PENTANAHAN
P4 – JENIS RELAI PROTEKSI
▪ Human error
▪ Faktor internal (dari dalam sistem atau
dari alat itu sendiri)
▪ Faktor eksternal
- Alam
- Binatang
- Dll.
Jenis Gangguan
1. BEBAN LEBIH
2. HUBUNG SINGKAT
3. TEGANGAN LEBIH
4. GANGGUAN STABILITAS
Mencegah dan Mengurangi
Dampak Gangguan
1. Mencegah Gangguan
a. Menggunakan peralatan sesuai standard
b. Memilih spesifikasi yang tepat
c. Pemasangan yang benar dan sesuai standard
d. Penebangan / pemangkasan pohon
e. Operasi dan pemeliharaan yang baik
Fungsi Proteksi
1. Mendeteksi adanya gangguan atau keadan abnormal
pada bagian sistem yang diamankan.
PMT
CT
PT
Tripping Coil --
RELAI
PROTEKSI
Baterai
+
Peralatan Proteksi
1. RELAI PENGAMAN
Berfungsi sebagai elemen pengukur untuk mendeteksi gangguan.
4. BATERAI / AKI
Sebagai sumber tenaga DC untuk mentripkan PMT dan sebagai catu daya
untuk relai static dan relai support.
5. SISTEM WIRING
Untuk menghubungkan komponen-komponen proteksi sehingga menjadi
satu sistem.
Syarat Sistem Proteksi
1. SELEKTIVITAS
2. KEANDALAN [RELIABILITY]
3. KECEPATAN
4. SENSITIVITAS
5. EKONOMIS
Selektivitas
❑ Pengaman harus dapat memisahkan bagian sistem yang terganggu
sekecil mungkin, yaitu bagian yang terganggu saja. Pengaman yang
demikian disebut pengaman “selektif”.
Keandalan (Reliability)
1. DEPENDABILITY
Tingkat keberhasilan
2. SECURITY
Tingkat kegagalan
Kecepatan
1. Untuk memperkecil kerugian / kerusakan akibat
gangguan maka relai harus bekerja secepat mungkin
untuk memisahkan bagian sistem yang lain.
Sensitifitas
Pada prinsipnya relai harus sensitif, sehingga dapat
mendeteksi gangguan walaupun dalam kondisi respon
gangguan yang minimum.
Daerah Pengaman
DAERAH PENGAMANAN
GENERATOR
Sistem Tenaga Listrik
DAERAH PENGAMANAN
GENERATOR -TRAFO
DAERAH PENGAMANAN
BUSBAR
DAERAH PENGAMANAN
TRANSMISI
DAERAH PENGAMANAN
DAERAH PENGAMANAN TRAFO TENAGA
BUSBAR
DAERAH PENGAMANAN
BUSBAR TM
DAERAH PENGAMANAN
JARINGAN TM
Klasifikasi Relai Proteksi
1. Berdasarkan Besaran Input
2. Berdasarkan Karakteristik Waktu Kerja
3. Berdasarkan Jenis Kontak
4. Berdasarkan Prinsip Kerja
5. Berdasarkan Fungsi
Klasifikasi Relai Proteksi
Berdasarkan Besaran Input
1. Relai Proteksi
2. Relai Monitor
3. Relai Programming ;
- Reclosing Relay
- Synchro check relay
4. Relai Pengaturan (regulating relay)
5. Relai Bantu
- Sealing Unit
- Lock Out Relay
- Closing Relay, dan
- Tripping Relay
Klasifikasi Relai Proteksi
Berdasarkan Prinsip Kerja
1. Tipe Elektromekanis
a. Tarikan magnet : - tipe Plunger
- tipe hinged armature
- tipe tuas seimbang
b. Induksi : - tipe shaded pole
- tipe KWH
- tipe mangkok (Cup)
KUMPARAN
KONTAK
DIAM
PLUNGER
KONTAK
GERAK
2. Tipe Hinged Armature
▪ Bila kumparan diberi arus, maka lengan akan tertarik
sehingga ujung lengan yang lain akan menggerakan
kontak.
LENGAN
KUMPARAN ARMATURE
3. Tipe Balance Beam (Tuas Seimbang)
▪ Tipe ini terdiri dari dua kumparan yaitu
kumparan kerja dan penahan. Dalam
keadaan seimbang dimana gaya pegas KONTAK
diabaikan maka I1 / I2 = k (konstanta)
TORSI
NEGATIP
I2
4. Tipe Shaded Pole
▪ Tipe ini terdiri dari dua kumparan yaitu
kumparan kerja dan penahan. Dalam keadaan
seimbang, dimana gaya pegas diabaikan, maka
I1 / I2 = k (konstanta)
1
2 PIRINGAN
KUMPARAN
5. Tipe Wattmetrik (kWh)
▪ Interaksi antara fluks U dan terhadap
Fluks yang diperoleh dari arus pusar yang
diinduksikan pada piringan akan
mengerakan piringan untuk berputar.
PIRINGAN
S
IS KUMPARAN
UTAMA
6. Tipe Induction Cup
▪ Prinsipnya sama seperti motor induksi. Terdapat rotor aluminium berbentuk silider yang
di tengahnya inti magnetik sehingga silider tersebut dapat berputar.
▪ Pada silinder dipasang kontak gerak dan dapat menutup kontak ke kiri atau ke kanan.
Relai Statik (Elektronik)
+
+
Ia Ia
Vout Ib Vout
Ib
Ic
Ic
-
-
V in
+
▪ Level detector DC digunakan untuk
V ref V out
mendeteksi bila level tegangan DC pada
input melebihi set levelnya.
V in
t
Relai Statik (Elektronik)
3. Integrator / Timing Circuit
R1
-
I1
E1 +
Eo
Relai Statik (Elektronik)
4. Polarity Detector
+Vs
Input signal adalah gelombang sinus
yang mana diubah ke bentuk gelombang
kotak oleh gain amplifier output signal +
pada dasarnya adalah digital yang hanya
mempunyai dua keadaan (high dan low). 0
-Vs
Vout
Vin
Relai Statik (Elektronik)
5. Komparator
Untuk relai yang mempunyai input lebih dari satu maka digunakan
komparator. Misalnya relai daya directional, relai jarak, dan relai differensial.
Tipe komparator :
1. Komparator amplitudo
2. Komparator fasa
Relai Statik (Elektronik)
5. Komparator Fasa
A
Mengukur beda fasa antara dua input
X OUTPUT
gelombang sinus a dan b kedua
=1
gelombang ini diubah ke bentuk kotak Y
kedua gelombang kotak mempunyai sisi-
sisi sesuai dengan gelombang sinusnya B
dan dibandingkan dengan gerbang COINCIDENCE
Exclusive OR. Gerbang logika ini DETECTOR
POLARITY
mempunyai sifat hanya akan memberi DETECTOR EXCLUSIVE OR
output bila salah satu ada signal tetapi
tidak kedua – duanya dan bekerja 1
sebagai polarity coincidence detector. X
0
1
Y
0
OUTPUT
POLARITY
DETECTOR
COINCIDENCE
DETECTOR LEVEL
DETECTOR
INPUT
TRIP
INTEGRATOR
OUTPUT
COINCIDENE
DETECTOR
OPERATE
RESET
OUTPUT
INTEGRATOR
KONDISI
KERJA
KONDISI
RESTRAINT
34