Disusun Oleh:
IKOM 3 SEMESTER 5
KELOMPOK 5
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Gaya Bahasa Jurnalistik” ini dengan baik. Sholawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad
SAW. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah
Bahasa Jurnalistik pada semester V Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial UINSU Medan.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari beberapa pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah berkontribuasi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa dan
penjelasannya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir
kata kami berharap semoga makalah ini memberikan manfaat maupun inspirasi
beserta pemahaman terhadap pembaca.
Penyusun,
Kelompok 5
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.3 Tujuan..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3
3.1 Simpulan................................................................................................. 13
3.2 Saran........................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa juga identik dengan ciri khas suatu bangsa negara itu sendiri,
menjadi suatu pembeda juga pemersatu untuk bangsa. Karna itu kita patutlah
bangga dengan bahasa kita, karna dengan adanya bahasa di negara kita yaitu
bahasa Indonesia, bangsa kita mempunyai ciri khas, pemersatu antar daerah
natau suku juga pembeda dengan negara lain.
PEMBAHASAN
Abjad yang digunakan untuk menulis dalam media massa yaitu abjad
internasional sebagaimana yang tercantum dalam EYD, yaitu :
1. Apabila ada dua vokal berurutan atau dua konsonan berurutan, maka
pemenggalan dilakukan di antaranya. Misalnya : ma –in, sau-da-ra.
2. Jika di tengah kata ada huruf konsonan di antaranya dua vokal, maka
pemengalan dilakukan sebelum huruf konsonan. Misalnya : sa-tu, tu-gas
3. Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, maka
penggalan dilakukan di antara dikonsonan pertama
4. Kata berimbuhan dipenggal dengan mempertahankan keutuhan kata dasar.
Misalnya : meng-ajar bel-ajar.
5. Tidak memengal kata dengan menyiasalkan satu huruf, misalnya:
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), huruf capital atau juga
disebut dengan huruf besar adalah huruf yang berukuran dan berbentuk khusus
( lebih besar daripada huruf biasa).
2
Ibid, h.176
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk
julukan.
Misalnya : Putri Ayu
2. Huruf kapital di pakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Misalnya : Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk
gelar akademik nama orang. Misalnya :
-Sultan Hasanuddin
-Nabi Ibrahim
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diakui nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang
tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Misalnya : Wakil Presiden Adam
Malik
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan bahasa.
Misalnya : bangsa Indonesia
Suku Dani
Bahasa Bali
5. Huruf kapital dipakai seabagai huruf pertama nama yahun, bulan, hari, dan
hari besar atau hari raya.
Misalnya : tahun Hijriah
bulan Agustus
hari Jumat
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Misalnya : Konferensi Asia Afrika
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata ( termasuk semua
unsur bentuk ulang sempurna ) dalam nama negara, lembaga, badan,
organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, yang,
dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya : Republik indonesia
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata ( termasuk unsur
kata ulang sempurna ) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah
serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari,
yang dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya : Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke
Roma.
Ia menyajikan makalah “Penerapan Asas – Asas Hukum
Perdata”.
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, atau sapaan. Misalnya : S.S. sarjana sastra
M.Hum. magister humaniora
Hj. hajah
Mgr. monseigneur
Dr. doktor
Prof propesor3
3
Rina Devianty, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, ( Medan : Balai Pustaka ) h.26
9. Huruf pertama dari setiap bentuk kata ulang sempurna. Namun, hal inilah
yang masih kurang dipatuhi oleh media massa. Misalnya : Hati- hati
penalti, Bung! Yang semestinya ditulis Hati- Hati penalti, Bung!
Begitu pula dalam pemakaian huruf tebal dalam media massa juga sangat , banyak
seperti :
Gunakan koma dan titik koma dalam daftar nama dan istilah
pengidentifikasi. Contoh (komite itu beragnggotakan Gerry Brown, ketua; Shawn
Jourdain, wakil ketua; Cam Carhart.)
Penulisan tanda baca dalam media massa juga harus diperhatikan seperti:
a. Akhir kalimat
b. Memishkan angka jam, menit,dan detik yang menunjukkan waktu
c. Memisahkan bilngan ribuan dan kelipatannya.
d. Akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Namun, sebagai meida massa tidak menggunakan titik pada singkatan
gelar akademis ataupun singkatan lainya, karena adanya tanda titik itu
akan membuat kita menjadi kurang lancar dalam membacanya.
Pemakaian tanda koma ini tidak boleh dianggap remeh, karena tanda koma
merupakan tanda baca yang paling tinggi tingkat kesalahnya. Pemakaian tanda
koma tidak hanya dapat mengubah arti, melainkan juga menyakut cita rasa, yaitu
nada dan irama kalimat. Karena jika tidak menggunkan tanda koma, kalimat akan
terasa menonton, tersendat, dan kurang enak dinikmati.
Digukanan untuk :
Digunakan untuk :
a. Pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikiuti rangkaian atau pemerian.
b. Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
c. Dalam teks drama sesudah kata yang menujukkan pelaku.
Tanda Pisah ( )
Digunkan untuk:
Tanda elipsis digunakan untuk kalimat yang terputus – putus dan untuk
menujukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Tanda tanya digunakan pada akhir kalimat tanya atau untuk menanyakkan
bagian kalimat yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya dan
ditulis dalam kurung (?).
Yaitu dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi.
Digunakan untuk :
a. Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
b. Mengapit keterangan huruf atau kata yang kehadirannya dalam teks tidak
dihilangkan.
c. Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Digunkan untuk :
Tanda garis miring digunakan dalam nomor surat, alamat, dan sebagai
pengganti kata atau, tiap, dan per.
Tanda baca ini digunkan untuk memnunjukkan penghilangan bagian kata atau
bagian angka tahun. Setelah melihat pemakaian ejaan dan tata tulis di media
massa, ternyata ada beberapa tambahan mengnai tata tulis pada media massa. Hal
ini dikarenkan meida massa memiliki bahasa yang mandiri. Penambahan itu, di
antaranya:
Gelar akademis yang lazimnya ditulis mengikuti nama orang, cenderung tidak
dicantumkan tetapi ditulis secara lengkap. Misalnya :
Ginandjar Kartasasmita Masuk Bursa Calon Wakil Presiden Namun,
profesor yang satu ini Cuma menyatakan, “saya cukup tahu diri”.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Rasyid. Ddk. 2017. Jurnalistik Praktis Kontemporer. Depok :
Prenadamedia Group.