BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Curah hujan
Tabel 2.3
Jumlah Curah Hujan (mm2) dan Banyaknya Hari Hujan Menurut Bulan
di Kab. Rote Ndao, 2015-2020
Bulan 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Curah Hari Curah Hari Curah Hari Curah Hari Curah Hari Curah Hari
Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan
(mm²) (hari) (mm²) (hari) (mm²) (hari) (mm²) (hari) (mm²) (hari) (mm²) (hari)
Januari 603,3 26 145,3 16 183,1 19 598,1 28 18,7 24 439,3 21
Februari 423,2 23 191,4 19 325,9 17 99,7 7 10,4 14 267,8 14
Maret 282,6 17 282,8 22 432,8 23 94,8 9 15,2 18 279,3 18
April 66,1 5 2,2 3 102,9 12 36,0 8 22,2 9 49,7 6
Mei TTU 2 144,7 9 4,8 4 3,4 1 2,1 7 63,8 9
Juni 4,1 3 20 7 6,6 4 1,0 1 2,6 3 0,0 0
Juli 3,4 2 6,7 3 5,3 7 - - 0,0 1 2,4 1
Agustus 1 3 1 2 1,9 2 69,2 5 - - 0,0 0
September 4,8 2 58,7 5 - - 1,5 1 - - 0,0 0
Oktober - - 20 7 47,6 5 - - 9,5 2
November 2,7 1 61,7 9 185,6 12 11,3 2 1,6 4 54,1 4
Desember 209,2 18 231,4 23 312,5 19 55,1 11 5,4 12 370,7 20
Sumber: Stasiun BMKG Lekunik Baa
Sebagaimana daerah Indonesia lainnya, pola umum iklim wilayah ini
adalah pola musim hujan dan musim kemarau yang dikendalikan oleh pola
angin Moonsoon dari Tenggara yang relatif kering dan dari arah Barat Laut
yang membawa banyak uap air. Konfigurasi kepulauan dan topografi wilayah
juga merupakan pengendali iklim lokal yang berpengaruh terhadap
karakteristik iklim lokal.
b. Temperatur
Di Kabupaten Rote Ndao, rata-rata temperatur terendah terjadi pada
bulan Juli sedangkan yang tertinggi pada bulan November. Perbedaan suhu
antara musim hujan dan kemarau relatif kecil. Kondisi ini dapat dipahami
karena perubahan suhu udara di wilayah seperti wilayah lainnya di Indonesia
tidak di pengaruhi oleh musim, melainkan oleh perbedaan ketinggian wilayah.
Variasi rata-rata suhu di Kabupaten Rote Ndao memiliki suhu minimum dan
maksimum masing-masing 17,90C dan 31,10C dengan panjang hari ±12 jam.
Secara rinci data suhu udara Kabupaten Rote Ndao tahun 2015-2020 dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.4. Suhu Udara (⁰C) Maksimum, Minimum dan Rata-Rata Menurut Bulan di Kabupaten Rote Ndao, 2015-2017
Bulan 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Suhu Udara (0C) Suhu Udara (0C) Suhu Udara (0C) Suhu Udara (0C) Suhu Udara (0C) Suhu Udara (0C)
Maks Min Rata- Maks Min Rata-Rata Maks Min Rata-Rata Maks Min Rata- Maks Min Rata- Maks Min Rata-
Rata Rata Rata Rata
Januari 33,6 19,0 26,3 33,8 20,4 28,5 31,4 23,5 27,4 33,6 19,4 26,5 31,9 23,7 27,1 24,9 27,8 29,3
Februari 33,6 24,0 28,8 33,6 19,4 28,15 31,1 22,3 26,8 33,2 19,0 27,3 32,4 23,9 27,4 25,6 27,8 29,0
Maret 33,8 20 26,9 33,4 20 28,55 31,3 22,7 26,2 34,4 20,2 27,1 32,1 23,7 27,2 25,7 27,2 29,2
April 33,6 22,2 17,9 34,2 18,4 28,2 31,9 22,6 26,7 34,8 16,2 27,0 32,1 22,9 26,6 25,5 27,2 28,6
Mei 32,8 18,8 25,8 34 18,6 27,75 32,6 22,6 26,6 34,8 18,6 27,0 30,9 23,6 26,2 24,2 26,8 28,0
Juni 32,8 16,4 24,7 32,8 18,8 27,3 32,9 22 25,9 32,6 13,0 26,0 29,6 21,6 24,9 24,2 25,9 27,1
Juli 33,2 15,2 24,2 35,2 16 26,65 31,8 22,1 25,6 32,4 15,4 25,4 29,8 20,2 24,2 22,6 25,0 26,3
Agustus 33,8 16,8 25,3 33,2 17,6 25,85 31,7 20,9 25,7 33,4 16,4 25,2 30,7 20,9 24,8 22,7 25,4 27,7
September 34,2 17,8 26,0 34,4 19,4 27,65 32,7 21 26,6 35,0 16,4 26,5 31,7 21,6 25,7 25,1 27,0 29,0
Oktober 35,4 19,2 27,3 35,2 21 28,4 33,4 22,5 28,6 37,0 19,0 27,9 33,7 22,2 27,5 26,8 28,3 29,7
November 36,6 21,0 28,8 35,2 21,4 28,9 33,4 24,3 28,8 35,6 16,2 29,1 34,8 23,4 29,1 27,6 29,7 31,1
Desember 36 21,0 28,5 33,2 21,2 28,05 32,6 23,4 27,4 34,6 22,0 28,6 34,7 25,1 29,5 25,0 27,3 29,5
Sumber: Stasiun BMKG Lekunik Baa
c. Kelembaban udara
Kelembaban nisbi terendah terjadi pada bulan Mei sampai November
dan kelembaban tertinggi pada Musim Barat Daya (82-88%) yaitu bulan
Desember sampai bulan Mei. Rincian kelembaban udara Kabupaten Rote
Ndao tahun 2015-2020 terlihat pada tabel berikut:
Tabel 2.5 Kelembaban Udara (%) Maksimum, Minimum dan Rata-Rata Menurut Bulan di Kab. Rote Ndao, 2015-2020
2015 2016 2017 2018 2019 2020
01. Rote Barat Daya 19737 25332 26273 27293 28329 24309
02. Rote Barat Laut 22608 29017 30096 31264 32451 26916
03. Lobalain 24789 31818 32997 34276 35577 30669
04. Rote Tengah 8058 10342 10726 11143 11565 8984
05. Rote Selatan 573 6639 6886 7153 7424 6015
06. Pantai Baru 12397 15910 16502 17141 17793 14476
07. Rote Timur 12093 15411 16097 16721 17356 14343
08. Landu Leko 4540 5829 6043 6278 6517 5247
09. Rote Barat 7426 9530 9884 10268 10658 9113
11 Data tersebut masih menyatu denghan Kecamatan Induk (Rote barat Laut)
Tabel 2.10
Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan
di Kabupaten Rote Ndao 2020
Penduduk (Orang) Rasio Jenis
No Kecamatan
Laki-Laki Perempuan Kelamin 2020
01 Rote Barat Daya 12 148 12 161 100
02 Rote Barat Laut 13 547 13 369 101
03 Lobalain 15 518 15 151 102
04 Rote Tengah 4 530 4 454 102
05 Rote Selatan 3 038 2 977 102
06 Pantai Baru 7 360 7 116 103
07 Rote Timur 7 219 7 124 101
08 Landu Leko 2 665 2 582 103
09 Rote Barat 4 591 4 522 102
10 Ndao Nuse 1 812 1 880 96
11 Loaholu Data tersebut masih menyatu denghan
Kecamatan Induk (Rote barat Laut)
Kabupaten Rote Ndao 72 428 71 336 102
Sumber: Kabupaten Rote Ndao Dalam Angka 2021
Tabel 2.12
PDRB atas Dasar Harga Konstan menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015-2019
(dalam ribuan)
2015 2016 2017 2018 2019
No Lapangan Usaha
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 743,277,580 774,317.500 812,038,060 853,964,700 889,562,060
2 Pertambangan dan Penggalian 12,347,130 13,166,300 13,939,610 14,414,200 15,013,6200
3 Industri Pengolahan 20,228,750 21,118,000 22,295,250 23,190,200 24,877,850
4 Pengadaan Listrik dan Gas 910,100 1,034,640 1,044,210 1,115,730 1,129,570
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 1,743,620 1,806,040 1,877,410 1,953,640 2,019,810
dan Daur Ulang
6 Konstruksi 86,909,470 93,355,330 97,407,890 102,132,620 106,012,930
7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi 125,877,510 133,851,860 139,208,880 145,603,970 155,186,120
Mobil dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 49,327,760 52,828,870 55,556,100 58,352,920 62,001,620
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,603,120 2,792,630 3,049,180 3,396,180 3,503,040
10 Informasi dan Komunikasi 84,790,920 87,242,110 91,890,050 97,029,480 102,962,140
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 11,849,890 12,831,800 13,567,890 13,831,660 14,354,560
12 Real Estate 18,033,600 18,534,680 19,513,570 20,625,930 20,719,540
