Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

TUTORIA
L
Wulan Nurkartikasari 314221044
Yeni Laila Wardani 314221049
Astri Widianti 314221104
Yulianti Dwina Putri 314221085
Maya Fitri Rahayu 314221087
Eny Juniyati 314221051
Shanti Nur Annisa 314221055
Iklima Devi Noer A 314221103
Dhea Nazla Shafa314221061
Rahmanisa Kurnia P314221035
Siti Euis Rahmawati 314221036
Eka Putri Puspita A 314221137
Yatni Oktaviani 314221134
Deviena Octavia J 314221144
1. Fertilitas dan Infertilitas
Definisi Jenis Infertilitas

a. Fertilitas : merupakan ukuran bagi


seorang pria dan wanita untuk bisa
memiliki anak. Sekunder Primer
b. Infertilitas : pasangan suami istri
yang telah menikah selama satu
tahun dan sudah melakukan
hubungan seksual tanpa alat
Penyebab Infertilitas
kontrasepsi, tetapi belum memiliki
anak .

Suami
istri
Penanganan Infertilitas

Tahap pertama Tahap kedua Tahap ketiga

1.Pemeriksaan Pada tahap ini Pemeriksaan


riwayat infertilitas dilakuakan HSG untuk Sperma
2.Pemeriksaan fisik menilai potensi tuba

3.Penilaian Ovulasi
4.Uji paska
senggama
Penatalaksanaan

1. Pasangan suami istri harus dipandang sebagai satu kesatuan biologis


2. Kekurangan dari satu diantara mereka akan diatasi oleh yang lainnya
sehingga kehamilan dapat berlangsung
3. Pemeriksaan penyebabnya harus diketahui, diselesaikan selama tiga siklus
4. Pasangan infertilitas sebaiknya mengikuti pemeriksaaan sesuai dengan
yang dijadwalkan
5. Suami dilakukan pemeriksaan fisik umun, fisik khusus dan pemeriksaan
sperma
Pencegahan
1. Hindari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan.
2. Untuk pria jangan terlalu sering berendam air panas atau bersauna (suhu
tinggi bisa mempengaruhi produksi dan gerakan sperma, meski bersifat
sementara).
3. Mengkonsumsi makanan yang meningkatkan kesuburan.
4. Menerapkan pola hidup sehat.
5. Olahraga secara teratur dan tidak berlebihan.
6. Jaga berat badan (kelebihan atau kekurangan berat badan bisa mempengaruhi
produksi hormon reproduksi).
7. Batasi konsumsi kafein dan pemakaian obat-obatan tertentu.
8. Menghitung masa subur.
9. Meminta pasangan infertil mengubah teknik hubungan seksual dengan
memperhatikan masa subur.
10. Untuk pasangan dianjurkan berhubungan intim 2-3 kali seminggu bisa
meningkatkan fertilitas.
2. Anemia
Definisi Jenis
Anemia merupakan salah satu kelainan 1. Anemia defisiensi
darah yang umum terjadi ketika kadar sel 2. Anemia megaloblastik
darah merah dalam tubuh menjadi terlalu 3. Anemia hemolitik
rendah 4. Anemia hipoplastik

Penyebab
1. Riwayat asupan besi yang tidak adekuat
2. Malabsorbsi besi
3. Kebutuhan zat besi yang meningkat
4. Menstruasi
5. Perdarahan atau kehilangan darah yang berlebihan
Asuhan
Meningkatkan makanan bergizi

Fortifikasi bahan makanan


dengan zat besi

Menambah pemasukan zat besi


ke dalam tubuh dengan
meminum tablet tambah darah
3. obesitas
Pengaruh BMI dengan infertilitas
Definisi
Obesitas adalah kondisi yang ditandai Faktor gizi sangat penting dalam
gangguan keseimbangan energi tubuh yaitu mendukung kesuburan karena fertilitas atau
terjadi keseimbangan energi positif yang kesuburan seseorang selain dipengaruhi oleh
akhirnya disimpan dalam bentuk lemak di genetik, keturunan dan usia, juga dipengaruhi
jaringan tubuh (Nelm, et, al 2011). oleh status gizinya. Secara teori kelebihan berat
Sehingga obesitas adalah terjadinya badan tidak hanya berhubungan dengan
penumpukan lemak dalam tubuh yang peningkatan risiko penyakit kronis tetapi juga
abnormal dalam kurun waktu yang lama menunjukkan peningkatan risiko masalah
dan dikatakan obesitas bila nilai Z- reproduksi
scorenya >2SD berdasarkan IMT/U umur Body mass index yang tidak normal
5-18 tahun memiliki risiko lebih tinggi terhadap kejadian
infertil daripada wanita dengan body mass
index yang normal. Risiko tinggi infertilitas
sudah ditemukan baik pada wanita yang
overweight maupun underweight. Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Grodstein bahwa berat badan memiliki peranan
dalam infertilitas.
4. Konseling dan skrining pranikah
Persiapan pranikah:
1. Pemeriksaan fisik secara lengkap
2.Pemeriksaan penyakit hereditas
3. Imunisasi tetanus
4. Pemeriksaan penyakit menular
5. Pemeriksaan organ reproduksi
6. Pemeriksaan alergi
Skrining pranikah
1. Tekanan darah
2. Pemeriksaan darah :
Goldar, hebatitis B, dan
tes gula darah.
3. Tes Urin
4. HIV
5. TORCH
6. Infeksi Menular Seksual
5. Pemberian TT Pranikah
 Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun
kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus.
● Imunisasi TT diberikan kepada mereka yang masuk dalam
kategori Wanita Usia Subur (WUS) yaitu wanita berusia 15-39
tahun, termasuk ibu hamil (bumil) dan calon pengantin (catin).
● Guna mendapatkan perlindungan yang maksimal, imunisasi
dilakukan sebanyak 5 kali dengan rentang jarak waktu tertentu
Perbedaan Suntik TT Pranikah dan Pascanikah

1. Suntik pranikah

Biasanya suntik tetanus toksoid dilakukan sekitar 6


bulan sebelum menikah
kebijakan ini banyak menuai pro kontra di masyarakat.
Dikarenakan sebagian masyarakat beranggapan
pemerintah melakukan suntik tetanus toksoid dapat
menekan angka kelahiran
2. Suntik Pascanikah
Menunda suntik TT setelah menikah pada dasarnya tidak dilarang,
namun beresiko jika lupa dan tidak melakukan suntik TT terhadap
resiko infeksi tetanus selanjutnya. Ole karena itu, bila berencana
suntik TT setelah menikah,maka dapat berkomitemen untuk
melakukan suntik TT ini sesuai jadwal. Dengan mengikuti jadwal
suntik TT, maka diharapkan dapat terlindungi dari resiko infeksi
tetanus
Proses Suntik TT

Vaksin tetanus tokcoid (TT) diberikan


melalui suntikan intramuscular pada lengan
bagian atas
diberikan dengan dosis 0,5 ml pada tiap
penyuntikan.

Jarak pemberian suntik TT

TT 2 : 1 bln setelah TT
TT 1 : 2 minggu s/d 1 TT 3 : 6 bln setelah TT
1, efektif hingga 3
bln sebelum menikah 2, eekti hingga 5 tahun
tahun

TT 4 : 12 bln setelah TT 5 : 12 bln setelah


TT 3, efektif hingga 10 TT 4, efektif hingga 25
tahun taahun
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai