
y t …………………………………………………………………….(4)
2 m

Sedangkan :
x
t
vx

Maka didapat :
2
1 eE x
y  ………………………………………...…………………………..(5)
2 m vx 2

Jika didaerah plat sejajar dipasang medan magnet homogen dengan kuat medan B maka
gaya magnet yang dialami elektron adalah sebagai berikut :
v2
m  eB  v
R
m  v m  vx
x  t  R   …………………………………………………………….(6)
eB eB

Dimana :
R = Jari-jari lintasan elektron
e = Muatan elektron (1,6 x 10-19c)
B = Kuat medan magnet (Wb/m2)
vx = Kecepatan dalam sumbu x (m/s)
t = Waktu (sekon)
E = Medan listrik (N/m2)

Bila kita perhatikan lintasan elektron dibawah ini :


___

0
y
B
A
 R

C
Gambar 2

Jika dilihat CAB :


R 2  (R  y) 2  x 2
R 2  R 2  2 Ry  y 2  x 2
2 Ry  y 2  x 2

Jika y << x => y2 = 0


2 Ry  x 2

x2
R …………………………………………………………………….(7)
2y

x2
y
2R

Substitusikan R dari pers (6) maka :


x2  e  B
y ………………………………………...…………………………..(8)
2m  v x

Bila potensial listrik dipakai sebesar V, maka elektron diantara plat katoda dan anoda
memiliki energi potensial yang dinyatakan dengan :
E p  eV ……………………………………….……………………………(9)
Dimana :
Ep = Energi potensial (joule)
e = Muatan elektron (1,6 x 10-19c)
V = Potensial listrik (Volt)

Oleh elektron energi potensial ini dipakai ke energi kinetik untuk menggerakkan
elektronnya dengan kecepatan vx sehingga :
1 2
eV  mv x ………………………………...…………………………………(10)
2

2eV
vx  …………………………………………………………………...(11)
m

Perhatikan gambar dibawah ini :

B
lilitan

_ a
lilitan

Dari gambar diatas sehingga didapat persamaan :


e 2V
 2 2
m R B

Dimana :
 0 NI 8
B  3/ 2
a 5
Dan
x2  y2
R
2y
Dimana :
N = jumlah lilitan kumparan Helholtz
a = jari-jari kumparan Helmholtz

IV. JALAN PERCOBAAN


 Rangkailah rangkaian seperti gambar dibawah ini :

 Periksa sekali lagi sambungan-sambungan listriknya karena penyambungan yang


salah akan berakibat pada alat-alat percobaan.
 Nyalakan catu daya tegangan tinggi untuk tabung.
 Atur tegangan sehingga berkas elektron terlihat jelas dilayar.
 Catat tegangan yang melalui plat yang ada didalam tabung untuk menentukan
besarnya medan listrik yang dihasilkan.
 Catat besar simpangan arus terhadap arah batang.
 Nyalakan catu daya untuk kumparan Helmholtz sehingga menghasilkan medan
magnet yang homogen.
 Catat besarnya arus (I), tegangan (V), x dan y.

V. DATA PENGAMATAN

No V (Volt) I (mA) X (cm) Y (cm)


1 0,296 0,09 7 0,5
2 0,462 0,11 8 1
3 0,692 0,18 8,5 1,5
4 0,877 0,24 9 2
5 1,053 0,26 10 2,5

Pekanbaru, 01 Mei 2010


Mengetahui Praktikan

(DRS. WALFRED. T) (WENI FAJRIANI)

VI. TUGAS AKHIR


e
1. Carilah harga pada percobaan tersebut!
m
Rumus :
X 2 Y2
R
2Y
 NI 8
B 0
a 53 / 2
e 2V
 2 2
m R B

a. Untuk X = 7 cm = 0,07m, Y = 0,5 cm = 0,005 m


Diket :
N = 320 lilitan
µ0 = 4π x 10-7 Wb m/A = 12,56 x 10-7 Wb/A m
V = 0,296 Volt
I = 0,09 mA = 0,09 x 10-3A
a = 6,2 cm = 6,2 x 10-2 m
X 2  Y 2 (0,07m) 2  (0,005m)2 4,925  10 3 m 2
 R   2
 4,92  10 1 m
2Y 2(0,005m) 10 m

