SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Kebidanan
Disusun oleh:
2021
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI..............................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................................6
A. HIV/AIDS.................................................................................................................................6
1. Definisi HIV/AIDS.................................................................................................................6
2. Klasifikasi HIV/AIDS.............................................................................................................6
3. Etiologi..................................................................................................................................8
4. Patofisiologi...........................................................................................................................9
5. Manifestasi Klinis................................................................................................................11
6. Penularan HIV/AIDS...........................................................................................................12
7. Pencegahan Penularan HIV/AIDS.......................................................................................13
8. Pengobatan HIV/AIDS........................................................................................................15
B. Pengetahuan.............................................................................................................................15
1. Definisi Pengetahuan...........................................................................................................15
2. Tingkat Pengetahuan............................................................................................................16
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengetahuan..................................................................17
C. Sikap........................................................................................................................................18
1. Definisi Sikap......................................................................................................................18
2. Komponen pokok sikap.......................................................................................................19
D. Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS dengan Sikap Pencegahan
HIV/AIDS.......................................................................................................................................19
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................................21
A. Metode Penelitian....................................................................................................................21
1. Paradigma penelitian............................................................................................................21
2. Rancangan Penelitian...........................................................................................................21
3. Hipotesis Penelitian.............................................................................................................21
4. Variable Penelitian...............................................................................................................22
i
ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kekebalan tubuh manusia. HIV menyerang tubuh manusia dengan membunuh atau
merusak sel-sel yang berperan untuk system kekebalan tubuh sehinggan kemampuan
tubuh untuk melawan infeksi dan kanker sangat menurun (Suryani, 2011).
penyakit kerusakan system kekebalan tubuh, penyakit ini bukan pada penyakit bawaan
tetapi didapat dari hasil penularan. Penyakit ini disebabkan oleh Human
immunodeficiency virus (HIV). Penyakit ini telah menjadi masalah internasional karena
dalam waktu yang relatif singkat terjadi peningkatan jumlah pasien dan semakin melanda
dibanyak Negara. Sampai saat ini belum ditemukan vaksin atau obat yang relatif efektif
jumlah orang hidup dengan HIV di seluruh dunia pada tahun 2017 terdapat lebih dari 36,9
juta orang (35,1 juta orang deasa dan 1,8 juta anakanak ), 1,8 juta kasus baru HIV, dan
Menurut Kementrian kesehatan RI Angka kejadian HIV di Indonesia pada tahun 2017
sebanyak 10.376 orang. Presentase ineksi HIV tertinggi 1 2 dilaporkan pada kelompok
umur 25-49 tahun (69,6%), diikuti kelompok umur 20-24 tahun (17,6%), dan kelompok
umur ≥50 tahun (6,7%). Sedangkan angka kejadian AIDS sendiri sebanyak 673 orang.
Prensentase AIDS tertinggi diindonesia dilaporkan pada kelompok umur 30-39 tahun
(38,6%), diikuti kelompok umur 20-29 tahun (29,3%), dan kelompok umur 40-49 tahun
1
2
Penyakit. 2017).
Sedangkan jumlah infeksi HIV dilaporkan bahwa 10 provinsi jumlah HIV terbanyak
diantaranya yaitu jawa timur sebanyak 1,614 orang, jawa barat sebanyak 1,505 orang,
DKI Jakarta sebanyak 1,403 orang, jawa tengah sebanyak 1,171 orang, papua sebanak
861 orang, bali sebanyak 654 orang, sumatera utara sebanyak 477 orang,, Sulawesi
selatan sebanyak 333 orang,, banten sebanyak 303 orang, Kalimantan timur sebanyak 256
HIV/AIDS, kontak langsung dengan darah, jarum suntik yang tidak steril/pemakaian
jarum suntik bersamaan dan sempritnya para pecandu narkoba suntik, transfuse darah
yang tidak steril/produk darah yang tercemar HIV, penularan lewat kecelakaan, tertusuk
jarum pada petugas kesehatan,dari ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya,baik selama
Pengetahuan tidak hanya di pengaruhi oleh pendidikan, ada faktor lain yang
informasi karena dianggap masih tabu untuk kalangan para remaja, sedangkan remaja
remaja tersebut terpengaruh sikap orang lain yang sering dilihatnya, seperti orang tua dan
teman. Orang tua yang memberikan contoh yang baik terhadap anak akan memengaruhi
Remaja harus paham pentingnya kesehatan reproduksi dan menghindari seks bebas untuk
mencegah penularan HIV dan perilaku seks berisiko. Hal ini terjadi karena kurangnya
3
faithful, artinya jika sudah menikah hanya berhubungan dengan pasangannya saja, C
adalah condom, artinya jika memang cara A dan B tidak dipatuhi maka harus digunakan
masyarakat yang tidak atau belum sesuai. Perilaku dapat dipengaruhi oleh beberapa
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku salah satunya yaitu faktor
perilaku seseorang, antara lain pengetahuan dan sikap seseorang. Sikap merupakan bagian
dari perilaku manusia, perilaku mencerminkan atau manifestasi dari sikap. Sikap adalah
suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek, dengan suatu
cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi
Sikap merupakan bagian dari perilaku. Sikap selalu dikaitkan dengan perilaku yang
berada didalam batas kewajaran dan kenormalan yang 5 merupakan respon atau reaksi
terhadap suatu stimulus. Meski sikap pada hakikatnya hanyalah merupakan predisposisi
atau tendensi untuk bertingkah laku, sehingga dapat dikatakan merupakan tindakan atau
pengetahuan dan sikap akan menjadi landasan terhadap pembentukan moral dalam diri
seseorang, artinya terdapat keselarasan yang terjadi antara pengetahuan dan sikap, dimana
Menurut Notoatmodjo dalam Aslia (2017) dalam penentuan sikap seseorang, yaitu,
Faktor yang membentuk sikap responden seperti yang dikemukakan oleh Azwar
pengalaman pribadi, pengaruh orang lain (faktor lingkungan), kebudayaan, media massa,
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai “Hubungan
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut “Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pencegahan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
pada remaja
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar atau dukungan bagi
remaja tentang HIV/AIDS sehingga faktor risiko kejadian HIV/AIDS dapat dihindari.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. HIV/AIDS
1. Definisi HIV/AIDS
dengan menghancurkan sel darah putih yang melawan infeksi. Virus ini membuat
seseorang berisiko terkena infeksi serius dan kanker. Human Immunedefeciency Virus
(HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. HIV menyerang
tubuh manusia dengan membunuh atau merusak sel-sel yang berperan untuk system
kekebalan tubuh sehinggan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan kanker
penyakit kerusakan system kekebalan tubuh, penyakit ini bukan pada penyakit
bawaan tetapi didapat dari hasil penularan. Penyakit ini disebabkan oleh
karena dalam waktu yang relatif singkat terjadi peningkatan jumlah pasien dan
semakin melanda dibanyak Negara. Sampai saat ini belum ditemukan vaksin atau obat
(Widoyono, 2011).
2. Klasifikasi HIV/AIDS
Menurut ( Ermawan 2017) Ada dua system klasifikasi HIV yang biasa
digunakan untuk dewasa dan remaja dengan infeksi, yaitu menurut WHO (World
health organizations) dan centre for diseases control and prevention (CDC).
6
7
2) Stadium II Simptomatik
Aktivitas normal, berat badan menurun <10% terdapat kelainan kulit dan
yang berulang dan kheitis angularis, herper soster dalam 5 tahun terakhir, serta
3) Stadium III
Pada umumnya kondisi tubuh lemah, aktifitas ditempat tidur 10%, terjadi diare
kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan, demam berkepanjangan lebih dari
4) Stadium IV
berdasarkan dua system, yaitu dengan melihat jumlah supresi kekebalana tubuh
yang dialami pasien serta stadium klinis. Jumlah supresi kekebalan tubuh
ditunjukkan imfosit CD4+. System ini terdiri dari tiga kategori, sebagai berikut :
menetap, infeksi akut primer dengan penyakit penyerta atau adanya riwayat
infeksi akut
Meliputi gejala yang ditemukan pada penderita AIDS dan pada tahap ini orang
sarcoma Kaposi.
3. Etiologi
Walaupun sudah jelas bahwa HIV adalah penyebab dari AIDS, tetapi asal-usul
virus ini belum diketahui secara pasti. Terdapat 2 jenis virus penyebab HIV/AIDS
yaitu HIV-1 dan HIV-2, HIV-1 paling banyak ditemukan di daerah Barat, Asia dan
Afrika Tengah, Selatan dan Timur. terutama di Afrika Barat (Ratna, 2010).
Pada tahun 1984, Dr. R. Gallo dari national institute of Health, USA,
menemukan virus lain disebut HTLV-III (Human T Lyphotropic Virus Tipe III).
Kedua virus ini adalah penemuannya yang dianggap sebagai penyebab AIDS, karena
dapat diisolasi dari penderita AIDS/ARC di Amerika, Eropa, dan Afrika Tengah.
9
Penelitian lebih lanjut akhirnya membuktikan bahwa kedua virus ini adalah sama.
spesifik, yaitu dengan menyerang dan merusak sel limposit T (sel T4 penolong) yang
memiliki peranan penting dalam sistem kekebalan tubuh. HIV juga dapat ditemukan
dalam sel monosit, makrofag dan sel jaringan otak. Virus ini dapat berkembang di sel
limfosit T dan seperti retrovirus yang lainnya dapat hidup dalam sel yang aktif. Virus
dalam tubuh penderita HIV selalu dianggap “Infectious” yang dapat aktif kembali dan
Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan bebrapa tipe HIV, yaitu HIV-1 yang
sering menyerang manusia, HIV-2 yang ditemukan di Afrika Barat. Virus HIV
termasuk subfamili Lentivirinae dari famili Retroviridae. Asam nukleat dari famili
retrovirus merupakan RNA yang mampu membentuk DNA dari RNA. Enzim
DNA. DNA ini bergabung dengan kromosom induk (sel limfosit T4 dan sel
4. Patofisiologi
HIV menempel pada limfosit sel induk melalui gp 120, sehingga akan terjadi
fusi membran HIV dengan sel induk. Inti HIV kemudian masuk kedalam sitoplasma
sel induk. Dalam sel induk, HIV akan membentuk DNA HIV dari RNA HIV melalui
enzim polimerase. Enzim integrasi kemudian akan membentuk DNA HIV untuk
DNA virus yang dianggap oleh tubuh sebagai DNA sel induk akan
membentuk RNA dengan fasilitas sel induk, sedangkan mRNA dalam sitoplasma
akan diubah oleh enzim protease menjadi partikel HIV. Partikel itu selanjutnya
10
mengambil dari selubung dari bahan sel induk untuk dilepas sebagai virus HIV
(Widoyono, 2011).
Menurut (Ratna, 2010) seseorang yang terinfeksi virus HIV akan kehilangan
a. Seorang yang sehat memiliki CD4+ sebanyak 800-1300 sel/mL darah. Pada
beberapa bulan pertama setelah terinfeksi HIV, jumlahnya menurun sebanyak 40-
50%. Selama bulan-bulan ini penderita bias menularkan HIV kepada orang lain
karena banyak partikel virus yang terdapat dalam darah. Meskipun tubuh berusaha
b. Setelah 6 bulan, jumlah partikel virus di dalam darah mencapai kadar yang stabil.
Yang berlainan pada setiap penderita. Perusakan sel CD4+ dan penularan penyakit
kepada orang lain terus terjadi. Kadar partikel virus yang tinggi dan kadar limfosit
CD4+ yang rendah membantu dokter dalam menentukan orang yang beresiko
menderita AIDS.
c. 1-2 tahun sebelum terjadi AIDS, jumlah limfosit CD4+ biasanya menurun
derastis. Jika kadarnya mencapai 200 sel/mL darah, maka penderita rentang
terhadap imfeksi.
d. Infeksi HIV juga menyebabkan gangguan pada fungsi limfosit B (limfosit yang
menghasilkan anti bodi) dan sering kali menyebabkan produksi antibodi yang
berlebih.
e. Antibodi ini terutama ditunjukkan untuk melawan HIV dan infeksi yang dialami
penderita, tetapi antibodi ini tidak banyak membantu dalam melawan berbagai
f. Pada saat yang bersamaan, penghancuran limfosit CD4+ oleh virus menyebabkan
5. Manifestasi Klinis
klinis akibat infeksi oportunistik yang khas. Bentuk manifestasi klinis ini pulalah yang
a. Keganasan
Keganasan virus HIV/AIDS menyebabkan banyak dampak kaner dan penyakit lain.