13 Jasa Perusahaan 1,431,180 1,450,810 1,475,250 1,502,260 1,524,690
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan 208,364,100 221,890,350 238,169,290 255,795,500 276,440,160
Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 144,508,960 153,403,430 165,301,490 174,955,710 184,817,960
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 53,510,130 56,869,270 59,364,390 61,747,630 65,276,320
17 Jasa lainnya 1,768,490 1,821,970 1,919,690 2,049,000 2,177,860
PDRB 1,567,482,310 1,648,315,600 1,737,618,220 1,831,661,340 1,927,579,850
PDRB atas Dasar Harga Berlaku menurut Jenis Usaha di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015-2019 (dalam ribuan)
2015 2016 2017 2018 2019
No Jenis Usaha
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Tabel 2.14
Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Menurut
Lapangan Usaha di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015-2019
2015 2016 2017 2018 2019
No Lapangan Usaha Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk
% % % % % % % % % %
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 48.08 3.92 47.66 4.14 47.28 4.87 47.49 5,16 47.15 4,17
2 Pertambangan dan Penggalian 0.82 4.95 0.81 4.93 0.78 5.87 0.75 3.40 0.71 4.16
3 Industri Pengolahan 1.29 3.77 1.27 4.00 1.26 5.57 1.24 4.01 1.24 7.28
4 Pengadaan Listrik dan Gas 0.04 18.00 0.04 13.68 0.04 0.93 0.04 6.85 0.04 1.24
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 0.10 4.68 0.09 3.58 0.09 3.95 0.08 4.06 0.08 3.39
6 Konstruksi 5.17 6.03 5.35 7.42 5.24 4.34 5.10 4.85 5.02 3.80
7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi 7.36 5.91 7.29 6.34 7.06 4.00 6.89 4.59 6.96 6.58
Mobil dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 3.24 7.13 3.29 7.52 3.31 5.16 3.33 5.03 3.34 6.25
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 0.19 2.73 0.20 4.21 0.20 9.19 0.22 11.38 0.21 3.15
10 Informasi dan Komunikasi 4.13 2.62 3.99 2.89 3.88 5.33 3.82 5.59 3.75 6.11
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 0.69 3.91 0.70 8.29 0.69 5.74 0.67 1.94 0.65 3.78
12 Real Estate 1.17 1.83 1.16 2.78 1.13 5.28 1.09 5.70 1.02 0.45
13 Jasa Perusahaan 0.09 1.48 0.10 1.37 0.09 1.68 0.09 1.83 0.09 1.49
14 Administrasi Pemerintahan, 12.51 6.35 12.51 6.49 12.94 7.34 13.23 7.40 13.79 8.07
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 11.87 8.92 12.33 6.15 12.86 7.76 12.88 5.84 12.92 5.64
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3.13 6.71 3.11 6.28 3.04 4.39 2.96 4.01 2.90 5.71
17 Jasa lainnya 0.12 0.12 0.12 0.20 0.11 5.36 0.11 6.74 0.11 6.29
PDRB 100 5.06 100 5.13 100 5.42 100 5.41 100 5.24
Sumber: BPS Kab. Rote Ndao, Tahun 2016-2020
Tabel 2.15
Rata-rata Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan
(Hk) Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015-2019
Rata-rata
No Lapangan Usaha
Hb (%) Hk (%)
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 47.53 4.45
2 Pertambangan dan Penggalian 0.78 4.66
3 Industri Pengolahan 1.26 4.93
4 Pengadaan Listrik dan Gas 0.04 8.14
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur 0.09 5.29
Ulang
6 Konstruksi 5.18 5.48
7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda 7.11 6.21
Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 3.30 6.13
Rata-rata
No Lapangan Usaha
Hb (%) Hk (%)
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0.20 3.97
10 Informasi dan Komunikasi 3.91 4.51
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 0.68 4.73
12 Real Estate 1.11 3.21
13 Jasa Perusahaan 0.09 1.57
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial 13.00 7.13
Wajib
15 Jasa Pendidikan 12.57 6.86
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3.03 5.42
17 Jasa lainnya 0.11 3.74
Sumber: BPS Kab. Rote Ndao, Tahun 2016-2020; diolah
2.2.2 Inflasi
Laju inflasi merupakan kenaikan atau penurunan dari periode ke
periode atau dari tahun ke tahun yang merupakan salah satu indikator yang
berkaitan erat dengan harga dari barang dan jasa yang dibutuhkan oleh
penduduk dalam suatu wilayah. Inflasi diartikan sebagai penurunan nilai
mata uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum. Jika inflasi
meningkat, maka harga barang dan jasa di dalam suatu wilayah juga
mengalami kenaikan. Naiknya harga barang dan jasa tersebut berakibat pada
turunnya nilai mata uang. Keberadaan inflasi ini berkaitan erat dengan harga
dari barang dan jasa yang dibutuhkan oleh penduduk dalam suatu wilayah
dan mampu mempengaruhi kemampuan daya beli masyarakat. Data
perkembangan Inflasi Kabupaten Rote Ndao terus mengalami penurunan dari
tahun 2015-2019, bahkan berada dibawah inflasi provinsi dan nasional
selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.17
Laju Inflasi Kabupaten Rote Ndao dibandingkan Provinsi Nusa Tenggara Timur
dan Nasional Tahun 2015-2019 (%)
Tabel 2.18
PDRB Perkapita Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur dan PDB
Perkapita Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2015-2019
Tahun
Tingkat
2015 2016 2017 2018 2019
Kabupaten Rote 14.357.714 15.467.284 17.183.484 17.623.737 18.014.000
Ndao
Provinsi NTT 14.880.849 16.176.114 17.240.000 18.420.000 19.560.000
2 Garis Kemiskinan
(rupiah/kapita/bulan) 255.551 279.079 283.704 287.867 305.166
Sumber: BPS Kab. Rote Ndao, Tahun 2016-2020
35
30
25
20
15
10
5
0
2015 2016 2017 2018 2019
Rote Ndao 30,49 29,60 28,81 28,08 27,95
NTT 22,58 22,58 22,01 21,38 20,62
Indonesia 11,13 10,70 10,12 9,41 9,22
Sumber: BPS Kab. Rote Ndao, BPS Prov. NTT & BPS Nasional, Tahun 2016-2020
Gambar 2.2 Tingkat Kemiskinan Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015-2019
2,72
2,13
1,97
1,33
8,09 1,13
6,93
6,4
5,08
4,73
Sumber: BPS Kab. Rote Ndao, BPS Prov. NTT & BPS Nasional, Tahun 2016-2020
Gambar 2.3 Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan
Kemiskinan Kab. Rote Ndao (P2) Tahun 2015-2019
80
70,18 70,18 71,39 71,92
69,55
70 63,73 64,39 65,23
62,67 63,13 62,22
58,31 59,28 60,51 61,07
60
50
Rote Ndao
40
Provinsi
30 Nasional
20
10
0
2015 2016 2017 2018 2019
Sumber: BPS Kab. Rote Ndao, BPS Prov. NTT dan BPS Nasional, Tahun 2016-2020
Gambar 2.4 Perbandingan IPM Kab. Rote Ndao Terhadap IPM Provinsi NTT
dan IPM Nasional
tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di
masa mendatang. HLS dapat digunakan untuk mengetahui kondisi
pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang dan dihitung pada usia
7 tahun ke atas karena mengikuti kebijakan pemerintah, yaitu program wajib
belajar. Standar HLS adalah minimal 0 tahun dan maksimal 18 tahun.
Tabel 2.22
Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Rote Ndao
Tahun 2015-2019
Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun)
2015 2016 2017 2018 2019
Kab. Rote Ndao 6,40 6.67 6.98 6,98 7,00
Prov. Nusa Tenggara Timur 6,93 7,02 7,15 7,30 7,55
Sumber: BPS Kab. Rote Ndao dan BPS Prov. NTT, Tahun 2016-2020
Sumber: BPS Kab. Rote Ndao dan BPS Prov. NTT, Tahu 2016-2020
dan meningkat hingga pada tahun 2019 mencapai 63.78 tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa beberapa program pemerintah di bidang kesehatan
belum berpengaruh secara nyata selama dua tahun terakhir. Usia Harapan
Hidup di Kabupaten Rote Ndao terus meningkat, akan tetapi masih dibawah
Usia Harapan Hidup Provinsi NTT yakni 66.38 tahun.
1,56
0,65
0,21 0,18 0,18
2.2.9.6 Stunting
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak Balita akibat
kekurangan gizi kronis terutama pada 1000 hari pertama kehidupan. Kondisi
gagal tumbuh pada anak Balita disebabkan oleh kurangnya asupan gizi, pola
asuh, dan lingkungan (ketersediaan sanitasi dan akses air bersih). Prevalensi
stunting Kabupaten Rote Ndao Tahun 2018 berdasarkan Riskesdas 2018
sebesar 46,7, lebih tinggi dibandingkan dengan Provinsi Nusa Tenggara
Timur 40,3 dan Nasional 40. Prevalensi stunting Kabupaten Rote Ndao terus
menurun dari tahun ke tahun. Tahun 2019 prevalensi stunting menurun
menjadi 30,15%, selisih 0,15% dibandingkan prevalensi stunting provinsi
NTT dan 2,45% dengan nasional.
46,7
40
35,4
30,15 30
27,7
2018 2019
77,00
74,21
72,98
69,46
70,81
Gambar 2.8 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten Rote Ndao Tahun
2015-2019
2,84 2,73
2,37
2,52
2,11
2.3 Pengujian Parameter in-situ (Warna, Rasa, baud dan TDS) dan
pH
Tabel 2.25
Daftar Pengujian Parameter In-Situ sesuai Permenkes no.
492/MENKES/PER/IV/20111000
Kadar Maksimum yang
No Jenis Parameter Satuan
Diprebolehkan
1 Paramter fiisk
Bau Tidak berbau
Warna TCU 15
Total zat padat terlarut (TDS) Mg/l 500
Rasa Tidak berasa
Suhu o
C Suhu udara ±3
2 Parameter Kimiawi
pH 6,5-8,5
Sumber: Permenkes No.492/MENKES/PER/IV/2010
(TDS)
Tidak berlaku
untuk air
Derajat
gambut
2 keasaman 6-9 6-9 6-9 6-9
(berdasarkan
(pH)
kondisi
alaminya)
Sumber: Lampiran VI PP Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selain itu juga perlu dilakukan analisis Daya Hantar Listrik (DHL). DHL adalah
kemampuan airtanah mengalirkan arus listrik dengan satuan mikrosiemen per
sentimeter (µS/cm). Semakin tinggi daya hantar listrik menandakan semakin
banyak kandungan unsur kimia yang terdapat pada airtanah. Peningkatan
nilai DHL juga dapat diakibatkan oleh banyaknya polutan pada airtanah,
(Scott dan Shah, 2004).
2.4 Tingkat Kerusakan dan Kondisi Air Tanah
Keseimbangan antara jumlah ketersediaan Air Tanah dan
penggunaannya merupakan faktor utama dalam menentukan tingkat
kerusakan kondisi dan Lingkungan Air Tanah. Apabila jumlah pemanfaatan
Air Tanah lebih besar daripada jumlah ketersediaannya, akan terjadi
kerusakan kondisi dan Lingkungan Air Tanah tersebut. Oleh karena itu, dasar
pertimbangan yang digunakan dalam menentukan kerusakan kondisi dan
Lingkungan Air Tanah tersebut meliputi:
1) Jumlah pemanfaatan Air Tanah;
2) Penurunan Muka Air Tanah;
3) Perubahan Kualitas Air Tanah; dan/atau
4) Dampak negatif terhadap lingkungan yang timbul seperti amblesan
tanah, pencemaran Air Tanah karena migrasi zat pencemar, penyusupan
air laut ke dalam Air Tanah tawar, dan kekeringan yang disebabkan oleh
migrasi Air Tanah dari sistem Akuifer Tidak Tertekan ke dalam sistem
Akuifer Tertekan.
Konservasi airtanah adalah upaya melindungi dan memelihara
keberadaan, kondisi, dan lingkungan airtanah guna mempertahankan
kelestarian dan atau kesinambungan ketersediaan dalam kuantitas dan
kualitas dari air tanah (Danaryanto dkk., 2007). Air tanah adalah salah satu
sumber air yang karena kualitas dan kuantitasnya cukup potensial untuk
dikembangkan guna memenuhi kebutuhan dasar mahluk hidup, untuk itu
harus adanya upaya melindungi dan memelihara demi kelangsungan makhluk
hidup (Putranto dan Kusuma, 2009). Keseimbangan antara jumlah
ketersediaan air tanah dan penggunaannya merupakan faktor utama dalam
menentukan tingkat kerusakan kondisi dan lingkungan airtanah (Danaryanto
dkk., 2007). Kerusakan kondisi dan Lingkungan Air Tanah meliputi kerusakan
kuantitas Air Tanah, Kualitas Air Tanah, dan Lingkungan Air Tanah.
1) Tingkat kerusakan Air Tanah dapat dibagi menjadi 4 (empat) tingkatan
yaitu aman, rawan, kritis, dan rusak. Berdasarkan penurunan Muka Air
Tanahnya, tingkat kerusakan Air Tanah dapat dibagi menjadi 4 (empat)
tingkatan yaitu aman, rawan, kritis, dan rusak. Tingkat kerusakan Air
Tanah yang diakibatkan oleh penurunan Muka Air Tanah adalah sebagai
berikut:
a) Tingkat Kerusakan Air Tanah pada Sistem Akuifer Tidak Tertekan
(Gambar 2.13).
Aman : penurunan Muka Freatik < 40%
Rawan: penurunan Muka Freatik 40% s.d. 60%
Kritis : penurunan Muka Freatik > 60% s.d. 80%
Rusak : penurunan Muka Freatik > 80%
Tabel 2.27
Matriks Penentuan Peringkat Kerusakan Kondisi dan Lingkungan Airtanah