OLEH :
NAMA KELOMPOK :
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan
berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan berjudul
“Desain terowongan dengan menggunakan softwareRoclab dan Sofware phase2“
ini tepat pada waktunya.
Ucapan terima kasih ini kami sampaikan kepada Ibu Woro Sundari,
ST.,MT selaku dosen Mata Kuliah Tambang Bawah Tanah Dan Ventilasi dan
juga kepada Teman- teman seperjuangan Extreme’ 18 yang sudah saling
membantu dalam penyusuna laporan ini.
Dan akhirnya, semoga Laporanini dapat berguna bagi para pembaca dan
pihak – pihak lain yang berkepentingan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II DASAR TEORI.....................................................................................................3
2.1 Pengertian & Defenisi Terowongan...........................................................................3
2.2 Klasifikasi Terowongan.............................................................................................5
2.3 Klasifikasi RMR Dan System Q.................................................................................10
2.3.1 Klasifikasi RMR.....................................................................................................10
2.3.2 Sistem Q.............................................................................................................11
2.4 Penyanggaan Dan Jenisnya........................................................................................12
2.5 Ketidakstabilan Terowongan Jalan.............................................................................13
2.6 Roclab........................................................................................................................14
2.7 Hoek-Brown...............................................................................................................14
2.8 Nilai GSI....................................................................................................................15
2.9 Autocad...................................................................................................................15
2.10 Faktor Keamanan...................................................................................................18
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................................19
3.1 Pengambilan data......................................................................................................19
3.2 Analisis Data.............................................................................................................19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................21
4.1 Desain Terowongan...................................................................................................21
BAB V PENUTUP...........................................................................................................27
5.1 Kesimpulan................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................28
LAMPIRAN……………………………………………………………………...29
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
vi
tanah yang berlebihan dan lainnya yang dapat menyebabkan runtuhnya
terowongan yang dapat membahayakan pekerja atau pengunjung yang ada.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui desain terowongan dengan data-data yang diberikan
menggunakan software Roclab dan mengetahui nilai klasifikasi Hoek-
Brown
2. Untuk mengetahui nilai faktor keamaan dan total displacement dari
portal terowongan tersebut menggunakan Software Phase2
vii
BAB II
DASAR TEORI
Media lalu lintas : untuk kereta api, jalan raya, pejalan kaki dan
transportasi tambang bawah tanah,
Media angkutan : angkutan air untuk pembangkit tenaga listrik
(PLTA), penyediaan air, saluran air kotor.
viii
Terowongan merupakan bentuk galian bawah tanah yang dirancang
untuk maksud memenuhi transportasi. Ada dua hal penting yang diharus
dimengerti dalam istilah transportasi ini. Pertama transportasi dalam
pengertian untuk memenuhi kebutuhan dan tututan masyarakat modern.
Dan yang kedua adalah transpotasi dalam operasi tambang bawah tanah.
Untuk masyarakat modern, terowongan merupakan akses lalu lintas untuk
memenuhi kebutuhan lalu-lintas. Seperti pembuatan terowongan yang
dilakukan pada daerah yang sulit di capai, misalnya melewati pergunungan
(perbukitan) dan sungai (laut), atau membutuhkan waktu yang lama dan
biaya yang relatif mahal. Harapan masyarakat modern terutama di kota-kota
besar dari negara-negara maju, kebutuhan akan lalu lintas untuk
memenuhi jaringan pekerjaan sangat penting, misalnya terowongan untuk
pejalan kaki dan penumpang. Untuk negara-negara maju seperti Amerika
Serikat, Prancis, Inggris dan Jepang terowongan merupakan layanan umum
untuk mengembangkan dan memperluas pertumbuhan kehidupan dari populasi
masyarakat yang berbeda.
Kelebihan:
ix
Tidak mengurangi manfaat permukaan tanah/lahan
Karena terletak dibawah permukaan tanah, sehingga
permukaan lahan dapat dimanfaatkan untuk keperluan lainnya terutama
pertanian.
x
kecil, jari – jari belokannya pendek dan kemiringannya besar
(lebih besar dari 10%). Terowongan ini biasanya digunakan
dibawah jalan raya yang ramai atau dibawah sungai dan kanal
sebagai tempat menyebrang bagi pejalan kaki.
Terowongan navigasi, terowongan ini dibuat untuk
kepentingan lalu-lintas air di kanal-kanal dan sungai-sungai
yang menghubungkan satu kanal atau sungai ke kanal lainnya.
Disamping itu juga dibuat untuk menembus daerah
pegunungan untuk memperpendek jarak dan memperlancar lalu
– lintas air.
xi
pembangkit listrik disebuah stasiun pembangkit yang letaknya
lebih rendah. Terowongan ini dapat dikategorikan pada suatu
grup utama berdasarkan kegunaannya.
Terowongan penyediaan air, terowongan ini hampir sama
dengan terowongan stasiun pembangkit listrik air,
perbedaannya hanya pada fungsi kedua terowongan tersebut.
Fungsi dari terowongan penyediaan air adalah menyalurkan air
dari mata air ketempat penyimpanan air di dalam kota atau
membelokkan air ke tempat penyimpanan tersebut.
Terowongan untuk saluran air kotor, terowongan ini dibuat
untuk membuang air kotor dari kota atau pusat industri ke
tempat pembuangan yang sudah disediakan.
Terowongan yang digunakan untuk kepentingan umum,
terowongan ini biasanya dibuat di daerah perkotaan untuk
menyalurkan kabel listrik dan telepon, pipa gas dan air, dan
juga pipa – pipa lainnya yang penting, dibuat dibawah saluran
air, jalan raya, jalan kereta api, blok bangunan untuk
memudahkan inspeksi secara kontinyu, pemeliharaan dan
perbaikan sewaktu – waktu kalau ada kerusakan.
xii
Berdasarkan lokasinya terowongan dibagi menjadi beberapa bagian
sebagai berikut:
Underwater Tunnels
Terowongan yang dibangun dibawah dasar muka air. Pada
umunnya dibangun dibawah dasar dan sungai atau laut.
Perhitungannya lebih kompleks, selain ada tekanan tanah.juga
terdapat tekanan air yang besar.
Mountain Tunnels
Terowongan jenis ini adalah salah satu terowongan yang
mempunyai peran penting ketika suatu daerah memiliki topografi
yang beragam, sehingga perlu adanya terowongan yang dibangun
menembus sebuah bukit maupun gunung.
Tunnels at Shallow Depth and Water City Streets
Jaringan transportasi di Negara-negara maju seperti Amerika,
Inggris, dan Jepang banyak yang menerapkan tipe terowongan ini.
Terowongan jenis ini sangat cocok untuk dibangun di perkotaan.
Baik itu untuk transportasi maupun saluran drainase kota.
xiii
Berdasarkan material yang dipakai, Paulus P Raharjo (2004) menjelaskan
terdapat 3 jenis terowongan, yaitu:
o Terowongan Batuan (Rock Tunnels) sama dengan
Terowongan batuan dibuat langsung pada batuan massif
dengan cara pemboran atau peledakan. Terowongan batuan
umumnya lebih mudah dikonstruksikan daripada
terowongan melalui tanah lunak karena pada umumnya
batuan dapat berdiri sendiri kecuali pada batuan yang
mengalami fracture.
xiv
Gambar 2.5 Terowongan Tanah Lunak(PT. PP, 2018)
xv
dan menjadikannya sesuai dengan International Standard dan
prosedur.
2.3.2 Sistem Q
Klasifikasi batuan Q-System dikenal juga dengan istilah Rock
Tunneling QualityIndex untuk keperluan perancangan penyangga
penggalian bawah tanah.Q-System digunakan dalam klasifikasi
massa batuan sejak tahun 1980 di Iceland.Sistem ini pertama kali
dikembangkan oleh Barton, dkk di 1974 berdasarkan pengalaman
pembuatan terowongan terutama di Norwegia dan Finlandia.
Pembobotan Q-System didasarkan atas penaksiran numerik
kualitas massa batuan berdasarkan 6 parameter berikut;
xvi
Dalam system ini diperhatikan diskontinuitas dan joints. Angka dai
Q bervariasidari 0,001 – 1000 dan dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut ini :
DIMANA :
RQD : Rock Quality Designation
Jn : Joint Set Number
Jr : Joint Roughness Number
xvii
2.5 Ketidakstabilan Terowongan Jalan
Kestabilan terowongan tidak terlepas dan perilaku massa batuan dan sangat
dipengaruhi oleh keadaan distribusi tegangan yang terjadi di sekitar
terowongan. Ketidakstabilan terowongan biasanya dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu : Faktor bukan struktur geologi (tegangan insitu yang
berlebihan, pelapukan dan swelling serta tekanan dan aliran air tanah) dan
Struktur geologi (dapat diketahui dengan pemetaan geologi detail / rinci di
atas dan di bawah permukaan).
Faktor-faktor bukan struktur geologi yaitu :
1. Tegangan insitu yang berlebihan : pada massa batuan terdapat tegangan mula-
mula yang terdiri dan 3 macam, yaitu : tegangan gravitasi yang disebabkan
oleh berat dan batuan yang berada di atasnya, tegangan tektonik yang terjadi
karena adanya pergeseran pada kulit bumi pada saat ini ataupun pada masa
lampau dan tegangan sisa yang terjadi sebagai akibat pada saat gempa bumi
tidak semua gaya dilepaskan tetapi masih ada yang tersisa di dalam batuan.
Untuk pengukuran tegangan insitu dilakukan dengan cara Hydraulic
Fracturing, Overcoring, Flat Jack dan Rossette.
2. Pelapukan dan Swelling untuk pengujian terhadap pelapukan dilakukan
pengujian di laboratorium, sedangkan untuk swelling test dilakukan
pengujian petrografi.
3. Tekanan dan aliran air tanah dengan menggunakan Piezometer kita dapat
mengetahui tekanan air tanah pada suatu lapisan, sedangkan untuk
mengetahui aliran air tanah dilakukan pumping test, sehingga dapat dibuat
sistim drainage yang efektif dan terkontrol.
xviii
2. Sesar merupakan suatu rekahan pada batuan yang telah mengalami
pergeseran sehingga terjadi perpindahan antara bagian yang berhadapan,
dengan arah yang sejajar dengan bidang patahan
Karena hal itulah, maka diperlukan data-data pemetaan geologi dan pemboran
memungkinkan sesuai dengan pengamatan geologi diharapkan massa batuan
dapat menyangga dirinya sendiri, jika hal itu tidak terjadi, maka diperlukan
bantuan penyanggan untuk mencegah adanya runtuhan dan memperkuat bidang-
bidang lemah yang berpotensi untuk longsor.
2.6 Roclab
Roclab adalah sebuah program perangkat lunak untuk menetukan
parameter kekuatan massa batuan, berdasarkan pada versi terbaru dari
failure Hoek-Bown umum. Roclab menyediakan implementasi sederhana
dan intuitif kriteria failure Hoek- Bown, memungkinkan penggunaan
untuk dengan mudah memperoleh estimasi yang dapat diandalkan sifat
massa batuan dan untuk menvisualisasikan efek dari perubahan parameter
massa batuan pada amplop failure.
2.7 Hoek-Brown
Kriteria keruntuhan Hoek-Brown adalah hubungan empiris yang
menggambarkan peningkatan kurva non linear kekuatan puncak batuan
isotropik dengan peningkatan tekanan. Hoek-Brown mengikuti kurva
linear, berbentuk parabola yang membedakannya dengan kurva linear
Mohr-Coulumb. Kriteria yang termmasuk pengembangan prosedur lain
untuk memberikan estimasi kekuatan massa batuan di raboratorium dan
pengamatan di lapangan. Hoek-Brown mengasumsikan sebagai tegangan
utama menengah.
xix
Gambar 2.7 Klasifikasi Hoek- Brown
xx
2.9 Autocad
AutoCAD merupakan sebuah program yang biasa digunakan untuk tujuan
tertentu dalam menggambar serta merancang dengan bantuan komputer
dalam pembentukan model serta ukuran dua dan tiga dimensi atau lebih
dikenali sebagai “Computer-aided drafting and design program” (CAD).
Program ini dapat digunakan dalam semua bidang kerja terutama sekali
dalam bidang-bidang yang memerlukan keterampilan khusus seperti
bidang Mekanikal Engineering, Sipil, Arsitektur, Desain Grafik, dan
semua bidang yang berkaitan dengan penggunaan CAD.
Sistem program gambar dapat membantu komputer ini akan memberikan
kemudahan dalam penghasilan model yang tepat untuk memenuhi
keperluan khusus di samping segala informasi di dalam ukuran yang bisa
digunakan dalam bentuk laporan, Penilaian Bahan (BOM), fungsi
sederhana dan bentuk numerial dan sebagainya. Dengan bantuan sistem ini
dapat menghasilkan sesuatu kerja pada tahap keahlian dan yang tinggi
ketepatan di samping menghemat waktu dengan hanya perlu memberi
beberapa petunjuk serta cara yang mudah.
xxi
Beberapa alasan menggunakan AutoCAD dari pada cara manual
untuk menghasilkan gambar:
xxii
Dokumentasi : Dengan sistem penyimpanan file, hasil gambar akan
tersimpan secara permanen. Kita dapat dengan mudah dan cepat
duplikasinya dan merevisinya kelak bila ada perubahan desain
tanpa harus membuat gambar dari awal lagi. Dengan media
penyimpan floppy disk atau CD kita dapat membawa – bawa
gambar dengan mudah dan diedit dimana saja.
Keterangan :
FK : Faktor Keamanan
C : Kohesi (Mpa)
xxiii
BAB III
METODE PENELITIAN
No Jenis Batuan
Parameter
. Andesit
1 Bobot isi asli (gr/cm3) 3,20
2 Bobot isi kering (gr/cm3) 3,19
3 Bobot isi jenuh (gr/cm3) 2,79
4 Berat jenis semu 3,15
5 Berat jenis asli 3,26
6 Kadar air asli (%) 2,59
7 Porositas (%) 2,17
8 Angka pori 8,16
9 Kuat tekan 375 Mpa
xxiv
2. Data geometri terowongan
No
Parameter Satuan Hasil analisis
.
1 Jenis batuan Andesit
2 Bentuk portal Persegi empat
3 Tinggi portal M 6
4 Lebar M 6,50
5 Kedalaman M 25
6 Densitas batuan MN/m3 2,60
7 Rock mass rating 72
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
xxv
Berikut nilai klasifikasi Hoek-Brown menggunakan softwer Roclab
untuk :
Hoek-Brown Classification
Intact uniaxial compressive strength = 375 MPa
GSI= 64 mi= 25 Disturbance factor = 0
Hoek-Brown Criteriomn
Mb= 6,911 s= 0,0183 a= 0.,502
Mohr-Coulomb Fit
Cohession= 14,817 MPa friction angle= 52,29 deg
Rock Mass Parameters
tensile strength= -0,994 MPa
uniaxial compressive strength= 50,321 MPa
xxvi
global strength= 135,609 MPa
Modolus of deformation= 22387,21 MPa
No Jenis Batuan
Parameter
. Andesit
3
1 Bobot isi asli (gr/cm ) 3,20
3
2 Bobot isi kering (gr/cm ) 3,19
3 Bobot isi jenuh (gr/cm3) 2,79
4 Berat jenis semu 3,15
5 Berat jenis asli 3,26
6 Kadar air asli (%) 2,59
7 Porositas (%) 2,17
8 Angka pori 8,16
9 Kuat tekan 375 Mpa
Table 4.1 Sifat Fisik Dan mekanik
No
Parameter Satuan Hasil analisis
.
xxvii
Jenis batuan Andesit
1
2 Bentuk portal Persegi empat
3 Tinggi portal M 6
4 Lebar M 6,50
5 Kedalaman M 25
3
6 Densitas batuan MN/m 2,60
7 Rock mass rating 72
Table 4.2 Data Geometri Terowongan
xxviii
3. Selanjutnya kita membuka software phase2, setelah dibuka inputi
data autocad external boundarys dan exacation pada phase2,
dengan langkah-langkah :
Import file DXF dari autocad
File import file pilih excavation dan external boundarys
Klik boundarys add external
Klik properties define material isi (nilai Roclab)
Klik mesh mesh setuo deflaut number :100 klik mesh
discretize ok
Klik properties assign propersties excavate klik di gambar
excavation
Klik interpate klik display deformation countrs klik disply
stress klik display vector
Analisys info viewer
xxix
Berdasarkan hasil pengolahan tersebut maka desain portal terowongannya adalah
sebagai berikut:
xxx
Diketahu : 1= 9,41 , 3= - 0,07 , Sin 2
Cos 2, C = 14.817 Mpa
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan softwer Roclab maka
diketahui nilai klasifikasi Heok- Brown yaitu
Hoek-Brown Classification
Intact uniaxial compressive strength = 375 MPa
GSI= 64 mi= 25 Disturbance factor = 0
Hoek-Brown Criteriomn
Mb= 6,911 s= 0,0183 a= 0.,502
xxxi
Serta total displacement yakni 0,0193204 m
3. Berdasarkan data sifat fisik dan mekanik serta data geometri terowongan
maka,hasil desain terowongan seperti gambar di bawah:
5.2 Saran
Di perlukan pembekalan software untuk mahasiswa yang akan mengikuti
kegiatan kuliah lapangan supaya di dalam pengolahan data nya nanti tidak
terlalu sulit.
DAFTAR PUSTAKA
xxxii
LAMPIRAN
xxxiii
Gambar Hasil Nilai 1 Dengan Phasse2
xxxiv
Gambar Hasil Total Displacement Dengan Phase2
xxxv