Bahkan, dampak ineksi HIV memunculkan penyakit ganas dan kronik. Berikut
1) Sarcoma Kaposi
disebabakan oleh dua virus, yaitu virus, herpes manusia tipe 8 (HHV8) dan
virus herpes terkait sarkoa kaposi. Jadi, penyebarannya bukan HIV. Hampir
2) Limfoma Maligna
Manifestasi klinis AIDS juga dapat menyebabkan tumor sel B, yang termasuk
Tumor limfoma system saraf pusat prier (SSP). SSP gangguan yang
disebabkan oleh tata letak tumor dan edema.. gejala awal yang ditunjukkan
penderita SPP disertai sakit kepala, memori jangka pendek berkurang, terjadi
4) AIDS Pedriatric
Penularn HIV pada anak terjadi saat bayi dilahirkan, saat dalam kandungan
atau ketika bayi meminum ASI ibu yang posistif HIV. Sebagian besar bayi
baru akan memperlihatkan antibody yang terinfeksi HIV ketika berusia 10-18
b. Infeksi
6. Penularan HIV/AIDS
Penyakit ini menular melalui berbagai cara, antara lain melalui cairan tubuh
seperti darah, cairan genetalia dan ASI. Virus juga terdapat dalam saliva, air mata dan
urine (sangat rendah). HIV tidak dilaporkan terdapat dalam air mata dan keringat. Pria
yang sudah di sunat memiliki resiko HIV yang lebih kecil dibandingkan dengan pria
yang tidak di sunat. Selain melalui cairan tubuh (Widoyono, 2011). HIV juga
ditularkan melalui: jarum suntik, transfuse darah, hubungan seksual dan melalui ASI.
13
komitmen masyarakat dan komitmen politik yang tinggi untuk mencegah dan atau
infeksi HIV. 2)
3) Tidak melakukan hubungan seks atau hanya berhubungan seks hanya satu
efektif.
melakukan pemeriksaan darah. Konseling, tes HIV secara suka rela dan
berencana dan klinik bersalin, klinik bagi kaum homo dan terhadap komunitas
menular seksual(PMS).
Negara di dunia.
2) Isolasi ; mengisolasi orang dengan HIV positif secara terpisah tidak perlu
darah atau cairan tubuh dengan menggunakan larutan pemutih (clorine) atau
germisida tuberkulosidal.
jaringan sel semen untuk inseminasi buatan atau susu untuk manusia.
yang sangat besar dilaporkan di Amerika, Eropa, Afrika dan Asia Tenggara.
15
8. Pengobatan HIV/AIDS
Menurut (Ermawan, 2017) tidak ada obat untuk HIV/AIDS, namun berbagai
obat dapat digunakan dalam kombinasi untuk mengendalikan virus. Setiap kelas obat
anti HIV memblokir virus dengan cara yang beebeda. Setidaknya kombinasikan
setidaknya tiga obat dari dua kelas untuk menghindari terciptanya strain HIV yang
protein yang dibutuhkan oleh HIV untuk membuat salinan dirinya sendiri. Contohnya
versi yang salah dari blok bangunan yang HIV perlu membuat salinan dirinya sendiri.
c. Protease inhibitor (PI) PI menonaktifkan protease, protein lain yang HIV perlu
d. Penghambat fusi. Obat-obatan ini menghambat masuknya HIV kedalam sel CD4.
protein yang digunakan HIV untuk memasukkan bahan genetiknya kedalam sel CD4.
B. Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek
16
pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan juga diperoleh
dari pendidikan, pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain, media
psikis dalam menumbuhkan sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan
2. Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu
untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi secara benar. Orang telah paham terhadap objek atau
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Ialah dapat
organisasi, dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain. Kemampuan analisis
dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggunakan dan
Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun suatu formasi-
d. Budaya, tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap
dan kepercayaan.
C. Sikap
1. Definisi Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih dari sesorang terhadap suatu
stimulus atau objek batasan lain tentang sikap ini dapat dikutipkan sebagai berikut :
“An individual’s social attitude is a syndrome of rest sistency with regard to social
object” ( Campbell).
with situational and other sitional variables, guides and direct the overt behavior o
dividual”. (Cardno.1955).
Dari batasan-batasa diatas dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak
dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku
yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi
terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang
bersiat emosional terhadap stimulus social. Newcomb, salah seorang ahli psikologis
sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak, dan bukan merupakan pelaksannan moti tertentu. Sikap belum merupakan
suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu
perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka
atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap
(Notoatmojo,2012).
19
Dalam bagian lain Alport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga
komponen pokok.
Ketiga komponen ini secara bersam-sama membentuk sikap yang utuh (total
attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan,
dan emosi memegang peranan penting. Suatu contoh misalnya, seorang ibu telah
sebagainya). Pengetahuan ini akan membawa ibu untuk berfikir dan berusaha
supaya anaknya tidak terkena polio. Dalam berfikir ini komponen emosi dan
mencegah supaya anaknya tidak terkena polio. Ibu ini mempunyai sikap tertentu
rendah. Yang paling menonjol dari kegiatan seks bebas ini adalah meningkatnya angka
teknologi dalam mengakses informasi terutama mengenai materi yang berkaitan tentang
pornografi semakin mudah. Seperti melalui internet, atau telepon seluler ditambah dengan
pergaulan yang bebas akan semakin memicu perilaku menyimpang dari para remaja
menghindari perilaku yang beresiko seperti perilaku seks bebas remaja. Perilaku seks
bebas merupakan perilaku seksual yang dilakukan tanpa batas baik tingkah laku seksnya
sendiri maupun dengan siapa seks itu dilakukan tanpa melalui proses pernikahan yang
34 Dari beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku salah satunya yaitu faktor
perilaku seseorang, antara lain pengetahuan dan sikap seseorang. Sikap merupakan bagian
dari perilaku manusia, perilaku mencerminkan atau manifestasi dari sikap. Sikap adalah
suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek, dengan suatu
cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi
Sikap merupakan bagian dari perilaku. Sikap selalu dikaitkan dengan perilaku
yang berada didalam batas kewajaran dan kenormalan yang merupakan respon atau reaksi
terhadap suatu stimulus. Meski sikap pada hakikatnya hanyalah merupakan predisposisi
atau tendensi untuk bertingkah laku, sehingga dapat dikatakan merupakan tindakan atau
Penyebab terjadinya HIV/AIDS pada masa remaja adalah remaja yang menjadi
informasi mengenai kesehatan reproduksi, seks bebas, HIV/AIDS serta infeksi lainnya
yang ditimbulkan oleh hubungan seks. Kurangnya informasi yang diperoleh remaja
(Aisyah.2019).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Paradigma penelitian
Penelitian berasal dari bahasa Inggris, research artinya pencarian kembali atau
penyelidikan kembali untuk menjawab berbagai fenomena yang ada, dengan mencari,
menggali, dan mengkategorikan sampai pada analisis fakta dan data. Penelitian itu
sendiri setidaknya untuk menguji teori, membantah teori dalam penelitian ilmiah atau
pemecahan masalah dalam penilitian ilmiah yang bersifat prakatis (Anggarani, 2019).
Sugiyono (2014 dikutip dalam Nirmala, 2017, p. 45), penelitian kuantitatif disebut
positivisme memanang sebuah realitas, gejala atau fenomena sebagai hal yang dapat
diklasifikasikan, konkrit, teramati, terukur, relatif tetap, dan terdapat hubungan sebab-
akibat.
2. Rancangan Penelitian
dengan pedekatan jenis potong lintang (cross-sectional). Jenis penelitian ini adalah
Penelitian cross sectional yaitu jenis penelitian yang dilakukan untuk melihat
3. Hipotesis Penelitian
21
22
Ho: Tidak terdapat pengaruh antara hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap
4. Variable Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian
tertentu. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu:
1. Populasi
Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti.
2. Sampel
Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti.
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi yang
diteliti. Sedangkan sampling adalah cara atau teknik–teknik tertentu yang digunakan
dengan cara total sampling sampling dengan kriteria inklusi adalah berusia ≤ 21
C. Pengumpulan Data
Data adalah unit informasi yang direkam media yang dapat dibedakan dengan
data lain, dapat dianalisis dan relevan dengan program tertentu. Pengumpulan data
adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.
(Kuesioner). Metode angket atau kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan
rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Untuk
atas pertanyaan yg diajukan untuk kepentingan penelitian) Dalam hal ini penulis
Dan bentuk angketnya adalah angket tertutup, yaitu angket yang soal-soalnya
menggunakan teknik pilihan ganda atau sudah ada pilihan jawaban, sehingga
sampel diarahkan untuk mengisi angket tersebut berdasarkan keadaan diri mereka
sebenarnya.
2. Instrument Penelitian
pengetahuan dan sikap mengenai menstruasi dan pola hidup sehat. Kuesioner
Kuesioner sikap terdiri dari 20 pernyataan sikap tentang menstruasi dengan jawaban
pilihan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak tahu (TH), tidak setuju (TS),
1. Uji Validitas
atau kesahihan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas yang tinggi (Arikunto, 2010). Kuesioner pada penelitian ini
akan dilakukan uji validitas pada 30 remaja yang memiliki karakteristik hampir
validitas alat ukur. Selanjutnya harga koefisien korelasi ini dibandingkan dengan
Jumlah subjek uji validitas dalam penelitian ini adalah 30 orang, tabel pada
taraf signifikasi 5% adalah 0,361. Jika r hitung lebih besar dari 0,361, maka butir
pertanyaan tersebut dikatakan valid. Tapi jika r hitung lebih kecil dari 0,361, maka
butir soal tersebut dikatakan tidak valid sehingga harus diubah apabila belum
dari uji validitas didapatkan 10 soal yang tidak valid yaitu nomor 4, 6, 7, 8, 15, 18,
21, 23, 24, dan 32. Peneliti memutuskan untuk menghilangkan soal yang tidak
1. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah keajegan alat ukur artinya konsistenitas alat ukur, alat ukur
digunakan saat ini pada waktu dan tempat tertentu akan sama bila digunakan pada
waktu dan tempat yang berbeda (Riwidikdo, 2013). Perhitungan reliabilitas harus
pembanding (0,75) (Riwidikdo, 2013). Hasil uji reliabilitas ini diketahui bahwa
E. Prosedur Penelitian
sebagai berikut:
1. Tahap I: Persiapan
d. Uji validitas an realibilitas penelitian dengan validitas ahli, yaitu dengan bantuan
2. Tahap II: Pelaksanaan Penelitian pada tahap ini yang dilakukan peneliti adalah
memberi angket tentang pengaruh antara hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap
3. Tahap III: Analisis dalam tahap ini semua data yang diperoleh dianalisis sesuai
4. Tahap IV: Kesimpulan didapat setelah mengetahui hasil interpretasi data tersebut
dengan pertanyaan dan dijawab dengan jelas sesuai dengan pertanyaan yang
diajukan.
b. Coding adalah mengubah data menjadi kalimat atau huruf menjadi angka atau
c. Entry Data, adalah proses memasukkan data yang sudah didapat ke dalam
program komputer.
d. Analyzing, adalah analisis data agar sesuai dengan maksud dan tujuan
e. Cleaning, adalah pengecekan kembali data yang sudah dientri, apakah ada
G. Analisa Data
1. Analisa Univariat
dari variable dependen dan independen. Data disajikan dalam bentuk table dan
diinterpretasikan
27
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara antara variabel independen
mempunyai hubungan yang signifikan atau hanya hubungan secara kebetulan. Dalam
analisis ini uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square (X'). Dalam penelitian
2) P value > 0,05 berarti Ho gagal ditolak (P value> α). Uji statistik menunjukan
Dalam penelitian cross sectional, untuk mengetahui faktor resiko dari masing-masing
variabel independen yang diteliti terhadap variabel dependen digunakan Prevalen Odd
Rasio (POR). Bila POR < 1 artinya faktor protektif yaitu faktor yang dapat mencegah
terjadinya kandungan bakteriologis yang tidak memenuhi syarat. Jika POR = 1 artinya
faktor yang diteliti bukan merupakan faktor resiko. POR > 1 artinya faktor yang
H. Etika Penelitian
responden yang bertujuan supaya responden mengerti maksud dan tujuan serta dapat
ditandatangani. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti tidak akan memaksa dan
tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi oleh
3.Kerahasiaan (Confidentiality)
masalah-masalah lainnya. Hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset.
29
30