Anda di halaman 1dari 1

A.

Pengertian Syiah
Syiah secara etimologi (kebahasaan) berarti pengikut, pendukung, pembela, pencinta, yang
kesemuanya mengarah kepada makna dukungan kepada ide atau individu dan kelompok tertentu.
Sedangkan menurut Ahmad Al-Waili dan Abd al-Qadir Syaib al-Hamdi Guru Besar pada Universitas Islam
Madinah, sebagaimana dikutip oleh Fadil, Syiah menurut bahasa adalah pengikut atau pembantu.
Muhammad Husayn Thabathaba‘i dalam bukunya ―Islam Syiah‖, menyebutkan bahwa Syiah adalah
kaum muslimin yang menganggap pengganti Nabi saw. merupakan hak istimewa keluarga Nabi, dan
mereka yang dalam bidang pengetahuan dan kebudayaan Islam mengikuti mazhab Ahl al-Bayt.
Muhammad Jawad Maghniyah, seorang ulama beraliran Syiah, sebagaimana dikutip oleh Quraish Shihab,
memberikan definisi tentang kelompok Syiah, bahwa mereka adalah ―kelompok yang meyakini bahwa
Nabi Muhammad saw. telah menetapkan dengan nash (pernyataan yang pasti) tentang khalifah
(pengganti) Beliau dengan menunjuk Imam Ali. Definisi ini sejalan dengan definisi yang dikemukakan oleh
Ali Muhammad al-Jurjani (1339-1413), seorang Sunni penganut aliran Asy‘ariyah, yang menulis dalam
bukunya at-Ta’rifat (defenisi-defenisi) bahwa: Syiah adalah mereka yang mengikuti Sayyidina Ali ra. dan
percaya bahwa beliau adalah imam sesudah Rasul saw. Dan percaya bahwa imamah tidak keluar dari
beliau dan keturunannya.
Sedangkan dalam pandangan Abu Zahrah, bahwa Syiah adalah mazhab politik yang pertama lahir
dalam Islam. Mazhab mereka tampil pada akhir masa pemerintahan Utsman, kemudian tumbuh dan
berkembang pada masa Ali. Mereka mengagumi bakat-bakat, kekuatan beragama, dan ilmunya. Sehingga
mereka mengeksploitasi kekaguman mereka terhadap Ali untuk menyebarkan pemikiran-pemikiran
mereka tentang dirinya. Ketika keturunan Ali, yang sekaligus keturunan Rasulullah mendapat perlakuan
zalim yang semakin hebat dan banyak mengalami penyiksaan pada masa Bani Umayyah, rasa cinta
mereka terhadap keturunan Ali semakin mendalam. Mereka memandang Ahl al-Bayt sebagai syuhada
dan korban kezaliman. Dengan demikian semakin meluaslah daerah mazhab Syiah dan pendukungnya
semakin banyak.
Dari berbagai pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Syiah adalah golongan yang lebih
mengutamakan Ali bin Abi Thalib dari sahabat lainnya, yang percaya bahwa Ahl al-Bayt lebih berhak
untuk memegang tampuk kekhalifahan sesudah wafatnya Nabi Muhammad saw atas dasar wasiat dari
Rasul dan kehendak dari Allah. Kemudian perlu diketahui bahwa di zaman Rasulullah syiah-syiah atau
kelompok yang ada sebelum Islam, semuanya dihilangkan oleh Rasulullah, sehingga saat itu tidak ada lagi
kelompok-kelompok atau syiah. Hal mana karena Rasulullah diutus untuk mempersatukan umat dan
tidak diutus untuk membuat kelompok-kelompok.

Anda mungkin juga menyukai