Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 5.2

SKENARIO 1
Vesikolhitiasis et cause infeksi

Disusun oleh:
Kelompok …
(NIM)
FGHIJ (NIM)
… (…)
… (…)

Tutor:

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2021

MINGGU I

SKENARIO 1: ……

SKENARIO

....

STEP 1: CLARIFYING TERMINOLOGY/IDENTIFIKASI TERMINOLOGY

 …

 …

 …

STEP 2: DEFINING PROBLEM/ IDENTIFIKASI MASALAH

 …

 …

STEP 3: BRAINSTORMING OF PRIOR KNOWLEDGE/ ANALISIS MASALAH

 …

 …

STEP 4: INTERIM CONCLUSION/ SISTEMATIKA

 …

 …

STEP 5: LEARNING OBJECTIVE


 …

 …

STEP 6: BELAJAR MANDIRI

STEP 7: DISCUSS THE KNOWLEDGE ACQUIRED/ PEMBAHASAN

1. Anatomi Sistem GU
2. DEFINISI

Vesikolithiasis merupakan batu yang terdapat pada kandung kemih yang terdiri
atas substans yang membentuk kristal seperti kalisum oksalat, fosfat kalisum,
asam urat dan magnesium. Batu dapat menyebabkan obstruksi, infeksi atau edema
pada saluran perkemihan

Vesikolitiasis merupakan penyakit penyumbatan saluran kemih yang terjadi karena


adanya batu yang ditemukan vesica urinaria ,batu yangada di vesica urinaria yang
mengandung kalsium atau magnesium dalam kombinasi dengan fosfat ,oksalat
( brunner and suddart 2020)

3. ETIOLOGI

Bakteri

 Infeksi naik dari uretra ke kandung kemih.


 Dapat naik lebih jauh ke ureter dan pelvis ginjal (lihat “Pyelonefritis”)
 Organisme penyebab
 Escherichia coli: penyebab utama ISK (sekitar 80%) Staphylococcus
saprophyticus: penyebab utama ke-2 ISK pada wanita yang aktif secara
seksual
 Klebsiella pneumoniae: penyebab utama ke-3 ISK
 Proteus mirabilis: Menghasilkan amonia, memberikan urin bau yang
menyengat atau menjengkelkan terkait dengan pembentukan batu struvite
 Bakteri nosokomial: Serratia marcescens, Enterococci spp dan Pseudomonas
aeruginosa berhubungan dengan peningkatan resistensi obat
 Spesies Enterobactero
 Ureaplasma urealyticum

Virus

 Pasien immunocompromised dan anak-anak sangat rentan terhadap ISK


virus.
 Adenovirus, cytomegalovirus, dan virus BK umumnya terlibat dalam sistitis
hemoragik.
 Patogen lainnya
 Ragi: jarang (biasanya spesies Candida)
 Abakteri: sistitis interstisial (lihat “Diagnosis banding” di bawah)
 Faktor predisposisi Faktor yang bergantung pada tuan rumah :
 Kelainan struktural atau fungsional saluran kemih
 Mencegah pengosongan kandung kemih dan/atau menyebabkan stasis urin
Contohnya meliputi
 Hiperplasia prostat jinak
 Malformasi kongenital yang menyebabkan refluks vesikoureteral
 Divertikulum kandung kemih
 Kandung kemih neurogenik
 Batu saluran kemih
 Seks
 Individu wanita: wanita secara anatomis cenderung karena uretra mereka
lebih pendek dan daerah anus dan genital berdekatan → bakteri menyebar
dari daerah anus → kolonisasi vagina → ISK asendens
 Individu laki-laki: risiko lebih tinggi pada bayi laki-laki yang tidak disunat
 Kehamilan: perubahan hormonal selama kehamilan → stasis urin dan refluks
vesikoureteral → peningkatan risiko ISKPascamenopause: ↓ estrogen → ↓
laktobasilus vagina → ↑pH vagina → ↑ kolonisasi oleh E. coli.
 Konstipasi kronis: penyebab umum ISK pada anak-anak ((Kotoran dapat
menyebabkan distensi rektum, menyebabkan kompresi dan/atau obstruksi
kandung kemih dan selanjutnya berkemih yang tidak adekuat. Hal ini dapat
menyebabkan pertumbuhan bakteri yang berlebihan di kandung kemih
karena stasis urin.))Kondisi sebelumnya
 SK sebelumnya (Berpotensi disebabkan oleh fitur biologis/perilaku dan/atau
kolonisasi bakteri persisten pada saluran kemih)

Riwayat operasi ginjal :

 Imunosupresi
 Diabetes mellitus
 Faktor lainHubungan seksual
 Sistitis bulan madu: jenis ISK bagian bawah yang terjadi pada wanita setelah
melakukan hubungan seksual untuk pertama kalinya atau setelah periode
pantang yang lama.
 Penggunaan diafragma dan spermisidaInfeksi saluran kemih terkait kateter
(CAUTI)
 Disebabkan oleh pemasangan kateter urin
 Penyebab paling umum dari infeksi saluran kemih nosocomia

4. Epidemiologi

Di Indonesia, masalah batu saluran kemih masih menduduki kasus tersering di antara
seluruh kasus urologi. Belum terdapat data angka prevalensi batu sa- luran kemih
nasional di Indonesia. Di beberapa negara di dunia berkisar antara 1-20%. Laki-laki
lebih sering terjadi dibandingkan perempuan yaitu 3:1 dengan puncak insiden terjadi
pada usia 40-50 tahun.Sumber :jurnal.paduan penataklasanaan klinis unair

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) memperlihatkan peningkatan yaitu dari


6,9% di tahun tahun 2013 menjadi 8,5% di tahun 2018 (Silla, 2019). Pasien terbanyak
pada kelompok usia 46-60 tahun dengan perbandingan laki-laki dan perempuan
33:29 dengan domisili terbanyak di Jawa Timur dan keluhan utama nyeri pinggang

5. Faktor risiko

Faktor umum

 Terjadinya BSK di usia muda (khususnya anak-anak dan remaja)


 Faktor keturunan dengan riwayat batu saluran kemih Batu mengandung brushite
(CaHPO4.2H2O)
 Asam urat dan batu mengandung asam urat
 Batu akibat infeksi Ginjal tunggal
 Penyakit yang berhubungan dengan pembentukan batu
 Hiperparatioridisme Sindrom metabolik
 Nefrokalsinosis
 Penyakit ginjal polikistik
 Penyakit gastrointestinal (seperti reseksi intestinal, penyakit Crohn, malab- sorpsi)
 Kelainan medula spinalis, seperti neurogenic bladder Kelainan genetik yang berhubungan
dengan pembentukan batu
 Sistinuria
 Hiperoksaluria primer
 Asidosis tubuler ginjal tipe Ixantinuria

6. Patofisiologi
7. Manifestasi klinis
8. Pemeriksaan penunjang
 pemeriksaan darah : menilai hemoglobin,leukosit,elektrolit,ureum,dan kreatinin
 urinalisis : eritosuria,leukosituria,bakteriuria,pH urine dan kultur urine
Pencitraan rutin.
 Pemeriksaan IVP dikontraindikasikan pada pasien dengam alergi kontras media,
konsentrasi kreatinin serum >2 mg/dl , konsumsi metformin,dan myelomatosis
 foto polos abdomen :menentukan apakah batu raiolusen dan radioopak-
ultrasonography: kalsifikasi dalam traktus urinarius serta adanya
dilatasi,biasanya pilihan pertama untuk ibu hamil dan anak
 IVP: menilai fungsi ginjal dan drainase sistem pengumpulan dan kalsifikasi
dalam traktus urinarius
 ct urografi nonkontras: kalsifikasi pada traktus urinarius, merupakan
pemeriksaan baku emas.
9. Diagnosis banding
 Hematuria
 nyeri kolik
 infeksi saluran kemih
 Sistitis
 kolik saluran cerna
 kolik mepedu
10. .komplikasi
 Obstruksi
 Infeksi
 Gangguan fungsi ginjal
11. Tatalaksana
Penatalakasanaan medis
 Tindakan untuk batu kandung kemih adalah dengan memecahkan batu
secara litotripsi
 Pengobatan medis yang efektif berpotensi hanya untuk penghancuran batu
asam urat. Kalium sitrat (Polycitra K, Urocit K) 60 mEq/d adalah
 pengobatan pilihan. Intervensi bedah. Saat, ini terdapat tiga pendekatan
bedah berbeda yang digunakan untuk mengatasi batu kandung kemih tidak
seperti pentalaksanaan pada klien dengan batuureter atau batu ginjal,
intervensi ESWL pada batu kandung kemih menunjukan dampak terapi yang
rendah, tetapi pada beberapa studi menunjukan bahwa intervensi ESWL
masih dipertimbangkan untuk pengobatan batu kendung kemih
 Cystolitholapaxy Transurethral
 Cystolitholapaxy Suprapubik Perkutan
 Cystolitholapaxy Suprapubik Terbuka
 Pada dasarnya penatalaksaan secara farmakologis meliputi dua aspek:
a) Menghilangkan rasa nyeri/kolik yang timbul akibat adanya batu.
b) Menangani batu yang terbentuk, yaitu dengan meluruhkan batu dan juga
mencegah terbentuknya batu lebih lanjut (atau dapat juga sebagai
pencegahan/prolifilaksis)
 Pasien dengan dehidrasi harus tetap mendapat asupan cairan yang adekuat.
 Tatalaksana untuk kolik ureter adalah analgesik, yang
 dapat dicapai dengan pemberian opioid (morfinsulfat) atau NSAID/obat
antiinflamasi nonsteroid (ketorolak) dan obat antimuntah (metoklopramid).
 Non Steroid Anti Inflammation Drugs (NSAID) dan parasetamol dengan
memperhatikan dosis dan efek samping obat merupakan obat pilihan
pertama pada pasien dengan nyeri kolik akut dan memiliki efikasi lebih baik
dibandingkan opioid. Obat golongan NSAID yang dapat diberikan antara
lain diklofenak, indometasin, atau ibuprofen. Pada pasien dengan batu ureter
yang diharapkan dapat keluar secara spontan, maka pemberian NSAID baik
tablet maupun supositoria (seperti natriumdiklofenak 100-150 mg/hari
selama 3-10 hari) dapat membantu mengurangiinflamasi dan risiko nyeri
berulang.
12. Prognosis
sebagian besar batu kandung kemih keluar dengan sendirinya atau dapat diangkat.
Mereka tidak menyebabkan kerusakan permanen pada kandung kemih. Mereka
mungkin kembali jika penyebabnya tidak diperbaiki.Jika tidak diobati, batu dapat
menyebabkan ISK berulang. Ini juga dapat menyebabkan kerusakan permanen pada
kandung kemih atau ginjal.
13. Aik

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai