Anda di halaman 1dari 1

Berdasarkan UU No.

32 Tahun 2009 tentang Perlindnungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup, kasus pencemaran sungai Citarum meningkat dengan kadar bakteri e-coli
mencapai 50.000/100 ml yang berasal dari limbah industri dan masyarakat. Ini disebabkan
pembungangan limbah domestik dan pembuangan limbah berbahaya dan beracun yang berlangsung
ke sungai tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu. Akibat pencemaraan ini mengakibatkan
terjadinya masalah lingkungan di perairan Sungai Citarum yaitu terlampauinya Daya dukung
lingkungan hidup, Daya tampung lingkungan hidup dan daya lenting lingkungan.

Pemantauan terakhir di beberapa titik menunjukkan kadar besi (fe) terlarut 23,4 kg perhari, mangan
(Mn) 8,29 kg perhari, tembaga (Cu) 51,1 kg perhari dan seng (Zu) mencapai 57,3 k perhari. Angka
diatas membuktikan air sungai citarum rawan dan sudah tidak layak dipakai sebagai sumber air
minum dan juga untuk perikanan.

Dalam hal menanggulangi pencemaraan air sungai ciatarum diperlukan adanya


penerapan dari beberapa instrumen dari hukum lingkungan, yaitu, Analisan
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) , Program Kali Bersih (PROKASIH)
dan Baku Mutu Lingkungan (BML).

Anda mungkin juga menyukai