Anda di halaman 1dari 17

TUGAS 1

TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI

FITRY MAGFIRAH
105131101119
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MAKASSAR
2021
Soal
1. Tuliskanpengertian tablet menurut 5 literatur
 Menurut FI Edisi IV Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan
obat denganbahanatautanpabahanpengisi.
 Menurut USP 26 (hal : 2406) Tablet adalahsediaanbentukpadat yang
mengandungobatatautanpabahan .Berdasarkanmetodepembuatannya,
dapatdiklarifikasisebagai tablet ataukompresi .
 Menurut British Pharmacopeae (BP 2002) Tablet adalahsediaanpadat yang
mngandungsatudosisdaribeberapabahanaktifdanbiasanyadibuatdenganmen
gempasejumlahpartikel yang seragam.
 MenurutFormulariumNasionalEdisi II , Tablet adalahsediaanpadatkompak,
dibuatdengancarakempacetakdalambentukumumnyatabungpipih yang
keduapermukaannya rata ataucembyng,
mengandungobatdenganatautanpazatpengisi.
 Menurut ANSEL Edisi IV , Tablet
adalahbahanobatdalambentuksediaanpadat yang
biasanyadibuatdenganpenambahanbahantambahanfarmasetika yang sesuai.
2. Tuliskankeuntungandankekurangan tablet menurut 3 literatur
Keuntungan
 Menurut DOM (781)
 Dosis yang akurat : tiap 1 tablet mewakili 1 dosis, sehingga tablet
memilikidosis yang seragamsatusama lain.
 TidakmengandungAlkohol ;
adanyaAlkoholdapatmelarutkanbahanpenyusunobat yang dalam
proses
pembuatannyadapatmenyebabkanpenyebaranbahanobattersebuttida
kmerata.
 Konsentrasi yang bervariasi : suatu tablet
tersediadalambeberapakonsentrasipadabeberapabentuk.
 Disukaiolehpasien ; karenamudahdibawa, bentuknyakompak,
kestabilan yang besar , ekonomis, fleksibilitas yang luas,
mudahdidapatkan , mudahdigunakan.
 Kenyaman ; mudahdibuat, praktis , efisiendalampengobatan,
bagifarmasismudahuntukpengepakan,
penyaluranbaikdalampembuatanjugamudahdalamproduksi,
perdagangan , transportasi.
 Prescription (125)
 Memudahkantransportasidlampembuatan,
bagiahlifarmasidanpasien.
 Semuabentuksediaanfarmasetikadalahdaribentuksediaan yang
akurtdanbiasanya tablet kompresiadalahsediaanakuratdalamsatu
tablet yang diberikandalamsatudosis.
 Tablet mungkindimasukkandalam ½ atau ¼ dan tablet
seragamdibagisecarapraktisolehpasienkedalam ½ atau ¼ dari total
dosisdalam tablet utuh.
 Rasa yang tidakenakdariobatdapatdiubahdengan tablet yang
disalut.
 Pasienumumnyamenemukan tablet
dalambentuksediaansederhanauntukpenggunaansendiri.
 Parrot (73)
 Untukanak-anak yang tidakmungkinmenelanobat, tablet
dapatdihaluskandandibasahi air umtuktujuanpemakaian.
 Tablet dapatdisalutuntukmenutupi rasa tidakenak.
 Penyalut,pewarna,desain,dankemasanmenarikdapatmembuatanak-
anaktertarik.
 Tablet kompakdanmudahdibungkus, ditransportasi,
dandidagangkan.
 Pasienmudahmembawanyadantidakdantidakmembutuhkansendokte
huntukpengukuranpenggunaan.
 Tablet dapatdibuatmenjadi ½ ¼
karenamudahdibelahdalamdosiskecil.
Kekurangan
 Menurut DOM (781)
Kerugian yang paling
nyataadalahbahwabeberapapegalamankejiwaandariindividumenyakitaknda
lmpemakaianataumenelanobat.
 Menurut prescription (125)
 Warna tablet cenderungmemberikanbahaya
 Meningkatnyabahayapadabayidananakanakdariwarna tablet yang terang,
anakanaksecaraalamitertarikpadatabltyngkelihatansepertigulagula.

3. Jelaskanjenis” tablet 3 literatur


Jenis-jenis tablet antara lain,
 Menurut (Kemenkes RI, 2014:57).
a. Tablet Kempa
Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau
granul menggunakan cetakan baja. Tablet dapat dibuat dalam berbagai
ukuran, bentuk, dan penandaan permukaan tergantung pada desain
cetakan.
b. Tablet Cetak
Tablet cetak dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan
tekanan rendah ke dalam lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung
pada ikatan kristal yang terbentuk selama proses pengeringan selanjutnya
dan tidak tergantung pada kekuatan tekanan yang diberikan.
c. Tablet Triturat
Merupakan tablet cetak atau kempa berbentuk kecil, umumnya silindris,
digunakan untuk memberikan jumlah terukur yang tepat untuk peracikan
obat.
d. Tablet Hipodermik

Tablet cetak yang dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut
sempurna dalam air, umumnya dulu digunakan untuk membuat
sediaan injeksi hipodermik.
e. Tablet Bukal
Tablet bukal digunakan dengan cara meletakkan tablet diantara pipi dan
gusi.
f. Tablet Sublingual
Tablet sublingual digunakan dengan cara meletakkan tablet dibawah lidah,
sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut. Tablet
nitrogliserin merupakan salah satu obat yang mudah diserap dengan cara
ini.
g. Tablet Efervesen
Tablet efervesen yang larut, dibuat dengan cara dikempa. Selain zat aktif,
tablet efervesen juga mengandung campuran asam (asam sitrat, asam
tartrat) dan natrium bikarbonat, yang jika dilarutkan dalam air akan
menghasilkan karbon dioksida. Tablet harus disimpan dalam wadah
tertutup rapat atau dalam kemasan tahan lembab, dan pada etiket tertera
tablet tidak untuk langsung ditelan.
h. Tablet Kunyah
Tablet ini dimaksudkan untuk dikunyah, memberikan residu dengan rasa
enak dalam rongga mulut. Jenis tablet ini digunakan dalam formulasi
tablet untuk anak, terutama multivitamin, antasida dan antabiotik tertentu.
Tablet ini dibuat dengan cara dikempa, pada umumnya menggunakan
manitol, sorbitol atau sukrosa sebagai bahan pengikat dan bahan pengisi,
serta mengandung bahan pewarna dan bahan pengaroma untuk
meningkatkan penampilan dan rasa.
i. Tablet Lepas-Lambat
Tablet lepas-lambat atau tablet dengan efek diperpanjang. Tablet ini dibuat
sedemikian rupa sehingga zat aktif akan tersedia selama jangka waktu
tertentu setelah obat diberikan
 Menurut Ansel (1989), ada 13 jenis tablet, yaitu:

a) . Tablet Kompresi
Yaitu tablet kompresi dibuat dengan sekali tekanan menjadi berbagai
bentuk tablet dan ukuran, biasanya kedalam bahan obatnya diberi
tambahan sejumlah bahan pembantu.
Bahan tambahan pembantu pada tablet kompresi antara lain:

 Pengencer atau pengisi, yang ditambahkan jika perlu


kedalam formulasi supaya membentuk ukuran tablet yang
diinginkan.
 Pengikat atau perekat, yang membantu pelekatan partikel
dalam formulasi.
 Penghancur, membantu menghancurkan tablet setelah
pemberian sampai menjadi partikel-partikel yang lebih
kecil.
 Antirekat pelincir atau zat pelincir, yaitu zat yang
meningkatkan aliran bahan memasuki cetakan tablet.