 0 NI 8 (12,5610-7 Wb/A  m)  (320)  (0,09 x 10-3 A) 8


B   4,17 107 Tesla
a 53 / 2 6,2 10 2 m 11,18

e 2V 2(0,296) 592  10 3
  2 2    1,41  1013 C / Kg
m R B (4,92  10 1 m) 2  (4,17  10 7 Tesla ) 2 420,84  10 16

b. Untuk X = 8 cm = 0,08m, Y = 1 cm = 0,01 m


Diket :
N = 320 lilitan
µ0 = 4π x 10-7 Wb m/A = 12,56 x 10-7 Wb/A m
V = 0,462 Volt
I = 0,11 mA = 0,11 x 10-3A
a = 6,2 cm = 6,2 x 10-2 m
X 2  Y 2 (0,08m) 2  (0,01m)2 6,5  10 3 m 2
 R    3,25  101 m
2Y 2(0,01m) 2  10 2 m

 0 NI 8 (12,56 10-7 Wb/A  m)  (320)  (0,11 x 10 -3 A) 8


 B  2
 5,1 10 7 Tesla
a 5 3/ 2
6,2 10 m 11,18
e 2V 2(0,462) 924 10 3
  2 2  1 7
 16
 3,36 1013 C / Kg
m R B (3,25 10 m)  (5,1 10 Tesla )
2 2
274,66 10

c. Untuk X = 8,5 cm = 0,085m, Y = 1,5 cm = 0,015 m


Diket :
N = 320 lilitan
µ0 = 4π x 10-7 Wb m/A = 12,56 x 10-7 Wb/A m
V = 0,692 Volt
I = 0,18 mA = 0,18 x 10-3A
a = 6,2 cm = 6,2 x 10-2 m
X 2  Y 2 (0,085m) 2  (0,015m)2 7,45 10 3 m 2
 R    2,48 10 1 m
2Y 2(0,015m) 3 10 2 m

 0 NI 8 (12,5610-7 Wb/A  m)  (320)  (0,18 x 10-3 A) 8


B  2
 8,35 107 Tesla
a 5 3/ 2
6,2 10 m 11,18

e 2V 2(0,692) 1384 10 3


  2 2  1 7
 16
 3,23 1013 C / Kg
m R B (2,48 10 m)  (8,35 10 Tesla )
2 2
428,77 10

d. Untuk X = 9 cm = 0,09m, Y = 2 cm = 0,02 m


Diket :
N = 320 lilitan
µ0 = 4π x 10-7 Wb m/A = 12,56 x 10-7 Wb/A m
V = 0,877 Volt
I = 0,24 mA = 0,24 x 10-3A
a = 6,2 cm = 6,2 x 10-2 m
X 2  Y 2 (0,09m) 2  (0,02m) 2 8,5 10 3 m 2
 R    2,12 10 1 m
2Y 2(0,02m) 4 10 2 m

 0 NI 8 (12,56 10 -7 Wb/A  m)  (320)  (0,24 x 10 -3 A) 8


B  2
 11,13 10 7 Tesla
a 5 3/ 2
6,2 10 m 11,18

e 2V 2(0,877) 1754 10 3


  2 2  1 7
 16
 3,15 1013 C / Kg
m R B (2,12 10 m)  (11,13 10 Tesla )
2 2
556,17 10
e. Untuk X = 10 cm = 0,1m, Y = 2,5 cm = 0,025 m
Diket :
N = 320 lilitan
µ0 = 4π x 10-7 Wb m/A = 12,56 x 10-7 Wb/A m
V = 1,053 Volt
I = 0,26 mA = 0,26 x 10-3A
a = 6,2 cm = 6,2 x 10-2 m
X 2  Y 2 (0,1m) 2  (0,025m)2 10,62  10 3 m 2
 R    2,12  10 1 m
2Y 2(0,025m) 5  10  2 m

 0 NI 8 (12,56 10 -7 Wb/A  m)  (320)  (0,26 x 10 -3 A) 8


B  2
 12,06 10 7 Tesla
a 5 3/ 2
6,2 10 m 11,18

e 2V 2(1,053) 2106 10 3


  2 2  1 7
 16
 3,22 1013 C / Kg
m R B (2,12 10 m)  (12,06 10 Tesla )
2 2
653,02 10

e
2. yang dicari sebenarnya digunakan untuk menentukan kecepatan gerak dari
m
suatu elektron dari anoda ke katoda dimana suatu tabung dihubungkan dengan
tegangan untuk menghasilkan perpindahan elektron dari anoda ke katoda, dan

1
pada katoda terdapat Ek  mv 2 sedangkan tegangan E p  eV maka:
2
Ek  E p
1
mv 2  eV
2
2eV
v
m

X 2 Y 2
3. Buktikan persamaan R  dari gambar Y  ( R  Y ) 2
2Y
Perhatikan CAB :
R2  X 2  Y 2
R 2  X 2  (R  Y )2
R 2  X 2  R 2  2 RY  Y 2
2 Ry  X 2  Y 2
X 2 Y 2
R ======================> Terbukti
2Y

e 2V 1
4. Untuk membuktikan persamaan  2 2 kita gunakan pers Ek  mv 2 dan
m R B 2
E p  eV , sehingga :
Ek  E p
1
mv 2  eV
2
2eV
v
m
Dalam hal ini supaya partikel tersebut bergerak kearah horizontal, maka patikel
tersebut harus dalam keadaan seimbang dimana gaya sentrifugal (gaya magnet)
ini sama dengan gaya sentripetal :
Fsentrifugal  Fsentripetal
mv 2
Bev 
R
mv 2
Re B 
v
2
 2eV 
(Re B )   m 

 m 
2
2m eV
R 2e 2 B 2 
m
R eB  2meV
2 2

e 2V
 2 2 =======================>Terbukti
m R B

 0 NI 8
5. Buktikan persamaan B 
a 53 / 2
Dari gambar kita akan menentukan induksi medan magnet pada pertengahan titik
(titik pada pusat lingkaran). Induksi magnet pada pertengahan titik P adalah :

N o Ia 2  1 1 
Bz Z    2  3  Dimana z=b=a/2
  
2  z  a  2b  z  2  a 2
  2


 
N o Ia 2  1 1 
Bz  Z     3 

   
3
2   a 2  a  2  2a  a 2  2 
  2   2 2  
 
N o Ia 2
1 1 
B   
2   a2
 2
  
3

3
 a 1
2

2

  4  a   a 2
2a  
 
N o Ia 2  1 1 
  
B 3 
2 

5
 4  a
2
a2  a2
4
3
2 


 
2 1 
B  N o Ia
 
 5 32 2 
 4 a 
N I   4  2 
3

B  3o  3 
a   5 2 

N o I  8 
B  3  ==================> Terbukti
a   5 2 

VII. ANALISA DATA


e
No V (Volt) I (mA) X (cm) Y (cm) R (m) B (Tesla) (C/Kg)
m
1 0,296 0,09 7 0,5 4,92 10 1 4,17  10 7 1,41  1013
2 0,462 0,11 8 1 3,25  10 1 5,1  10 7 3,36  1013
3 0,692 0,18 8,5 1,5 2,48  10 1 8,35  10 7 3,23  1013
4 0,877 0,24 9 2 2,12  10 1 11,13  10 7 3,15  1013
5 1,053 0,26 10 2,5 2,12  10 1 12,06  10 7 3,22  1013

 Semakin besar arus (I) maka tegangan (V) yang dihasilkan juga akan semakin besar
dan sebaliknya.
 Semakin tinggi garis Y maka semakin tinggi pula harga X dan sebaliknya.
 Semakin besar arus (I) yang digunakan maka jari-jari lintasan elektron (R) akan
semakin kecil.
 Semakin besar arus (I) yang digunakan maka medan magnet (B) yang dihasilkan
akan semakin kecil.

VIII. KESIMPULAN

 Bila potensial listrik dipakai sebesar V, maka elektron diantara plat katoda dan anoda
memiliki energi potensial yang dinyatakan dengan : E p  eV .
 Kelemahan Teori atom Thomson adalah tidak dapat menjelaskan bagaimana susunan
elektron dan muatan positif di dalam atom.
 Semakin besar arus (I) maka tegangan (V) yang dihasilkan juga akan semakin besar
dan sebaliknya.
 Semakin tinggi garis Y maka semakin tinggi pula harga X dan sebaliknya.
 Semakin besar arus (I) yang digunakan maka jari-jari lintasan elektron (R) akan
semakin kecil.
 Semakin besar arus (I) yang digunakan maka medan magnet (B) yang dihasilkan
akan semakin kecil.

IX. DAFTAR PUSTAKA

 Physics Experiment, Volume 8 (899 – 942), Leybold Didatic GMBH Publishing


Company
 New Physics Leaflets for Co. Meges and Universities, Volume 1 (599-952), leybold
Didatic GMBH Publishing Company
 Beiser, A. (1990). Konsep Fisika Modern. Edisi 4. Jakarta : Erlangga
 Brehm, J.J. William. J. M. (1998). Introduction to the Structure Of Matter. Mc
Grawhill. Newyork.

Anda mungkin juga menyukai