PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang di kemukakan, permasalahan
secara garis besar di identifiaksikan sebagai berikut :
1. Beberapa siswa memiliki sikap pendiam dan pemalu
2. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan saat guru menerangkan di
depan kelas
3. Siswa kurang peduli terhadap siswa yang mengalami kesulitan saat
pembelajaran
4. Siswa kurang disiplin dalam tata tertib sekolah seperti masih adanya
siswa yang sering terlambat
5. Siswa Kurang dalam menjaga lingkungan
6. masih ada siswa yang keluar sekolah sebelum jam pelajaran berakhir
7. Siswa kurang rapi dalam berpakaian
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah pada sub identifikasi masalah,
permasalahan dalam penelitian ini dibatasi hanya pada pembelajaran Tematik
bermuatan Ilmu Pengetahuan Sosial
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada identifikasi masalah diatas, maka perumusan
masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Peran Guru dalam mengembangkan sikap sosial dan
Kedisiplinan Siswa Kelas IV Pada Pembelajaran Tematik Bermuatan Ilmu
Pendidikan Sosial di SD Negeri Brengosan 2 Ngaglik Sleman?
2. Apa saja yang menjadi hambatan Guru dalam mengembangkan sikap sosial
dan Kedisiplinan siswa kelas IV Pada Pembelajaran Tematik Bermuatan
Ilmu Pengetahuan Sosial di SD Negeri Brengosan 2 Ngaglik Sleman?
3. Apa saja solusi yang dilakukan dalam mengatasi hambatan Guru dalam
mengembangkan sikap sosial dan Kedispilinan Siswa kelas IV Pada
Pembelajaran Tematik Bermuatan Ilmu Pengetahuan Sosial di SD Negeri
Brengosan 2 Ngaglik Sleman?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Perumusan Masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Peran Guru dalam mengembangkan Sikap Sosial dan
Kedisiplinan Siswa dalam Pelajaran Tematik Bermuatan Ilmu
Pengetahuan Sosial Kelas IV di SD Brengosan 2 Nggalik Sleman
2. Untuk mengetahui Hambatan apa saja yang di alami oleh guru dalam
mengembangkan Sikap Sosial dan Kedisiplinan Siswa dalam
Pembelajaran Tematik Bermuatan Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV
di SD Brengosan 2 Nggalik Sleman
3. Untuk mengetahui solusi apa saja yang dilakukan dalam mengatasi
hambatan dalam mengembangkan Sikap Sosial dan Kedisiplinan Siswa
kelas IV dalam Pembelajaran Tematik Bermuatan Ilmu Pengetahuan
Sosial di SD N Brengosan 2 Nggalik Sleman
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan
tentang sikap sosial dan kedisiplinan siswa yang terdapat pada siswa
sekolah.
b. Sebagai bahan pertimbangan atau masukan dalam memberi ide agar
memperhatikan kemampuan sikap sosial dan kedisiplinan siswa dalam
belajar dan tidak hanya memiiliki kemampuan pengetahuan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah, dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang
berpengaruh pada mutu sekolah karena kemampuan guru dalam
melaksanakan tugas sesuai kebutuhan siswa dan profesional
b. Bagi guru, dapat meningkatkan kemampuan dalam proses belajar
mengajar serta dapat memahami kendala yang dihadapi oleh siswa.
c. Bagi siswa, membrikan gambaran tentang pentingnya sikap sosial dan
kedisiplinan siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Teori
a. Peran Guru dalam Mengembangkan Sikap Sosial dan Kedisiplinan
1) Pengertian Guru
Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 14 Tahun 2005
tentang Guru Dosen menyebutkan bahwa:
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Guru merupakan sosok yang tidak pernah lepas dari dunia
pendidikan. Orang jawa menyebut bahwa guru berasal dari kata “digugu
lan ditiru” dalam arti orang yang memiliki kharisma atau wibawa hingga
perlu untuk ditiru dan diteladani. Seorang guru harus bisa dipercaya dan
ditiru setiap hal yang positif, baik dari segi keilmuan yang dikuasainya
hingga sikap dan etikanya setiap di sekolah. Mengjar, mendidik,
membimbing, melatih mengarahjan, menilai setiap anak didiknya ialah
tugas seorang guru. Dalam Jurnal Wahyuni Sri. 2010. “Profesi
Kependidikan” Jurnal Profesi Guru Adalah Panggilan Ilahi
Guru juga dianggap sebagai sumber informasi bagi
perkembangan kemajuan ke arah yang lebih baik. Seperti Pendapat
Mulyasa (2006:37) bahwa “Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh,
panutan, dan identifikasi para peserta didik dan lingkunganya, karena
itulah, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang
mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin”
Guru sebagai tenaga profesional yang mempunyai tujuan
terselenggaranya pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip
profesioanalitas. Seorang guru yang profesional. Seorang guru yang
profesional. Seoramg guru yang profesiaonal akan menghasilkan proses
dan juga hasil berupa pendidikan yang bermutu untuk mewujudkan
manusia Indonesia yang cerdas, beriman, dan bertaqwa.
2) Pengertian Peran Guru
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia modern, peran adalah
pemain atau sesuatu yang menjadi bagian atas yang memegang pimpinan
terutama dalam terjadinya sesuatu hal atau peristiwa. Sedangkan peran
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peran guru. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa peran guru adalah pemain yang terlibat (guru) dalam
melakukan suatu hal atau kegiatan dalam proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan
Setywan (2013:1) Guru dianggap memiliki peranan yang sangat
penting dan mulai di tengah masyarakat. Ungkapan bahwa guru adalah
“Pahlawan tanpa tanda jasa” Mengekspresikan pentingnya peran tersebut.
Guru dianggap seperti pahlawan yang menyelamatkan kehidupan banyak
orang. Peran guru yang dipandang mulia oleh masyarakat juga tercermin
dari akronim kata “guru” dalam bahasa jawa sebagai digugu lan ditiru
kata “Digugu” berarti hal-hal yang dikatakan layak diperayai oleh orang
laib dan “ditiru” berarti hal-hal yang dilakukan layak dijadikan teladan.
3) Peran Guru
Menurut Rusman (2010:62-65) Peranan guru dianggap dominan
menurut diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Guru sebagai demonstrator
Melalui perannya sebagai demonstrator, guru hendaknya menguasai
bahan atau materi belajaran yang akan diajarkan dan
mengembangkannya, karena hal ini akan sangat menentukan hasil
belajar yang dicapai oleh siswa.
2. Guru sebagai pengelola kelas
Dalam perannya sebagai pengelola kelas (learning managers). Guru
hendaknya mampu melakukan penanganan pada kelas, karena kelas
merupakan lingkungan yang perlu diorganisasi.
3. Guru sebagai mediator dan fasilitator
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup untuk media pendidikan, karena media
pendidikan merupakan alat komunikasi guna lebih mengefektifkan
proses belajar mengajar. Begitu juga guru sebagai fasilitator, guru
hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang kiranya
berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses
belajar mengajar, baik yang berupa narasumber, buku teks,
majalah, ataupun surat kabar.
4. Guru sebagai evaluator
Guru sebagai evaluator yang baik, guru hendaknya melakukan
penilaian untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan
itu tercapai apa tidak, apakah materi yang diajarkan sedah dikuasai
atau belum oleh siswa, dan apakah metode yang digunakan sudah
cukup tepat.
dengan menciptakan suasan kegiatan yang sedemikian rupa, serasi
dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar mengajar
akan berlangsung secara efektif.
Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti menyimpulkan
bahwa Peran Guru adalah sangatlah penting dalam pendidikan,
karena membantu siswa mengatasi kesulitan dalam proses belajar,
Guru sebagai panutan sebagian subjek dalam pendidikan dalam
proses belajar mengajar
4) Sikap Sosial
a) Pengertian Sikap Sosial
Istilah sikap sosial dalam bahasa Inggris disebut attitude,
sedangkan istilah attitude berasal dari bahasa Latin, yaitu aptus yang
berarti keadaan siap secara mental, yang bersifat melakukan kegiatan.
Triandis mendefinisikan sikap sebagai sebagai “an attitude ia an idea
charged with emotion whice predis poses a class of actions to
aparcitular class of sosial situation”
Rumusan diatas diartikan bahwa sikap mengandung tiga
komponen, yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen
tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek disertai
dengan perasaan positif dan negatif.
Menurut Bambang Syamsul (2015:124) sikap adalah kesiapan
yang sentiasa cenderung berperilkau atau bereaski dengan cara tertentu
jika dihadapkan dengan suatu masalah atau objek. Oleh karena itu
banyak sosiologi dan psikologi memberi batasan bahwa sikap
merupakan kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang
khusus terhadap stimulasi yang ada dalam lingkungan sosial.
Abu Ahmadi (2007: 163) menyebutkan sikap sosial adalah
kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata dan berulang-
ulang terhadap objek sosial. Sikap sosial dinyatakan tidak oleh seorang
tetapi diperhatikan oleh orang-orang sekelompoknya. Objeknya adalah
objek sosial (banyak orang dalam kelompok) dan dinyatakan
berulangulang. Misalnya sikap masyarakat terhadap bendera
kebangsaan, mereka selalu menghormatinya dengan cara khidmat dan
berulang-ulang pada harihari nasional di negara Indonesia. Contoh
lainnya sikap berkabung seluruh anggota kelompok karena
meninggalnya seorang pahlawannya.
Sarlito W. Sarwono (2015:83) Sikap merupakan proses evaluasi
yang sifatnya internal/subjektif yang berlangsung dalam diri seseorang
dan tidak dapat diamati secara langsung. Sikap dapat diketahui melalui
pengetahuan, keyakinan perasaan, dan kecenderungan tingkah laku
seseorang terhadap objek sikap. Jadi, kita dapat mengukur kedalaman
sikap seseorang terhadap suatu objek, melalui pengetahuanya,
perasaanya, dan bagaiamana ia memperlakukan objek tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa sikap adalah kesadaran individu untuk
bertindak dalam menanggapi objek dan terbentuk berdasarkan
pengalaman. Adapun sosial merupakan sesuatu yang berkenaan dengan
pengaruh orang atau kelompok antara satu sama lain. Jadi sikap sosial
adalah kesadaran individu untuk bertindak secara nyata dan berulang-
ulang terhadap objek sosial berdasarkan pengalamnya. Dalam
pengertian lain, sikap adalah perbuatan sebagai reaksi terhadap suatu
rangsangan yang disertai dengan pendirian perasaan sesorang.
b) Ciri-Ciri Sikap
Sikap menentukan jenis atau tabiat tingkah laku dalam hubunganya
dengan perangsang yang relevan, oramg orang atau kejadian-
kejadian. Dapatlah dikatakan bahwa sikap merupakan faktor internal,
tetapi tidak semua faktor internal adalah sikap. Menurut Abu Ahmadi
(2007: 164-165) mengemukakan ciri-ciri sikap sebagai berikut:
a. Sikap itu dipelajari. Sikap merupakan hasil belajar perlu dibedakan
dari motif-motif psikologis lainnya. Beberapa sikap dipelajari tidak
sengaja dan tanpa kesadaran kepada sebagian individu,
kemungkinan terjadi mempelajari sikap dengan sengaja apabila
individu mengerti bahwa hal itu akan membawa dampak yang lebih
baik untuk dirinya sendiri, membantu tujuan kelompok, atau
memperoleh suatu nilai yang sifatnya perseorangan.
b. Memiliki kestabilan. Sikap bermula dari dipelajari, kemudian
menjadi lebih kuat, tetap, dan stabil melalui pengalaman.
c. Personal-societal significance. Sikap melibatkan hubungan antara
seseorang dengan orang lain dan juga antara orang dengan situasi.
Jika seseorang merasa bahwa orang lain menyenangkan, terbuka
serta hangat, maka akan sangat berarti bagi dirinya dan orang itu
merasa bebas.
d. Berisi cognisi. Komponen cognisi daripada sikap adalah berisi
informasi yang nyata, misalnya: objek itu dirasakan menyenangkan
atau tidak menyenangkan. e. Approach-avoidance directionality.
Bila seseorang memiliki sikap yang favorable terhadap sesuatu
objek, mereka akan mendekati dan membantunya, sebaliknya bila
seseorang memiliki sikap yang unfavorable, mereka akan
menghindarinya.
c) Fungsi Sikap
Fungsi (Tugas) sikap menurut Abu Ahmadi (2007: dapat dibagi
menjadi empat golongan berikut :
a. Penyesuaian Diri
Sikap berfungsi sebagia alat untuk menyesuaikan diri. Sikap
merupakan sesuatu yang bersifat communicabel, artinya mudah
menjalar sehingga mudah pila menjadi milik bersama. Oleh karena
itu, suatu golongan yang mendasekan atas kepentingan bersama
dan pengelaman bersama ditandai oleh sikap anggotanya yang
sama terhadap suatu objek. Dengan demikian, sikap anggotannya
yang sama terhadap suatu objek. Dengan demikian, sikap dapat
menjadi rantai penghubung antara seseorang dengan kelompoknya
atau dengan kelompok yang lain.
b. Pengatur Tingkah Penyesuaian
Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah laku. Kita
mengetahui bahwa tingkah laku anak kecil dan hewan pada
umumnya merupakan aksi-aksi yang spontan terhadap sekitarnya.
Antara perangsang dan reaksi tidak ada pertimbnagan, tetapi pada
umunya tidak diberi reaski secara spontan. Akan tetapi, terdapat
proses secara sadar untuk menilai perangsang itu.
c. Alat Pengatur Pengalaman
Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman, Dalam hal ini
perlu dikemukakan bahwa sikap manusia dalam menerima
pengelaman dari dunia luar tidak pasif, tetapi diterima secara aktif,
artinya semua pengalaman yang berasal dari dunia luar tidak
semuanya dilayani oleh manusia, tetapi manusia memiloh hal-hal
yang perlu dan yang tidak perlu dilayani. Jadi, manusia setiap saat
mengadakan pilihan dan tidak semua perangsang dapat dilayani.
d. Pernyataan Kepribadian
Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian, Sikap sering
mencerminkan kepribadian seseorang. Hal ini dikarenakan sikap
tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya. Oleh karena
itu, dengan melihat sikap pada objek-objek tertentu, sedikit banyak
orang dapat mengetahui pribadi orang tersebut.
6) Pengertian Tematik
a) Pengertian Tematik
Dalam Kurikulum 2013 kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar
kelas I sampai IV dilakukan dengan menggunakan pembelajaran
tematik terpadu. Sedangkan dalam kurikulum Tahun 2006 (KTSP)
pembeljaran tematik terpadu dilaksanakan di kelas I sampai kelas III.
Pembeljaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang dikemas dalam
bentuk tema-tema berdasarkan muatan beberapa mata pelajaran yang
dipadukan atau di integrasikan. Tema merupakan wadah atau wahana
untuk mengenalkan berbagai konsep materi kepada anak didik secara
menyeluruh. Tematik diberikan dengan maksud menyatukan konten
kurikulum dalam unit-unit atau satuan-satuan yang utuh segingga
membuat pembelajaran sarat akan nilai, bermakna dan mudah dipahami
oleh siswa.
Menurut Rusman (2015:139) Pembelajaran tematik terpadu
merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran terpadu
(Intergrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran
yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok,
aktif menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan
secara holistik, bermakna dan autentik. Pembelajaran ini berangkat dari
teori pembelajaran yang menolak prose latihan/ hafalan (drill) sebagai
dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak.
Pendekatan pembelajaran terpadu lebih menekankan pada penerapan
konsep belajar sambil melakukan sesuatu (Learning by dving)
Menurut Daryanto (2014:3) Pembelajaran Tematik diartikan
sebagai pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan
bebrapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa. Keuntungan Pembelajaran Tematik:
1) Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu
2) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan
berbagai kompetensi dasar dapat dikembangkan dalam tema yang
sama, pemahaman terhadapat materi pelajaran lebih mendalam dan
bekesan, kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan
mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.
3) Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karen
materi disajikan dalam konteks tema yang jelas
4) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam
situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu
mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain.
5) Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan
dapat dipersiapkan sekaligus.
3. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Peran Guru dalam mengembangkan sikap sosial dan
Kedisiplinan Siswa Kelas IV Pada Pembelajaran Tematik Bermuatan IPS
di SD Negeri Brengosan 2 Ngaglik Sleman?
2. Apa saja yang menjadi hambatan Guru dalam mengembangkan sikap sosial
dan Kedisiplinan siswa kelas IV Pada Pembelajaran Tematik Bermuatan
Ilmu Pengetahuan Sosial di SD Negeri Brengosan 2 ?
3. Apa saja solusi yang dilakukan dalam mengatasi hambatan Guru dalam
mengembangkan sikap sosial dan Kedispilinan Siswa kelas IV Pada
Pembelajaran Tematik Bermuatan Ilmu Pengetahuan Sosial di SD Negeri
Brengosan 2 Ngaglik Sleman Yogyakarta?
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain Penelitian ini adalah Penelitian Deskriptif Kualitatif, Penelitian
deskriptif digunakan pada penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan suatu
kejadian. Menurut Sugiyono (2016:7) Metode Penelitian Deskriptif kualitatif
adalah Metode baru, karena populatritasnya belum lama,dinamakan metode
postpositivisme. Metode ini disebut juga sebagi metode artistik, karena proses
penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai metode
interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi
terhadap data yang di temukan di lapangan. Metode Penelitian kualtitafif
sering disebut metose penelitian naturalistik karena penelitianya dilakukan
pada kondisi yang alamiah (natural setting). Jenis Penelitian ini digunakan
untuk mengetahui Peran Guru dalam mengembangkan Sikap Sosial dan
Kedisiplinan Siswa kelas IV melalui Pembelajaran Tematik bermuatan Ilmu
Pengetahuan Sosial di SD Negeri Brengosan 2.
B. Setting Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri Brengosan 2 yang beralamat di
Kayunan, Donoharjo, Ngaglik, Sleman Yogyakarta. Penelitian ini akan di
laksanakan mulai November
No Kegiatan Bulan (2019)
Septembe Oktob Novem Desember
r er ber
1. Observasi
2. Penyusunan proposal
3. Pelaksanaan Penelitian
4. Analisis Data
5. Penyusunan Laporan
b. Wawancara
Menurut Sugiyono (2013:317) mendefinisikan wawancara merupakan
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Peneliti
menggunakan wawancara semi terstruktur yang dilakukan dengan
mempersiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis
yang disusun secara terperinci dengan alternatif jawaban yang telah
disediakan. Dengan wawancara semi terstrukutur ini setiap responden
diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mecatatnya.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang. Menurut Sugiyono (2013:329) menyatakan bahwa studi
dokumen merupakan pelengkap dari metode observasi dan wawancara
dalam penelitian kualitatif.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat ukur yang digunakan dalam sebuah penelitian Instumen
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Peneliti
Peneliti merupakan instumen penelitian yang akan berinterikasi secara
langsung dengan responden penelitian. Peneliti disebut sebgaia “Key
Instrument” karena membuat sendiri seperangkat pedoman observasi,
pedoman observasi, pedoman wawancara, pedoman dokumnetasi, yang
digunakan sebagai panduan pengumpulan, data, analisi data, menafsirkan
data, dan membuat kesimpulan (Sugiyono, 2013:3)
b. Pedoman Observasi
Pedoman Observasi dilihat dari Pengembangan Sikap Sikap Sosial dan
Disiplin siswa melalui Pembelajaran Tematik bermuatan IPS dapat dilihat
pada Tabel.
c. Pedoman Wawancara
G. Keabsahan Data
Keabsahan suatu data dapat dilakukan dengan teknik pemeriksaan yang
didasarkan atas kriteria tertentu. Keabsahan data dalam penelitian ini diuji
dengan menggunakan uji kredibilitas sebagai penguju utama data. Menurut
Sugiyono (2013:368) menjelaskan bahawa uji kreadibilitas data atau
kepercayaan terhadap hasil penelitian kualitatuf antara lain dapat diluakan
dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekuknan dalam penelitian,
triangulasi, diskusi denga teman sejawat, analisi khusu negatif dan member
check
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji kebasaan kreadibilitas
menggunakan trianggulasi, Menurut Sugiyono (2013:372-373) Triangulasi
dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai waktu. UJi prasyarat dalam
penelitian ini menggunakan trianggulasi teknik, sumber, dan waktu dengan
penjelasan sebagai berikut :
1. Trianggulais Teknik
Trianggulasi teknik digunkana mengumplkan data yang berbeda-beda untuk
mendapatkan dari sumber yang sama. Peneliti menggunakna observasi
partisipastif, wawancara, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama
secara serempak.
2. Tringgulasi Sumber
Trianggulasi sumber untuk menguji kreadiliyas data yang dilkaukan dengan
cara mengecek data yang telah diperoleh melalui serbagai sumber. Sumbe
penlitian ini terdiri dari Kepala Sekolah, guru, dan siswa untuk menguji
kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data dengan jalan
membandingkan berbagai sumber data maupun teori.
3. Trianggulasi Waktu
Waktu juga memperngaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan
dengan teknik wawancara kepad respinden pada waktu yang tepat
memungkinkan mendapatkkan data yang valid. Dalam pengujian
kredibilitas data dapat dilkaukan dengan cara pengecekan , wawancara, dan
observasi dalam waktu yang berbeda.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan Mosel Miles dan
Huberman . Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono 2013:337)
aktivias dalam analisis data kualitatif dilkaukan secara interaktif. Aktivitas
dalam analisis data tersebut sebagai berikut :
a. Data Collection (Pengumpulan Data)
Pengumpulan data adalah mengumpulkan data dilapangan dengan
menggunkana insturmen penelitian yang telah dibuat.
b. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data aldaha merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan
pada hal pokok yang penting.
c. Data Display (Penyajian Data)
Penyajian data berupa bentuk uraian singkat dengan teks yang bersifat
naratif untuk memudahkan memahami apa yang terjadi.
d. Conclusion Drawing / Verification
Verification merupakan penarikan kesimpulan. Kesimpulan dalam
penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang
sebelumnya belu pernah ada.
K. Jadwal Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan mulai Februari sampai dengan Juli
2018 dengan pericincian sebagai berikut.
Tabel 6. Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan (2019)
September Okto Nove Desem
ber mber ber
1. Observasi
2. Penyusunan proposal
3. Pelaksanaan Penelitian
4. Analisis Data
5. Penyusunan Laporan