 Bahan tambahan lain, seperti zat warna dan zat pemberi
rasa.
b) Tablet Kompresi Ganda
Yaitu tablet kompresi berlapis, dalam pembuatannya memerlukan
lebih dari satu kali tekanan. Hasilnya menjadi tablet dengan
beberapa lapisan atau tablet didalam tablet.
c) Tablet Salut Gula
Tablet kompresi ini mungkin diberi lapisan gula berwarna dan
mungkin juga tidak, lapisan ini larut dalam air dan cepat terurai
begitu ditelan. Gunanya melindungi obat dari udara dan
kelembaban atau untuk menghindari gangguan dalam
pemakaiannya akibat rasa dan bau dari bahan obat. Kerugian dari
lapisan gula ini adalah pengolahannya membutuhkan waktu dan
keahlian serta menambah berat serta ukuran tablet.
d) Tablet Diwarnai Coklat
Yaitu lapisan coklat merupakan hal yang penting dalam sejarah
karena diwaktu itu hanya coklat yang dipakai untuk menyalut dan
mewarnai tablet.
e) Tablet Salut Selaput
Tablet kompresi ini disalut dengan selaput tipis dari polimer yang
larut atau tidak larut dalam air maupun membentuk lapisan yang
meliputi tablet. Kelebihannya ialah lebih tahan lama, bahan yang
digunakan lebih sedikit, dan waktu yang lebih sedikit untuk
penggunaannya.
f) Tablet Salut Enterik
Tablet salut enterik adalah tablet yang disalut dengan lapisan yang
tidak melarut dan tidak hancur di lambung tetapi di usus. Gunanya
menghindari terjadinya iritasi pada lambung.
g) Tablet Sublingual Atau Bukal
Yaitu tablet yang disisipkan di pipi dan di bawah lidah biasanya
berbentuk datar, agar di absorbsi melalui mukosa secara oral. Cara
ini berguna untuk penyerapan obat yang dirusak oleh cairan
lambung atau sedikit sekali diabsorbsi oleh saluran pencernaan.
h) Tablet Kunyah
Tablet dikunyah lembut segera hancur ketika dikunyah atau
dibiarkan melarut dalam mulut, menghasilkan dasar seperti krim
dari mannitol yang berasa dan berwarna khusus.
i) Tablet Effervescent
Yaitu tablet berbuih dibuat dengan cara kompresi granul
yang mengandung garam effervescent atau bahan lain yang mampu
melepaskan gas ketika bercampur dengan air.
j) Tablet Triturat
Tablet ini bentuknya kecil dan biasanya silinder, dibuat dengan
cetakan atau dibuat dengan kompresi dan biasanya mengandung
sejumlah kecil obat keras. Tablet triturat harus mudah larut
seluruhnya dalam air.
k) Tablet Hipodermik
Yaitu tablet yang dimasukkan di bawah kulit untuk digunakan oleh
dokter dalam membuat larutan parenteral secara mendadak.
l) Tablet Pembagi
Yaitu tablet untuk membuat resep lebih tepat, guna untuk
pencampuran, dan tidak pernah diberikan kepada pasien sebagai
tablet itu sendiri. Tablet ini relatif mengandung sejumlah besar
bahan obat keras.
m) Tablet Dengan Penglepasan Terkendali
Yaitu tablet dan kapsul yang penglepasan obatnya secara
terkendali.
4. Mekanismekerjaobatdalamtubuh
Absorpsi merupakan proses masuknya obat dari tempat pemberian ke
dalam darah. Bergantung pada cara pemberiannya, tempat pemberian obat
adalah saluran cerna (mulut sampai rektum), kulit, paru, otot, dan lain-lain.
Palingpenting untuk diperhatikan adalah cara pemberian obat per oral,
dengan cara ini tempat absorpsi utama adalah usus halus karena memiliki
permukaan absorpsi yang sangat luas, yakni 200 meter persegi (panjang
280 cm, diameter 4 cm, disertai dengan vili dan mikrovili ) (Gunawan,
2009).
Faktor-faktor yang mempengaruhi absorsi obat adalah sebagai berikut.
 Metode absorpsi
 Kecepatan Absorpsi. Apabila pembatas antara obat aktif dan
sirkulasi sistemik hanya sedikit sel, maka absorpsi terjadi cepat dan
obat segera mencapai level pengobatan dalam tubuh. Waktu untuk
berbagai cara absorpsi obat adalah:
a. Detik s/d menit: IV, inhalasi
b. Lebih lambat: oral, IM, topical kulit, lapisan intestinal,
otot
c. Lambat sekali, berjam-jam/berhari-hari: per
rektal/sustained release
Obat yang diserap oleh usus halus ditransport ke hepar sebelum
beredar ke seluruh tubuh. Hepar memetabolisme banyak obat sebelum
masuk ke sirkulasi. Hal ini yang disebut dengan efek first-pass.
