Traumatic Brain Injury adalah suatu kondisi cidera kepala akibat trauma mekanik yang terjadi secara
langsung atau tidak langsung, yang mengakibatkan timbulnya kelainan yang bersifat permanen atau
sementara. Yang menimbulkan manifestasi klinis berupa deficit neurologis.
Secara epidemiologi : cidera kepala memiliki insidensi 800/ 100.000, dan terkait dengan usia : anak-anak
berusia 0 – 4 tahun, dewasa dan dewasa muda 15-24 tahun sedangkan orang dewasa tua lebih dari 65
tahun. Dimana prevalensi menurut jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pada Wanita.
- Blunt head injury : trauma kepala akibat benda tumpul ( fall merupakan penyebab utama dari
cidera kepala, kecelakaan kendaraan bermotor merupakan penyebab kedua dari cidera kepala,
olah raga kontak ( seperti : football) menjadi hal yang penting untuk tbi mild.)
- Perforating head injury : trauma kepala akibat cedera perforasi
o High velocity missile injury : cidera tembak ( luka tembak dapat mengakibatkan
kerusakan termal dan mekanik dari jaringan kepala)
o Low velocity non missile injury : cidera atau penyerangan yang tidak disengaja yang
mengakibatkan luka tembus pada kepala atau wajah. (cth nail gun, obeng, paku)
- Blast head injury : cidera kepala akibat gelombang tekanan yang tinggi karena ledakan, cth
pada daerah perang atau militer
1. Dekompresif : secara skematis ada benda yang tidak tau datangnya dari mana menghantam
kepala kita sehingga menimbulkan gejala. Mekanisme ini terbagi menjadi 2 jenis :
a. Luka tembus : luka tembus sampai ke duramater
b. Luka tidak tembus : lukanya tidak tembus sampai ke duramater
2. Akselarasi – deakselrasi : secara skematis kepala kita yang menghantam benda tersebut (cth :
orang tertabrak tembok). Apabila kepala kita terbentur tembok serta terdapat cidera pada otak
kita bagian anterior maka lesi tersebut disebut dengan coup injury, sedangkan untuk lesi yang
contra lateralnya disebut dengan countercoup injury.
3. Rotasi/torque : paling sering terjadi pada athlete petinju
- Cereberi hemorrage
Cidera otak sekunder : cidera - Edema otak diffuse - Edema otak fokal
otak yang terjadi secara tidak - Cidera iskemia diffuse - Cidera iskemia fokal
langsung dikarenakan adanya - Cidera hipoksik diffuse - Cidera hipoksik fokal
perubahan fungsional setelah - Gangguan metabolism - Gangguan metabolism
gangguan SSP akut atau diffuse fokal
pengobatannya ( cth :
pemberian obat induksi intubasi
mengakibatkan hipotensi, gagal
intubasi mengakibatkan
hipoksia. )
Peningkatan tekanan intra kranial : karena adanya perdarahan diotak (subdural, subarachnoid,
intraseberal dll.) mengakibatkan perubahan volume intracranial, menciptakan tekanan gradien pada
tengkorak dan mengakibatkan pergeseran otak.
Faktor resiko karena mengkonsumsi obat-obatan terlarang, minuman beralkohol, serta paling banyak
terkena pada kelompok pengguna kendaraan bermotor dan anak-anak dibawah umur tanpa
pengawasan orang tua.
Manifestasinya biasanya yang paling khas adalah karena adannya fraktur basis cranii yang biasanya
paling sering dijumpai pada pasien kecelakaan lalu lintas dijalan. Ciri-ciri dari fraktur basis cranii adalah :
Perdarahan otak
Terdiri dari epidural hemmorage, subdural hemmorage, subarachnoid hemmorage, dan intracerebral
hemmorage.
Sebelum membahas perdarahan otak sedikit mereview mengenai bagian terpenting dari perdarahan
diotak yaitu adalah duramater. Duramater terdiri dari : pars periosteal dengan pars meningeal
diantaranya terdapat arteri vena meningeal apabila terjadi suatu rupture pada daerah tersebut maka
disebut dengan epidural hemorage letaknya pada dura scalp interface (diatara duramater dan scalp).
Dibawah arachnoid itu ada subarachnoid apabila terjadi seuatu perdarahan disana maka akan terjadi
subarachnoid hemorage. Apabila pada subarachnoid dura interface (diantara duramater dan
arachnoidmater) terdapat perdarahan akan terjadi subdural hemorage. Pada daerah dura scalp interface
di vaskularisasi oleh arteri meningeal media apabila terjadi rupture maka akan terjadi epidural
hemorage sedangkan pada subarachnoid dura interface divaskularisasi oleh bridging veins apabila
rupture maka akan terjadi subdural hemorage.
Manifestasi klinisnya :
- GCS > 8
A. Teradapat gambaran
creasent shape hemorage
terjadi akibat
perdarahan yang terjadi
pada bridging veins
ditemukan gambaran
midline shift
B. Peradarahannya dapat
menembus sutura tetapi
tidak bisa melewati falx
cerebri
Jenis perdarahannya :
Manifestasi klinis :
gambarannya : terdapat perdarahan yang melewati sulcus-sulcus biasanya terjadi pada perdarahan
interventricular.
Manifestasi kinisnya :
- Pasien akan mengeluh nyeri yang hebat yang pernah dirasakan, terdapat gambaran perdarahan
interventricular hemorage akibat dari leackage yang melewati foramen luskha dan
magendi.
- Pada 2 hari – 2 minggu setelah peradarahan diberikan nimodipine ( Calsium channel bloker )
relax vascular
- Etiologi : trauma dan non trauma apabila terjadi trauma maka diharapkan untuk melakukan
lumbal pungsi ditakutkan bisa terjadi komplikasi seperti herniasi cerebral.
4. Intercerebral hemorage, gambaran CT :
Perdarahan yang terjadi pada daerah intracerebral atau intraparenkim cerebral yang dapat
mengakibatkan contusio cerebral serta diffuse axonal injury gambaran perarahan di ct scan
nya berbentuk titik.
Manifestasi klinisnya :
- Penyebab tersering karena rupture vascular diakibatkan oleh hipertensi sistemik
- Amiloid angiopati, vasculitis, malignancy
- Peradarahan tersering pada nucleus ganglial basalis dan capsula interna
- Mortalitasnya meningkat
MANAGEMENT
- Primary Survey (ABC) Airway : nilai jalan napas, Breathing : cara bernapas, Circulation :
apakah terjadi syok atau tidak
- Nilai severity dengan menggunakan GCS ( Glassgow Coma Scale ) terdiri dari penilaian Eye,
Verbal, Movement (4, 5, 6)… apabila pasien berusia < 2 tahun maka kita gunakan AVPU ( Awake,
Verbal, Pain, Unconsious)
o Dinilai traumatic brain injury tipe mild apabila GCS 13-15, dengan penurunan kesadaran
< 30 menit, waktu Amnesia < 1hari
o Dinilai traumatic brain injury tipe moderate apabila GCS 9-12, dengan penurunan
kesadaran 30 menit – 24 jam, waktu Amnesia 1 hari – 7 hari
oDinilai traumatic injury tipe severe apabila GCS < 8, dengan penurunan kesadaran >24
jam, waktu amnesia >7 hari
- Penanganan selanjutnya :
o Pada tipe mild lakukan secondery survey complete dan tatalaksana sesuai dengan usia
o Pada tipe moderate dan severe segara dilakukan pertolongan dan langsung dibawa
kerumah sakit, pada moderate bisa dirujuk ke spesialis saraf atau konseling saraf serta
tidak lupa dilakukan pemeriksaan neurologis lengkap khususnya adalah pemerikasaan
nervus III yaitu pemeriksaan pupil.
o Pada severe bisa dilakukan intubasi.
Tatalaksananya
Apabila seseorang mengalami trauma kepala mengalami penurunan perfusi aliran darah ke
otak sehingga pasien hipotensi mengalami syok pertahankan tekanan perfusi ke otak
(>60 mmHg) pertahankan tekanan MAP kurang lebih 70 mmHg serta tekanan sistolik >
100mmHg berikan cairan kristaloid (cairan isotonis).
Jangan pernah berikan cairan hipotonis akan mengakibatkan edema cerebri mannitol 20%
(jika terdapat peningkatan TIK) serta pemberian steroid (tetapi beberapa referensi bilang kalua
steroid ini bisa mengaccses edema cerebri sedangkan beberapa ada yang bilang menjawab
tidak).
Lakukan tirah baring dengan sudut 30 derajat dengan pemberian sedative untuk menurunkan
aktivitas neurologis cerebri dan monitoring tekanan darah
Monitoring peningkatan TIK
Operatifnya
Fractur terbuka
Fractur impression
Edema cerebral + peningkatan TIK
Komplikasinya
1. Coma
2. Deficit neurologis permanen
3. Kerusakan fungsi otak yang irreversible
4. Seizure
5. Infeksi intracranial
Progonosisnya :
Stroke
Stroke adalah penyakit deficit neurologis (fokal/global) yang bersifat permanen atau sementara
yang terjadi secara tiba-tiba atau pun progresif, dan karena adanya gangguan vascular yang dapat
menyebablan kematian. Ada juga yang mengatakan merupakan gangguan neurologis yang
dikarenakan adanya gangguan perfusi di otak, baik itu secara iskemik ( stroke iskemik ) maupun
hemoragic ( stroke hemoragic ), dimana penyebab utama dari penyakit ini karena adanya hipertensi
sistemik dan penyakit kardiovaskular.
Secara epidemiologi penyakit ini merupakan penyebab kematian no 5 dan kecacatan tersering di
amerika, sekitar 5% kematian penduduk di amerika serikat dikarenakan stroke.
1. Stroke iskemik terjadi akibat adanya penurunan aliran darah ke otak dikarenakan adanya
sumbatan berupa emboli atau thrombus sehingga mengakibatkan aliran darah ke otak menjadi
terhenti lalu akan terjadi iskemik, sebuah peristiwa dimana jaringan diotak kekurangan suplai
darah atau nutrisi sehingga terjadinya kematian sel. Secara epidemiologi sekitar 85% kasus
stroke adalah stroke iskemik.
a. Stroke embolik akibatnya adanya emboli yang berasal dari jantung atau pembuluh darah
besar ( arteri besar ). Patomekanismenya terjadi sumbatan pada aliran darah dikarenakan
adanya emboli yang berasal dari jantung atau pembuluh darah besar sehingga mengakibatkan
aliran darah menjadi terhenti atau tersumbat, mengakibatkan suplai darah ke otak menjadi
berkurang dan mengakibatkan terjadinya iskemik akibat suplai darah keotak berkurang sehingga
terjadi kematian sel secara progresif.
b. Stroke trombolitik akibat adanya plak artherosklerosis pada pembulu darah carotis yang
secara langsung masuk ke arteri cerebri media. Patomekanismnya terjadi sumbatan karena
adanya plak artherosklerosis dari pembulu darah kecil menuju ke otak sehingga mengakibatkan
aliran darah menjadi terhenti atau tersumbat, mengakibatkan suplai darah ke otak menjadi
berkurang dan mengakibatkan terjadinya iskemik akibat suplai darah keotak berkurang sehingga
terjadi kematian sel secara progresif.
2. Stroke hemoragic stroke akibat adanya perdarahan di otak akibat benturan keras dikepala
sehingga mengakibatkan pecahnya pembuluh darah diotak akhirnya terjadi perdarahan yang
mengakibatkan rusaknya sel-sel pada otak. Stroke terbagi menjadi 2 jenis :
a. Stroke intracerebral karena terjadi perdarahan pada jaringan parenkim otak kasusnya
10% dari seluruh kasus stroke.