Metabolisme hepar dapat menyebabkan obat menjadi inaktif sehingga
menurunkan jumlah obat yang sampai ke sirkulasi sistemik, jadi dosis obat
yang diberikan harus banyak.
 Distribusi Distribusi obat adalah proses obat dihantarkan dari sirkulasi
sistemik ke jaringan dan cairan tubuh.Distribusi obat yang telah diabsorpsi
tergantung beberapa faktor yaitu:
a) Aliran darah. Setelah obat sampai ke aliran darah, segera terdistribusi
ke organ berdasarkan jumlah aliran darah. Organ dengan aliran darah
terbesar adalah jantung, hepar, dan ginjal. Sedangkan distribusi ke organ
lain seperti kulit, lemak, dan otot lebih lambat
b) Permeabilitas kapiler. Distribusi obat tergantung pada struktur kapiler
dan struktur obat.
c) Ikatan protein. Obat yang beredar di seluruh tubuh dan berkontak
dengan protein dapat terikat atau bebas. Obat yang terikat protein tidak
aktif dan tidak dapat bekerja. Hanya obat bebas yang dapat memberikan
efek. Obat dikatakan berikatan protein tinggi bila >80% obat terikat
protein
 Metabolisme Metabolisme atau biotransformasi obat adalah proses tubuh
mengubah komposisi obat sehingga menjadi lebih larut air untuk dapat
dibuang keluar tubuh. Obat dapat dimetabolisme melalui beberapa cara
yaitu:
A. menjadi metabolit inaktif kemudian diekskresikan; dan menjadi
metabolit aktif, memiliki kerja farmakologi tersendiri dan
bisadimetabolisme lanjutan. Beberapa obat diberikan dalam bentuk
tidak aktif kemudian setelah dimetabolisme baru menjadi aktif
(prodrugs).Metabolisme obat terutama terjadi di hati, yakni di
membran endoplasmic reticulum (mikrosom) dan di cytosol. Tempat
metabolisme yang lain (ekstrahepatik) adalah: dinding usus, ginjal,
paru, darah, otak, dan kulit, juga di lumen kolon (oleh flora usus).
Tujuan metabolisme obat adalah mengubah obat yang nonpolar (larut
lemak) menjadi polar (larut air) agar dapat diekskresi melalui ginjal
atau empedu.Faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme adalah
sebagai berikut.  Farmakologi  22
a) Kondisi Khusus. Beberapa penyakit tertentu dapat mengurangi
metabolisme, antara lain penyakit hepar seperti sirosis.
b) Pengaruh Gen. Perbedaan gen individual menyebabkan beberapa
orang dapat memetabolisme obat dengan cepat, sementara yang lain
lambat.
c) Pengaruh Lingkungan. Lingkungan juga dapat mempengaruhi
metabolisme, contohnya: rokok, keadaan stress, penyakit lama,
operasi, dan cedera
d) Usia.Perubahan umur dapat mempengaruhi metabolisme, yaitu
usiabayi versus dewasa versus orang tua.
 Ekskresi Ekskresi obat artinya eliminasi atau pembuangan obat dari tubuh.
Sebagian besar obat dibuang dari tubuh oleh ginjal dan melalui urin. Obat
jugadapat dibuang melalui paru-paru, eksokrin (keringat, ludah, payudara),
kulit dan traktusintestinal. Organ terpenting untuk ekskresi obat adalah
ginjal. Obat diekskresi melalui ginjal dalam bentuk utuh maupun bentuk
metabolitnya. Ekskresi dalam bentuk utuh atau bentuk aktif merupakan
cara eliminasi obat melalui ginjal. Ekskresi melalui ginjal melibatkan 3
(tiga) proses, yakni filtrasi glomerulus, sekresi aktif di tubulus, dan
reabsorpsi pasif di sepanjang tubulus. Fungsi ginjal mengalami
kematangan pada usia 6-12 bulan, dan setelah dewasa menurun 1% per
tahun. Organ ke dua yang berperan penting, setelah ginjal, untuk ekskresi
obat adalah melalui empedu ke dalam usus dan keluar bersama feses.
Ekskresi melalui paru terutama untuk eliminasi gas anastetik umum
(Gunawan, 2009).

5. Tuliskanbentukdanukuran tablet
Ukuran dan Bobot Tablet
Selain mempunyai bentuk, tablet juga mempunyai ukuran, bobot,
kekerasan, ketebalan, sifat solusi dan disintegrasi serta dalam aspek lain,
tergantung pada penggunaan yang dimaksud dan metode pembuatannya.
Berikut adalah penjelasan mengenai ukuran tablet yang diperoleh dari
berbagai sumber, antara lain:
Menurut R.Voigt (sebutkan tahunnya), tablet memiliki garis tengah yang
pada umumnya berkisar antara 15-17 mm dengan bobot tablet pada
umumnya berkisar 0.1 - 1 gram. Menurut
Lachman (sebutkan tahunnya), tablet oral biasanya berukuran 3/16 - 1/2
inc dengan berat ,tablet berkisar antara 120 - 700 mg ≥ 800 mg dan
berdiameternya 1/4 – 7/6 inci. Sementara itu, menurut FI III dan
Formularium Nasional kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak
lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet.
6. Tuliskankerusakanpada tablet menurut 3 literatur
 Macam-macam Kerusakan Pada Pembuatan Tablet
Kerusakan tablet yang lazim terjadi pada proses pembuatannya yaitu:
a. Binding merupakan kerusakan tablet disebabkan masa yang akan
dicetak melekat pada dinding die. Cara mengatasi binding dengan
meningkatkan lubrikan, menggunakan lubrikan yang lebih efisien,
merubah distribusi dari pelicin dengan penyaringan melalui
pengayak mesh 30, mengurangi ukuran dari granul, merubah
penguapan dari granulasi, menggunakan die yang telah dilicinkan,
mengempa dengan kelembapan yang rendah.
b.Capping merupakan kerusakan tablet berupa membelahnya tablet
di bagian tengahnya. Cara mengatasi capping dengan mengubah
prosedur granulasi, mengganti atau menambah bahan pengikat,
menambahkan pengikat kering (seperti gom arab, serbuk sorbitol,
serbuk gula), menambah atau mengubah lubrikan, mengurangi atau
mengubah lubrikan, menggunakan cetakan lain, mengurangi diameter atas
lubang cetakan dari 0,0005-0,002 inchi sesuai
ukuran.
c. Sticking and Picking merupakan kerusakan tablet berupa pelekatan
yang terjadi antara punch atas dengan bawah yang disebabkan
permukaan yang licin, pencetakan masih ada lemaknya, zat pelicin
kurang, masanya basa. Cara mengatasinya yaitu dengan
menambahkan bahan pelicin (Lieberman, 1990).
d. Whiskering merupakan kerusakan tablet yang disebabkan oleh letak
dari pencetak tidak sesuai dengan ruang cetakan, akibatnya tablet
yang dihasilkan mempunyai bentuk yang tidak sesuai dengan ruang
cetakan.
e. Crumbling (tablet menjadi retak dan rapuh), penyebabnya adalah
kurang tekanan pada pencetakan tablet dan zat pengikat kurang. Cara
mengatasi crumbling yaitu dengan menambah tekanan pada
saat mencetak tablet, menambahkan pengikat atau mengganti
dengan pengikat yang lebih efektif (Syamsuni, 2006).
 Kerusakan Tablet
Kerusakan pada tablet terdapat tujuh macam, yaitu binding, sticking,
whiskering, splitting, capping, mottling, dan crumbling (Syamsuni,
2006:175).
a. Binding, kerusakan pada tablet akibat massa yang akan dicetak melekat
pada,dinding ruang cetakan.
b. Sticking/picking, perlekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah
akibatpermukaan punch tidak licin, ada lemak pada pencetak, zat pelicin
kurang,atau massa basah.
c. Whiskering, terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang cetakan
atauterjadi pelelehan zat aktif pada tekanan tinggi, akibatnya pada
penyimpanandalam botol, sisi-sisi yang berlebih akan lepas dan
menghasilkan bubuk.
d. Splitting, lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet terutama pada
bagiantengah.
e. Capping, membelahnya tablet di bagian atas.
f. Mottling, terjadi karena zat warna tersebar tidak merata pada permukaan
tablet.
g. Crumbling, tablet menjadi retak dan rapuh.
7. Evaluasi tablet daiserbuk /granuljelaskanrangenya , arikeras , kerapuhan ,
bobot
Evaluasi Tablet
a. Keseragaman ukuran
Ukuran dan bentuk tablet dapat dituliskan, dipantau dan dikontrol.
Ketebalan tablet akan tetap dari batch ke batch yang lain, ataupun dalam
satubatch hanya bila granulasi tablet atau pencampuran bubuk cukup
konsistenukuran partikelnya serta ukuran distribusinya. Selain itu
ketebalan juga harusterkontrol,guna memudahkan pengemasan (Lachman,
dkk., 2008:648-649).
Uji keseragaman ukuran dilakukan untuk mengetahui diameter dan tebal
pada tablet. Pengujian ini dilakukan pada sepuluh tablet menggunakan alat
jangka sorong. Harus ditekankan disini bahwa tekanan yang diberikan
bukansaja mempengaruhi ketebalaan tetapi juga kekerasan tablet. Maka
berbeda- bedanya ketebalan tablet lebih dipengaruhi oleh tekanan yang
diberikan (Ansel,H.C.,1989:254).
Persyaratan: Kecuali dinyatakan lain garis tengah tablet tidak lebih dari 3
kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet (Depkes RI,1979:6).
b. Keseragaman bobot
Pengujian dilakukan menggunakan alat timbangan neraca analitik.
Penggunaan neraca analitik dalam uji keseragaman bobot ini digunakan
karenamerupakan alat yang kemungkinan kesalahanya sangat kecil
dibandingkandengan timbangan manual. Disamping itu angka dari bobot
tablet yangdihasilkan akan muncul secara otomatis, dengan itu dapat
meminimalisirkesalahan dalam melihat angka.Ditimbang 20 tablet,
kemudian dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika
ditimbang satu persatu, tidak lebih dari 2 tablet yang masing-masing
bobotnyamenyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang
ditetapkandikolom A dan tidak boleh 1 tablet yang bobotnya menyimpang
dari bobotrata-rata yang ditetapkan dikolom B. Jika perlu, dapat digunakan
10 tablet dantidak 1 tablet yang bobotnya menyimpang lebih besar dari
bobot rata-rata yangditetapkan kolom A dan B (Depkes RI,1979:7).
c. Kekerasan tablet
Tablet harus mempunyai kekuatan atau kekerasan tertentu serta tahan atas
kerenyahan agar dapat bertahan terhadap berbagai guncangan mekanik
padasaat pembuatan, pengepakan, dan pengapalan. Selain itu tablet juga
harus dapatbertahan terhadap perlakuan berlebihan oleh konsumen.
Kekerasan tablet yangcukup serta tahan penyerbukan dan kerenyahan
merupakan persyaratan pentingbagi penerimaan konsumen (Lachman,
dkk., 2008:651).
Kekuatan tablet ditentukan oleh besarnya tenaga yang diperlukan untuk
memecah tablet dalam uji kompresi diametri. Untuk melakukan uji ini,
sebuahtablet diletakkan antara dua landasan, landasan kemudian ditekan,
dankekuatan yang menghancurkan tablet dicatat. Kekerasan kemudian
diartikansebagai kekuatan untuk menghancurkan tablet.Alat kekerasan
tablet atau biasa dikenal hardness tester yang masih dipakai adalah alat
penguji; Monsanto,Strong-Cobb, Pfizer, Erweka, dan Schleuniger
(Lachman, dkk., 2008:651).
Persyaratan : Kekerasan tablet yang baik sebesar 4-10 kg (Sulaiman,
2007).
d. Kerapuhan tablet
Untuk mengetahui keutuhan tablet karena tablet mengalami benturan
dengan dinding wadahnya. Tablet yang mudah menjadi bubuk, menyerpih
danpecah- pecah pada penanganannya, akan kehilangan keelokannya serta
konsumen enggan menerimanya, dan dapat menimbulkan pengotoran pada
tempat pengangkutan dan pengepakan, juga dapat menimbulkan variasi
padaberat dan keseragaman isi tablet (Lachman, dkk., 2008:654).
Alat penguji friabilitas untuk laboratorium dikenal sebagai friabilator. Alat
ini memperlakukan sejumlah tablet terhadap gabungan pengaruh goresan
danguncangan dengan memakai sejenis kotak plastik yang berputar pada
kecepatan 25 rpm, menjatuhkan tablet sejauh enam inci pada setiap
putaran.Biasanya tablet yang telah ditimbang diletakkan di dalam alat itu,
kemudiandijalankan sebanyak 100 putaran (Lachman, dkk.,
2008:654).Persyaratan : Tablet memenuhi syarat jika persentase
kerapuhan< 0,8 %
(Voigt, R., 1994:222).
e. Waktu hancur
Menurut Lachman dkk. (2008:659), jika dikaitkan dengan disolusi maka
waktu hancur merupakan faktor penentu dalam pelarutan obat. Sebelum
obatlarut dalam media pelarut maka tablet terlebih dahulu pecah menjadi
partikel- partikel kecil sehingga daerah permukaan partikel menjadi lebih
luas. Namunuji ini tidak memberi jaminan bahwa partikel-partikel akan
melepaskan bahanobat dalam larutan dengan kecepatan yang seharusnya,
karena uji waktu hancurhanya menyatakan waktu yang diperlukan tablet
untuk hancur di bawahkondisi yang ditetapkan, dan lewatnya seluruh
partikel melalui saringanberukuran mesh-10.Semua tablet harus melalui
pengujian daya hancur secara resmi yangdilaksanakan in vitro dengan alat
uji khusus atau biasa disebut disintegrationtester. Secara singkat alat ini
terdiri dari rak keranjang yang dipasang 6 pipagelas yang ujungnya
terbuka, dan diikat secara vertikal (Ansel,H.C.,1989:257).Persyaratan :
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III (1979:7), kecuali
dinyatakan lain semua tablet harus hancur tidak lebih dari 15 menit untuk
tabletyang tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet
bersalut. Bila 1atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian
dengan 12 tablet lainnya.Tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus
sempurna
f. Disolusi
Disolusi adalah proses melarutnya obat (Ansel, 1989:257). Dua sasaran
dalam mengembangkan uji disolusi in vitro yaitu untuk menunjukkan
pelepasan obat dari tablet kalau dapat mendekati 100% dan laju pelepasan
obatseragam pada tiap batch dan harus sama dengan laju pelepasan dari
batch yangtelah dibuktikan mempunyai bioavaibilitas dan efektif secara
klinis (Lachman,dkk., 2008:660).
Alat untuk menguji laju disolusi atau disebut dissolution tester terdiri atas
bejana dan tutup, yang berfungsi sebagai wadah yang mendisolusi zat
aktif;pengaduk, motor pemutar pengaduk; termometer; penangas air yang
dilengkapidengan thermostat (Siregar dan Wikarsa, 2010:86).
Persyaratan : Dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 80 %
(Q) C8H9NO2 dari jumlah yang tertera pada etiket (Kemenkes
RI,2014:1001).
g. Penetapan kadar
Penetapan kadar zat aktif perlu dilakukan untuk memastikan bahwa tiap
tablet mengandung zat aktif sesuai dengan persyaratan yang tercantum
dalamFarmakope Indonesia. Setiap tablet memiliki persyaratan masing-
masing kadarzat aktif yang dikandungnya.
Persyaratan : Tablet parasetamol mengandung parasetamol, C8H9NO2
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
terterapada etiket (Kemenkes, RI 2014:1001)

Anda mungkin juga menyukai